• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konstruksi Interogatif Bahasa Nias: Teori X-Bar

N/A
N/A
Monika indriani lumbanraja

Academic year: 2024

Membagikan "Konstruksi Interogatif Bahasa Nias: Teori X-Bar"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DRAF PROPOSAL

KONSTRUKSI INTEROGATIF BAHASA NIAS: TEORI X-BAR

AFNI SANELSYAH MANULLANG 190701053

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2022

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kegiatan berbahasa merupakan salah satu kegiatan yang tidak akan pernah terlepas dari kegiatan manusia. Dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, masyarakat tentunya menggunakan pertanyaan untuk menyampaikan atau menerima informasi. Pertanyaan ini kemudian menjadi salah satu bagian dari bentuk komunikasi yang memiliki peran penting dalam suatu dialog. Dalam ilmu bahasa, bentuk pertanyaan ini berkaitan dengan konstruksi interogatif.

Dalam membahas konstruksi kalimat interogatif, kalimat memegang peranan penting dalam komunikasi manusia. Dalam kajian linguistik, kalimat menjadi objek penting terutama dalam kajian mikro linguistik, yaitu sintaksis. Sejalan dengan pendapat (Crystal, 2008) menyatakan bahwa studi sintaksis mempelajari kalimat yang tersususun dari kata- kata suatu bahasa. Kemudian kata-kata tersebut dirangkai menjadi suatu kesatuan, yaitu frasa dan klausa. Kemudian klausa membentuk dengan lebih kompleks lagi menjadi kalimat.

Kridalaksana (2008) dalam kamusnya memaparkan bahwa dalam suatu konstruksi interogatif memiliki intonasi interogatif dan makna pertanyaan pada umumnya terkandung di dalamnya serta biasanya ditandai oleh tanda tanya (?), dalam bahasa Indonesia ditandai oleh “kah” dan lainnya. Sejalan dengan hal tersebut Crystal (1997) menjelaskan bahwa interogatif merupakan suatu istilah yang dipakai dalam pengategorian gramatikal tipe kalimat dan biasanya terlihat berbeda dengan deklaratif, yaitu kalimat yang merujuk padan bentuk kata kerja atau jenis kalimat/ klausa yang biasanya digunakan dalam ekspresi pertanyaan.

Konstruksi Interogatif dipergunakan dengan tujuan memperoleh reaksi berupa jawaban dari pertanyaan yang diajukan. Ramlan (2005) menyatakan bahwa konstruki interogatif adalah kalimat yang berfungsi untuk menanyakan sesuatu. Salah satu peristiwa yang dapat diamati adalah ketika seseorang menanyakan identitas seseorang ketika baru bertemu. Hal tersebut menjadi suatu penegasan bahwa dalam percakapan sehari-hari, kita selalu menggunakan konstruksi interogatif. Chaer (2015) juga berpendapat bahwa kosntruksi interogatif ini berfungsi untuk menegaskan, menyuruh, mengejek, atau memerintah secara halus. Jenis konstruksi yang sering dipakai yaitu, siapa, kapan, dimana, mengapa, kemana,

(3)

bagaimana. Selain itu, benarkah, akankah, maukah juga sering dipergunakan (Mulyadi, 2022).

Pembahasan ini akan membahas konstruksi interogatif menggunakan bahasa Nias.

Struktur kalimat interogatif dalam bahasa Nias umumnya secara lisan dapat diproyeksikan melalui intonasi. Akan tetapi, ketika ditranskripsikan ke dalam susunan kalimat memiliki pola yang cukup ambigu. Seperti pada kalimat “No manga yaugò” (Kamu sudah Makan), jika dilihat pada kalimat yang diartikan ke dalam bahasa Indonesia, kalimat tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam kalimat deklaratif. Akan tetapi, berbeda dengan bahasa Nias yang jika ditambahkan dengan “ba” pada akhir kalimat sudah dapat diklasifikasikan ke dalam interogatif walaupun tanpa penulisan tanda tanya. Kasus tersebut jelas hanya mengacu pada struktur yang bersifat tekstual beserta tanda baca yang mengikutinya, sehingga memerlukan analisis yang lebih mendalam pada tataran struktur pembentuknya.

Dalam hal ini, Teori X- Bar sangat diperlukan dalam menganalis struktur pembentukan tersebut.

