• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ringkasan Anotasi Putusan Perkara TPPU dan Tindak Pidana Pencucian Uang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Ringkasan Anotasi Putusan Perkara TPPU dan Tindak Pidana Pencucian Uang"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

Sebesar tujuh miliar Rp empat puluh delapan juta dua ratus ribu rupiah) di Tabungan Bank Mandiri nomor rekening KC Pontianak Diponegoro, uang tersebut antara lain berasal dari kwitansi. VENY ANDRIANA sebesar Rp. empat ratus sepuluh juta delapan ratus dua belas ribu rupiah) dalam 26 transaksi.

Menempatkan sejumlah uang pada rekening-rekening atas nama CV RATU SAMAGAT dalam 63 kali transaksi yang seluruhnya kurang

Rekening pribadi terdakwa di Bank BCA KCP Rahadi Usman Pontianak sebanyak 2 transaksi dengan jumlah total Rp satu miliar rupiah). Rekening atas nama RATU RITA AKIL di Bank Mandiri KCP Jakarta Kalibata nomor dalam 3 transaksi dengan jumlah total Rp tiga puluh juta rupiah). Rekening atas nama ARIES ADHITYA SHAFITRI di Bank Mandiri KCP Jakarta Kalibata sebanyak 6 transaksi dengan jumlah total Rp 35 juta rupiah).

Kepada RYA FITRIYANI dalam 34 kali transaksi dengan jumlah keseluruhan Rp dua ratus delapan puluh tujuh juta rupiah). Kepada SRI WAHYUNINGSIH dalam 21 kali transaksi dengan jumlah keseluruhan Rp seratus enam puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah). Kepada ISKANDAR ZULKARNAEN dalam 31 kali transaksi dengan jumlah keseluruhan Rp empat ratus sebelas juta delapan ratus ribu rupiah).

Membelanjakan atau Membayarkan pembelian kendaraan bermotor dengan perincian sebagai berikut

Untuk menyembunyikan asal usul penerimaan uang yang diketahuinya atau patut diduga berasal dari keuntungan keuangan yang diperoleh melalui tindak pidana korupsi, terdakwa mengumumkan dalam formulir perubahan data LHKPN tanggal 3 Januari 2011 bahwa rekening tersebut ditutup. meskipun rekening tersebut masih digunakan untuk menerima transaksi uang, antara lain DARYONA tanggal 4 Februari 2013 sejumlah Rp satu miliar rupiah) dan nasabah lain sejumlah Rp satu miliar dua ratus tujuh puluh juta) dengan jumlah total Rp satu miliar tiga ratus tujuh puluh juta rupiah) . Pada tanggal 17 April 2012, saya membeli 1 (satu) unit Toyota Kijang Innova V A/T bernomor polisi B 1693 SZJ dari PT TUNAS RIDEAN Tbk Jalan Pecenongan Nomor 62 Kebon Kelapa Gambir Jakarta Pusat seharga Dua Ratus Sembilan Puluh Empat Juta Rp Delapan Ratus Ribu Rupiah). Uang muka tersebut dilakukan oleh terdakwa melalui perusahaan DARYONO dengan pemberian uang tunai sebesar dua puluh lima ribu rupee) dan pada tanggal 10 Mei 2012 sebesar seratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus enam puluh lima ribu rupee), setelah itu mobil tersebut diberi nama ARIES ADHITYA SHAFITRI.

Mata uang asing, antara lain dolar AS, euro, dan dolar Singapura, ditukarkan dengan Rupiah yang diyakini berasal dari dana tersebut.

