• Tidak ada hasil yang ditemukan

review teori kepemimpinan kontemporer

N/A
N/A
Yati Elisa

Academic year: 2024

Membagikan " review teori kepemimpinan kontemporer"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Teori kepemimpinan kontemporer mengacu pada kerangka konseptual yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan sifat, perilaku, dan efektivitas kepemimpinan dalam konteks saat ini.

Teori-teori ini mencerminkan perkembangan terbaru dalam pemikiran kepemimpinan dan

menekankan sifat-sifat kepemimpinan yang relasional, kolaboratif, dan berbasis nilai. Mereka juga mencerminkan pengaruh tradisi filosofis dan perkembangan teoretis yang lebih luas dalam pemahaman kepemimpinan kontemporer.

Dalam artikel ini, dijelaskan tentang pergeseran paradigmatik dalam teori kepemimpinan pada akhir tahun 1970-an. Tradisi epistemologi juga berperan penting dalam pengembangan teori

kepemimpinan kontemporer. Artikel ini juga membahas berbagai teori kepemimpinan kontemporer seperti kepemimpinan transformasional, transaksional, pelayan, relasional, kolaboratif, berbagi, kompleksitas, dan otentik. Selain itu, artikel ini juga membahas perkembangan dalam studi teori kepribadian dan pengaruh budaya terhadap kepemimpinan. Di samping itu, artikel ini

mengungkapkan kekurangan dalam definisi dan kejelasan konsep kepemimpinan serta kebutuhan akan pendekatan yang lebih integratif dan perhatian terhadap perkembangan pengembangan teori kepemimpinan. Secara keseluruhan, artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai teori kepemimpinan kontemporer dan perkembangannya dari perspektif filosofis.

Artikel ini membahas tentang perkembangan teori kepemimpinan kontemporer yang telah

mengalami pergeseran paradigma dalam pemikiran kepemimpinan. Pemikiran yang lebih relasional, kolaboratif, dan berorientasi pada pelayanan menjadi fokus utama dalam teori kepemimpinan saat ini. Artikel ini juga menyoroti kontribusi tradisi epistemologi baru seperti konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis dalam membentuk teori-teori kepemimpinan kontemporer.

Pendekatan ini memungkinkan eksplorasi perspektif yang beragam dan menantang pandangan hirarkis dan linier tentang kekuasaan dan posisi. Teori-teori kepemimpinan kontemporer juga menekankan pentingnya kesadaran diri, etika, tanggung jawab sosial, dan redistribusi kekuasaan dalam kepemimpinan, yang mencerminkan perubahan nilai dan harapan masyarakat. Namun, artikel ini juga menunjukkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih integratif dan penelitian lebih lanjut guna meningkatkan pemahaman kita tentang kepemimpinan kontemporer. Dalam keseluruhan artikel ini, perubahan yang terjadi dalam teori kepemimpinan mencerminkan kebutuhan untuk pendekatan yang lebih inklusif dan bertanggung jawab secara sosial dalam lingkungan organisasi yang kompleks dan dinamis saat ini.

Latar belakang munculnya teori kepemimpinan kontemporer dapat ditelusuri ke beberapa faktor.

Salah satunya adalah perubahan dalam lingkungan bisnis dan organisasi yang semakin kompleks dan dinamis. Perkembangan teknologi, globalisasi, dan perubahan sosial telah mengubah cara organisasi beroperasi dan mempengaruhi tuntutan terhadap kepemimpinan.

Selain itu, pergeseran nilai-nilai dan harapan masyarakat juga memainkan peran penting dalam munculnya teori kepemimpinan kontemporer. Masyarakat modern lebih menekankan pada keadilan, keberlanjutan, keberagaman, dan partisipasi yang lebih luas dalam pengambilan keputusan. Hal ini mendorong pengembangan teori kepemimpinan yang lebih inklusif, kolaboratif, dan berorientasi pada pelayanan.

