Study Socioeconomic Level Citrus Growers In Panji Jaya Kapeh Kenagarian Talaok District of South Coastal District shadow
by:
Saponggi,
*Drs. Dasrizal, MP,
**Elvi Zuriyani, M.Si
***)Geography Education 1.Mahasiswa STKIP PGRI West Sumatera.
**)Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatera
ABSTRACT
This study aims to obtain data or information about the socio-economic level studies citrus growers in Kenagarian Kapeh Panji Jaya subdistrict shadow Talaok South Coastal District . This type of research is classified as descriptive research . The study population is a citrus farmer in Kenagarian Kapeh Panji Jaya subdistrict shadow Talaok South Coastal District .
Samples were taken with a total sampling technique to sample amounted to 61 families . Data were collected by questionnaire guided , statistical analysis used is descriptive by using a percentage formula .
The results showed that : 1 ) the educational attainment citrus farmers : many primary school , but also many who had not completed high school , 2 ) health condition of citrus growers are generally quite good , but in meeting the needs of health is still lacking , 3 ) Income levels of citrus farmers : source of income of the husband and wife , availability of sufficient food , penegeluaran average within 1 month of Rp 1,500,000 , 4 ) the state of the citrus farmers : the status of one's own home is a home , building semi- permanent condition 100 % , number of rooms 3 pieces , broad house building is less than 90 m and a source of home lighting on average of PLN.
Keywords: Socio-Economic Level Citrus Growers
PENDAHULUAN
Pembangunan nasional adalah pembangunan yang dilakukan secara menyeluruh dan diharapkan agar dapat meningkatkan taraf hidup, serta kesejahteraan seluruh masyarakat yang adil dan merata serta pembangunan dasar yang kuat untuk pembangunan yang berkelanjutan, banyak pembangunan yang perlu diusahakan untuk menjadikan perekonomian indonesia kearah yang lebih baik, diantaranya pembangunan tersebut adalah pembangunan dibidang pertanian, kehutanan, pertambangan dan perindustrian, dalam (anita: 2005).
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Indonesia juga terkenal sebagai negara agraris, dimana sebagian besar penduduknya berada atau tinggal di pedesaan. Hal ini menunjukan sebagian besar penduduk indonesia mata pencarian pokoknya adalah bertani (Djamin, 1993:42).
Bentuk pertanian indonesia adalah pertanian tropika yang meliputi4 (empat) kegiatan yaitu pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan (Mubyarto, 1973).
Sektor pertanian masih memegang peranan utama di Indonesia, disebabkan sebagian besar penduduk Indonesia masih hidup atau bekerja sebagai petani sehingga dapat dikatakan bahwa pertanian adalah tulang punggung kehidupan. Pembangunan pertanian di indonesia diarahkan untuk meningkatkan pendapatan, kesejahteraan, daya beli, taraf hidup, kapasitas dan kemandirian, serta akses masyarakat pertanian dalam proses pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas produksi dan distribusi serta keanekaragaman hasil pertanian, dalam (Ningsih, 2010 : 1).
Salah satunya usaha pembangunan dapat ditingkatkan melalui pertanian jeruk.
Jeruk adalah tanaman tahunan berasal dari Asia Tenggara, terutama Cina. Sejak ratusan tahun yang lampau, tanaman ini sudah terdapat di Indonesia, baik sebagai tanaman liar maupun sebagai tanaman di pekarangan (Soelarso1993 : 11).
Di Indonesia jeruk merupakan komoditas buah-buahan terpenting ketiga setelah pisang dan manggabila dilihat dari luas pertanaman dan jumlah produksi per tahun.menurut biro pusatstatistik, produksi jeruk Indonesia pada tahun 1991 sebesar 353.001 ton. Dengan jumlah penduduk 180 jutajiwa, maka untuk mencapai sasaran tingkat konsumsi sebesar 3,26 kg perkapita per tahun diperlukan buah jeruk sebanyak 745.676 ton, dengan asumsi 30 % buah rusak selama pasca panen. Dengan demikian produksi jeruk di Indonesia belum mencapai kebutuhan konsumsi jeruk dalam Negri. Hal ini merupakan tantangan bagi petani, pengusaha jeruk, dan pemerintah dalam usaha meningkat akan produksi jeruk (Soelarso 1993, 11).