Penelitian ini juga memberikan kontribusi dalam kajian sintaksis mengenai klasifikasi kalimat berdasarkan struktur pembentuknya dan kategori fungsional yang akan mempermudah pengguna bahasa dalam menerapkan setiap jenis kalimat interogatif.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka terdapat beberapa rumusan masalah. Rumusan masalah tersebut, yaitu:

1. Bagaimanakah pengklasifikasian konstruksi interogatif berdasarkan struktur pembentuknya dalam bahasa Nias?

2. Bagaimanakah kategori fungsional konstruksi interogatif bahasa Nias?

1.3 Batasan Masalah

Penelitian ini memiliki batasan masalah agar pembahasan yang dipaparkan dapat memcahkan rumusan masalah dan mencapai tujuan penelitian, oleh karena itu, batasan masalah dalam penelitian ini berupa pengklasifikasian berdasarkan struktur pembentuk dan kategori fungsional bahasa Nias.

1.4 Tujuan Penelitian

1) Mendeskripsikan pengklasifikasian konstruksi interogatif berdasarkan struktur pembentuknya dalam bahasa Nias.

2) Mendeskripsikan kategori fungsional konstruksi interogatif bahasa Nias.

(4)

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat, baik secara teoritis maupun praktif.

1.5.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti maupun pembaca sebagai pengembangan ilmu pengetahuan yang digunakan sebagai media yang dapat memberikan pengetahuan tentang konstruksi interogatif bahasa Nias.

1.5.2 Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk penelitian di bidang linguistik khususnya di bidang sintaksis pada bahasa Nias. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman bagi para pembaca untuk mengetahui konstruksi interogatif bahasa Nias.

(5)

BAB II

KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKAN 2.1 Konsep

2.1.1 Sintaksis

Sintaksis dalam bahasa Belanda syntaxis, dalam bahasa Inggris syntax, dan dalam bahasa Arab nabu adalah ilmu bahasa yang membicarakan hubungan antarunsur bahasa untuk membentuk sebuah kalimat. Menurut, Arifin (2009) menemukakan bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang menyangkut susunan kata-kata di dalam kalimat. Susunan kata-kata itu harus linier, tertib dan harus bermakna. Ahli lain Chaer (2015) berpendapat bahwa sintaksis menguraikan atau menganalis sebuah satuan bahasa yang dianggap

“paling besar”, yaitu kalimat, diuraikan atas klausa-klausa yang membentuk kalimat tersebut.

2.1.2 Interogatif

Interogatif menurut Kridalaksana (2008) merupakan kaliamt yang mengandung interogatif dan pada umumnya mengandung makna pertanyaan, dalam ragam tulis basanya ditandai oleh tanda tanya (?), dalam bahasa Indonesia ditandai oleh “kah” dan lainnya. Sejalan dengan hal tersebut, Crystal (1997:201) juga menjelaskan interogatif adalah istilah yang digunakan dalam klasifikasi gramatikal tipe kalimat dan biasanya terlihat berbeda dengan deklaratif.

2.1.3 Katagori Fungsional 2.1.3.1 Komplemen

Komplemen merupakan argumen internal yang terletak dalam struktur kalimat tanya yang dibawahi langsung oleh infeksi-bar dan berfungsi merealisasikan properti leksikal (Mulyadi: 2022).

2.1.3.2 Pemerlengkap (Pm)

Pemerlengkap adalah unsur klausa subordinatif yang menentukan tipe klausa yang mengikutinya. Pada kalimat tanya, pemerlengkap dilekati oleh fitur kata tanya (Mulyadi: 2022).

2.1.4 Teori X-bar

Teori ini dipelopori oleh Noam Chomsky yang mengemukakan bahwa frase yang mempunyai struktur saja yang harus dikaji secara eksplisit. Gagasan dalam teori ini adalah bahwa di dalam struktur internal frase yang berbeda

(6)

dalam sebuah bahasa ditemukan pola yang sama pada setiap struktur (Sells, 1985).

Salah satu pandangan yang terdapat dalam teori X-Bar adalah bahwa semua frase memiliki sebuah inti leksikal. Inti adalah simpul akhir yang mendominasi kata, dapat juga diartikan dengan proyeksi leksikal dari kategori kata (Napoli, 1996).