Menukarkan mata uang asing antara lain US Dollar, Euro dan Singapore Dollar ke mata uang Rupiah yang diduga berasal dari hasil

Uang muka tersebut dilakukan oleh terdakwa melalui DARYONO dengan memberikan uang tunai sebesar lima juta rupiah) sedangkan sisanya dibayarkan oleh terdakwa melalui DARYONO dengan menyetorkan uang tunai ke rekening PT TUNAS RIDEAN. Tbk dua kali yaitu pada tanggal 27 April 2012 sebesar Rp delapan puluh sembilan juta sembilan ratus tiga puluh lima ribu rupiah) dan pada tanggal 10 Mei 2012 sebesar Rp seratus sembilan puluh sembilan juta delapan ratus enam puluh lima ribu rupiah), maka mobil berganti nama menjadi ARIES ADHITYA SHAFITRI. Amerika Serikat) atau senilai Rp sembilan ratus empat juta tujuh ratus lima puluh lima ribu rupiah) dan pada tanggal 1 Juli 2011 sebesar USD 110,-0 (seratus sepuluh ribu dollar Amerika) atau senilai Rp sembilan ratus tiga puluh tujuh juta empat ratus enam puluh dua ribu rupiah) jadi seluruhnya berjumlah dua miliar tujuh ratus empat puluh empat juta enam ratus tujuh puluh tujuh rupiah.

Dimasukkan ke dalam rekening pribadi terdakwa di Bank BCA KCP Rahadi Usman Pontianak sejumlah transaksi sebesar empat ratus tiga puluh enam juta sembilan ratus dua belas ribu rupiah). Pada tanggal 30 Juli 2011 membeli 1 (satu) unit mobil AUDI Q5 2.0 TFSI dengan nomor SIM B 234 KIL dari PT WANGSA INDRA PERMANA seharga sembilan ratus dua puluh lima juta rupiah) dengan uang muka sepuluh juta rupiah) dibayar tunai oleh tergugat melalui DARIONO, sedangkan sebagian pelunasannya berasal dari penjualan mobil TOYOTA HARIER milik tergugat senilai Rp lima ratus enam puluh lima juta rupiah) dan menggunakan dana hasil penukaran mata uang asing pada PT DOLARINDO INTRAVALAS PRIMATAMA pada tahun sejumlah Rp tiga ratus lima puluh juta rupiah), yang selanjutnya Mobil atas nama tergugat. Perwalian dana hasil tindak pidana korupsi melalui MUHTAR EPENDY sebesar tiga puluh lima miliar rupiah).

Menitipkan uang hasil tindak pidana korupsi melalui MUHTAR EPENDY sebesar Rp.35.000.000.000,- (tiga puluh lima miliar rupiah)

Pada tanggal 5 Juni 2013, membeli sebidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Desa Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Selatan, Pontianak Barat, Kalimantan Barat sesuai dengan sertifikat hak milik nomor 358/Bansir Laut dengan luas 345 m2 (tiga ratus tiga puluh empat puluh lima meter persegi) dari RADEN AGUS BUDI SANTOSA seharga Rp. sembilan ratus juta rupiah), namun harga yang tercantum dalam akta jual beli nomor 556/2013 adalah Rp. dua ratus juta rupiah), yang pembayarannya dilakukan oleh terdakwa dengan hasil penukaran uang di PT DOLARINDO INTRAVALAS PRIMATAMA. Pada tanggal 1 Juli 2013, JAWANI membeli sebidang tanah yang terletak di Desa Sedau, Kecamatan Tujuh Belas, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat seluas 12.622 m2 dengan sertifikat hak milik nomor 1521 Sedau dengan harga yang tertera pada kwitansi pembelian Rp. miliar lima ratus tiga puluh juta rupiah). MUHTAR EPENDY melalui MAMAT SURAHMAT membeli sebidang tanah dan bangunan nomor kavling 798 Blok Ciwates Kohir Nomor 4071,7 seluas 6.000 m2 di Desa Waluran, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dari BANAN dan EPON SUSILAWATI seharga Rp. lima. puluhan juta rupiah), namun yang tercantum dalam akta jual beli nomor 169/2013 adalah Rp empat puluh juta rupiah).