(2)

Selain itu, perkembangan dalam pemahaman psikologi dan dinamika kelompok juga telah

memberikan kontribusi terhadap munculnya teori kepemimpinan kontemporer. Penelitian tentang kepemimpinan transformasional, kepemimpinan relasional, dan kepemimpinan yang melayani telah mengungkapkan pentingnya hubungan interpersonal, motivasi intrinsik, dan pengaruh inspirasional dalam kepemimpinan yang efektif.

Perkembangan teori kepemimpinan kontemporer dapat ditelusuri melalui beberapa tahap evolusi dalam pemikiran kepemimpinan. Berikut adalah beberapa tahap perkembangan tersebut:

1. Pendekatan Tradisional: Pendekatan ini berfokus pada pemimpin sebagai otoritas posisi yang menggunakan kekuasaan dan otoritas untuk mencapai tujuan organisasi. Teori-teori seperti teori kepemimpinan otoriter dan teori kepemimpinan transaksional termasuk dalam pendekatan ini.

2. Pendekatan Kepribadian dan Perilaku: Pendekatan ini menyoroti karakteristik kepribadian dan perilaku pemimpin yang berkontribusi pada kepemimpinan yang efektif. Teori-teori seperti teori sifat kepemimpinan dan teori perilaku kepemimpinan termasuk dalam pendekatan ini.

3. Pendekatan Relasional dan Transformasional: Pendekatan ini menekankan pentingnya hubungan interpersonal dan pengaruh inspirasional dalam kepemimpinan. Teori kepemimpinan

transformasional dan teori kepemimpinan relasional termasuk dalam pendekatan ini.

4. Pendekatan Kolaboratif dan Bersama: Pendekatan ini menekankan pentingnya kerjasama, partisipasi, dan pengambilan keputusan yang terdistribusi dalam kepemimpinan. Teori kepemimpinan kolaboratif dan teori kepemimpinan bersama termasuk dalam pendekatan ini.

Perkembangan teori kepemimpinan kontemporer ini mencerminkan perubahan dalam lingkungan bisnis dan organisasi yang semakin kompleks, serta pergeseran nilai-nilai dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan. Teori-teori ini berusaha untuk menggambarkan kepemimpinan yang lebih inklusif, relasional, kolaboratif, dan berorientasi pada pelayanan.

Dalam artikel ini, beberapa jenis teori kepemimpinan kontemporer yang dibahas meliputi:

1. Kepemimpinan Transformasional: Teori ini menekankan pentingnya pemimpin dalam menginspirasi dan memotivasi pengikut untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Pemimpin

transformasional mampu mengubah nilai-nilai, keyakinan, dan sikap pengikut melalui pengaruh dan inspirasi mereka.

2. Kepemimpinan Transaksional: Teori ini berfokus pada hubungan transaksi antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin transaksional memberikan penghargaan dan pengakuan kepada pengikut yang mencapai target atau memenuhi harapan yang telah ditetapkan.

3. Kepemimpinan yang Melayani: Teori ini menekankan pentingnya pemimpin dalam melayani kebutuhan dan kepentingan pengikut. Pemimpin yang melayani berorientasi pada pelayanan kepada orang lain dan berusaha untuk membantu pengikut mencapai potensi mereka.

(3)

4. Kepemimpinan Relasional: Teori ini menekankan pentingnya hubungan interpersonal antara pemimpin dan pengikut. Pemimpin relasional berfokus pada membangun hubungan yang kuat, saling percaya, dan saling mendukung dengan pengikut mereka.

5. Kepemimpinan Kolaboratif: Teori ini menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi dalam kepemimpinan. Pemimpin kolaboratif mendorong partisipasi aktif dari semua anggota tim dan memfasilitasi kerja sama yang efektif untuk mencapai tujuan bersama.

6. Kepemimpinan Bersama: Teori ini menekankan pentingnya kepemimpinan yang terdistribusi dan berbagi tanggung jawab di antara anggota tim. Pemimpin bersama mengakui kontribusi setiap anggota tim dan mempromosikan kolaborasi yang seimbang dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tugas.

Bagian ini membahas berbagai model teori kepemimpinan kontemporer. Beberapa model terkemuka yang disebutkan meliputi:

1. Kepemimpinan Relasional: Model ini menekankan pentingnya membangun dan memelihara hubungan antara pemimpin dan pengikut. Model ini berfokus pada kolaborasi, kepercayaan, dan rasa saling menghormati.

