Mapel SBdP
Tema 9 Kelas 5 SD/MI
Mengenal
Tangga Nada
▸ Baca selengkapnya: rpp seni tari sd kelas 5
(2)Tangga nada adalah urutan nada yang disusun secara
berjenjang, misalnya 1 2 3 4 5 6 7 1. Dalam seni musik, tangga nada dibagi menjadi dua yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.
Tangga nada yang paling banyak digunakan, yaitu tangga nada diatonis. Tangga nada diatonis terdiri atas tujuh nada. Nada
dimulai dari do = C sampai do = C`. Not-not tangga nada diatonis merupakan not-not putih pada piano. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut adalah “Do – Re – Mi – Fa – Sol – La – Si”.
Tangga nada diatonis terdiri atas beberapa jenis.
Mengenal Tangga Nada
.
a. Tangga Nada Diatonis Mayor
Tangga nada diatonis mayor adalah tangga nada yang susunan nadanya berjarak 1 – 1 - ½ - 1 - 1 - 1 - ½. Tangga nada mayor berfungsi sebagai nada dasar untuk
aransemen musik. Tangga nada mayor diawali dan diakhiri dengan nada Do. Contoh tangga nada C mayor, yaitu C, D, E, F, G, A, B, C’. Tangga nada mayor bersifat gembira dan semangat.
Contoh tangga nada mayor sebagai berikut.
Mengenal Tangga Nada
Contoh lagu tangga nada mayor :
“Hari Merdeka”
Ciptaan H.Mutahar
“Halo-halo Bandung”
Ciptaan Ismail Marzuki.
b. Tangga Nada Diatonis Minor
Tangga nada minor adalah tangga nada diatonis yang susunan nadanya
1 - ½ - 1 – 1 – ½ - 1 - 1. Tangga nada minor bersifat sedih dan kurang semangat.
Tangga nada minor diawali dan diakhiri dengan nada La = A. Tangga nada minor dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu minor asli, minor harmonis, dan minor melodis.
Mengenal Tangga Nada
1. Tangga nada minor asli merupakan nada-nada pokok, belum mendapat nada sisipan. Berikut contoh tangga nada minor asli.
Contoh lagu
tangga nada minor :
“Mengheningkan Cipta”
Ciptaan Truno Prawit
“Gugur Bunga”
Ciptaan Ismail Marzuki.
Mengenal Tangga Nada
2. Tangga nada minor harmonis adalah tangga nada dengan nada ketujuh dinaikkan setengah laras.
Pada saat turun jaraknya tetap sama. Berikut contoh tangga nada minor harmonis.
3. Tangga nada minor melodis adalah tangga nada minor asli dengan nada ke-6 dan ke-7
dinaikkan setengah laras. Pada saat turun nada ke-6 dan ke-7 diturunkan setengah laras.
Tangga nada pentatonis adalah jenis tangga nada terdiri atas lima nada.
Pentatonis berasal dari kata penta artinya lima, dan tone artinya nada.
Tangga nada pentatonis biasanya digunakan khusus untuk lagu-lagu daerah yang diiringi alat musik daerah seperti gamelan (Sunda, Jawa, dan Bali), angklung, kolintang, dan sasando.
Tangga nada pentatonis terdiri dari dua
macam, yaitu tangga nada pelog dan tangga nada slendro.
Mengenal Tangga Nada
Tangga Nada Pentatonis
Tangga nada pelog adalah tangga nada yang memiliki lima nada dan digunakan dalam musik gamelan Jawa dan Bali.
Tangga nada pelog bersifat tenang, hormat, dan mulia.
Tangga nada pelog tidak mempunyai nada 2 (re) dan 6 (la).
Contoh lagu tangga nada pelog, yaitu “Suwe Ora Jamu”
dari Jawa Tengah.
Mengenal Tangga Nada
1 3 4 5 7 do mi fa sol si
Tangga nada slendro adalah tangga nada yang memiliki lima nada. Pada umumnya bersifat gembira, lincah dan riang. Tangga nada slendro tidak mempunyai not 4 (fa) dan 7 (si). Jarak antara nada yang satu dengan yang lainnya hampir sama sehingga tangga nada ini disebut juga slendro padantara. Contoh lagu tangga nada slendro, yaitu “Lir Ilir” dari Jawa Tengah.
1 2 3 5 6 do re mi sol la
Alat musik melodis merupakan alat musik yang digunakan untuk memainkan melodi.
Jadi, alat musik tersebut dapat digunakan untuk memainkan melodi lagu sesuai dengan tangga nadanya. contoh alat musik melodis, misalnya seruling (recorder) atau pianika.