12 RW.01 Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat DKI Jakarta luas 234 m2 dengan sertifikat hak milik nomor 1286 Serdang dari SUGIONO, dengan harga Rp. satu miliar enam juta dua ratus ribu rupiah), maka tanah dan bangunan tersebut didaftarkan atas nama MUHAMAD ALDY AKBAR. Pada tanggal 25 Oktober 2013, membeli sebidang tanah dan bangunan yang berlokasi di Kelurahan Cempaka Putih Timur, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat, DKI Jakarta atau dikenal dengan Jalan Cempaka Putih Timur 25 Nomor 28, Jakarta Pusat dengan luas 543 m2 dengan sertifikat properti nomor 1396 Cempaka Putih milik HAJJAH HALIDJAH dengan harga yang tertera pada kuitansi (Rp tiga miliar lima ratus juta rupiah), namun tanah tersebut belum dialihkan untuk jual beli dan masih atas nama HAJJAH HALIDJAH . Dipinjamkan kepada PT INTER MEDIA NETWORK melalui IWAN SUTARYADI sejumlah Rp satu miliar. rupiah) dengan tingkat bunga 5% dari pinjaman atau Rp.

Perbuatan lain atas harta kekayaan yaitu Terdakwa memerintahkan DARYONO untuk memindahkan dan menyimpan uang sejumlah Rp

PERTIMBANGAN HUKUM MAJELIS HAKIM

Objek Pertimbangan Hakim Seputar TPPU Oleh Judex Factie Yang Menuai Diskursus

Bahwa terdakwa melakukan perbuatan lain yang berkaitan dengan harta benda tersebut, yaitu terdakwa memerintahkan DARYONO untuk memindahkan dan menyimpan uang sejumlah dua miliar tujuh ratus juta rupiah) dari kamar terdakwa di lantai 2 ke dalam lemari yang terletak di balik dinding kedap suara di dalam rumah. Ruang Karaoke di lantai 2 rumah dinas. Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jalan Widya Chandra III Nomor 7, Jakarta Selatan.” Bahwa apabila fakta-fakta tersebut berkaitan dengan penghasilan terdakwa dalam jangka waktu Rp, maka menunjukkan adanya kejanggalan dalam perolehan harta tersebut dibandingkan dengan penghasilannya. Namun karena yang jelas-jelas berasal dari tindak pidana korupsi adalah yang bersumber dari YUANA SICILIA sebesar tiga ratus juta rupiah), dari DARYONO sebesar Rp satu miliar atau lima puluh juta rupiah), maka yang dianggap Penerima manfaat dari hasil tindak pidana korupsi adalah penerimaan uang sebesar satu miliar lima puluh juta rupee.

Yaitu Mandiri Travel Check sejumlah Rp delapan ratus lima puluh juta rupiah), dari LYDIA P PRABOWO sejumlah Rp 1500 juta rupiah), dari YUANA SILIIA sejumlah Rp delapan ratus delapan puluh lima juta rupiah), dan dari M BASIR sejumlah Rp dua ratus juta rupiah), yang seluruhnya berjumlah Rp. Terdakwa ternyata tidak mampu membuktikan dengan didukung bukti-bukti yang cukup dan mempunyai nilai pembuktian, sehingga tidak dapat dinilai sebaliknya. Dengan demikian, dari saldo terakhir pada rekening Mandiri KCP Pontianak Diponegoro atas nama terdakwa sejumlah tiga miliar Rp tujuh ratus sembilan puluh delapan juta enam ratus tujuh puluh tujuh lima puluh tiga rupiah) yang berasal dari tindak pidana korupsi. sebesar Rp dua miliar enam ratus tiga puluh lima juta rupiah)". Sedangkan menurut terdakwa penerimaannya sebesar Rp tujuh miliar dua ratus sembilan puluh sembilan juta dua puluh dua ribu delapan ratus dua puluh tujuh rupiah yang ditempatkan pada Bank BCA KCP Rahadi Usman Pontianak antara lain berasal dari SIMAN BAHAR sebesar Rp satu miliar empat ratus empat puluh enam juta enam ratus tujuh puluh enam ribu rupiah) sehubungan dengan penjualan tanah milik bersama terdakwa dan MARWAN MULIAWAN kepada SIMAN BAHAR, milik DARYONO seharga Rp tiga ratus juta rupiah) terkait dengan penjualan ikan arwana, KHALIJAH LUBIS seharga Rp tiga ratus juta rupiah) terkait dengan investasi di bidang kelapa sawit, ALEX HESEGEM sebesar Rp lima puluh juta rupiah) berkaitan dengan hubungan personal.