2. Kepemimpinan Kolaboratif: Model ini menyoroti perlunya para pemimpin bekerja sama dengan orang lain, termasuk rekan kerja, bawahan, dan pemangku kepentingan eksternal, untuk mencapai tujuan bersama. Model ini menekankan pada pengambilan keputusan bersama dan pemecahan masalah secara kolektif.

3. Kepemimpinan yang melayani (Servant Leadership): Model ini menekankan peran pemimpin sebagai pelayan bagi para pengikutnya dan organisasi. Model ini berfokus pada melayani kebutuhan orang lain, mendorong pertumbuhan dan perkembangan mereka, serta memprioritaskan

kesejahteraan masyarakat.

4. Kepemimpinan Bersama: Model ini menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak terbatas pada satu individu, tetapi didistribusikan di antara anggota tim. Model ini menekankan pentingnya kolaborasi, tanggung jawab bersama, dan pengambilan keputusan bersama.

5. Kepemimpinan Kompleksitas: Model ini mengakui sifat organisasi dan kepemimpinan yang kompleks dan dinamis. Model ini berfokus pada pendekatan kepemimpinan yang adaptif dan fleksibel yang dapat menavigasi ketidakpastian, ambiguitas, dan perubahan yang cepat.

Model-model ini mewakili berbagai perspektif dan pendekatan terhadap kepemimpinan, yang menyoroti pemahaman kepemimpinan yang terus berkembang dalam konteks kontemporer.

Analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) adalah alat yang berguna untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan suatu topik atau artikel. Namun, dalam konteks artikel ini, analisis SWOT mungkin tidak sepenuhnya relevan karena artikel ini lebih berfokus pada perkembangan teori kepemimpinan kontemporer daripada pada entitas atau organisasi tertentu yang dapat dievaluasi dengan analisis SWOT.

(4)

Namun, jika kita ingin menerapkan analisis SWOT secara umum pada artikel ini, kita dapat melihat beberapa faktor sebagai contoh:

1. Kekuatan (Strengths):

- Artikel ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang perkembangan teori kepemimpinan kontemporer.

- Artikel ini menggambarkan perubahan paradigmatik dalam pemikiran kepemimpinan yang relevan dengan lingkungan bisnis dan organisasi saat ini.

2. Kelemahan (Weaknesses):

- Artikel ini mungkin terlalu teoritis dan kurang memberikan contoh konkret atau studi kasus untuk mendukung argumennya.

- Artikel ini mungkin tidak memberikan pandangan yang seimbang tentang kelemahan atau kritik terhadap teori kepemimpinan kontemporer.

3. Peluang (Opportunities):

- Artikel ini memberikan peluang untuk penelitian lebih lanjut dalam pengembangan teori kepemimpinan kontemporer.

- Artikel ini dapat menjadi dasar untuk mengembangkan pendekatan kepemimpinan yang lebih inklusif dan berorientasi pada pelayanan.

4. Ancaman (Threats):

- Ancaman terhadap artikel ini adalah adanya perdebatan dan kontroversi terkait dengan teori kepemimpinan kontemporer yang dapat mempengaruhi penerimaan dan penerapannya di dunia nyata.

- Ancaman lainnya adalah kemungkinan adanya perkembangan teori kepemimpinan baru yang dapat menggantikan atau mengubah pandangan kontemporer.

Ringkasan dari bagian tersebut adalah sebagai berikut:

Bagian ini membahas perkembangan teori kepemimpinan kontemporer dari perspektif filosofis.

Bagian ini mengeksplorasi pergeseran paradigma yang terjadi dalam teori kepemimpinan pada akhir tahun 1970-an dengan konseptualisasi kepemimpinan sebagai sebuah proses yang berfokus pada pengembangan pengikut. Peran tradisi epistemologi dalam membentuk teori kepemimpinan juga ditelaah, dengan menyoroti bagaimana teori-teori kontemporer mencerminkan perspektif yang beragam dan tidak linier.

