USULAN PENELITIAN
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO 07 TAHUN 2010 PADA KOMISI
PEMILIHAN UMUM KOTA BAUBAU
Disusun dan diajukan oleh :
SARIFUDIN 18320010
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN BAUBAU
2023
USULAN PENELITIAN
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI ASET TETAP BERDASARKAN PSAP NO 07 TAHUN 2020 PADA KOMISI
PEMILIHAN UMUM KOTA BAUBAU
Disusun dan Diajukan oleh
SARIFUDIN NPM : 18 320 010
Telah diperiksa dan disetujui untuk Di Seminarkan Baubau, November 2023
Ketua Anggota
Said Saleh Salehi, S.E., M.SA., Ak.CA Yuni Nuardi Tasmita, S.E.,M.M.,M.Si.,Ak.,CA
Mengetahui
Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Dayanu Ikhsanuddin
Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc.
NPP. 178 31 258
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT penulis panjatkan atas rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Psap No 07 Tahun 2020 Pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau Penulisan usulan penelitian ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Penulis menyadari tersusunnya usulan penelitian ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak, maka pada kesempatan ini perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Ir. H. La Ode Muhammad Sjamsul Qamar, MT, IPU, Rektor Universitas Dayanu Ikhsanuddin
2. Ibu Wa Ode Nur Ainun, SE., M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Dayanu Ikhsanuddin
3. Ibu Wa Ode Suwarni, S.E., M.Sc. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Dayanu Ikhsanuddin.
4. Bapak Said Saleh Salihi, S.E., M.S.A., AK., CA. Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan- arahan yang berarti bagi penulis.
ii
5. Ibu Yuni Nuardi Tasmita, S.E., M.M., M.Si., AK., CA anggota komisi pembimbing yang senantiasa membina dan mengarahkan sehingga tersusunnya usulan penelitian ini.
6. Bapak / Ibu Dosen beserta seluruh karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Dayau Ikhsanuddin yang telah banyak membantu dalam kelancaran studi 7. Ayah dan ibu ku tercinta, yang telah mendoakan dan memberikan dorongan
sejak mulai studi hingga memperoleh gelar sarjana
Penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini disusun berdasarkan pengalaman dan pengetahuan yang relatif terbatas, sehingga usulan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu diharapkan masukan yang berguna dari pada pembaca guna menyempurnakan usulan penelitian ini. Atas itu semua penulis juga menyampaikan terima kasih.
Baubau, November 2023
Sarifudin
NPM: 18320010
iii
DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAi
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iv
DAFTAR GAMBAR v
BAB 1 PENDAHULUAN...11111
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi 5
2.2 Aset 6
2.3 Aset Tetap 11
2.3.1Pengakuan Aset Tetap 14
2.3.2Pengukuran Aset Tetap 16
2.3.3Penilaian Aset Tetap 16
2.3.4Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap 17
2.3.5Pengungkapan Aset Tetap 19
2.4 Kajian Empiris 23
BAB 3 KERANGKA PIKIR
iv
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Objek Penelitian 28
4.2 Jenis dan Sumber Data 28
4.3 Informan Penelitian 30
4.4 Teknik Pengumpulan Data 30
4.5 Analisis Data 31
DAFTAR PUSTAKA 32
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
3.1 Kerangka Pikir 27
v
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) merupakan lembaga negara yang bertugas untuk menyeleanggarakan pemilihan umum di Indonesia yang dibentuk tahun 1999 pada masa pemerintahan Presiden BJ.Habibie. Komisi Pemilihan Umum tidak hanya ada di ibukota, namun juga ada di setiap kabupaten di seluruh Indonesia. Sebagai instansi pemerintah, Komisi Pemilihan Umum dalam menyelenggarakan tugasnya sebagai lembaga negara juga menyusun laporan-laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban anggaran negara yang digunakan, dan tentunya juga melaksanakan kegiatan akuntansi untuk akun-akun dan transaksi-transaki yang terjadi. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, aset dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu aset lancar dan aset tidak lancar. Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapat dicairkan,
vi
dijual, atau dikonsumsi dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancar Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Kas dan setara kas, Piutang, Persediaan. Kas dan setara kas Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Kas di bank, Kas di kas kecil, Giro. Piutang Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Piutang kepada pemerintah, Piutang kepada masyarakat. Persediaan Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Persediaan barang, Persediaan jasa. Aset tidak lancar adalah aset yang tidak diharapkan dapat dicairkan, dijual, atau dikonsumsi dalam waktu 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Aset tidak lancar Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Investasi jangka panjang, Aset tetap, dan Aset tak berwujud. Investasi jangka panjang Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Investasi surat berharga, dan Investasi properti. Aset tetap Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Tanah, Bangunan, Peralatan, Kendaraan bermotor, Aset tetap lainnya. Aset tak berwujud Komisi Pemilihan Umum terdiri dari Hak paten, Hak cipta, Merek dagang, Hak sewa, dan Aset tak berwujud lainnya
Dalam melaksanakan kegiatan dan tugas-tugasnya tentunya KPU juga memiliki aset yang digunakan untuk mendukung kelancaran operasionalnya salah satunya adalah aset tetap. Dalam menyelenggarakan akuntansi aset tetap, telah diatur dalam PP Nomor 71 Tahun 2010 dalam lampiran II.08 Pernyataan No. 07 tahun 2010 tentang Akuntansi Aset Tetap. Ruang lingkup PSAP No. 07 tahun 2010, pernyataan standar ini diterapkan untuk seluruh unit pemerintahan yang menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum dan mengatur tentang perlakuan akuntansinya, termasuk pengakuan, penilaian, penyajian, dan
vii
pengungkapan yang diperlukan kecuali bila Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan lainnya mensyaratkan perlakuan akuntansi yang berbeda.