Pada umumnya mata pencaharian utama masyarakat Kenagarian Kapeh Panji Jaya Selatan selain bercocok tanam, pegawai, pertanian, juga banyak membudidayakan kebun jeruk dengan luas sebesar 3 Ha dan produksinya 13,2 ton pertahun, berdasarkan realita yang terlihat di lapangan kondisi sosial ekonomi petani jeruk, penulis berasumsi, pertama dari segi pendidikan yang
mana anggota keluarga petani jeruk banyak tidak dapat melanjutkan pendidikan ke yang lebih tinggi, kebanyakan anggota keluarga hanya sampai tingkat SMP adapun tamatan SMA tapi tidak seberapa, terlihat banyaknya
1
anak-anak yang putus sekolah dan mamilih untuk merantau mencari pekerjaan.
Kehidupan sosial ekonomi petani jeruk dilihat dari segi kesehatan belum menandakan ciri-ciri hidup sehat, yang mana anggota keluarga masih banyak berobat ketempat pengobatan tradisional seperti dukun kampung, begitu juga dengan pola makan bernutrisi dalam anggota keluarga belum terlaksana padahal bekerja sebagai petani jeruk sangat berat kalau tidak diikuti dengan makanan yang bernutrisi tentu akan menyebabkan kesehatan semakin menurun, karena kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup prodiktif secara sosial dan ekonomis.
Kehidupan sosial ekonomi petani jeruk dilihat dari segi pendapatan mengalami turun naik, hal ini dikarenakan bahwa harga jeruk dipasaran tidak stabil (kadang naik kadang turun dalam jangka waktu yang cukup lama) hal ini akan menyebabkan pendapatan petani jeruk tidak stabil yang akan menyebabkan kelangsungan hidup dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari kurang mencukupi untuk pangan, maupun non pangan, seperti yang kita ketahui bahwa pendapatn merupakan income masing- masing keluarga, dimana setiap keluarga adalah tidak sama.
Kehidupan sosial ekonomi petani jeruk dilihat dari kondisi perumahan belum memenuhi syarat-syarat sebuah rumah, karena masih banyak rumah petani jeruk yang semi permanen adapun yang permanen tapi belum juga memenuhi syarat seperti tempat WC belum ada dan jumlah kamar tidur, ruang belajar untuk anak-anak belajar belum ada.
Berdasarkan uraian di atas penulis menyimpulkan, diketahui bahwa harga jeruk dipasaran mengalami turun naik dalam jangka waktu yang cukup lama, ketika harga jeruk naik kehidupan petani terlihat berpoya- poya seperti banyaknya membeli motor kredit dan barang-barang elektronik lainnya dengan angsuran yang cukup tinggi perbulannya, ketika harga jeruk turun dalam waktu yang lama disinilah merupakan sebuah keterpurukan bagi petani yang akan menyebabkan gangguan kesehatan, begitu juga dengan pendidikan keluarga petani akan terancam, pemuda-pemuda yang biasanya di kampung memilih untuk
merantau. hal ini dikarenakan bahwa mata pencaharian petani hanya bergantung pada tanaman jeruk tersebut.
Oleh karena itu penulis sangat tertarik melakukan penelitian ini untuk mendapatkan data, informasi dan menganalisis lebih dalam, dengan judul :“Studi Tingkat Sosial Ekonomi Petani Jeruk Di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”.
METODOLOGI PENELITIAN
Sesuai dengan pembatasan masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahuluan, maka penelitian ini tergolong ke jenis penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya mendeskripsikan, mencatat dan menganalisis serta menginterprestasikan tingkat-tingkat yang terjadi sebagai mana adanya, Sugiyono (2008, 56).
