RKS
A. RENCANA KERJA DAN SYARAT – SYARAT TEKNIS
1.1. URAIAN PEKERJAAN 1. Lingkup Pekerjaan :
Pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh Kontraktor adalah PEKERJAAN REHABILITASI PUSKESMAS BALANG TAROANG dengan rincian secara garis besar sebagai berikut :
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN II. PEKERJAAN PEMBONGKARAN III. PEKERJAAN PLAFON DAN ATAP IV. PEKERJAAN PENGECETAN
V. PEKERJAAN AKHIR 2. Sarana Pekerjaan :
Untuk kelancaran pekerjaan pelaksanaan di lapangan, Kontraktor menyediakan : a. Tenaga Personil terdiri dari :
- 1 orang Pelaksana Lapangan Lulusan SMK atau D3 Teknik Bangunan, yang selalu ada di lapangan
b. Base Camp dan Alat yang dapat menunjang kelancaran pekerjaan.
c. Melaksanakan tepat sesuai dengan time schedule.
3. Cara Pelaksanaan :
Pekerjaan harus dilaksanakan dengan penuh keahlian, dan sesuai dengan syarat- syarat (RKS), gambar rencana, Berita Acara Penjelasan serta mengikuti petunjuk dan keputusan Pengawas lapangan dan Direksi Teknis.
1.2. JENIS DAN MUTU BAHAN
Jenis dan mutu bahan yang dipakai diutamakan produksi dalam negeri sesuai dengan Keputusan bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan
Menpen. No.: 472/Kop/XII/80, No.: 813/Menpen/1980, No.: 64/Menpen/1980, Tanggal 23 Desember 1980
1.3. GAMBAR – GAMBAR RKS ini dilampiri :
1. Gambar kerja arsitektur/Sipil
2. Gambar Pelengkap dan Detail Khusus
1.4. PERATURAN TEKNIS PEMBANGUNAN YANG DIGUNAKAN
1. Dalam melaksanakan Pekerjaan, kecuali bila ada ketentuan lain dalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini, berlaku dan mengikat ketentuan-ketentuan di bawah ini termasuk segala perubahan dan tambahannya :
a. Peraturan Presiden RI Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya;
b. Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia 1982;
c. Peraturan umum dari Dinas Keselamatan Kerja Departemen Tenaga Kerja;
d. Spesifikasi bahan bangunan bagian A : SK SNI S-04-1989-F;
2. Untuk melaksanakan pekerjaan dalam pasal 1 ayat 1 tersebut di atas berlaku dan mengikat pula :
a. Gambar Kerja yang dibuat Perencana, termasuk juga gambar-gambar detail yang diselesaikan oleh Kontraktor dan sudah disahkan / disetujui Direksi.
b. Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS).
c. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan.
d. Berita Acara Penetapan Pemenang Penyedia Barang/Jasa.
e. Surat Keputusan Penetapan Penyedia Barang/Jasa.
f. Surat Penawaran dan lampiran-lampirannya.
g. Jadwal Pelaksanaan (Tentative Time Schedule) yang telah disetujui Direksi.
1.5. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
1. Kontraktor wajib meneliti semua gambar dan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) termasuk tambahan dan perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).
2. Bila gambar tidak sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), maka yang mengikat/berlaku adalah RKS. Bila suatu gambar tidak sesuai dengan gambar yang lain, maka gambar yang mempunyai skala yang lebih besar yang
berlaku, begitu pula apabila dalam RKS tidak dicantumkan sedangkan gambar ada, maka gambarlah yang mengikat.
3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan-keraguan sehingga dalam pelaksanaan menimbulkan kesalahan, Kontraktor wajib menanyakan kepada Direksi/Pengawas Lapangan dan Kontraktor mengikuti keputusan dalam rapat.
1.6. JADWAL PELAKSANAAN
1. Sebelum mulai pekerjaan nyata di lapangan Kontraktor wajib membuat Rencana Kerja Pelaksanaan dan bagian-bagian pekerjaan berupa Bar-chart dan curve bahan/tenaga.