Lebih lanjut, saat ini analisis dengan menggunakan X-Bar teori tidak hanya terbatas pada struktur frasa saja (Kebbe, 2000). Sawirman (2007) menyatakan bahwa pada awalnya teori X-Bar memang hanya diterapkan pada analisis struktur frasa saja. Namun, saat ini penerapan teori X-Bar dalam analisis sintaksis melebar ke dalam tataran klausa maupun tataran kalimat. Penganalisisan struktur sintaksis terhadap sebuah klausa maupun kalimat dilakukan dengan cara yang sama yaitu menggunakan kaidah penganalisisan struktur sintaksis seperti pada tataran frasa (Al-Qumairi et al., 2020; Budiman & Mulyadi, 2020). Akhirnya, analisis dengan teori X-Bar merupakan analisis yang akurat untuk mengidentifikasikan serta menggambarkan bagaimana sebuah frasa maupun klausa memberikan fungsi pada setiap kategori kata (Zahra & Mulyadi, 2019).

2.2 Landasan Teori

Penelitian tentang Konstruksi Interogatif Bahasa Nias ini akan dianalisis berdasarkan teori X-Bar. Teori X-Bar pertama kali dikembangkan oleh Noam Chomsky pada tahun 50-an atas dasar bentuk pengembangan sebuah frasa. Lebih dalam lagi, teori x-bar memiliki tiga tataran proyeksi. Kedua proyeksi tersebut direpresentasikan pada level sintaksis. Jika sebuah kategori leksikal dibentuk oleh komplemen, keterangan, dan spesifier, komplemen yang berkombinasi dengan X akan membentuk proyeksi x-bar; keterangan yang berkombinasi dengan x-bar akan membentuk proyeksi x-bar lebih tinggi; spesifier yang berkombinasi dengan x-bar yang lebih tinggi akan membentuk proyeksi maksimal frase x. Jadi, kategori bar adalah proyeksi x dan frase dengan bar tertinggi ialah proyeksi maksimal dari kategori x (Mulyadi, 2010). Adapun jika digambarkan maka akan jadi seperti berikut ini.

(7)

Gambar 1: Diagram proyeksi X-Bar (Mulyadi, 2010)

Pada gambar 1 terdapat specifier, adjunct, complement, X, X’, dan XP atau X”. Menurut Haegeman (1992), gambaran x-bar dengan kaidah struktur frasa dan urutannya tertera pada rumus berikut:

1) X” → Spec ; X’

2) X’ → X’ ; Adjunct 3) X’ → X ; Complement

Rumus tersebut jika dihubungkan dengan gambar 1 maka bisa dibuat deskripsi dari paling atas hingga paling bawah sebagai berikut ini:

1) X” (X double bar) atau XP merupakan proyeksi maksimal, atau bisa disebut frasa utuh.

Terdiri dari specifier dan X’ (X bar) yang merupakan proyeksi inti.

2) X’ merupakan proyeksi inti yang terdiri dari X’ dan adjung.

3) X’ merupakan proyeksi yang terdiri dari frasa X yang merupakan proyeksi minimal dan komplemen.

Pada gambar 1 terlihat pembagian struktur frasa beserta posisi specifier, adjung, dan komplemen yang menyertainya. Adapun specifier diartikan sebagai penentu atau subjek, adjung dan komplemen merupakan objek. Adjung dan komplemen bisa diartikan sebagai sebuah keterangan dalam suatu frasa, namun keberadaan specifier dan komplemen merupakan suatu hal yang berbeda dengan adjung. Komplemen menjadi keterangan tambahan yang keberadaannya menjadi sebuah keharusan, begitu pula

(8)

dengan specifier. Berbeda dengan adjung yang keberadaannya hanya bersifat opsional, sehingga bisa dimasukkan atau tidak.

Adapun cara mudah untuk menentukan adjung dan komplemen dalam pohon sintaks suatu struktur frasa adalah adjung yang merupakan sister of N bar and daughter of N bar, dan komplemen yang sister of head and daughter of N bar.

2.3 Tinjauan Pustaka

Dalam tinjauan pustaka dijelaskan beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut berkaitan dengan Teori X-Bar maupun Konstruksi Interogatif, yang menjadi rujukan penulis dalam melakukan penelitian ini. Sejumlah hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut.

Gapur dan Pujiono (2018) mengkaji Konstruksi Interogatif Polar dalam Bahasa Jepang membahas tentang konstruksi interogatif polar dalam bahasa Jepang.

Penelitian tersebut merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Data dalam penelitian tersebut adalah konstruksi interogatif polar yang terdapat dalam buku Minna No Nihongo Shokyuu I, Nameraka Nihongo Kaiwa, dan komik Oremonogatari Chapter I karangan Kazune Kawahara dan Aruko. Teori yang digunakan dapam penelitian tersebut adalah teori konstruksi interogatif Siemud (2001). Hasil penelitian tersebut adalah konstruksi interogatif polar yang wujud terbentuk dari intonasi, penambahan partikel interogatif, dan tag interogatif.

