• Tidak ada hasil yang ditemukan

SASTRA ARAB MAKALAH pdf

N/A
N/A
202210715026 RIFQI MAULANA

Academic year: 2024

Membagikan "SASTRA ARAB MAKALAH pdf"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1

SASTRA ARAB MAKALAH

Dosen pengampu ; Dr. Usman supendi M.Pd.

Ade ahmad suprianto, S.S., M.Hum.

Disusun oleh:

1. Labibah Fasya NIM ( 1235020089 ) 2. Adzkia tsamrotul qolbi NIM ( 1235020154 )

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN GUNUNG DJATI FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

PRODI BAHASA DAN SASTRA ARAB

(2)

2

2024

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillah segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya.Ucapan shalawat dan salam kami haturkan kepada Nabi Muhammad SAW juga kepada semua keluarganya,sahabat serta para

pengikutnya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini untuk memenuh tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Hubungan Manusia dengan tanggung jawab bagi para pembaca dan kami selaki penyusun.

Kami ucapkan terimakasih kepada Dr. Usman supendi M.Pd. Dan Bpk Ade ahmad suprianto, S.S., M.Hum. selaku dosen Bahasa indonesia yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan kami mengenai Hubungan Manusia dengan

TanggungJawab.Dan kami selaku penyusun makalah ini dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini, oleh karena itu kami memohon kritik dan saran untuk membangun dan menyempurnakan makalah

ini.Semoga makalah ini bermanfaat khususnya bagi kami selaku penyusun dan umumnya bagi para pembaca.

Bandung, 8 januari 2024

Penyusun,

(3)

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN ... 4

A. LATAR BELAKANG ... 4

B. RUMUS MASALAH ... 4

C. TUJUAN PENULISAN ... 4

BAB II PEMBAHASAN ... 5

A. SEJARAH SASTRA ARAB ... 5

B. DEFINISI SASTRA ARAB ... 6

C. PERKEMBANGAN SASTRA DARI ZAMAN KE ZAMAN ... 7

BAB III PENUTUP ... 10

A. KESIMPULAN ... 10

DAFTAR PUSTAKA ... 11

(4)

4 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar belakang

Sastra Arab dikenal sejak sebelum masuknya Islam (sebelum abad ke-7 Masehi). Masa pra-Islam tersebut disebut sebagai sastra Arab klasik atau sastra Arab masa jahiliyah. Setelah Muhammad Saw. diangkat menjadi Rasul pada 6 Agustus 611 M, sastra Arab dipengaruhi secara kuat oleh ajaran Islam. Setelah itu, sastra Arab semakin berkembang dan mengalami puncaknya pada masa kekhalifahan Abbasiyah.

Setelah kekhalifahan Abbasiyah mundur, wilayah Arab mengalami perpecahan

menjadi beberapa dinasti kecil, termasuk kekhalifahan Turki Utsmaniyah. Hal tersebut berdampak pada terminologi sastra Arab yang secara geografis terbatas pada negara- negara yang berbahasa Arab hingga berdirinya negara-negara modern di wilayah Arab atau Timur Tengah, seperti: Mesir, Arab Saudi, Lebanon, Irak, dan sebagainya.

B. Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan sejarah sastra arab ? 2. Apa yang di maksud dengan sastra arab ?

3. bagaimana perkembangan sastra arab ?

C. Tujuan

1. Agar mengetahui sejarah sastra arab.

2. Agar memahami sastra arab.

3. Agar mengetahui perkembangan sastra arab.

(5)

5 BAB II PEMBAHASAN

A. SEJARAH SASTRA ARAB

Sastra Arab (Arab: يبرعلا بدلأا / ALA-LC: al-Adab al-‘Arabī) merujuk pada khazanah kesusastraan di wilayah Arab atau Timur Tengah yang mencakup negara-negara di Asia Barat dan Afrika Utara. Sastra Arab merupakan beragam tulisan dan/atau cerita lisan berupa natsr (رثن) atau syi'r (رعش) yang ditulis dalam bahasa Arab atau penulis-penulis berkebangsaan negara-negara Arab. Natsr (رثن) adalah genre prosa Arab, sedangkan si'yir (رعش) adalah genre puisi Arab yang memiliki karakteristik puitika yang khas, seperti memiliki akhir bunyi yang sama (qafiah, ةيفاق) dan disusun dalam pola tertentu (arudh, ضورع).