2. Rencana kerja tersebut harus sudah mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi/Pengawas Lapangan, paling lambat dalam waktu 15 (lima belas) hari kalender setelah SPPBJ diterima Kontraktor. Rencana Kerja yang telah disetujui oleh Direksi/Pengawas Lapangan, akan disahkan oleh Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib memberikan salinan Rencana Kerja rangkap 4 (empat) kepada Direksi/Pengawas Lapangan, satu salinan Rencana Kerja harus ditempel pada dinding di bangsal Kontraktor di lapangan yang selalu diikuti dengan grafik kemajuan (prestasi kerja).
4. Direksi/Pengawas Lapangan akan menilai prestasi pekerjaan Kontraktor berdasarkan Rencana Kerja tersebut.
1.7. KUASA KONTRAKTOR DI LAPANGAN
1. Di lapangan pekerjaan, kuasa Kontraktor atau biasa disebut Pelaksana yang cakap untuk memimpin pelaksanaan pekerjaan di lapangan dan mendapat kuasa penuh dari Kontraktor, berpendidikan minimal D3 atau sederajat dengan pengalaman minimum 3 (tiga) tahun.
2. Dengan adanya Pelaksana, tidak berarti bahwa Kontraktor lepas tanggung jawab sebagian maupun keseluruhan terhadap kewajibannya.
3. Kontraktor wajib memberi tahu secara tertulis kepada Direksi/Pengawas Lapangan, nama dan jabatan Pelaksana untuk mendapatkan persetujuan.
4. Bila kemudian hari menurut pendapat Direksi/Pengawas Lapangan, Pelaksana kurang mampu atau tidak cakap memimpin pekerjaan, maka akan diberitahu kepada Kontraktor secara tertulis untuk menggantinya dengan personil yang memenuhi syarat.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkan Surat Pemberitahuan, Kontraktor harus sudah menunjuk Pelaksana baru atau Kontraktor sendiri (penanggung jawab/Direktur Perusahaan) yang akan memimpin pelaksanaan.
1.8. TEMPAT TINGGAL (DOMISILI) KONTRAKTOR DAN PELAKSANA
1. Untuk menjaga kemungkinan diperlukannya jam kerja apabila terjadi hal-hal mendesak, kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secara tertulis, alamat dan nomor telepon di lokasi kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Alamat Kontraktor dan pelaksana diharapkan tidak berubah-ubah selama pekerjaan. Bila terjadi perubahan alamat, Kontraktor dan pelaksana wajib memberitahukan secar tertulis.
1.9. PENJAGAAN KEAMANAN DI LAPANGAN PEKERJAAN
1. Kontraktor wajib menjaga keamanan lapangan terhadap barang-barang milik Proyek, Direksi/Pengawas Lapangan dan milik pihak ketiga yang ada di lapangan.
2. Bila terjadi kehilangan bahan-bahan bangunan yang telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan, baik yang telah dipasang maupun yang belum, menjadi tanggung jawab kontraktor dan tidak akan diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah.
3. Apabila terjadi kebakaran, kontraktor bertanggung jawab atas akibatnya baik yang berupa barang-barang maupun keselamatan jiwa. Untuk itu kontraktor diwajibkan menyediakan alat-alat pemadam kebakaran yang siap dipakai yang ditempatkan di tempat-tempat yang akan ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
1.10. JAMINAN DAN KESELAMATAN KERJA
1. Kontraktor diwajibkan menyediakan obat-obatan menurut syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) yang selalu dalam keadaan siap pakai di lapangan, untuk mengatasi segala kemungkinan musibah bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
2. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih dan memenuhi syarat- syarat bagi semua petugas dan pekerja yang ada di bawah kekuasaan kontraktor.
3. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan WC yang layak dan bersih bagi semua petugas dan pekerja. Membuat tempat penginapan di dalam lapangan pekerjaan untuk para pekerja tidak diperkenankan, kecuali untuk penjaga keamanan.
4. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial dan keselamatan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
1.11. ALAT-ALAT PELAKSANAAN
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan olek Kontraktor, sebelum pekerjaan secara fisik dimulai dalam keadaan baik dan siap dipakai, antara lain :
1. Perlengkapan penerangan untuk pekerjaan lembur.
2. Alat-alat lainnya yang sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan.
1.12. SITUASI DAN UKURAN
1. Pekerjaan tersebut dalam pasal VI.01 adalah pekerjaan lanjutan, sesuai dengan gambar.
2. Ukuran – ukuran dalam gambar ataupun dalam RKS merupakan garis besar pelaksanaan.
3. Kontraktor wajib meneliti situasi tapak, terutama keadaan bangunan, sifat dan luas pekerjaan, dan hal – hal yang dapat mempengaruhi harga penawaran.
4. Kelalaian atau kekurang telitian kontraktor dalam hal ini tidak dijadikan alasan untuk menggagalkan tuntutan.
1.13. SYARAT – SYARAT CARA PEMERIKSAAN MATERIAL
1. Semua bahan/material yang didatangkan harus memenuhi syarat – syarat yang ditentukan pasal VI.02.
2. Semua bahan/material yang akan dipergunakan harus diperiksakan dahulu kepada Direksi/Pengawas Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.
3. Bahan/material yang telah didatangkan oleh Kontraktor di lapangan pekerjaan, tetapi ditolak pemakaiannya oleh Direksi/Pengawas Lapangan, harus segera dikeluarkan dari lapangan pekerjaan selambat - lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam terhitung dari jam penolakan.
4. Pekerjaan atau bagian pekerjaan yang telah dilakukan kontraktor tetapi ternyata ditolak Direksi/Pengawas Lapangan, harus segera dihentikan dan selanjutnya dibongkar atas biaya kontraktor dalam waktu yang ditetapkan oleh Direksi/Pengawas Lapangan.
1.14. PEMERIKSAAN PEKERJAAN
1. Sebelum memulai pekerjaan lanjutan yang apabila bagian pekerjaan ini telah selesai, akan tetapi belum diperiksa oleh Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor diwajibkan meminta kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
2. Kemudian jika Direksi/Pengawas Lapangan telah menyetujui bagian pekerjaan tersebut, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya.
3. Bila permohonan pemeriksaan itu dalam waktu 2 x 24 jam (dihitung dari jam diterimanya permohonan pemeriksaan, tidak terhitung hari libur/hari raya), tidak dipenuhi oleh Direksi/Pengawas Lapangan, Kontraktor dapat meneruskan pekerjaannya dan bagian yang sebenarnya diperiksakan dianggap telah disetujui Direksi/Pengawas Lapangan. Hal ini dikecualikan bila Direksi/Pengawas Lapangan meminta perpanjangan waktu.
4. Bila Kontraktor melanggar ayat 1 pasal ini, Direksi/Pengawas Lapangan berhak memerintahkan membongkar bagian pekerjaan sebagian atau seluruhnya untuk memperbaiki, biaya pembongkaran dan pemasangan menjadi tanggungan Kontraktor.
1.15. KENAIKAN HARGA/FORCE MAJEURE
1. Kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.
2. Kenaikan harga yang diakibatkan kebijaksanaan moneter oleh Pemerintah dan bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai petunjuk yang dikeluarkan oleh Pemerintah RI.
3. Semua kerugian akibat Force Majeure yang dikarenakan gempa bumi, angin puyuh, badai topan, kerusuhan, peperangan dan semua kejadian karena faktor alam serta kejadian tersebut dibenarkan oleh Pemerintah bukan menjadi tanggungan Kontraktor.
1.16. PEKERJAAN TAMBAH/KURANG
1. Tugas mengerjakan pekerjaan tambah/kurang diberitahukan dengan tertulis dalam buku harian oleh Direksi/Pengawas Lapangan serta persetujuan Pemberi Tugas.
2. Pekerjaan tambah / kurang hanya berlaku bila memang nyata-nyata ada perintah tertulis dari Direksi/Pengawas Lapangan atas persetujuan Pemberi Tugas.