Dalam penelitian ini dilihat tingkat sosial ekonomi petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, maka variabel yang akan diteliti meliputi (1) tingkat pendidikan (2) tingkat kesehatan (3) tingkat pendapatan (4) keadaan rumah petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2006). Dengan demikian yang menjadi populasi disini adalah semua petani jeruk yang terdapat di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Sampel diambil secara total sampling dari jumlah kepala keluarga yang berada disekitar daerah penelitian. Maka diperoleh sampel responden sebanyak 61 kepala keluarga (KK) petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Temuan Umum Penelitian
Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok terletak di Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan. Batas-batas Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Nagari Sawah Laweh b. Sebelah Selatan : Berbatasan
Dengan Nagari Talaok Bayang c. Sebelah Timur : Berbatasan
Dengan Nagari Sungai Talang d. Sebelah Barat : Berbatasan
Dengan Nagari Gurun Panjang Luas Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok adalah 800 Ha.
Sumber : kantor Wali Nagari Kapeh Panji Jaya Talaok, 2013.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan deskriptif data di atas, maka dapat dijelaskan bahwa :
Pertama, Tingkat pendidikan petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari segi pendidikan anggota keluarga petani jeruk pada umumnya banyak yang tamat SD tetapi juga banyak yang tamat SMA, dilihat dari segi permasalahan di sekolah anak-anak bapak/ibu petani jeruk terbanyak pada umumnya kadang-kadang pernah bermasalah, dilihat dari segi perhatian bapak/ibu petani jeruk terhadap pendidikan anak-anaknya pada umumnya kadang- kadang pernah di perhatikan, dilihat dari segi kemampuan anak bapak/ibu petani jeruk di sekolah terbanyak pada umumnya tidak pernah juara dan dilihat dari segi biaya pendidikan anak bapak/ibu petani jeruk pada umunya uang bapa/ibu sendiri.
Drijakaraya (1986) mengatakan pendidikan adalah memanusiakan manusia muda yang dilakukan oleh orang dewasa dengan upaya yang sungguh-sungguh serat strategi dan siasat yang tepat demi keberhasilan pendidikan, pendidikan ini berlansung dalam keluarga sebagai pendidikan informal, di sekolah sebagai pendidikan formal dan masyarakat sebagai pendidikan nonformal yang berlansung seumur hidup.
Mudhaharjo (2000) dalam Trimayuri Ningsih (2006) pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan yang berlansung dalam bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal. Pendidikan ini berlansung di sekolah dan di luar sekolah yang bertujuan optimalisasi pertimbangan
kemampuan-kemampuan individu, agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat.
Zamroni (2001) mengatakan pendidikan adalah proses yang berkaitan dengan upaya untuk mengembangkan diri seseorang pada tiga aspek yaitu pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup.
Upaya untuk melaksanakannya dan mengembangkannya dilaksanakan di sekolah, luar sekolah dan keluarga.
Kedua, kondisi kesehatan petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari segi kesehatan anggota kelurga petani jeruk pada umumnya mengatakan cukup baik, anggota keluarga yang pernah menderita penyakit terbanyak selama tahun 2014 umumnya sakit ringan satu sampai dua orang dan diobati ke puskesmas terdekat, dilihat dari segi kebersihan bak mandi yang harusnya dilakukan sekali seminggu sama sekali kebanyakan tidak pernah dilakukan hal ini dikarenakan bahwa rumah keluarga petani jeruk kebanyakan tidak memiliki bak mandi, dilihat dari segi pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari kadang-kadang sesuai dengan konsep 4 sehat 5 sempurna.
Kesehatan yang baik atau kesejahteraan adalah suatu kondisi dimana tidak hanya bebas dari penyakit. Membuat definisi kesehatan yang baik tidaklah mudah karena setiap orang mempunyai konsep kesehatan sendiri. Sehat bukanlah suatu pengetahuan yang ilmiah yang dapat diperoleh atau suatu benda, suatu bagian tubuh, atau suatu fungsi tubuh seperti pendengaran, penglihatan atau pernapasan.