Aset tetap menurut Syakur (2014 : 225), suatu aset dapat diklasifikasikan ke dalam kelompok aset tetap apabila memenuhi keseluruhan dari kriteria-kriteria sebagai berikut : 1) Mempunyai masa manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi; 2) Mempunyai nilai relatif besar; 3) Dimiliki/dibeli bukan untuk tujuan dijual kembali; 4) Digunakan dalam kegiatan usaha sehari-hari. Aset tetap menurut Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07 PP Nomor 71 Tahun 2010 memberikan pedoman mengenai aset tetap dalam konteks akuntansi pemerintahan di Indonesia. Aset tetap, sebagaimana dijelaskan dalam standar ini, merujuk kepada aset berwujud yang memiliki masa manfaat lebih dari 12 bulan dan digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. PSAP No. 07 tahun 2020 mengatur klasifikasi aset tetap berdasarkan sifatnya, mencakup aset berwujud seperti tanah, bangunan, dan peralatan. Proses pengakuan aset tetap diarahkan oleh prosedur yang diatur dalam standar ini, termasuk kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset dapat diakui dalam laporan keuangan pemerintahan. Pedoman mengenai pengukuran aset tetap, penilaian awal, pengeluaran setelah perolehan, penyusutan, dan penghentian/pelepasan aset tetap juga dijelaskan dalam standar ini, memberikan landasan bagi entitas pemerintahan untuk menyajikan informasi yang akurat dan relevan mengenai aset tetap dalam pelaporan keuangannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hardianta (2020 : 104-114) dengan judul Analisis Akuntansi Aset Tetap Berwujud Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum
viii
Kota Pekanbaru menunjukkan hasil bahwa perlakuan akuntansi aset tetap pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru sesuai dengan PSAP No. 07 tahun 2012 tentang aset tetap. Sementara itu dalam penelitian Lina Narolita (2020 : 115-125) berjudul Analisis Penerapan Akuntansi Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir menunjukkan hasil bahwa penerapan akuntansi pada KPU Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir belum sepenuhnya mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah. Salah satunya tidak membuat jurnal penyesuaian dan buku besar untuk aset tetap.
Permasalahan yang muncul terkait aset tetap di Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau menjadi semakin kompleks dengan adanya ketidaksesuaian antara kondisi fisik aset dan perlakuan akuntansi yang diterapkan. Meskipun aset tetap seperti laptop dan printer yang diperoleh pada tahun 2019 telah rusak dan tidak dapat lagi digunakan dalam kegiatan normal instansi pada tahun 2022, belum dilakukan penghapusan karena masa manfaatnya belum habis. Sebaliknya, upaya perbaikan dilakukan dan aset tetap tersebut hanya disusutkan setiap tahunnya, menciptakan potensi diskrepansi antara nilai buku dan nilai ekonomis sebenarnya.
Kondisi ini menciptakan risiko ketidakakuratan dalam pelaporan keuangan, di mana aset yang seharusnya dihapuskan masih tercatat dalam neraca, menyebabkan penyajian informasi keuangan yang tidak sesuai dengan kondisi aktual. Adanya proses pencatatan atau penyusunan neraca yang belum dilakukan secara mandiri juga menimbulkan masalah dalam hal validitas dan informativitas laporan keuangan. Penggunaan bukti laporan neraca yang tidak valid dapat
ix
mengakibatkan ketidakpercayaan dari pihak yang berkepentingan terhadap keandalan laporan keuangan tersebut. Untuk menanggulangi permasalahan ini, perlu dilakukan evaluasi mendalam terhadap kebijakan pengelolaan aset tetap, termasuk prosedur penghapusan yang diterapkan. Penyusunan laporan keuangan harus diintegrasikan dengan proses pencatatan dan penyusunan neraca yang akurat, sehingga informasi yang disajikan mencerminkan kondisi sebenarnya dari aset tetap dan mendukung keberlanjutan akuntansi yang konsisten dengan standar yang berlaku. Sebagai langkah lebih lanjut, pelibatan pihak yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan manajemen aset dapat membantu memperbaiki dan memperkuat praktik akuntansi yang sedang dijalankan
Dengan adanya peraturan mengenai aset tetap yang terdapat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 07 dan perlakuan aset tetap yang terdapat pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau, maka penulis tertarik untuk mempelajari mengenai perlakuan aset tetap sesuai dengan peraturan PSAP No. 07. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik mengambil judul tentang “
“
Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAP No 07 Tahun 2020 Pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau”.1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap berdasarkan PSAP No 07 tahun 2020 pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau?
1.3 Tujuan Penelitian
x
Berdasarkan rumusan masaIah di atas, maka tujuan dari peneIitian adaIah untuk mengetahui dan menganalisa perIakuan akuntansi aset tetap pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian terbagi menjadi dua bagian:
1. Manfaat Teoritis:
Penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan teori akuntansi sektor publik dengan memberikan pemahaman lebih lanjut tentang implementasi dan kesesuaian penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07 Tahun 2020 pada instansi pemerintah.
2. Manfaat Praktis
Dengan memahami dan mengatasi ketidaksesuaian, instansi pemerintah dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan mereka. Hal ini dapat membangun kepercayaan dari masyarakat dan pihak-pihak berkepentingan terhadap pengelolaan keuangan pemerintah.
xi
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Akuntansi
Akuntansi memainkan peran penting dalam entitas karena memberikan informasi yang menggambarkan kinerja keuangan entitas untuk periode tertentu dan posisi keuangan entitas pada tanggal tertentu. Informasi akuntansi tersebut digunakan para pemakai agar dapat membantu dalam membuat prediksi kinerja dimasa mendatang dengan informasi tersebut berbagai pihak dapat mengambil keputusan terkait dengan entitas. Akuntansi transaksi yang terjadi dalam sebuah entitas kemudian memproses dan menyajikannya dalam bentuk laporan keuangan yang diberikan kepada para pengguna.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan bahwa akuntansi adalah ilmu mencatat, menganalisis dan mengkomunikasikan transaksi atau kejadian ekonomi suatu entitas, Dimaksudkan untuk menghasilkan dan melaporkan informasi yang relevan kepada berbagai pemangku kepentingan dalam pengambilan keputusan. Selanjutnya, American Institute of Certified Public Accounting (AICPA) menyatakan bahwa akuntansi adalah sebagai seni pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan termasuk menafsirkan hasil-hasilnya.
Kieso dan Weygandt (2011:4) menyatakan bahwa akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi dari suatu organisasi untuk pengguna yang tertarik.3 James M Reeve
5
6
(2013:9) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu sistem informasi yang menyediakan laporan untuk pemangku kepentingan mengenai aktivitas dan kondisi ekonomi pemerintah. Selain itu akuntansi juga memberikan informasi untuk pihak lain yang berkepentingan dalam menilai kinerja instansi pemerintah.
Abdul Halim dan Syam Kusufi (2012:36) menyatakan bahwa akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari suatu organisasi/entitas yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak yang membutuhkan. Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas pemerintah, mengolah data menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pengambil keputusan yang mempengaruhi aktivitas pemerintah (Walter, 2012:3). Akuntansi adalah kegiatan mengumpulkan, menganalisis, menyajikan dalam bentuk angka, mengklasifikasikan, mencatat, meringkas dan melaporkan kegiatan atau transaksi suatu entitas dalam bentuk informasi keuangan (Rudianto, 2010:10).