Bagian ini juga membahas kontribusi konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis dalam membentuk teori kepemimpinan kontemporer. Pendekatan-pendekatan ini

memberikan suara kepada masyarakat yang secara historis terpinggirkan, menangkap kompleksitas interaksi sosial dan dinamika kekuasaan, dan menantang struktur normatif yang ditandai dengan perbedaan kekuasaan.

Berbagai teori kepemimpinan dieksplorasi, termasuk kepemimpinan transformasional dan transaksional, kepemimpinan yang melayani, kepemimpinan relasional, kolaboratif, dan

(5)

kepemimpinan bersama, serta kepemimpinan yang kompleks dan otentik. Setiap teori menekankan aspek kepemimpinan yang berbeda seperti moralitas, pelayanan, hubungan, dan kemampuan beradaptasi.

Bagian ini juga menyentuh perkembangan teori kepribadian dan penelitian perilaku dalam memahami karakteristik, kapasitas, dan perilaku penting para pemimpin. Sifat dan perilaku

konvensional digantikan oleh kualitas kontemporer seperti kejujuran dan kepercayaan diri. Pengaruh budaya terhadap kepemimpinan dikaji melalui proyek GLOBE, dan teori situasional dan kontinjensi, teori path-goal, serta LMX diadaptasi untuk mencerminkan perspektif kepemimpinan kontemporer.

Tema-tema umum dalam teori kepemimpinan kontemporer meliputi pentingnya kesadaran diri, etika dan moral kepemimpinan, tanggung jawab sosial, dan redistribusi kekuasaan.

Namun, masih ada keterbatasan dalam definisi dan kejelasan konsep kepemimpinan. Pendekatan integratif dan perhatian terhadap pengembangan diperlukan dalam kemajuan teori kepemimpinan.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk meningkatkan pemahaman kita tentang kepemimpinan.

Secara keseluruhan, bagian ini memberikan gambaran umum tentang perkembangan dan tema-tema utama dalam teori kepemimpinan kontemporer, yang menyoroti perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan bertanggung jawab secara sosial terhadap kepemimpinan.

(6)

Evolusi teoritis dan filosofis kepemimpinan kontemporer telah dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Salah satu faktor yang signifikan adalah pergeseran dari model kepemimpinan tradisional yang hirarkis ke pendekatan yang lebih relasional dan kolaboratif. Evolusi ini dapat dikaitkan dengan perubahan pemahaman tentang pengetahuan dan pengakuan akan pentingnya perspektif yang beragam dalam teori kepemimpinan.

Munculnya konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis juga memainkan peran penting dalam membentuk teori kepemimpinan kontemporer. Kerangka kerja teoritis ini menantang dinamika kekuasaan tradisional, menekankan konstruksi sosial pengetahuan, dan menyoroti pentingnya konteks dan interaksi sosial dalam kepemimpinan.

Selain itu, evolusi teori kepemimpinan telah dipengaruhi oleh rekonseptualisasi kepemimpinan sebagai proses yang memberdayakan pengikut dan berfokus pada pengembangan potensi mereka.

Pergeseran perspektif ini telah mengarah pada eksplorasi dimensi baru kepemimpinan, seperti kepemimpinan otentik, kepemimpinan pelayan, dan kepemimpinan transformasional.

Secara keseluruhan, evolusi teoritis dan filosofis kepemimpinan kontemporer mencerminkan pergeseran yang lebih luas dalam memahami kepemimpinan sebagai fenomena yang bersifat relasional dan dibangun secara sosial, yang dipengaruhi oleh perspektif yang beragam dan pemberdayaan para pengikut.

Evolusi teoretis

Evolusi teoritis kepemimpinan kontemporer didasarkan pada karya-karya James MacGregor Burns, terutama bukunya "Leadership" yang diterbitkan pada 1978. Burns menggambarkan kepemimpinan sebagai sebuah proses yang berfokus pada pengembangan pengikut dan pentingnya

memberdayakan mereka. Hal ini membawa pergeseran penting dalam teori kepemimpinan, dari orientasi yang berpusat pada pemimpin dan industri menjadi pendekatan kolaboratif dan relasional.