Sejarah sastra arab, yaitu ilmu yang membahas tentang situasi dan kondisi bahasa Arab dan perkembangan kesusastraannya, sena mendefinisikan para cerdik pandai dari kelompok sastrawan. mengadakan studi kritis tentang berbagai hasil karyanya, menjelaskan sejauh mana pengaruh mereka terhadap situasi dan kondisi pada lingkungan di mana mereka bertempat tinggal, sejauh mana antara sastrawan dan lingkungan saling mempengaruhi, sejauhmana segi-segi persamaan dan perbedaan antar sastrawan, mengupas segisegi

pembaharuan dan kreasinya, menganalisa segi-segi tiruan atau pengambilannya, menjelaskan pengaruh-pengaruh dari masa ke masa sesuai dengan perkembangan hasil karya sastra, baik pengaruh itu secara jelas kelihatan atau secara samarsamar saja. Sejarah sastra Arab terbagi menjadi lima periode(masa), yaitu: I) Masa Jahili, 2) Masa Awai Islam clan Masa Bani Umaiyah: 3) Masa Abbasi. 4) Masa Andalus/Mamluk,Turki. 5) Masa Baru/Masa Kebangkitan, dan 6) Masa Modem

(6)

6 B. DEFINISI SASTRA ARAB

Profesor A. Teeuw seorang tokoh kesusastraan yang telah dinilai berjasa besar dalam meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi keberadaan Ilmu dan Kritik Sastra Indonesia mengemukakan, bahwa ilmu sastra menunjukkan keistimewaan, barangkali juga keanehan yang mungkin tidak dapat kita lihatpada banyak ilmu pengetahuan lain:

yaitu bahwa objek pertamanya tidak tentu bahkan tidak karuan (Teew, 1984:21). Sampai sekarang belum ada seorangpun yang berhasil memberi jawaban yang jelas atas pertanyaan pertama dan paling hakiki, yang harus diajukan oleh ilmu sastra: apakah sastra itu?.Dalam bahasa-bahasa Barat istilah sastra disebut literature (Inggris), Literatur ( Jerman), litterature (Perancis), semuanya berasal dari bahasa latin litteratura. Kata litteratura sebetulnya

diciptakan sebagai terjemahan dari kata Yunani grammatika; litteratura dan grammatika masing-masing berdasarkan kata.

littera dan gramma yang berarti ‘huruf ’ (tulisan, letter). Menurut asalnya litteratura dipakai untuk tatabahasa dan puisi; seorang litteratus adalah orang yang tahu tatabahasa dan puisi, dalam bahasa Perancis masih dipakai kata lettre, Belanda geletterd; orang yang

berperadaban dengan kemahiran khusus di bidang sastra. Literature dan seterusnya umumnya berarti dalam bahasa Barat modern; segala sesuatu yang tertulis, pemakaian bahasa dalam bentuk tertulis.

Dalam bahasa Perancis adakalanya dipakai belles lettres, kalau diperlukan istilah khas untuk sastra yang bernilai estetik, belles lettres juga dipakai dalam bahasa Belanda bellettrie, dalam bentuk yang disesuaikan (Teew, 1984:22-24). Sedangkan dalam bahasa Arab, tidak ada sebuah kata yang artinya bertepatan dengan sastra; kata yang paling dekat barangkali adab. Adab merupakan kata yang artinya berkembang sejalan dengan perkembangan kehidupan bangsa Arab dari fase badui menuju fase yang bertamaddun dan berperadaban.

(7)

7

Adab mempunyai arti bermacam-macam sesuai dengan masanya ketika kata itu

dipergunakan. Pada masa Jahiliyah, orang Arab menggunakan kata adab, yang mempunyai arti undangan untuk menyantap makanan. Tradisi semacam ini merupakan suatu

perbuatan yang amat terpuji dan moral yang tinggi. Karena pada dasarnya akan mendorong seseorang untuk menghormati dan memuliakan para tamunya dan kemudian menghidangkan makanan kepadanya (Dhaif, 2001:7-10).

C. PERKEMBANGAN SASTRA DARI ZAMAN KE ZAMAN

Di kalangan Arab, menjadi kawasan yang sarat akan nilai-nilai estetika dalam tatanan bahasanya. Hal itu tidak bisa dipungkiri, sebab nilai estetika dalam bahasa Arab tersebut menjadi salah satu faktor turunya Al-Qur’an dengan gaya bahasa yang estetis pula. Diketahui bahwa beberapa surat dalam Al-Qur’an memiliki irama yang sama.

Terdapat beberapa pendapat mengenai pengklasifikasian sastra Arab. Beberapa tokoh seperti, Ahmad al-Iskanday, Hasan Zayat, Umar Farrukh, dan tim dosen dari negara-negara Arab, yang memberikan klasifikasi terhadap perkembangan sastra Arab. Akan tetapi, penulis akan mengutip pendapat dari al-Iskandary.

1. Al-‘Asr a;-Jahiliy (Masa Jahiliyah)

Periode ini dimulai dua abad sebelum Islam lahir sampai Islam lahir. Salah satu bentuk karya sastra yang besar pada masa ini adalah puisi. Puisi jahiliy lahir dengan bahasa yang berlaku pada masa itu, dan dikenalkan oleh Imru al-Qays bin Hujr dan Muhalhil bin Rabi’ah.

(8)

8 2. ‘Asr Shadr al-islam (Masa Kerajaan Umayyah)

Masa ini tergulasi sejak lahirnya Islam hingga runtuhnya Daulah Umayyah. Para sastrawan di masa ini, yang berkonsen di bidang syair, diinternalisasi oleh corak politik.