2.2 Aset
Hidayat (2011:4) menyatakan bahwa aset adalah barang atau benda yang bergerak dan juga tidak bergerak, baik yang berwujud (tangible) maupun yang tidak berwujud (intangible) dimana keseluruhan hal tersebut mencakup aset dari suatu organisasi, instansi, badan usaha atau perorangan. Aset adalah sebagai sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh
7
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah (SAP), Aset dapat diartikan sebagai sumber daya ekonomi yang dikuasai atau dimiliki oleh pemerintah daerah sebagai akibat dari peristiwa masa lalu. Dari penguasaan atau kepemilikan ini, diharapkan bahwa manfaat ekonomi dan sosial yang berasal dari aset tersebut dapat diukur dalam satuan uang. Aset termasuk sumber daya non-keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum. Selain itu, konsep aset juga mencakup sumber daya yang dilestarikan karena alasan sejarah dan budaya. Dengan demikian, aset tidak hanya mencakup elemen keuangan tetapi juga mencerminkan nilai-nilai non-keuangan yang relevan dalam konteks penyediaan jasa dan pelestarian warisan sejarah serta budaya.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2020 tentang penambahan penyertaan modal saham aset terbagi menjadi dua, yaitu :
1) Aset Lancar. Aset diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan segera untuk direalisasikan atau dimiliki untuk dipakai atau dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Aset lancer meliputi kas dan setara kas, investasi jangka pendek, piutang, dan persediaan. Pos- pos investasi jangka pendek antara lain deposito berjangka 3 (tiga) sampai 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Sedangkan persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
8
2) Aset Nonlancar. Aset nonlancar adalah aset pemerintah yang penggunaannya diharapkan melebihi suatu periode pelaporan (1 tahun), terdiri dari aset yang berjangka panjang, dan aset tak berwujud yang digunakan secara langsung untuk kegiatan pemerintahan maupun yang digunakan oleh masyarakat umum. Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) aset non lancar terdiri dari aset tetap, dan aset lainnya.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016, Aset atau Barang Milik Daerah adalah semua kekayaan daerah, baik yang dibeli atau diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah maupun yang berasal dari perolehan lain yang sah, baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak beserta bagianbagiannya. Aset yang berada dalam pengelolaan pemerintah daerah tidak hanya dimiliki oleh pemerintah daerah saja, tetapi juga termasuk aset pihak lain yang dikuasai pemerintah daerah dalam rangka pelayanan ataupun pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah daerah. Pengelolaan aset daerah harus ditangani dengan baik agar aset tersebut dapat menjadi modal awal bagi pemerintah daerah untuk melakukan pengembangan kemampuan keuangannya. Namun jika tidak dikelola dengan semestinya, aset tersebut justru menjadi beban biaya karena sebagian dari aset membutuhkan biaya perawatan atau pemeliharaan dan juga turun nilainya (terdepresiasi) seiring waktu.
Pengelolaan Akuntansi Aset atau Barang Milik Daerah berdasarkan pada Permendagri No. 19 Tahun 2016 pasal 2 pengelolaan barang milik daerah dilakasanakan berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai yaitu sebagai berikut:
9
1. Perencanaan kebutuhan dan penganggaran adalah dasar untuk mengembangkan kebutuhan barang milik daerah untuk menghubungkan pengadaan barang yang telah lalu dengan keadaan yang sedang berjalan sebagai dasar dalam melakukan tindakan pemenuhan kebutuhan yang akan datang.
2. Pengadaan adalah kegiatan untuk memenuhi kebutuhan lokal akan barang dan jasa.
3. Pendayagunaan adalah kegiatan pengguna/kuasa pengguna untuk mengelola barang milik daerah sesuai tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) masing-masing.
4. Pemanfaatan adalah penggunaan barang milik daerah yang tidak digunakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), berupa sewa guna usaha, pinjam meminjam, pengoperasian penggunaan, pemindahan tempat tanpa mengubah kepemilikan.
5. Pengamanan dan Pemeliharaan yaitu kegiatan tindakan administratif dalam pengelolaan kekayaan daerah yang berupa sarana fisik, administratif, dan legal.
6. Penilaian yaitu proses melakukan kegiatan penelitian secara selektif berdasarkan data/fakta yang obyektif dan relevan dengan menggunakan metode/teknik tertentu untuk menentukan nilai barang milik daerah.
10
7. Pemindah tanganan yaitu pengalihan kepemilikan barang milik daerah sebagai tindak lanjut dari penghapusan melalui penjualan, dipertukarkan, dihibahkan sebagai modal Pemerintan Daerah.
8. Pemusnahan adalah barang milik daerah dilakukan jika tidak bisa dipergunakan, dimanfaatkan dan/atau di pindahtangankan atau ada argumen lain berdasarkan ketetapan peraturan perundang-undangan pemusnahan dilaksanakan pemakai barang sudah menerima izin dari Gubernur/Bupati/Walikota.
9. Penghapusan yaitu mengeluarkan Barang Milik Daerah dari Daftar Barang dengan mengeluarkan perintah instansi yang berwenang melepaskan Pengguna dan/atau Kuasa Pengelola dari tanggung jawab administratif dan kebendaan atas barang yang dikuasainya.
10. Penatausahaan yaitu rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, penanaman modal, dan pelaporan kekayaan daerah, sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku.
11. Pembinaan, Pengawasan dan Pengendalian oleh pengelola aset dan aparat daerah, membutuhkan bimbingan, pengawasan dan kontrol untuk mencegah manipulasi oleh pengguna aset.
12. Tuntutan Ganti Rugi, setiap aset yang hilang baik yang dilakukan bendahara maupun oleh pejabat atau pegawai berdasarkan kelalaiannya harus dilakukan tuntutan ganti rugi aset/ barang milik daerah agar aset tetap terjaga dengan baik.
11
2.3 Aset Tetap
Standar Akuntansi pemerintah (SAP) Berbasis Akrual Pernyataan No. 07 Tahun 2020 asset tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan untuk digunakan dalam kegiatan pemerintah atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Mulyadi (2016:497) menyatakan bahwa aset tetap adalah aset pemerintah yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh untuk melaksanakan kegiatan pemerintah bukan untuk dijual kembali.