Selain itu, konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis juga memainkan peran penting dalam membentuk teori kepemimpinan kontemporer. Pendekatan-pendekatan ini memberikan suara pada komunitas yang sebelumnya terpinggirkan dan menjelaskan interaksi sosial yang kompleks serta dinamika kekuasaan. Pendekatan ini menantang norma dan struktur

kepemimpinan tradisional, juga menyoroti perspektif perempuan dan budaya kolektivis yang menganjurkan kolaborasi, saling ketergantungan, dan pemikiran sistemik.

Secara keseluruhan, evolusi teoretis kepemimpinan kontemporer dipengaruhi oleh rekonseptualisasi kepemimpinan sebagai proses yang memberdayakan pengikut dan menggabungkan berbagai perspektif yang menantang dinamika kekuasaan tradisional.

Evolusi Filosofis

Evolusi filosofis kepemimpinan kontemporer telah dipengaruhi oleh berbagai perspektif dan

paradigma teoritis. Salah satu pergeseran yang signifikan adalah pergeseran dari pandangan positivis dan objektivis tentang kepemimpinan ke perspektif yang lebih konstruktivis dan subjektivis.

Pergeseran ini menantang gagasan kepemimpinan sebagai konsep yang obyektif dan tetap dan mengakuinya sebagai fenomena yang dibangun secara sosial yang dipengaruhi oleh interpretasi dan makna individu dan kolektif.

(7)

Artikel ini menyoroti peran tradisi epistemologis dalam perkembangan teori kepemimpinan dan bagaimana teori-teori kontemporer mencerminkan perspektif yang lebih beragam dan nonlinier.

Konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis telah memainkan peran penting dalam membentuk teori kepemimpinan kontemporer.

Tradisi epistemologi baru seperti konstruktivisme sosial, teori kritis, postmodernisme, dan teori feminis telah memberikan kontribusi signifikan dalam membentuk teori kepemimpinan kontemporer.

Pendekatan-pendekatan ini memungkinkan eksplorasi perspektif yang lebih beragam,

mendekonstruksi gagasan esensialis tentang kekuasaan dan posisi, serta mengkaji proses orientasi yang tidak hirarkis dan nonlinier. [2]

Teori kepemimpinan kontemporer menekankan pentingnya kesadaran diri, etika, tanggung jawab sosial, dan redistribusi kekuasaan dalam kepemimpinan. Hal ini mencerminkan perubahan nilai-nilai dan harapan masyarakat terhadap kepemimpinan.

Postmodernisme, misalnya, telah memainkan peran penting dalam membentuk pemahaman filosofis tentang kepemimpinan. Postmodernisme mempertanyakan keberadaan kebenaran universal dan menekankan pentingnya berbagai perspektif dan interpretasi. Dalam konteks kepemimpinan, perspektif ini menantang gagasan tentang pemimpin tunggal yang otoritatif dan menyoroti pentingnya kepemimpinan bersama dan pembagian kekuasaan.

Teori feminis juga berkontribusi pada evolusi filosofis kepemimpinan dengan menantang peran gender tradisional dan dinamika kekuasaan. Perspektif feminis menekankan pentingnya inklusivitas, kesetaraan, dan keadilan sosial dalam kepemimpinan. Mereka mengkritik paradigma kepemimpinan maskulin yang dominan dan mengadvokasi pendekatan yang lebih kolaboratif dan relasional.

Selain itu, teori kritis telah mempengaruhi pemahaman filosofis tentang kepemimpinan dengan memeriksa struktur sosial, ekonomi, dan politik yang membentuk praktik kepemimpinan. Para ahli teori kritis menganalisis dinamika kekuasaan, ketidaksetaraan sosial, dan dampak kepemimpinan terhadap kelompok-kelompok yang terpinggirkan. Mereka bertujuan untuk menantang dan mengubah sistem yang menindas dan mempromosikan perubahan sosial.