3. Biaya pekerjaan tambah / kurang akan diperhitungkan menurut daftar harga satuan pekerjaan, yang dimaksudkan oleh Kontraktor yang pembayarannya diperhitungkan bersama-sama angsuran terakhir.
4. Untuk pekerjaan tambah yang harga satuannya tidak tercantum dalam harga satuan yang dimasukkan dalam penawaran, harga satuannya akan ditentukan
lebih lanjut oleh Direksi/Pengawas Lapangan bersama-sama Kontraktor dengan persetujuan Pemberi Tugas.
5. Adanya Pekerjaan Tambah tidak dapat dijadikan alasan sebagai penyebab kelambatan penyerahan pekerjaan, tetapi Direksi/Pengawas Lapangan dapat mempertimbangkan perpanjangan waktu karena adanya pekerjaan tambah tersebut.
1.17. PEKERJAAN LAIN - LAIN
1. Segala sesuatu yang belum tercantum dalam RKS ini yang mana masih termasuk lingkup dalam pelaksanaan ini kontraktor harus menyelesaikan, sesuai dengan petunjuk, Perintah Pengawas dan Pemberi Tugas, baik sesudah atau selama berjalannya pekerjaan, serta perubahan-perubahan di dalam Berita Acara Aanwijzing. Hal-hal yang timbul dalam pelaksanaan dan diperlukan penyelesaian di lapangan akan dibicarakan dan diatur oleh Pengawas, dengan dibuat Berita Acara yang disyahkan oleh Pemberi Tugas.
B. METHODE PELAKSANAAN
I. PEKERJAAN PENDAHULUAN
a. PEKERJAAN MOBILISASI ALAT b. PEKERJAAN MOBILISASI PEKERJA
II. PEKERJAAN PEMBONGKARAN
a. PEKER JAAN PEMBONGKARAN LT. 02 DAN LT.02 b. PEKERJAAN PEMBONGKARAN ATAP
III. PEKERJAAN PLAFON DAN ATAP a. PEKERJAAN PASANGAN ATAP
b. PEKERJAAN PASANGAN PLAFON KALSI BOARD c. PEKERJAAN PENGECETAN PLAFON TIAP RUANGAN
d. PEKERJAAN PENGADAAN DAN PEMASANGAN TALAGAN AIR
IV. PEKERJAAN PENGECETAN
a. PEKERJAAN PENGECETAN BANGUNAN V . PEKERJAAN AKHIR
a. PEKERJAAN PEMBERSIHAN b. MOBILISASI ALAT
c. MOBILISASI PEKERJA
Semua item-item pekerjaan tersebut diatas akan dilaksanakan sesuai spesifikasi teknis dan menurut volume pekerjaan yang tersedia dalam daftar kuantitas dan harga.
Pasal 1
PEKERJAAN PERSIAPAN, PERATAAN TANAH DAN PENGUKURAN
1.1 Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, lahan dibersihkan terlebih dahulu dari pohon, rumput, alang-alang dan kotoran lainnya untuk mempermudah pengukuran dan penentuan peil lantai bangunan.
1.2 Membentuk muka tanah dimana bangunan harus berdiri diatasnya.
1.3 Peil lantai bangunan 0,00 gedung diambil 50 cm dari muka tanah rata-rata.
1.4 Menyediakan tenaga pelaksana dan peralatan yang diperlukan dalam pengukuran dan pemasangan bouwplank (seperti waterpas, slang plastik, segitiga siku-siku dan lain sebagainya).
1.5 Ketepatan letak bangunan diukur dan ditempatkan sesuai dengan gambar rencana (block plan), papan bouwplank minimal tebal 2 cm dari kayu kelas III yang sudah diserut bagian atasnya dan menempel pada tiang kayu kaso ukuran 5/7 cm.
Dalam pelaksanaan pemasangan papan bouwplank harus benar-benar dibuat sedemikian rupa sehingga bagian permukaan atas papan betul-betul siku dengan yang lainnya.