Definisi ini berarti bahwa harta berwujud yang dimiliki oleh pemerintah digunakan secara langsung dalam kegiatan normal pemerintahan. Aset berwujud dapat digunakan berulang kali selama beberapa periode akuntansi, tergantung pada masa manfaatnya dan pembayaran yang relatif signifikan kepada pemerintah.
Zaki Baridwan (2013:271) menyatakan bahwa aset tetap adalah aset yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang digunakan dalam kegiatan normal pemerintahan. Aset tetap adalah aset yang bersifat jangka panjang atau secara relative memiliki sifat permanen serta dapat digunakan dalam jangka panjang dan memiliki bentuk fisik James M. Reeve (2010:2).
Karakteristik aset tetap adalah aset tersebut diperoleh untuk digunakan dalam operasi dan bukan dijual kembali, bersifat jangka panjang dan merupakan subjek penyusutan serta aset tersebut memiliki substansi fisik (Kieso, 2008:12).
Lebih lanjut, (Rudianto, 2012:8) menyatakan Untuk diklasifikasikan sebagai aset tetap, aset harus memiliki karakteristik tertentu sebagai berikut:
12
1. Berwujud, ini berarti aset tersebut berupa barang yang memiliki wujud fisik, bukan sesuatu yang tidak memiliki bentuk fisik seperti goodwill, hak paten dan sebagainya
2. Jika masa manfaatnya lebih dari satu tahun, aset ini harus digunakan dalam operasi lebih dari satu tahun atau satu periode akuntansi
3. Digunakan dalam operasi instansi pemerintah, barang tersebut harus dapat digunakan dalam operasi instansi.
4. Tidak diperjualbelikan, suatu aset yang dimiliki pemerintah daerah dan umurnya lebih dari satu tahun, tidak dapat dikategorikan sebagai asset tetap dan harus dimasukkan ke dalam kelompok persediaan.
Hery dan Widyawati Lekok (2011:2) menyatakan bahwa aset tetap adalah pengelompokan aset tetap yang memiliki sifat dan kegunaan yang serupa dalam operasi normal entitas. Klasifikasi aset tetap sebagai berikut:
a. Aset Tetap Berwujud (Tangible Assets)
Aset tetap berwujud memiliki bentuk fisik, dengan demikian dapat diamati dengan satu alat atau lebih panca indra dan memiliki karakteristik umum, yaitu memberi manfaat ekonomis pada masa mendatang bagi pemerintah, adapun jenis aset tetap berwujud ini dikategorikan sebagai berikut:
1. Tanah yang tergolong aset tetap adalah tanah yang diperoleh dengan maksud untuk digunakan untuk operasional pemerintah daerah dalam kondisi siap pakai.
13
2. Peralatan dan mesin meliputi mesin dan kendaraan, peralatan elektronik, inventaris kantor dan peralatan penting lainnya dengan masa manfaat lebih dari 12 bulan dan dalam kondisi siap pakai.
3. Gedung dan bangunan adalah semua gedung dan bangunan yang diperoleh untuk digunakan dalam kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan dalam keadaan kondisi siap pakai.
4. Jalan, irigasi, dan jaringan meliputi jalan, irigasi, dan jaringannya yang dimiliki dan/atau dikelola oleh pemerintah daerah dan dalam keadaan siap pakai.
5. Aset Tetap Lainnya, aset tetap yang dapat disimpan yang diperoleh dan digunakan untuk kegiatan operasional pemerintahan daerah dan dalam keadaan layak pakai tidak termasuk dalam kelompok aset tetap di atas.
6. Konstruksi dalam pengerjaan termasuk aset dalam pembangunan yang belum selesai seluruhnya pada tanggal neraca.
7. Aset tetap yang tidak digunakan untuk kepentingan pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan dimasukkan ke dalam pos aset lain lainnya sesuai dengan nilai yang tercatat.
b. Aset Tetap Tak Berwujud (Intangible Assets)
Aset tetap tak berwujud merupakan aset tak lancar (noncurrent assets) dan tak berbentuk yang memberikan hak ekonomi dan hukum kepada pemiliknya dan dalam laporan keuangan tidak dicakup secara terpisah dalam klasifikasi aset yang lain. Adapun jenis aset tak berwujud ini dikategorikan sebagai berikut:
14
1. Hak paten adalah suatu hak yang diberikan yang memungkinkan seorang penemu untuk mengendalikan produksi, penjualan atau penggunaan dari suatu temuan/ciptaannya.
2. Hak cipta adalah suatu hak yang mengijinkan seseorang untuk menjual, memberi izin atau mengendalikan pekerjaannya.
3. Merk dagang adalah suatu hak yang mengijinkan suatu simbol, label danr ancangan khusus.
4. Goodwill, bagian dari aset dalam neraca yang mencerminkan kelebihan pembayaran atas aset yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan dengan nilai pasar. Goodwill memungkinkan pemerintah untuk mendapatkan laba.
Berdasarkan Komite Standar Akuntansi Pemerintah (KSAP) Tahun 2020 tentang Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pernyataan No. 07 Tahun 2020 dimana perlakuan Akuntansi Aset Tetap terdiri atas:
2.3.1 Pengakuan Aset Tetap
Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 tahun 2020 menyatakan bahwa aset tetap diakui ketika manfaat ekonomi masa depan dihasilkan dan nilainya dapat ditentukan secara andal. Untuk diakui sebagai aset tetap harus dipenuhi kriteria sebagai berikut:
a. Berwujud
b. Mempunyai masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan c. Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal
d. Tidak dimasukkan untuk dijual dalam operasi normal entitas, dan
15
e. Diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan.
Dalam menentukan apakah suatu aset akan memberikan manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan, entitas harus menilai manfaat ekonomi masa depan yang dapat diberikan oleh aset tersebut, baik langsung atau tidak langsung bagi kegiatan operasional pemerintah. Manfaat tersebut dapat berupa aliran pendapatan atau penghematan belanja bagi pemerintah. Manfaat ekonomi masa depan akan mengalir ke suatu entitas dapat dipastikan bila entitas tersebut akan menerima manfaat dan menerima risiko terkait. Kepastian ini biasanya hanya tersedia jika manfaat dan risiko telah diterima entitas tersebut. Sebelum hal ini terjadi, perolehan aset tidak dapat diakui. Tujuan utama perolehan aset tetap adalah untuk digunakan oleh pemerintah dalam mendukung kegiatan operasionalnya, bukan dimaksudkan untuk dijual. Pengakuan aset tetap akan andal bila aset tetap telah diterima atau diserahkan hak kepemilikannya dan atau pada saat penguasaannya berpindah.