Secara keseluruhan, evolusi filosofis kepemimpinan kontemporer mencerminkan pergeseran ke arah perspektif yang lebih konstruktivis, postmodern, feminis, dan kritis. Perspektif-perspektif ini

menekankan pada konstruksi sosial dari kepemimpinan, pentingnya berbagai perspektif, dan perlunya praktik kepemimpinan yang inklusif dan transformatif.

Berbagai teori kepemimpinan kontemporer, seperti kepemimpinan transformasional, transaksional, yang melayani, relasional, kolaboratif, bersama, kompleksitas, dan autentik, juga dibahas dalam artikel ini. Setiap teori memiliki pendekatan yang berbeda terhadap aspek kepemimpinan dan tekanan yang berbeda seperti moralitas, pelayanan, hubungan, dan adaptabilitas.

Artikel ini juga menyoroti perkembangan dalam studi tentang teori kepribadian dan pengaruh budaya terhadap kepemimpinan. Penelitian perilaku kepemimpinan telah mengalami perkembangan dalam

(8)

karya-karya kontemporer para sarjana, dan proyek penelitian GLOBE telah meneliti pengaruh budaya terhadap kepemimpinan.

Namun, artikel ini juga mengakui bahwa masih ada kekurangan dalam definisi dan kejelasan konsep kepemimpinan. Perlu adanya pendekatan yang lebih integratif dan perhatian terhadap

perkembangan dalam pengembangan teori kepemimpinan. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memperbaiki pemahaman kita tentang kepemimpinan.

Secara keseluruhan, artikel ini memberikan pemahaman yang komprehensif tentang teori kepemimpinan kontemporer dan perkembangannya dari perspektif filosofis.

Kepemimpinan kontemporer menekankan pentingnya kesadaran diri, etika, tanggung jawab sosial, dan redistribusi kekuasaan dalam kepemimpinan [3]. Nilai-nilai dan harapan masyarakat telah berubah, dan teori kepemimpinan harus mencerminkan perubahan ini.

Namun, meskipun ada perkembangan yang signifikan dalam teori kepemimpinan kontemporer, masih diperlukan pendekatan yang lebih integratif dan penelitian lebih lanjut untuk meningkatkan pemahaman kita tentang kepemimpinan [4].

Dalam artikel ini, kami akan mengeksplorasi model-model teori kepemimpinan kontemporer yang mencerminkan perubahan paradigma dalam pemikiran kepemimpinan. Kami akan membahas model-model seperti kepemimpinan relasional, kepemimpinan kolaboratif, kepemimpinan pelayan, kepemimpinan bersama, dan kepemimpinan kompleksitas [1] [2] [3] [4].

Dengan memahami dan menerapkan model-model ini, diharapkan kita dapat mengembangkan kepemimpinan yang lebih inklusif, berorientasi pada pelayanan, dan bertanggung jawab sosial dalam organisasi lingkungan yang kompleks dan dinamis.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap kinerja karyawan studi pada PT

signifikan terhadap motivasi sebagai variabel intervening adalah kepemimpinan transformasional dan kepemimpinan transaksional memiliki pengaruh yang kecil (tidak signifikan)

Untuk itu, peneliti ingin memberikan pembaharuan kepada lembaga yang masih menggunakan gaya kepemimpinan transaksional menjadi gaya kepemimpinan transformasional

Peneltian terkait kepemimpinan transaksional dan transformasional telah sering dilakukan, namun terkait kepemimpinan transaksional saja yang diteliti menurut penulis

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya kepemimpinan transformasional dan transaksional terhadap kerjasama tim berpengaruh secara positif, gaya kepemimpinan transformasional

Kajian Budaya Kontemporer Presentasi Mahasiswa Cyborgism Fandom dan Celebrity Culture Subkultur Teori Budaya Kontemporer Circuit of Culture Teori Kajian Budaya Kontemporer

Analisis regresi linier berganda pengaruh kepemimpinan transformasional, kepemimpinan transaksional dan kepemimpinan laisezz-faire terhadap motivasi kerja karyawan Hasil penelitian

Gagasan kepemimpinan yang berkarakter adalah kepemimpinan transformasional yang disebut sebagai kepemimpinan yang sejati, karena dengan karisma kepemimpinannya seorang pemimpin berusaha