Penulis mengawali penelitian secara kuantitatif untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap mengenai personal higiene dengan perilaku pencegahan penyakit kudis (gudik) pada santri di Pondok Pesantren Kabupaten Pasuruan. Ada hubungan sikap. santri tentang personal higiene dengan perilaku pencegahan skabies pada santri pondok pesantren di kabupaten pasuruan.
Latar Belakang
Prevalensi skabies di Indonesia sekitar 6-27% dari populasi umum dan cenderung lebih tinggi pada anak-anak dan remaja (Sungkar, 1997). Pemeriksaan fisik kulit terhadap 338 santri di Kabupaten Lamongan menunjukkan prevalensi skabies sebesar 64,20%.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Hubungan Sikap Personal Hygiene dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Scabies (gudik) pada Santri Pondok Pesantren di Kabupaten Pasuruan. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Tentang Personal Hygiene Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Scabies (gudik) Pada Santri Pondok Pesantren Di Kabupaten Pasuruan.
Manfaat Penelitian
Ada hubungan antara pengetahuan santri tentang kebersihan diri dengan perilaku pencegahan penyakit scabies pada santri pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan. Ada hubungan antara sikap personal hygine santri dengan perilaku pencegahan scabies pada santri pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap tentang kebersihan diri dengan perilaku pencegahan scabies pada santri pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan.
Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional yang tujuannya adalah untuk mengukur hubungan antara pengetahuan dengan variabel sikap terhadap personal higiene dan perilaku pencegahan penyakit skabies. Variabel sikap dan perilaku memberikan sig=0,000 atau p<0,005 yang berarti ada hubungan antara sikap kebersihan diri dengan perilaku pencegahan garia. Dengan demikian hipotesis penelitian yang menyatakan terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap terhadap personal higiene dengan perilaku pencegahan gharia pada santri di pondok pesantren di kabupaten Pasuruan dinyatakan dapat diterima.
Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Anova diperoleh sig.=0,000 atau p<0,005 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap terhadap personal higiene dengan perilaku pencegahan scabies pada santri pondok pesantren di Kabupaten Pasuruan. Hasil uji product moment antara variabel pengetahuan dan perilaku menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan personal higiene dengan perilaku pencegahan scabies. Demikian pula variabel sikap dan perilaku menghasilkan hubungan antara sikap personal higiene dengan perilaku pencegahan skabies.
Sedangkan hasil uji statistik ANOVA terhadap ketiga variabel menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan sikap personal hygine dengan perilaku pencegahan skabies pada santri di pondok pesantren di kabupaten Pasuruan.
Definisi Scabies
Gambaran Sarcoptes Scabies
Sarcoptes scabiei merupakan arthropoda yang termasuk dalam kelas Arachnida, subkelas Acari (Acarina), ordo Astigmata dan famili Sarcoptidae. Famili Sarcoptidae yang dapat menular ke manusia adalah S.scabiei, Notoeders cati (kucing) dan Trixacarus caviae (kelinci percobaan) (Mc Carthy et al., 2004).
Kebiasaan Hidup
Siklus Hidup
Epidemiologi
Patogenesis
Gambaran Klinis
Lokasi lesi kulit adalah di sela-sela jari tangan, pergelangan tangan bagian dalam, lipatan aksila anterior, perut sekitar pusar dan bokong. Pada wanita juga ditemukan pada areola kelenjar susu dan bagian bawah kelenjar susu, sedangkan pada pria lesi kulit ditemukan di sekitar alat kelamin luar.
Pencegahan dan Pengobatan
Untuk mengukur apakah seseorang memahami suatu objek tertentu, berarti ia dapat menjelaskan, menyimpulkan, atau memperkirakan hal-hal yang berkaitan dengan materi yang dipelajarinya. Merupakan kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan baru atau menyusun formulasi baru dari bahan yang sudah ada.
Pengertian
Menurut aliran pemikiran ini, sikap adalah suatu kesediaan untuk menanggapi suatu objek dengan cara tertentu. Sikap merupakan suatu reaksi atau tanggapan yang masih tertutup dari diri seseorang terhadap suatu rangsangan atau objek.
Komponen Sikap
Komponen kognitif berisi keyakinan seseorang tentang apa yang berlaku atau apa yang benar mengenai objek sikapnya. Berdasarkan apa yang telah kita lihat, kita membentuk suatu gagasan atau konsep tentang sifat atau ciri-ciri umum suatu benda.