Saat pengakuan aset akan dapat diandalakan apabila terdapat bukti bahwa telah terjadi pengalihan kepemilikan dan/atau kendali hukum, seperti akta kepemilikan atau bukti kepemilikan kendaraan. Apabila perolehan suatu aset tetap tidak dibuktikan dengan bukti yang sah karena masih terdapat prosedur administratif yang diperlukan seperti pihak yang berwenang, maka aset tetap tersebut diakui pada saat terdapat bukti bahwa kepemilikan aset tetap tersebut telah berpindah, misalnya telah terjadi pembayaran dan penguasaan atas sertifikat tanah atas nama pemilik sebelumnya
16
.
2.3.2 Pengukuran Aset Tetap
Pegukuran adalah proses pemberian nomor atau label yang mewakili atribut konseptual. Atribut adalah hal-hal yang melekat pada suatu objek yang menggambarkan sifat atau karakteristik dari objek tersebut (Suwardjono, 2010:76).
Sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 Tahun 2020, aset tetap dinyatakan dinilai berdasarkan biaya perolehan. Jika aset tetap tidak dapat dinilai dengan harga perolehan, maka nilai aset tetap ditentukan berdasarkan nilai wajar pada saat perolehan. Pengukuran dapat dipertimbangkan andal bila terdapat transaksi pertukaran dengan bukti pembelian aset tetap yang mengidentifikasiakan biayanya. Dalam keadaan suatu aset yang dikontruksi/dibangun sendiri, suatu pengukuranyang dapat diandalkan atas biaya dapat diperoleh dari transaksi pihak eksternal dengan entitas tersebut untuk perolehan bahan baku, tenaga kerja dan biaya lain yang digunakan dalam proses konstruksi. Biaya perolehan aset teta yang dibangun dengan cara swakelola meliputi biaya langsung untuk tenaga kerja, bahan baku, dan biaya tidak langsung termasuk biaya perencanaan dan pengawasan, perlengkapan, tenaga listrik, sewa peralatan, dan semua biaya lainnya yang terjadi berkenan dengan pembangunan aset tetap tersebut.
2.3.3 Penilaian Aset Tetap
Pernyataan pengukuran aset tetap yang diatur dalam PSAP No. 07 Tahun 2020 adalah aset tetap yang memenuhi persyaratan untuk diakui sebagai aset dan
17
diklasifikasikan sebagai aset tetap dan harus diukur sebesar biaya perolehan . Jika aset tetap diperoleh secara gratis, harga perolehan aset tetap sesuai dengan nilai wajar aset tetap saat diperoleh.
Aset tetap dapat diterima dari pemerintah sebagai hadiah atau sumbangan.
Misalnya, pengembang yang tidak berguna dapat menyumbangkan tanah kepada pemerintah daerah sehingga pemerintah daerah dapat membangun tempat parkir, jalan, atau area pejalan kaki. Aset juga dapat dibuat tidak berharga dengan pelaksanaan kedaulatan. Misalnya, otoritas dan peraturan yang ada menyebabkan pemerintah daerah menyita tanah dan bangunan dan menggunakannya sebagai lokasi bisnis pemerintah. Dalam semua kasus diatas, aset tetap yang diperoleh dinilai pada nilai wajar pada saat perolehan. Penggunaan nilai wajar pada saat perolehan untuk kondisi bukan merupakan suatu proses penilaian kembali (revaluasi) dan tetap konsisten dengan biaya perolehan. Penilaian kembali yang dimaksud yang berhubungan lainnya hanya diterapkan pada penilaian untuk periode pelaporan selanjutnya, bukan pada saat perolehan awal.
Untuk keperluan penyusunan neraca awal suatu entitas, biaya perolehan aset tetap yang digunakan adalah nilai wajar pada saat neraca awal tersebut disusun. Untuk periode selanjutnya setelah tanggal neraca awal, atas perolehan aset tetap baru, suatu entitas menggunakan biaya perolehan atau harga wajar bila biaya perolehan tidak ada.
2.3.4 Penghentian dan Pelepasan Aset Tetap
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah No. 07 Tahun 2020 menyatakan bahwa aset tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepaskan atau ketika aset tersebut
18
akhirnya tidak lagi digunakan dan tidak ada manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan. meningkatkan. Aset tetap yang dihentikan atau dilepas secara permanen dikeluarkan dari neraca dan dicatat dalam Catatan Atas Laporan Keuangan. Aset tetap yang tidak lagi digunakan secara aktif oleh pemerintah tidak memenuhi definisi aset tetap dan harus dipindahkan ke pos aset lainmya sesuai dengan nilai bukunya.
Menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 19 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah, pencabutan adalah tindakan mengeluarkan barang milik daerah dari Daftar Barang dengan mengeluarkan perintah pejabat yang berwenang untuk membebaskan penggunanya. dan/atau kewenangan Pengguna dan/atau Pengelola dari tanggung jawab administratif dan fisik atas barang yang dikuasai. Penghapusan barang milik daerah meliputi:
a. Penghapusan dari daftar barang pengguna dan/atau kuasa pengguna.
b. Penghapusan dari daftar barang milik daerah.
Mahmudi (2009:10) Menetapkan bahwa aset daerah dapat dihapus dari daftar aset pemerintah jika aset tersebut tidak lagi layak secara ekonomi, rusak parah atau hilang. Penghapusan aset daerah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pemusnahan dan pemindahtanganan. Kehancuran bisa dibakar, ditanam di tanah, atau ditenggelamkan di lautan. Pemusnahan terjadi karena tidak dapat dijual, rusak, kadaluwarsa, membahayakan kepentingan umum, atau diharuskan oleh undangundang untuk dimusnahkan. Pemindahan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Penjualan
19
b. Tukar- menukar c. Hibah
d. Penyertaan modal pemerintah 2.3.5 Pengungkapan Aset Tetap
Pengungkapan aset tetap terdapat di bagian depan neraca dan aset tetap juga harus diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan (CALK).