Pasal 2
PEKERJAAN DIREKSI KEET, GUDANG PROYEK
2.1 Membuat Direksi keet, Lost kerja dan gudang bahan/peralatan. Direksikeet dibuat terpisah dengan gudang dan lost kerja, untuk Direksikeet, gudang dan lost kerja dibuat dengan konstruksi tiang dan dinding dari kayu kelas III, sedangkan atap dari genteng atau seng gelombang.
Pasal 3
PEKERJAAN KUDA-KUDA, RANGKA ATAP DAN PLAFOND 10.1 Pekerjaan kuda-kuda yang dimaksud adalah pekerjaan membuat :
➢ Rangka kuda-kuda, reng dan nok
➢ Rangka atap
➢ Rangka plafond
10.2 Kuda-kuda menggunakan kayu kelas I. Ukuran kuda-kuda diambil kemiringan sebesar 20 dan 14 ( dua puluh dan 14 derajat ) atau disesuaikan gambar.
Sebagai pengikat antar kuda-kuda digunakan silang angin dan ikatan gempa.
10.3 Untuk pekerjaan rangka atap dibuat dari rangka baja ringan berkualitas baik, pada setiap sambungan atau pen harus dicat disesuaikan dengan gambar kerja.
10.4 Untuk pekerjaan rangka plafond digunakan rangka baja ringan dengan ukuran :
➢ Rangka menempel pada dinding 5/7 cm
➢ Rangka pembagi 5/5 cm
➢ Gantungan plafond sebagai penguat menggunakan besi beton 8 mm
➢ Plafond gypsum untuk semua ruangan, Gypsum yang dipakai dengan ukuran 1.22x2.44 cm tebal 9 mm. Rangka plafond harus dibuat sedemikian rupa sehingga membentuk bidang bagian bawah yang rata, untuk itu permukaan yang akan dipasang Gypsum.
➢ Untuk bagian sisi plafond yang menempel di dinding/listplank dipasang list profil.
Pasal 4
PEKERJAAN PENUTUP ATAP
11.1 Pekerjaan penutup yang dimaksud adalah pemasangan Atap Seng BJLS 30.
Dalam pemasangan diperhatikan benar-benar dan dipasang sedemikian rupa
agar jangan sampai terlihat bergelombang dan alurnya tidak lurus, yang mengakibatkan kelihatan tidak estetika.
11.2 Pekerjaan pemasangan bubungan Seng Plat BJLS 30 K1 Untuk Jurai, dipasang dengan cara dipaku, sebelumnya bagian yang akan dipasang bubungan agar dibersihkan terlebih dahulu dan dimal dengan ditarik benang antara ujung dengan ujungnya agar permukaan menjadi lurus.
Pasal 5
PEKERJAAN CAT DAN LABURAN
14. 1 Cara Pelaksanaan
14.1.1 Plituran kusen pintu/jendela, daun pintu/jendela
Yang dimaksud dengan pekerjaan plituran adalah plituran sampai rata (plituran jadi), dengan pengertian bahwa dalam pekerjaan tersebut telah termasuk pekerjaan penghalusan, plamur/
pendempulan dan plituran akhir dengan dengan cara disemprotkan dengan mesin penyemprot plitur.
14.1.2 Pelaksanaan pekerjaan pengecetan dan plituran selain dengan cara tersebut diatas, sesui dengan persyaratan yang telah ditentukan.
14.1.3 Warna cat untuk papan listplank akan dikonsultasikan dengan pemilik/pengguna bangunan (bouwheer)
BAB 6
PENYERAHAN PEKERJAAN
Kontraktor akan menyelesaikan semua bagian pekerjaan yang tertera dalam kontrak.
Gambar – gambar dan syarat – syarat pada Dokumen Pelaksanaan (Pelelangan) ataupun perubahan yang terdapat dalam Berita Acara Pekerjaan (Aanwijizing), sehingga pekerjaan dapat diterima dengan baik oleh Konsultan Pengawas dan Pihak Pemimpin Bagian Proyek.