Sementara konstruksi interogatif polar yang terbentuk dengan perubahan urutan konstituen, infleksi verbal dan disjungsi tidak ditemukan.

Rois, dkk (2021) mengkaji Struktur Kalimat Interogatif bahasa Jawa pada Film

“Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo: Analisis X-Bar. Konsep yang ditekankan dalam Bahasa Jawa adalah perubahan peran adan adanya komplemen dalam bentuk strukturalnya. Artikel tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan dan menyusun struktur kalimat tanya dengan teori X-Bar. Data yang digunakan berupa tuturan interogatif tokoh dalam fil pendek berjudul “Tilik” karya Wahyu Agung Prasetyo.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan catat. Data diidentifikasi dan diklasifikasikan de dalam jenis kalimat interogatif dan dianalisis dengan menerapkan teori X-Bar. Hasil penelitian menunjukkan (1) pertanyaan ya-tidak dan pertanyaan penyuguhan memiliki karakter total dengan pola FI absolut. 2) jenis

(9)

interogatif meminta jawaban suatu unsur, menanyakan alasan, dan meminta pendapat tersebar sebagian dengan pola pendistribusian pada FPm dan FI.

Mukramah dan Mulyadi (2022) mengkaji Konstruksi Interogatif dalam Bahasa Aceh: Teori X-Bar. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan kategori fungsioanl kata tanya dan merumuskan kaidah struktur konstruksi interogatif dalam bahasa Aceh dengan menggunakan teori X-Bar. Data penelitian merupakan kalimat dalam bahasa Aceh yang bersumber dari penutur asli bahasa Aceh. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil ditunjukkan dengan kategori fungsi konstruksi interogatif dalam konstruksi interogatif bahasa Aceh, yaitu komplemen dan pemerlengkap.

Harahap dan Mulyadi (2018) mengkaji Kata Tanya dalam Konstruksi Interogatif Bahasa Mandailing. Penelitian tersebut membahas tentang kata tanya dalam bkonstruksi interogatif pada Bahasa Mandailing. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis kata tanya dari setiap tipe interogatif. Data penelitian berupa kalimat bahasa Mandailing yang bersumber dari literatur yang berkaitan tentang konstruksi interogatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kalimat tanya dari pakar linguistik. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik ganti, teknik balik, dan teknik acuan (referensi).

Tarmini (2009) mengkaji Kata Tanya dalam Konstruksi Interogatif Bahasa Indonesia: Kajian Sintaksis dan Semantis. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori campuran (eklektik) yang bersumber dari para pakar linguistik asing dan pakar linguistik Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah metode deskriptif dengan menggunakan teknik ganti, teknik balik, dan teknik acuan (referensi). Hasil penelitian ini menunjukkan simpulan sebagai berikut. Kata tanya sebagai alat pembentuk kalimat interogatif dapat menandai perbedaan tipe konstruksi interogatif.

Budiman dan Mulyadi (2020) mengkaji Konstruksi Interogatif dalam bahasa Jepang: Analisis X-Bar. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai

(10)

kategori fungsi kalimat interogatif dan merumuskan bentuk kalimat interogatif dalam bahasa Jepang menggunakan teori X-Bar. Dalam penelitian artikel ini, penulismenggunakan metode kepustakaan. Lalu, data dianalisis dengan metode agih dan hasil disajikan menggunakan pemahaman formal dan informal. Hasil menunjukkan bahwa kategori fungsional kalimat interogatif dalam bahasa Jepang meliputi komplemen dan pemerlengkap. Fungsi kalimat interogatif sebagai pemerlengkap ditempati oleh kalimat interogatif ya-tidak dan kalimat interogatif dengan kata tanya, sedangkan kalimat interogatif yang berfungsi sebagai komplemen ditempati oleh kalimat interogatif gaung sehingga dapat dilihat sebagai berikut: KT → [Pm] + Spes + I + Komp + [Pm + Spes + I + Komp].

Penelitian Budiman dan Mulyadi memberikan sumbangan dalam penelitian ini.

Cara kerja teori X-Bar dalam penelitian tersebut menjadi acuan untuk menerapkan teori X-Bar pada konstruksi Interogatif bahasa Nias. Pengklasifikasian konstruksi interogatif berdasarkan struktur pembentuknya dan kategori fungsional konstruksi interogatif falam penelitian tersebut menjadi inspirasi dalam penelitian ini.