Pengungkapan ini sangat penting karena menjelaskan hal-hal material yang dilaporkan dalam neraca (Halim, 2014:309). Tujuan pengungkapan ini adalah untuk meminimalkan kesalahan persepsi bagi pembaca laporan keuangan. PSAP No. 07 Tahun 2020 menjelaskan bahwa harus mengungkapkan CALK-nya berdasarkan golongan aset tetap sebagai berikut:
a. Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat.
b. Rekonsilasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan: Penambahan, Pelepasan, Akumulasi Penyusutan dan perubahan nilai, jika ada atau Mutasi aset tetap lainnya.
c. Informasi penyusutan, meliputi: nilai penyusutan, metode penyusutan yang digunakan, masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan, nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode.
d. Eksitensi dan batasan hak milik aset tetap.
e. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap.
f. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam kontruksi, dan g. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap.
20
Mulyadi (2016:504) menyatakan bahwa dokumen yang diperlukan dalam Sistem Akuntansi Aset Tetap adalah dokumen-dokumen yang sangat membantu dalam kegiatan untuk merekam data transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap. Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi aset tetap sebagai berikut:
1. Surat Permintaan Otorisasi Investasi. Surat tersebut dikeluarkan karena investasi pada aset tetap biasanya membutuhkan jumlah rupiah yang relatif besar dan membutuhkan komitmen finansial dalam jangka waktu yang relatif lama..
2. Surat Permintaan Reparasi. Dokumen ini berfungsi sebagai perintah dilakukannya reparasi yang merupakan pengeluaran modal.
3. Surat Permintaan Transfer Aset Tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dan pemberian otorisasi transfer aset tetap.
4. Surat Permintaan Penghentian Pemakaian Aktiva Tetap. Dokumen ini berfungsi sebagai aplikasi dan persetujuan untuk penghentian penggunaan aset tetap.
5. Surat Perintah Kerja. Dokumen ini memiliki 2 fungsi : sebagai perintah dilaksanakannya pekerjaan tertentu mengenai aktiva tetap dan sebagai catatan yang dipakai untuk mengumpulkan biaya pembuatan aktiva tetap.
Dokumen ini dipakai sebagai kerja pemasangan aktiva tetap yang dibeli, pembongkaran aktiva tetap yang dihentikan pemakaiannya.
6. Surat Order Pembelian. Dokumen ini diterbitkan oleh fungsi pembelian yang merupakan suratuntuk memesan aktiva tetap kepada pemasok. Untuk
21
pembelian aktiva tetap yang melibatkan jumlah investasi yang besar umumnya pemilihan pemasok dilakukan melalui proses tender terbuka.
7. Laporan Penerimaan Barang. Dokumen ini dikeluarkan oleh fungsi penerima setelah memverifikasi kuantitas, kualitas, dan spesifikasi aset yang diterima dari pemasok.
8. Faktur dari Pemasok. Dokumen ini adalah faktur dari pemasok untuk aset tetap yang dibeli.
9. Bukti Kas Keluar. Dokumen ini adalah pesanan pembayaran tunai yang dibuat oleh fungsi akuntansi setelah fungsi akuntansi menerima dan memvalidasi permintaan persetujuan investasi, pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur dari pemasok.
10. Daftar Depresiasi Aktiva Tetap. Daftar ini berisi jumlah penyusutan aset tetap yang ditagih untuk periode akuntansi tertentu. Dokumen ini berfungsi sebagai dasar untuk membuat catatan peringatan untuk mencatat biaya penyusutan yang dihitung untuk periode akuntansi tertentu.
11. Bukti Memorial. Dokumen ini digunakan sebagai dokumen sumber untuk mencatat penyusutan aset tetap, biaya perolehan aset tetap, pemberhentian pemakaian aset tetap, dan pengeluaran modal.
Mulyadi(2016:512) menyatakan bahwa Sistem Akuntansi Aset Tetap memerlukan catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi yang mengubah harga pokok aktiva tetap dan akumulasi depresiasi aktiva tetap. Catatan yang digunakan sebagai berikut :
22
1. Kartu Aset Tetap. Catatan akuntansi ini merupakan buku pembantu aset tetap yang digunakan untuk mencatat secara rinci semua data yang terkait dengan aset tetap tertentu.
2. Jurnal Umum. Jurnal umum digunakan untuk mencatat transaksi harga pokok aset tetap yang telah selesai dibangun, biaya-biaya untuk pemasangan dan pembongkaran aset tetap.
3. Register Bukti Kas Keluar. Jurnal ini digunakan untuk mencatat transaksi pembelian aset tetap dan pengeluaran modal yang berupa pengeluaran kas.
Mulyadi (2016:513-514) menjelaskan fungsi yang termasuk dalam sistem Akuntansi aset tetap sebagai berikut:
1. Fungsi Pemakai. Dalam akuntansi aset tetap, fungsi pemilik adalah memberikan saran investasi dalam aset tetap dan mengajukan surat permintaan otorisasi investasi untuk merealisasikan perolehan aset tetap seperti yang tercantum dalam anggaran investasi yang telah disetujui oleh rapat umum pemegang saham. Unit organisasi pemakai aset tetap berfungsi mengelola pemakaian aset tetap.
2. Fungsi Penelitian dan Pengembangan. Fungsi ini bertanggung jawab mengajukan usulan investasi aset tetap yang dimanfaatkan bersama oleh lebih dari satu fungsi. Di samping itu, fungsi ini bertanggung jawab melakukan studi kelayakan setiap usulan investasi dari berbagai fungsi lain dalam perusahaan.
23
3. Direktur yang Terkait. Pejabat ini bertanggung jawab untuk menyetujui saran investasi dan permintaan persetujuan keringanan yang dibuat oleh unit organisasi di bawah otoritasnya.
4. Direktur Utama. Pejabat ini yang menyetujui semua transfer aset tetap.
Izin ini termasuk dalam permohonan izin investasi dan permohonan izin perbaikan memberikan otorisasi terhadap semua mutasi aset tetap.
5. Fungsi Pembelian. Fungsi ini bertanggung jawab untuk memilih pemasok dan melakukan pemesanan untuk pengadaan aset tetap.
6. Fungsi Penerimaan. Fungsi ini bertanggung jawab memilih melakukan pemeriksaan terhadap aset tetap yang diterima dari pemasok. Hasil pemeriksaan terhadap aset tetap tersebut dicantumkan dalam laporan penerimaan barang.
7. Fungsi Aset Tetap. Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengelola aset tetap pemerintah. Posisi ini memiliki wewenang untuk menemukan, mentransfer, dan menghentikan penggunaan aset tetap.
8. Fungsi Akuntansi. Fungsi ini bertanggung jawab untuk membuat dokumen sumber (bukti pembayaran dan bukti peringatan) untuk merekam berita tentang aset tetap dan memelihara buku pembantu aset tetap. Selain itu, fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk membuat jurnal yang berkaitan dengan
9. aset tetap (buku catatan pembayaran dan jurnal umum).