Pertimbangan Hukum Majelis Hakim Mahkamah Agung

KESIMPULAN

Dalam hal tindak pidana pencucian uang trans tempus delicti, penanganannya harus berdasarkan peraturan perundang-undangan yang bersangkutan yang mengkriminalisasi tindak pidana pencucian uang pada saat tindak pidana pencucian uang itu dilakukan (lex temporis delicti). Selain itu, penyidikan TPPU yang terjadi sebelum diundangkannya UU No. 8 Tahun 2010, penyidik ​​Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan penyidikan, dan penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang mengadili tindak pidana pencucian uang yang dilakukan terdakwa. pada masa sebelum UU No. 25 Tahun 2003, namun hanya sebatas dugaan bahwa tindak pidana pencucian uang yang dilakukan terdakwa bersumber dari tindak pidana korupsi.

Hal ini menunjukkan bahwa perbuatan menaruh uang di dinding juga mempunyai akibat menyembunyikan atau menyamarkan asal usul hasil kejahatan. Lebih lanjut, modus operandi berupa penggunaan perusahaan sebagai media pencucian uang sebagai modus operandi tindak pidana pencucian uang merupakan wujud upaya pelaku untuk menyembunyikan dana pidana dalam kegiatan normal usahanya atau dalam kegiatan usaha yang sudah ada. perusahaan yang dikuasainya sendiri dan/atau bersama rekan-rekannya. Dalam tindak pidana pencucian uang terdapat unsur “hasil tindak pidana”, dimana terdapat kewajiban bagi penuntut umum untuk membuktikan bahwa harta benda yang diperoleh terdakwa ada hubungannya dengan tindak pidana asal, dan dapat dibuktikan oleh masyarakat. jaksa di tengah persidangan.

KAIDAH HUKUM

Transaksi tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan bisnis perusahaan media tersebut, atau setidaknya transaksi yang mendasarinya dibuat terkesan berkaitan dengan kegiatan bisnis perusahaan tersebut meskipun sebenarnya merupakan suap/gratifikasi. Apabila Penuntut Umum tidak dapat membuktikan keterkaitan antara harta kekayaan dengan tindak pidana, maka sekalipun harta kekayaan itu diduga menyimpang dari profilnya atau tidak jelas asal usulnya, sekalipun terdakwa tidak dapat membuktikan keabsahannya, hal tersebut belum tentu dapat dibuktikan. menjadi alasan bahwa harta benda tersebut merupakan hasil tindak pidana, namun harus ada keterangan dan bukti keterkaitan antara harta tersebut dengan tindak pidananya.

Referensi

Dokumen terkait

BAB II :KETENTUAN HUKUM ACARA PIDANA TENTANG KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM MEMBERANTAS TINDAK PIDANA KORUPSI DAN KAITANNYA DENGAN TINDAK PIDANA PENCUCIAN UANG

Kewenangan Komisi pemberantasan Korupsi dalam penyidikan dan penuntutan dalam kasus Tindak Pidana Pencucian Uang yang tindak pidana asalnya adalah korupsi sangat diperlukan

Setiap Orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal usul, sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak-hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas Harta Kekayaan yang diketahuinya

[r]

Modus pencucian uang yang dapat dilakukan untuk menyembunyikan uang dari hasil tindak pidana korupsi di Indonesia secara umum dilakukan adalah placement (upaya

Setiap orang yang menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul sumber, lokasi, peruntukan, pengalihan hak- hak, atau kepemilikan yang sebenarnya atas harta kekayaan

Tindak pidana pencucian uang adalah suatu upaya perbuatan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul uang atau harta kekayaan hasil tindak pidana melalui

Pencucian uang merupakan upaya pelaku kejahatan untuk menyembunyikan asal usul uang yang diperolehnya secara