Sehat adalah suatu keadaan di mana seseorang mendefinisikannya sesuai dengan nilai yang ada pada dirinya, Potter dan Perry (2005 : 5).
Istilah kesehatan dalam UU Republik Indonesia No. 23 tahun 1992 dalam (Soemirat : 2011), kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.
Dalam bidang kesehatan, berbagai komponen lingkungan yang diketahui dapat merupakan faktor resiko timbulnya gangguan kesehatan masyarakat, dipelajari
dalam ilmu kesehatan lingkungan.
Sementara itu hubungan interaktif antara komponen lingkungan di tempat kerja dan manusia, merupakan bagian dari kajian kesehatan dan keselamatan kerja. Dalam skala mikro, orang-orang yang bekerja di tempat pekerjaannya menghadapi keadaan dan kondisi lingkungan secara lebih intesif:
baik menghadapi alat-alat maupun lingkungan pekerjaan ( Kusnoputranto : 2000).
Ketiga, tingkat pendapatan petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah pendapatan keluarga petani jeruk terbanyak rata-rata bersumber dari suami dan istri, ketersediaan pangan rata-rata pada umumnya kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, dilihat dari pengeluaran petani jeruk untuk pangan per bulannya rata-rata >Rp 1.000.000 - Rp1.250.000 sedangkan pengeluaran petani jeruk untuk non pangan per bulannya rata-rata < Rp 1.000.000 – Rp 1.250.000 , sehingga dapat disimpulkan bahwa pendapatn petani jeruk berkisar antara Rp 1.000.000 – Rp 2.000.000/bulan.
Pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termasuk semua barang, hewan peliharaan dan dipakaian dan membagi pendapatan menjadi tiga kelompok yaitu pendapatan tinggi, sedang dan rendah, dinyatakan bahwa pendapatan seseorang diartikan sebagai jumlah uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang dilakukan, ( Sherraden 2006:23 ).
Jenis pendapatan keluarga digolongkan kedalam tiga bagian yaitu pendapatan berupa uang, barang dan berupa selain uang dan barang. (Saeyandra : 1989), dalam (Dona : 2011: 17), pendapatan uang adalah segala penghasilan yang diperoleh dalam bentuk uang yang sifatnya reguler sebagai balas jasa seperti gaji, upah dan hasil investasi. Pendapatan berupa barang adalah segala penghasilan yang diterima dalam bentuk barang yang sifatnya reguler dan dinilai dengan harga pasar, sekalipun tidak langsung diperoleh dalam bentuk uang seperti hasil usaha tani. Sedangkan pendapatan yang biasanya memberikan perubahan keuangan dalam rumah tangga
misalnya barang yang dipakai, pinjam uang, menang undian dan warisan.
Dalam Inseklopedia Indonesia yang disusun oleh Shadily 1989 : 11 dalam (Novriani : 2005) dinyatakan bahwa pendapatan adalah sebagai sejumlah uang atau barang yang diterima sebagai hasil kerja yang telah dilakukan.
Keempat, keadaan rumah petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan, terlihat bahwa status rumah petani jeruk kebanyakan adalah rumah milik sendiri dengan kondisi bangunan rata-rata kebanyakan permanen 100%, jumlah kamar 2 buah, luas bangunan rumah yang dimiliki petani jeruk pada umumnya kebanyakan adalah 90 m dan sumber penerangan rumah rata-rata dari PLN.
Outman (1988) mengatakan rumah adalah suatu keperluan yang sangat penting`disamping makanan dan pakaian.
Rumah merupakan suatu struktur fisikal yang memberi ruang dan perlindungan kepada keluarga, di rumah anggota kelurga menjalankan kegiatan seperti berinteraksi antara satu sama lain, mendapat kasih sayang, memelihara anak-anak dan menerima tamu.
Rumah merupakan kebutuhan mutlak bagi kehidupan keluarga disamping kebutuhan primer yaang lain. Dalam membangun rumah haruslah memenuhi syarat, kenyamanan dan ketenangan psikis manusia sangat ditentukan oleh faktor tersebut antara lain : peredaman suara bising, cukupnya masuk cahaya matahari dan ventilasi yang memadai.