2.4 Kajian Empiris
24
1. Rizkie Sari Indah Safitri (2017) Akuntansi pemerintahan di Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah yang berbasis akrual.
Didalam SAP terdapat Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 07 mengenai akuntansi aset tetap. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perlakuan akuntansi aset tetap pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yang sesuai dengan PSAP No. 07. Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif.
Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, dokumentasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan akuntansi aset tetap pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur yang meliputi Pengakuan, Pengukuran, Penghentian dan Pelepasan, serta Pengungkapan pada periode tahun 2011-2014 dapat disimpulkan sudah.
2. Christian Morgan Moray (2021) Aset tetap merupakan salah satu unsur penting dalam mendukung operasional kegiatan yang mempunyai tugas dan fungsi sesuai ketentuannya. Indonesia menerapakan sistem perlakuan aset dalam pemerintsahan yang didasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 07 tentang akuntansi aset tetap.
Pernyataan standar ini diterapkan di seluruh unit pemerintah yang menyajikan laporan dalam mengatur tentang perlakuan akuntansinya termasuk pengakuan, penilaian, penyajian dan pengungkapan yang diperlukan. Puskesmas Sagerat sebagai unit pendukung tugas Dinas
25
Kesehatan Kota Bitung dalam hal ini juga melakukan penyajian laporan keuangan. Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk dapat menganalisis apakah Puskesmas Sagerat telah melakukan penyajian laporan keuangan yang sesuai dengan PSAP No 07. Metode yang dilakukan dalam penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi sebagai teknik pengumpulan data. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa komponen aset PSAP No 07 yaitu klasifikasi aset, pengakuan, pengukuran, penilaian, pengeluaran, penyusutan, penghentian dan pelepasan, serta pengungkapan telah memenuhi prinsip PSAP No 07 tentang akuntansi aset tetap.
3. Indria Yuli Susanti (2023) Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa akuntansi aset tetap pada Komisi pemilihan Umum Kabupaten Jember apakah telah sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 Tentang Aset Tetap. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yaitu hasil analisis akan di deskripsikan secara detil dan jelas sesuai dengan fakta yang ada sehingga akan menjawab tujuan dari penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan hasil bahwa Komisi Pemilihan Umum Jember dalam menyelenggarakan akuntansi terhadap aset tetap belum sepenuhnya mengacu pada PSAP 07 tentang aset tetap. Akuntansi terhadap pengakuan harga perolehan aset tetap, pengeluaran setelah pengakuan aset tetap yaitu adanya biaya pemeliharaan aset tetap, penilaian kembali
26
aset tetap, dan penyusutan aset tetap. Namun ada kurang kesesuaian dengan PSAP 07 yaitu dalam hal penghentian aset tetap.
BAB 3
KERANGKA PIKIR
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Baubau adalah lembaga penyelenggara pemilihan umum yang berada di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. KPU Kota Baubau dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum. KPU Kota Baubau memiliki tugas dan fungsi sebagai berikut: 1) pemutakhiran data pemilih, 2) pencalonan, 3) kampanye, 4) pemungutan suara, 5) penghitungan suara.
Aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap dicatat dalam neraca pada nilai perolehan, yaitu biaya perolehan ditambah biaya-biaya lain yang dikeluarkan untuk mempersiapkan aset tetap tersebut agar siap digunakan.
Nilai perolehan aset tetap dapat diukur dengan menggunakan metode biaya historis atau metode biaya sekarang. Aset tetap diamortisasi selama masa manfaatnya. Amortisasi adalah proses mengalokasikan biaya perolehan aset tetap secara sistematis selama masa manfaatnya. Tujuannya adalah untuk mencerminkan biaya yang sesungguhnya telah dikonsumsi dalam menghasilkan pendapatan atau manfaat ekonomi.
Menurut Sugiyono (2010:5), deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti merupakan instrumen kunci, analisis data bersifat
27
28
induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Gambar 3.1 Kerangka Pikir Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap BERDASARKAN PSAP NO 07 tahun 2020 pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau
Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau
Aset Tetap
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintah (PSAP) No.07 tahun 2020 tentang Akuntansi Aset Tetap:
1. Pengakuan aset tetap 2. Pengukuran aset tetap tetap 3. Penilaian aset tetap
4. Penghentian dan Pelepasan aset tetap 5. Pengungkapan aset tetap
Deskriptif kualitatif Sugiyono 2010:5
Rekomendasi Hasil
29
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Dan Objek Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah di kantor Komisi Pemelihan Umum Kota Baubau yang menjadi objek penelitian yaitu Aset Tetap pada Komisi Pemilihan Umum Kota Baubau.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Berikut adalah”jenis dan sumber data yang digunakan”penulis”dalam penelitian ini”:
1. Jenis Data
a. Data kuantitatif yang diperlukan dalam penelitian mengenai perlakuan akuntansi aset tetap pada Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Baubau dapat mencakup berbagai variabel yang relevan untuk mencapai tujuan penelitian seperti pengukuran penyusutan, Kondisi Inventaris Aset Tetap, Kepatuhan Terhadap PSAP No. 07 Tahun 2020, Pengelolaan Data Aset.
b. Data kualitatif menurut Suliyanto (2005; 135) yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka dan merupakan hasil dari perhitungan dan pengukuran.
Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian adalah aset tetap pada KPU Kota Baubua.
30
2. Sumber Data
a. Data primer penelitian ini dikumpulkan melalui wawancara dan observasi langsung di KPU Kota Baubau. Wawancara difokuskan pada pejabat dan staf terkait untuk memahami proses pengukuran penyusutan aset tetap, Survei langsung dilakukan pada inventaris aset tetap, termasuk identifikasi, verifikasi, dan pengecekan keakuratan dan kelengkapan data inventaris barang. Sementara observasi difokuskan pada proses akuntansi yang terkait dengan pengukuran penyusutan teradap pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan aset tetap.
b. Data sekunder merujuk pada informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Peneliti memiliki kemampuan untuk menemukan sumber data ini melalui referensi pada sumber data lain yang terkait dengan informasi yang sedang dicari. Data sekunder biasanya diperoleh dari bukti, catatan, atau laporan historis yang sudah ada dan tersusun dalam bentuk arsip (data dokumenter), baik yang telah dipublikasikan maupun yang belum dipublikasikan.