Tingkatan Sikap
Sikap selalu dikaitkan dengan tingkah laku yang berada dalam batas kewajaran dan kenormalan yang merupakan suatu reaksi atau. Agar tidak hanya memahami tetapi juga memprediksi perilaku, Ajzen dan Fishbein mengemukakan teori tindakan beralasan dengan mencoba melihat sebab-sebab dari volitional behavior (perilaku yang dilakukan atas kemauan sendiri.
Kebersihan Diri
Dengan kata lain perilaku merupakan respon/reaksi individu terhadap suatu stimulus, respon ini ada dua macam yaitu pasif dan aktif. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, motivasi, pendidikan merupakan reaksi seseorang terhadap rangsangan yang masih tersembunyi dan disebut dengan Covert Behavior.
Macam-macam kebersihan diri
Tujuan kebersihan diri
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebersihan diri
Kebersihan diri memerlukan alat dan bahan seperti sabun, pasta gigi, dan sampo yang semuanya memerlukan biaya.
Dampak yang ditimbulkan dari kurangnya kebersihan diri
Definisi Pesantren
Tipologi Pesantren
Santri
Prevalensi Scabies
Sanitasi Lingkungan Ponpes
Santri yang tinggal di kos dengan kepadatan perumahan tinggi (<8 m2 untuk 2 orang) berjumlah 245 orang, mempunyai prevalensi skabies sebesar 71,40%, sedangkan 93 santri tinggal di kos dengan kepadatan perumahan rendah (>8 m2 untuk 2 orang). manusia) mempunyai prevalensi penyakit skabies sebesar 45,20%. Peran kepadatan tempat tinggal terhadap penularan skabies pada santri di Pondok Pesantren Lamongan (Chi square, p <0,01) dapat dilihat.
Higiene Perorangan
Perilaku Sehat
Peran Faktor Sanitasi Lingkungan
Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Kuspriyanto (2002) yang menyatakan bahwa faktor yang paling berpengaruh terhadap penularan penyakit scabies pada santri di pondok pesantren di kabupaten Pasuruan adalah penyediaan air bersih yang kurang lancar. Sebanyak 915 orang terserang penyakit kudis di Desa Sudimoro, Kecamatan Turen, Malang, dilansir POERANTO dkk. Penelitian sebelumnya lebih berorientasi pada prevalensi penyakit skabies, baik di lingkungan pesantren maupun di masyarakat pada umumnya, dan.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali pengetahuan dan sikap siswa terhadap personal higiene sebagai landasan utama yang akan berimplikasi pada perilaku pencegahan penyakit skabies. Apabila hasil penelitian menunjukkan masih kurangnya pengetahuan dan sikap siswa terhadap kebersihan diri, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait untuk menerapkan kebijakan dalam upaya meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa terhadap kebersihan diri. , sehingga perilaku preventif terhadap luka bakar dapat ditingkatkan dan terjadinya luka bakar di hunian Islam dapat dihilangkan. Namun jika hasil penelitian menunjukkan fakta sebaliknya yaitu pengetahuan dan sikap santri terhadap personal higiene tidak berhubungan signifikan dengan perilaku pencegahan scabies, maka perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai sistem yang ada di hunian syariah. upaya meningkatkan pola hidup sehat pada pelajar.
Hipotesis Penelitian
Jenis Penelitian
Variabel Penelitian
Subyek Penelitian
Dengan demikian, besar sampel 3 pesantren yang berjumlah 400 santri dihitung berdasarkan rumus Lemeshow (1997).
Instrumen Penelitian
Instrumen Pengetahuan Personal Hygiene
Yang dimaksud dengan sikap personal higiene adalah: keyakinan seseorang terhadap higiene personal (kognisi) yang disertai dengan perasaan (positif atau negatif) terhadapnya (afeksi) sehingga menimbulkan perilaku menjaga higiene personal (konasi). Hasil yang menguntungkan dan tidak menguntungkan Skala Likert Variabel sikap terhadap kriteria kebersihan pribadi Item Alternatif jawaban. Dengan menguji validitas item pertanyaan pada skala penelitian, Anda akan dapat mengetahui sejauh mana item-item tersebut dapat mengukur aspek-aspek yang ingin diukur, sehingga Anda dapat mengetahui apakah item-item tersebut layak digunakan untuk mengukur sikap kebersihan diri. . .
