Nama : Sekar Ar-Ruum Samaragrahira NIM : E0021421
TUGAS HUKUM PAJAK J
Subjek Pajak Objek Pajak Wajib Pajak Bea Materai Subjek dari Bea
Materai adalah pihak-
pihak yang
mendapatkan manfaat dari dokumen, kecuali pihak atau pihak-pihak menentukan lain.
Objek dari Bea Materai adalah dokumen. Dokumen yang dimaksud dapat berbentuk:
1. Surat perjanjian dan surat-surat lainnya yang dibuat dengan tujuan untuk digunakan sebagai alat pembuktian mengenai
perbuatan,
kenyataan, atau keadaan yang bersifat perdata;
2. Akta-akta notaris termasuk
salinannya;
3. Akta-akta yang dibuat oleh PPAT termasuk rangkap- rangkapnya;
4. Surat yang memuat jumlah uang lebih dari Rp1.000.000;
5. Surat berharga seperti wesel, promes, aksep, dan
cek yang
Dipungut oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk menetapkan wajib pajak sebagai pemungut bea meterai dengan menerbitkan surat penetapan sebagai pemungut bea meterai.
nominalnya lebih dari Rp1.000.000;
6. Efek dengan nama dan dalam bentuk apapun, sepanjang harga nominalnya
lebih dari
Rp1.000.000.
Selain dokumen-dokumen tersebut, juga terdapat bea materai terhadap dokumen lain yang akan digunakan sebagai alat pembuktian di muka pengadilan, yakni:
1. Surat-surat biasa dan surat-surat kerumahtanggaan;
2. Surat-surat yang semula tidak dikenakan bea materai
berdasarkan
tujuannya, jika digunakan untuk tujuan lain atau digunakan oleh orang lain, lain dari maksud semula;a Pajak
Penghasilan (PPh)
Berdasarkan Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 36 Tahun 2008
Dalam pajak penghasilan yang menjadi objek pajak adalah penghasilan itu sendiri. Penghasilan adalah setiap tambahan
Dipungut oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk menetapkan wajib
yang menjadi subjek pajak penghasilan, yaitu:
1. Orang pribadi.
2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak.
3. Badan
4. Bentuk usaha tetap.
kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun.
pajak sebagai pemungut bea meterai dengan menerbitkan surat penetapan sebagai pemungut bea meterai.
Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB)
Subjek dari Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu ha katas bumi, dan/atau memperoleh manfaat atas bumi, dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.
Objek dari Pajak Bumi dan Bangunan adalah bumi dan/atau bangunan.
Bangunan di sini yang dimaksud adalah:
1. Jalan lingkungan yang terletak dalam suatu kompleks bangunan seperti hotel, pabrik, dan lain sebagainya;
2. Jalan tol;
3. Kolam renang;
4. Pagar mewah;
5. Tempat olahraga;
6. Galangan kapal, dermaga;
7. Taman mewah;
8. Tempat
penampungan/
Dipungut oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk menetapkan wajib pajak sebagai pemungut bea meterai dengan menerbitkan surat penetapan sebagai pemungut bea meterai.
kilang minyak, air dan gas, pipa minyak;
9. Fasilitas lain yang memberikan
manfaat.
Pajak
Pertambahan Nilai (PPN)
Berdasarkan UU No. 8
Tahun 1983
sebagaimana yang telah diubah dengan UU No. 42 Tahun 2009, subjek dari Pajak Pertambahan
Nilai adalah
Pengusaha Kena Pajak (PKP).
Berdasarkan Pasal 4 ayat (1) UU No. 8 Tahun 1983 sebagaimana yang telah diubah oleh UU No. 42 Tahun 2009, yang menjadi objek Pajak Pertambahan Nilai diantaranya:
1. Penyerahan Barang Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan
pengusaha;
2. Impor Barang Kena Pajak;
3. Penyerahan Jasa Kena Pajak di dalam daerah pabean yang dilakukan oleh pengusaha;
4. Pemanfaatan Barang Kena Pajak tidak berwujud dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean;
Dipungut oleh Direktur Jenderal Pajak atau pejabat yang ditunjuk menetapkan wajib pajak sebagai pemungut bea meterai dengan menerbitkan surat penetapan sebagai pemungut bea meterai.
5. Pemanfaatan Jasa Kena Pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean;
6. Ekspor Barang
Kena Pajak
Berwujud oleh Pengusaha kena pajak;
7. Ekspor Barang Kena Pajak tidak berwujud oleh pengusaha kena pajak;
8. Ekspor jasa kena
pajak oleh
pengusaha kena pajak.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Subjek Penerimaan Negara Bukan Pajak berasal dari orang pribadi dan badan usaha, baik yang berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri.
Objek dari Penerimaan Negara Bukan Pajak berasal dari seluruh aktivitas, hal, dan/atau benda yang akan menjadi sumber penerimaan negara di luar pajak dan hibah yang meliputi:
1. Pemanfaatan SDA;
2. Pelayanan (penyediaan
barang, jasa, dan pelayanan
administrative);
Dipungut oleh Kementerian
Keuangan.
3. Pengelolaan
kekayaan negara yang dipisahkan, seperti laba pemerintah, hasil penjualan saham, sertifikat, dan lain sebagainya;
4. Pengelolaan barang milik negara;
5. Pengelolaan dana;
6. Hak negara lainnya (sesuai ketentuan peraturan
perundang- undangan_.