4.3 Informan Penelitian
Informan dalam penelitian ini adalah orang atau pelaku yang benar- benar pahan dan menguasai masalah, serta terlibat langsung dengan masalah penelitian.
Informan dalam penelitian ini adalah :
31
No Nama Jabatan Keterangan
1 La Ode Supardi Ketua KPU Informan Kunci
2 La Ode Fridi Anggota Informan
pendukung
3 Farida Anggota Informan
Pendukung
4 Muh. Mu’min Fahimuddin Anggota Informan
Pendukung 4.4 Teknik Pengumpulan Data
Didalam melengkapi hasil penelitian ini, maka penulis melakukan pengumpulan data dengan cara berikut :
1. Observasi dalam penelitian ini melibatkan penentuan parameter pengamatan, seperti jenis aset tetap, metode penyusutan, dan pencatatan transaksi terkait aset tetap. Sebuah checklist atau formulir observasi disusun dengan mencakup poin-poin kritis yang ingin diamati. Proses pencatatan, pengelolaan, dan pelaporan aset tetap diorganisasi tersebut diamati secara langsung. Seluruh temuan, termasuk perbedaan antara praktik yang diamati dengan ketentuan PSAP No. 07, dicatat untuk analisis lebih lanjut.
2. Wawancara dalam penelitian ini mencakup identifikasi responden yang relevan, seperti petugas akuntansi, manajer keuangan, atau pihak yang terlibat langsung dalam pengelolaan aset tetap. Pertanyaan wawancara disiapkan dengan fokus pada ketentuan PSAP No. 07 dan
32
implementasinya. Wawancara dapat dilakukan secara tatap muka atau melalui telepon, dengan rekaman atau pencatatan tanggapan responden.
Analisis dilakukan terhadap tanggapan tersebut untuk mendapatkan wawasan yang mendalam tentang pemahaman dan penerapan PSAP No.
07 dalam praktik akuntansi aset tetap.
3. Dokumentasi yang di perlukan penelitian ini melibatkan pengumpulan dokumen-dokumen terkait akuntansi aset tetap, seperti jurnal, bukti transaksi, dan laporan keuangan. Penting untuk memastikan bahwa dokumen-dokumen tersebut mencakup periode yang relevan untuk penelitian. Selanjutnya, pemeriksaan dilakukan untuk mengevaluasi kepatuhan terhadap PSAP No. 07 dalam pencatatan dan pengelolaan aset tetap. Analisis data yang terdokumentasi dari berbagai sumber tersebut menjadi kunci untuk mendukung temuan yang diperoleh dari observasi dan wawancara, sehingga memberikan dasar yang kuat untuk analisis dan kesimpulan dalam penelitian ini.
4.5 Tekik Analisis Data
Metode analisis ini dirancang untuk menyelesaikan peneltian sesuai dengan kebutuhan, sehingga dibutuhkan data atau informasi pendukung. Metode analisi”data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis”deskriptif kualitatif. metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme yang digunakan untuk meneliti objek dengan kondisi yang alamiah (keadaan riil, tidak disetting atau dalam keadaan eksperimen) di mana
33
peneliti adalah instrumen kuncinya. Dalam penelitian ini dijelaskan”perlakuan akuntansi aset tetap PSAP No.07 Tahun 2020.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Halim & Syam Kusufi. 2012. Akuntansi Sektor Publik: Teori, Konsep dan Aplikasi. Salemba Empat, Jakarta.
Baridwan, Zaki. 2013. Sistem Informasi Akuntansi, edisi kedua. Yogyakarta:
BPFE.
Halim, Abdul. 2014. Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Hardianta, Y. 2020. Analisis Akuntansi Aset Tetap Berwujud Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum Kota Pekanbaru. Tesis, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Hery, dan Widyawati Lekok. 2011. Akuntansi Keuangan Menengah Jilid 2.
Jakarta: Penerbit Bumi Aksara
Hidayat, M. 2011. Manajemen Aset (Privat dan Publik). Yogyakarta: Laksbang PRESSindo.
Kieso, Donald E. 2008. Intermediate Accounting. Edisi 12. Jakarta: Salemba Empat.
_____ dan Weygandt. 2011. Intermediate Accounting edisi tahun 2011. Jakarta:
Erlangga.
Korompis, S. 2021. Analisis Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi pemerintahan No. 07 tentang Akuntansi Aset tetap Pada Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi Utara. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 16(1), 1-12.
Martani, D. Sylvia Veronika Siregar. Ratna Wardhani. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Moray, C. M., Sabijono, H., & Tangkuman, S. J. (2021). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Psap Nomor 07 Pada Dinas Kesehatan Kota Bitung (Studi Kasus Di Puskesmas Sagerat). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 9(1).
Mahmudi. 2009. Akuntansi Pemerintah. Edisi 3. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Edisi 14. Jakarta: Salemba Empat
34
_______. 2016. Sistem Akuntansi: Pendekatan Konseptual. Edisi 12. Jakarta:
Salemba Empat.
Narolita, L. 2020. Analisis Penerapan Akuntansi Pada Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bagan Siapi-api Kabupaten Rokan Hilir.
Jurnal Akuntansi dan Manajemen, 22(2), 115-125.
Pemerintah Republik Indonesia. 2020. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap. Jakarta:
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Pemerintah Republik Indonesia. 2012. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap. Jakarta: Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Lampiran II.08 Pernyataan No. 07 tentang Akuntansi Aset Tetap.
Reeve, James M., dkk. 2010. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
__________________ 2013. Pengantar Akuntansi. Salemba Empat, Jakarta.
Rudianto. 2010. Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Jakarta: Erlangga.
________ 2012. Pengantar Akuntansi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan. Edisi 7. Jakarta: Erlangga.
Siregar, Doli D. 2004. Manajemen Aset. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Edisi 3. Bandung: Alfabeta.
Susanti, I. Y., Susanto, A. M., & Rezinta, V. R. (2023). Analisa Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan No.
07 pada Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Jember. ACCOUNT (Journal of Accounting and Finance), 1(1), 1-7.
Suterdi, Adrian. 2009. Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah serta dalam Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika.
Safitri, R. S. I. (2017). Analisis Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAP N0. 07 Pada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur (Doctoral dissertation, STIESIA SURABAYA).
35
Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi 4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Syakur, M. (2014). Akuntansi Keuangan Daerah. Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat.
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum. Lembaran Negara RI Tahun, 182.
Walter, T. Harrison Jr., dkk. 2012. Akuntansi Keuangan IFRS Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
36