Dari kedua tabel di atas terlihat bahwa uji linearitas antara pengetahuan personal hygine dengan perilaku pencegahan scabies dan sikap terhadap perilaku personal hygine dengan pencegahan scabies diperoleh sig = 0,000 yang berarti ketiga variabel dalam penelitian ini linier. . Dari tabel diatas terlihat hubungan antara variabel pengetahuan dengan perilaku menghasilkan sig=0,000 atau p<0,005 yang berarti terdapat hubungan antara pengetahuan personal higiene dengan perilaku pencegahan scabies. Dari tabel diatas terlihat bahwa hasil uji statistik ketiga variabel yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku disajikan dengan sig=0,000 atau p<0,005 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap terhadap kebersihan diri dan perilaku pencegahan penyakit skabies pada santri pondok pesantren di kabupaten pasuruan.
Instrumen Sikap Terhadap Personal Hygiene
Instrumen Perilaku Pencegahan Scabies
Analisis Data Uji Linieritas
Analisis Data Uji Normalitas
Dari tabel diatas terlihat bahwa uji normalitas ketiga variabel penelitian menggunakan Smirnov’s Kolmogorov sig=0,000 atau p<0,05 yang berarti sebaran data tidak normal. Selain itu penelitian ini menggunakan analisis statistik Anova karena analisis ini dirasa tepat digunakan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap.
Deskripsi Ponpes Wahid Hasyim
Wahid Hasyim merupakan lembaga pendidikan Islam yang bertujuan untuk mengajarkan akhlak para ulama dan pemimpin bangsa di masa depan. Untuk mencapai tujuan pesantren sebagai agen transformasi keilmuan, dikembangkan kajian kitab klasik dan modern. Sedangkan pesantren sebagai pusat pengembangan masyarakat telah mengembangkan satuan pendidikan yang mengacu pada kemajuan masyarakat baik dalam bentuk pendidikan teoritis maupun terapan.
Wahid Hasyim sering mengadakan atau menjadi fasilitator seminar, workshop dan halaqah yang bertujuan untuk meningkatkan/memberdayakan sumber daya manusia. Wahid Hasyim pernah bekerja sama dengan instansi terkait misalnya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Ketenagakerjaan, BKKBN, LBH dan masih banyak lagi. Wahid Hasyim juga merencanakan pengembangan asrama pesantren, seiring dengan bertambahnya jumlah santri di pesantren K.H.A setiap tahunnya.
Deskripsi Ponpes Al Islahiyah
Di Pondok Pesantren K.H.A. Wahid Hasyim sering mengadakan atau menjadi fasilitator seminar, workshop dan halaqah yang bertujuan untuk meningkatkan/memberdayakan sumber daya manusia. Dalam kegiatan tersebut diatas, pihak Pondok Pesantren Putri K.H.A. Wahid Hasyim pernah bekerja sama dengan instansi terkait misalnya Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, Kementerian Ketenagakerjaan, BKKBN, LBH dan masih banyak lagi. Selain program diatas, ada program K.H.A. Pesantren putri. Wahid Hasyim juga merencanakan pengembangan asrama pesantren, seiring dengan bertambahnya jumlah santri di pesantren K.H.A setiap tahunnya. Wahid Hasyim semakin meningkat.
TPQ Al Islahiyah merupakan pendidikan awal mempelajari Al Quran untuk mencetak peserta didik yang berkualitas. Madrasah Diniyah Al Islahiyah merupakan pendidikan yang dirancang dan disesuaikan dengan kurikulum pondok pesantren yang mempelajari disiplin ilmu agama. RA Al Islahiyah merupakan satuan pendidikan formal yang menjadikan anak lebih kreatif, cerdas, cakap, berani, bertanggung jawab, bertakwa dan bermoral.
Deskripsi Ponpes Roudhotul Ulum
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Isa Ma’rufi dkk pada dua belas pesantren di kabupaten Lamongan pada tahun 2004. Anak-anak selalu dimanjakan dalam hal kebersihan diri, sehingga besar kemungkinan akan terjadi perubahan dalam diri. pola kebersihan. Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, maka dapat direkomendasikan agar Dinas Kesehatan dapat meningkatkan operasional pelayanannya kepada pelajar untuk melakukan upaya pencegahan penyakit skabies dengan meningkatkan pengetahuan tentang kebersihan diri.
Kemudian pengurus pesantren dan pengurus pesantren hendaknya lebih meningkatkan manajemen kebersihan pesantren dan pengawasan kebersihan diri. Kebersihan diri meliputi kebersihan kulit kepala dan rambut, mata, hidung, telinga, kuku kaki serta tangan dan kulit. Kebersihan diri merupakan hal yang penting karena kebersihan diri yang baik akan meminimalkan masuknya mikroorganisme penyebab penyakit.