Pada saat pekerjaan akan diserah-terimakan untuk pertama kalinya (Provisional Hand Over – PHO), Kontraktor akan menyerahkan :
➢ Gambar – gambar yang seharusnya ( As Built Drawings) yang telah disetujui.
➢ Gambar instalasi listrik sebenarnya.
➢ Foto – foto Pelaksanaan Pekerjaan.
SPESIFIKASI TEKNIK
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan yang akan dilaksanakan pada proyek ini sesuai dengan gambar kerja.
B. Persyaratan dan Peraturan
Semua pekerjaan dalam kontrak ini harus dilaksanakan dengan mengikuti dan memenuhi persyaratan teknik yang tertera dalam persyaratan Normalisasi Indonesia (NI),standar Industri Indonesia (SSI),peraturan Nasional maupun peraturan setempat lain yang berlaku atas jenis bahan tersebut.
C. Merek Dagang
Merek-merek dagangan untuk bahan-bahan tertentu yang disebut dalam persyaratan teknis ini dimaksudkan hanya sebagai bahan perbandingan dalam hal bentuk ,modal mutu,jenis dan sebagainya.
Sehingga tidak diartikan sebagai persyaratan merek yang mengikat.
Pemborong dapat mengusulkan merek dagang lain yang setaraf
(sekualitas) setelah mendapatkan persetujuan dari direksi pelaksanan.
Dalam hal yang disebutkan 3 (tiga) merek dagang atau lebih untuk jenis bahan yang sama,maka pemborong diwajibkan untuk menyediakan salah satu dari padanya sesuai dengan persetujuan Direksi Pelaksana.
D. Situasi
Pemborong wajib meneliti situasi terutama keadaan tanah bangunan,sifat dan luasnya pekerjaan yang dapat mempengaruhi harga penawaran,kelalaian dan ketidaktelitian pemborong dalam hal ini tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan tuntutan.
E. Ukuran
Ukuran/satuan yang digunakan semuanya dinyatakan dalam matriks,kecuali untuk pekerjaan /bahan-bahan tertentu dinyatakan sesuai dengan kebutuhan.
F. Pengadaan Utilitas
1. Pemborong harus mengadakan sumber Air bersih untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan,termasuk pompa dan reservoir /bak air berukuran sekurang-kurangnya 600 liter yang senantiasa terisi penuh.
2. Air harus selalu bersih,bebas dari Lumpur ,minyak dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.
3. Pemborong harus mengadakan fasilitas listrik dengan daya sekurang-kurangnya 1 (satu) KVA yang berasal dari PLN atau generator.
4. Pemborong harus membuat saluran pembuangan air hujan, wadah septic tank sementara dan lampu – lampu penerang.
G. Foto – Foto Dokumen Berkala
Kontraktor harus memperhitungkan biaya dokumentasi berupa foto-foto berwarna yang diambil secara berkala dan seluruh pelaksanaan pekerjaan.
H. P3K
Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan obat-obatan untuk pertolongan pertama pada kecelakaan.
I. Izin Mendirikan Bangunan (IMB)
Kontraktor harus mempertimbangkan biaya izin medirikan bangunan dari dinas tata kota setempat sampai mendapatkan surat izin medirikan bangunan yang asli.
Izin bangunan harus diselesaikan sebelum pembangunan Fisik dimulai.
3. J. Keamanan.
Kontraktor harus memperhitungkan biaya untuk keamanan dengan menepatkan petugas keamanan untuk menjaga barang milik kontraktor ataupun direksi.
4. K. Asuransi
Kontraktor harus memperhitungkan biaya asuransi permulaan pelaksanaan proyek hingga selesai.
L. Galian Tambang Golongan C
Apabila tidak ada bukti pembayaran galian tambang golongan C oleh penambang /supplier maka kontraktor harus menyelesaikan iuran tersebut melalui kantor DISPENDA setempat atau atau dibayarkan melalui bendaharawan proyek selaku kolektor.Oleh karena itu biaya tersebut diatas harus diperhitungkan.