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Merujuk pada Santosa (2017), penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang realitas datanya bersipat multiple and holistically constructed. Artinya, data dari penelitian ini memiliki makna jamak yang dibangun secara menyeluruh dari konteksnya. Sementara itu, Sudaryanto (2018) menyatakan bahwa penelitian deskriptif merupakan penelitian yang digunakan untuk mengkaji suatu fenomena dengan tujuan memperoleh gambaran yang rinci dan akurat terhadap fenomena tersebut.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Alasan peneliti memilih tempat ini dikarenakan di kecamatan tersebut terdapat masyarakat suku Nias yang merantau dari pulau Nias dan telah menetap selama beberapa tahun di Kecamatan Tarutung. Sejalan dengan hal tersebut, masyarakat suku Nias yang merantau ke Kecamatan Tarutung sudah fasih berbahasa Indonesia sehingga hal ini akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dan sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari penduduk dan penutur asli bahasa Nias yang berada di Kecamatan Tarutung, Kabupaten Tapanuli Utara. Dalam hal ini, peneliti memilih informan yang memiliki pengetahuan dan menguasai bahasa Nias dengan baik dan juga memahami bahasa Indonesia dengan baik.

3.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan metode deskriptif dengan mengumpulkan data menggunakan teknik observasi atau wawancara, data berupa kalimat- kalimat tanya yang dikumpulkan dari hasil wawancara yang ditanyakan kepada informan.

Kemudian kalimat-kalimat tersebut disaring oleh peneliti sesuai dengan ketentuan kalimat tanya. Setelah dilakukan penyaringan data, data diurutkan, lalu kalimat tanya tersebut dikategorisasikan dan dianalisis menggunakan teori X-bar.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qumairi, S., Taha, M., & Arifin, A. (2020). The syntax of possessive-də in Mehri. Lingua, 244.

Chaer, A. (2015). Sintaksis Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Rineka Cipta.

Crystal, D. (1997). A Dictionary of Linguistics and Phonetics 4th Edition. Blackwell.

Crystal, D. (2008). A Dictionary of Linguistics and Phonetics sixth edition. Oxford: Blackwell.

Kebbe, M. (2000). A Transformational grammar of modern literary Arabic. Routledge: Sage.

Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Edisi Keempat. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Mukramah, Mulyadi. 2022. “Konstruksi Interogatif dalam Bahasa Aceh: Teori X-Bar”: Jurnal Kajian Bahasa. 11 (1), 14.

Napoli, D. J. 1996, Linguistics, Oxford University Press, Oxford.

Ramlan. (2005). Sintaksis. C.V. Karyono.

Santosa, R. (2017). Metode penelitian kualitatif kebahasaan. Surakarta: UNS Press.

Sawirman. (2007). Teori X-Bar pada tataran kata (sebuah resensi buku lieber). Linguistika Kultura, 1(2), 193–200.

Sells, P. 1985, Lectures on Contemporary Syntactic Theories, CSLI, Stanford.

Sudaryanto. (2018). Metode dan aneka teknik analisis bahasa: Pengantar Penelitian wahana kebudayaan secara linguistis. Jakarta: Sanata Dharma University Press.

Zahra, S. T., & Mulyadi, M. (2019). Kalimat tanya dalam bahasa Mandailing: Teori X-Bar.

Retorika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 12(2), 235-242.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian struktur kalimat bahasa Batak Toba di Kabupaten Humbang Hasundutan Kecamatan Lintong ni Huta Berdasarkan hubungan subjek dan predikat analisis teori X-bar

Keterangan dan specifier pada struktur frasa nomina Bahasa Indonesia dapat langsung dibawahi oleh N’ (N- bar), sedangkan pada teori X-bar hanya komplemen yang langsung dibawahi N’

Bentuk verba serial (serial verb) ini seringdibandingkan dengan predikat kompleks (complex predicate), karena keduanya memiliki konstruksi yang mirip. Untuk

Susbtansi teori dan pendekatan konstruksi sosial atas realitas dari berger dan Luckmann adalah pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis konstruksi verba serial tipe gerakan dalam bahasa Sunda dengan menggunakan kajian tipologi dan teori X-bar.. Data

Dokumen ini membahas tentang perkembangan kognitif dan bahasa anak-anak berdasarkan teori

Dokumen berisi daftar isi sebuah buku teks Bahasa Inggris untuk kelas

Dokumen membahas mengenai teori bahasa dan automata, termasuk definisi, operasi, dan contoh tata bahasa reguler, bebas konteks, peka konteks, dan tidak