Mengenal Tangga Nada
Alat Musik Melodis
1. Pianika
Pianika memiliki tuts sama seperti piano. Pianika dimainkan dengan cara meniup slang peniup dan menekan tuts pianika. Berikut nada-nada yang ada dalam pianika.
Mengenal Tangga Nada
Alat Musik Melodis
Tuts kromatis
Tuts harmonis
2. Rekorder
Rekorder dimainkan dengan cara ditiup dan ditutup lubangnya secara bergantian untuk menghasilkan nada tertentu. Berikut penjarian untuk memainkan rekorder.
Mengenal Tangga Nada
Alat Musik Melodis
Mapel SBdP
Tema 9 Kelas 5 SD/MI
Pola Lantai Tari
Kreasi Daerah
Pola lantai adalah gerak tari untuk membentuk sebuah formasi. Dengan pola lantai, tarian akan lebih menarik karena penari dapat berpindah-pindah tempat.
Pada dasarnya, ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tetapi kuat. Sedangkan garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah.
Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
1. Pola Lantai Garis Vertikal (Lurus)
Pola lantai garis vertikal membentuk garis lurus ke depan atau ke belakang. Pola lantai ini terkesan sederhana, tetapi tetap kuat. Pola lantai vertikal dipakai untuk tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok.
Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
2. Pola Lantai Garis Horizontal (Mendatar)
Pola lantai garis horizontal membentuk garis ke kanan atau ke kiri. Pola lantai ini digunakan untuk tari tunggal, tari berpasangan, dan tari berkelompok.
3. Pola Lantai Garis Diagonal
Pola lantai garis diagonal membentuk garis ke sudut kanan atau ke kiri. Pola lantai ini lebih jarang
digunakan oleh penari.
4. Pola Lantai Garis Melengkung
Pola lantai garis melengkung membentuk lingkaran, setengah lingkaran, atau angka delapan. Pola lantai ini akan lebih terlihat jika penari menarikan tari kelompok.
Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Penataan pola lantai yang menarik akan memberi kesan menarik bagi penonton.
Dalam tari tunggal, bentuk pola lantai dapat dilakukan dengan bebas sesuai dengan ruang yang digunakan. Penari dapat menggali gerakan tari dan bebas mengikuti pola lantai gerak tari.
Gerak Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Tari berpasangan atau kelompok, pola lantai harus dikuasai oleh penari karena kesalahan gerak yang dilakukan oleh penari dapat mengganggu keseluruhan tarian yang dibawakan menjadi tidak teratur, oleh karena itu penari harus menjaga kekompakan antarpenari.
Pola lantai tari berpasangan atau kelompok akan
membosankan jika posisi penari tidak berpindah tempat.
Oleh karena itu pola lantai dibuat bervariasi untuk menambah nilai keindahan tarian tersebut
Tari Kecak dari Bali Menggunakan pola lantai
melengkung
Gerak 1 Pola Lantai Garis Vertikal
Gerak Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Gerak 2 Pola Lantai Garis Horizontal
Gerak 3 Pola Lantai Garis Diagonal
Gerak Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Gerak 4 Pola Lantai Garis Melengkung
Gerak Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Gerak Pola Lantai dalam Tari Kreasi Daerah
Mapel SBdP
Tema 9 Kelas 5 SD/MI
Karya Seni
Rupa Daerah
Karya Seni Rupa Daerah
Seni rupa daerah terbagi menjadi dua, yaitu : 1. Seni Rupa Murni
Seni rupa murni merupakan seni rupa yang menghasilkan karya seni berupa benda hiasan.
Contohya lukisan dan patung. Lukisan merupakan karya seni dua dimensi sedangkan patung
merupakan karya seni tiga dimensi.
2. Seni Rupa Terapan
Seni rupa terapan merupakan seni rupa yang menghasilkan karya seni berupa benda pakai yang memiliki nilai fungsi namun tetap
memperhatikan segi keindahan. Contoh batik, ukiran kayu, gerabah, dan lain-lain.
Karya Seni Rupa Daerah
Secara umum, karya seni rupa daerah memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1. Bersifat kedaerahan.
2. Dipengaruhi oleh budaya dan latar belakang sejarah suatu wilayah a. Mengandung simbol-simbol dan bermakna.
b. Seringkali digunakan untuk upacara adat, agama, atau kebutuhan sehari- hari.
c. Dibuat dari bahan alam yang berasal dari lingkungan.
3. Corak dan motifnya dipengaruhi oleh kondisi fisik atau geografi suatu daerah, dipengaruhi juga oleh corak seni tradisional masyarakat setempat.