Partai-partai politik banyak yang memiliki penyair, begitupun juga dengan kelompok agama seperti Syiah dan Khawarij. Penyair yang terkenal pada masa itu adalah Farazdaq, al-Akhtal, dan Jarir.

3. Al-‘Asr Abbasy (Masa Kerajaan Abbasiyah)

Pada masa ini, Daulah Abbasiyah, sastrawan memiliki ruang gerak yang fleksibel.

Dalam artian, karya yang tercipta tidak lagi dibatasi oleh kekuasaan kepemerintahan. Lain dari masa Umayyah, pada masa Abbasiyah para sastrawan diapresiasi tinggi. Begitu juga karya sastra yang tercipta bercorak filsafat, teologi, dan cabang ilmu lainnya, sehingga semakin mengaktifkan daya imajinasi sastrawan. Salah satu dari sekian banyak sastrawan pada masa ini adalah Abu Nuwas atau lebih dikenal dengan Abu Nawas.

4. Al-‘Asr al-Turkiy

Masa ini terjadi setelah runtuhnya kota Baghdad, yaitu pusat pengetahuan pada masa itu. Banyak dari kalangan penyair pindah ke Syam dan Kairo, untuk melarikan diri dari serbuan tentara Mongolia. Perkembangan sastra pada masa ini sangatlah lemah, berhubungan dengan runtuhnya Baghdad. Corak sastra yang mewarnai karya sastra pada masa ini hanya terpusat pada corak teologis.

(9)

9 5. Al-‘Asr al-Hadits (Modern)

Munculnya kesusastraan modern ditandai dengan timbulnya rasa nasionalisme bangsa Arab di Era Modern sampai sekarang. Setelah melalui fase yang panjang, panggung sastra di kancah budaya Arab kembali muncul dengan karakteristik yang cenderung baru.

Di masa ini, sastra difokuskan kepada substansi sastra, bukan pada sampiran, serta berusaha menghilangkan corak klasik yang masih tersirat. Hal itu juga karena terpengaruhnya sastra Arab oleh romantisme Prancis abad ke-19. Sastrawan pada masa ini antara lain; Abdur Rahman Syukry, Abas Muhammad al-‘Aqod, dan masih banyak lagi.

(10)

10 BAB III PENUTUP 1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah tersebut. Sastra menjadi salah satu literatur yang digemari beberapa kalangan, karena bahasa yang ritmitis dan puitis. Keindahan retorikanya menjadi salah satu daya tarik yang lain bagi peminatnya. Sastra arab juga menjadi salah satu bukti besar bahwa sastra merupakan karya tulis yang memiliki historisitas yang unik, sebab coraknya menyesuaikan dengan keadaan sosio-kultural sekelilingnya. Perjalanan sastra di Arab juga mengalami pasang surut, ditandai dengan zaman yang terklasifikasikan sesuai dengan karakteristik sastra yang tercipta.

(11)

11

DAFTAR PUSAKA

Sumber: https://ibtimes.id/sejarah-dan-perkembangan-sastra-arab/

https://m.mediaindonesia.com/humaniora/579261/sastra-adalah-pengertian- tujuan-jenis-fungsi-dan-

contoh#:~:text=Pengertian%20Sastra%20menurut%20Para%20Ahli,- Plato%20%E2%80%93%20sastra%20merupakan&text=sebagai%20medium

%20penyampaiannya.-

,Sastra%20juga%20menampilkan%20gambaran%20kehidupan%20manusia

%20dan%20kehidupan%20tersebut%20adalah,berguna%20untuk%20hal%2 Dhal%20lain.

Referensi

Dokumen terkait

• Pemberian materi dasar pengertian dan ruang lingkup kritik sastra yang meliputi perbedaan kritik dan resensi serta kiritik ilmiah dan nonilmiah.. Topik diskusi:

Impact factor menjadi sebuah indikator dasar melihat kemajuan kritik sastra terkait kunjungan yang dilakukan oleh pembaca secara daring untuk menikmati kritik-kritik

Nasionalisme dalam Bingkai Kritik Sosial: Kajian Sosio- Pragmatik Terhadap Puisi Indonesia Modern.. Poetika: Jurnal Ilmu

Tokoh Hassanain Pada Novel Bidayah Wa Nihayah Karya Najib Mahfudz (Analisis Psikologi

Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan Sekolah Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat beberapa

Selain keberadaan Jassin, hal lain yang membuat majalah Sastra memiliki peran penting dalam perkembangan kesusastraan Indonesia di tahun 1960-an adalah diselenggarakannya

Keberadaan karya sastra Bali khususnya kidung masih mendapat tempat di hati masyarakat pencinta kesusastraan Bali, sehingga keberadaannya masih tetap hidup seiring

Kholisin, Cikal Bakal Kelahiran Ilmu Nahwu 9 TOKOH-TOKOH NAHWU BASHRAH GENERASI PERTAMA Sekalipun Abul Aswad Ad-Du'ali berjasa dalam memberi syakal Al- Qur'an, dia belum dapat