KESIMPULAN
1. Tingkat pendidikan petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan umumnya banyak yang tamat SD, tapi juga banyak yang tidak tamat SMA.
2. Tingkat kesehatan petani di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan umumnya cukup baik, tapi dalam pemenuhan kebutuhan akan kesehatan masih kurang.
3. Kondisi pendapatan petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan adalah sumber pendapatan dari suami dan istri, ketersediaan pangan cukup, pengeluaran/bulan untuk pangan
> Rp 1.250.000 dan pengeluaran/bulan untuk non pangan > Rp 1.250.000.
4. Keadaan rumah petani jeruk di Kenagarian Kapeh Panji Jaya Talaok Kecamatan Bayang Kabupaten Pesisir Selatan umumnya status rumah adalah rumah milik sendiri, kondisi bangunan semi permanen 100%, jumlah kamar 3 buah, luas bangunan rumah adalah kurang dari 90 m dan sumber penerangan rumah rata-rata dari PLN.
SARAN
1. Diharapkan peran serta petani jeruk untuk meningkaykan kesehatan dengan cara memperhatikan pola makanan yang sehat, karena bekerja sebagai buruh tani gambir sangatlah berat.
2. Diharapkan kepada pemerintah untuk lebih meningkatkan lagi kondisi sosial ekonomi petani jeruk dengan cara meningkatkan harga jual jeruk dipasaran, karena jeruk merupakan salah satu hasil tani yang diekspor dan dapat meningkatkan devisa negara sehingga tujuan dari pembangunan dapat tercapai.
3. Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami lagi tentang kondisi sosial ekonomi dilihat dari variabel yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
AAK. 1992. Bertanam Pohon Buah–buahan 2. Yoyagkarta : Kanisisus.
Adisasmito, Wiku. 2010. Sistem kesehatan.
PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Ahmadi, A. 2007. Sosiologi Pendidikan.
Jakarta. PT. Rineka Cipta
Arikunto, Suharsimi. 2006.Prosedur Penelitian, PT. RinekaCipta, Jakarta
Bambang, Soelarso. R. 1996. Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Yogyakarta : Kanisisus.
Djamin, Zulkarnin.1993. Perekonomian Indonesia. Jakarta : UI
Gunawan, Ary.H.2010. Sosiologi Pendidikan. Jakarta. Rineka Cipta Novriani. 2005. Studi Tentang
Kesejahteraan Transmigran di Jorong Kartini
KenagarianMuaraKiawai.http://ru mahnyeniaeni.blogspot.com/2011/0 3/10perilaku-hidup-bersih-sehat- phbs.html. STKIP PGRI Sumatera Barat. Padang. di Akses tgl 12 maret 2013 jam 20.30 WIB.
Otman, Mumtazah. 1988. Pengurus Sumber Keluarga. Dewan Bahasa dan Pusat Kementrian Pendidikan Malaysia Kualalumpur.
Potter dan Perry. 2005. Fundemental Keperawatan. Perpustakaan Nasional. Cetakan 1.
Prahasta Soedarya, Arief. 2008. Budidaya Usaha Pengelahan Agrebisnis Jeruk. Bandung : Pustaka Grafika.
Samnggilai-Lai, Elisabet. 2012. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Desa Bojakan Keacamatan Siberut Utara Kabupaten Kepulauan Mentawai.
STKIP PGRI Sumbar.
Sherraden, Michael. 2006. Aset Untuk Orang Miskin. Jakarta. Raja Grafindo
Sriwahyuni. 2012. Perubahan Hubungan Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan Perumnas Belimbing Di Kelurahan Kuranji, Kecamatan Kuranji. Kota padang. STKIP PGRI Sumbar.
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. PT Raja GrafindoPersada. Jakarta.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 2007. Penelitian dan Penilaian Pendidikan.
Bandung: PT. Sinar Baru Algesindo.