Karya Seni Rupa Daerah
Fungsi karya seni rupa daerah dibedakan menjadi fungsi individual dan fungsi sosial:
1. Fungsi Individual
Sebagai media untuk mengekspresikan jiwa, emosi dan mencerminkan segala sesuatu, baik suka, duka, dan marah. Selain itu, karya seni juga sebagai media mengekspresikan cita-cita, pandangan hidup, watak, bentuk, corak bahan, dan juga teknik.
2. Fungsi Sosial
Sebagai media pendidikan
Sebagai media hiburan (refreshing)
Sebagai media komunikasi
Sebagai media keagamaan
Jumputan merupakan salah satu cara pemberian motif di atas kain dengan mengisi, melipat dan mengikat kain tertentu, lalu mencelupkannya pada larutan zat warna.
Batik jumputan disebut juga ikat celup.
Jumputan termasuk dalam batik karena proses pewarnaannya
menggunakan teknik celup. Motif pada batik jumputan dibuat dengan ikatan benang atau karet gelang yang diikat kuat dan rapat. Kain yang diikat kecil itulah yang disebut jumputan.
Mengenal Batik Jumputan
Mengenal Batik Jumputan
Teknik membuat batik jumputan, yaitu teknik lipat ikat dan teknik lipat jelujur. Teknik yang paling sering digunakan, yaitu teknik lipat ikat. Teknik lipat jelujur yang dilakukan pada batik jumputan, yaitu kain diberi pola tertentu lalu dijahit jelujur pada garis gambar. Pada tahap pewarnaan, benang yang rapat akan menghalangi warna masuk ke kain.
Motif hias jumputan banyak digunakan pada benda pakai seperti selendang atau sampur, kain, taplak meja, dan lain-lain. Kain dengan motif hias jumputan tidak hanya terdapat di Yogyakarta saja, tetapi juga banyak terdapat di daerah Palembang, Bali, dan Gresik.
Langkah-Langkah dalam Membuat Batik Jumputan
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Mengikat kain dengan berbagai alternatif
Langkah-Langkah dalam Membuat Batik Jumputan
2. Mengikat kain dengan berbagai alternatif
Cara mencelupkan ikatan, sehingga saat dilepas ikatannya membentuk kain-kain seperti gambar di atas.
Mengenal Batik Indonesia
Batik di tanah air dibedakan menjadi dua, yaitu batik klasik (batik Surakarta dan Yogyakarta) dan batik pesisir.
1. Batik Klasik
Motif batik klasik dianggap masih asli atau belum terpengaruh budaya asing. Keunikan batik klasik, yaitu motifnya lebih
condong pada motif-motif geometris, pewarnaan yang kalem serta lebih condong pada warna-warna gelap seperti cokelat, hitam, biru tua, dan merah marun. Keunikan yang lain, yaitu adanya makna simbolis yang terkandung dalam motif hias batik klasik. Makna simbolis itu kebanyakan berupa doa atau harapan yang baik-baik terhadap pemakainya. Sebagai contoh, motif grompol pada batik Yogyakarta. Motif ini digunakan oleh mempelai pengantin saat upacara pernikahan.
Mengenal Batik Indonesia
2. Batik Pesisir
Motif batik pesisir cenderung bersifat naturalis, menggunakan warna-warna cerah seperti merah, biru, hijau, dan jingga. Motif batik pesisir Iebih
menekankan segi keindahan motif. Selain itu, banyak ditemukan pengaruh budaya Eropa dan Cina pada motif pesisir. Sebagai contoh, motif putri salju dan motif cinderela pada batik PekaIongan, dan motif mega mendung pada batik Cirebon. Di daerah Jambi dan Cirebon terdapat batik dengan motif kaligrafi arab. Di Jambi, motif ini disebut motif basurek yang berarti bersurat, disebut demikian karena isinya merupakan penggalan surat dalam Al-Quran.
Mengenal Batik Indonesia
Selain membatik dengan teknik ikat celup, terdapat beberapa teknik membatik antara lain seperti berikut.
1. Teknik canting tulis, yaitu menghalangi masuknya warna dengan menutupinya menggunakan cairan malam melalui alat yang disebut dengan canting.
2. Teknik printing (cap), yaitu cara pembuatan motif batik menggunakan canting cap. Canting cap
merupakan kepingan logam atau pelat berisi gambar yang agak menonjol.
3. Teknik coletan, yaitu cara membuat batik dengan cara melukis zat pewarna di atas kain.
Langkah-Langkah Dalam Membuat Batik
1. Menyiapkan alat dan bahan 2. Membuat pola gambar pada kain
3. Menutup bagian gambar dengan lilin
Langkah-Langkah Dalam Membuat Batik
4. Menyiapkan larutan untuk merendam kain
5. Mencelupkan dan menghilangkan lilin
6. Hasil jadi