PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Dalam kondisi tersebut, bank-bank milik negara dituntut untuk menjaga kepercayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan dan fasilitas yang memuaskan masyarakat. Gambar 1.1 memberikan informasi bahwa kinerja bank-bank pemerintah yang tercermin dalam laporan BOPO dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berfluktuasi.
Rumusan Masalah
Padahal, leasing merupakan praktik umum yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam bisnis. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian sehingga penulis tertarik untuk melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang berjudul : “Analisis Kebijakan Leasing Terhadap Efisiensi Biaya Pada Bank BUMN Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia” .
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Leasing
- Pengertian Leasing
- Pihak yang terlibat dalam leasing
- Jenis-jenis leasing
- Proses dan transaksi Leasing
- Mekanisme dan Teknik-teknik Pembiayaan Leasing
- Pembayaran Sewa Guna Usaha
- Kelebihan Leasing Sebagai Sumber Pembiayaan
- Perkembangan Leasing di Indonesia
Leasing adalah kegiatan pembiayaan berupa penyediaan barang modal baik melalui sewa maupun sewa operasi, untuk digunakan oleh penyewa selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Lessor adalah perusahaan leasing atau pihak yang memberikan jasa pembiayaan kepada penyewa dalam bentuk barang modal. Dalam leasing ini, perusahaan leasing (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal.
Sewa operasi Dalam sewa ini, perusahaan leasing (lessor) membeli barang modal dan kemudian menyewakannya kepada penyewa. Dalam sewa operasi, jumlah pembayaran sewa berkala tidak termasuk jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut, termasuk bunga. Perusahaan leasing dalam sewa operasi biasanya bertanggung jawab atas biaya pelaksanaan sewa seperti asuransi, pajak dan pemeliharaan barang modal yang relevan.
Teknik pembiayaan menurut akad leasing ini, perusahaan leasing sebagai lessor adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Jika ada, pengembalian itu termasuk biaya perolehan barang modal yang dibiayai dan bunganya, yaitu 631.
Efisiensi Biaya
Hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah perusahaan leasing di Indonesia, dari hanya 3 perusahaan pada tahun 1975 menjadi 17 pada tahun 1982, meningkat dari 47 pada tahun 1984 menjadi 83 pada tahun 1987 dan terakhir pada tahun 1990 terdapat 112 perusahaan leasing. Pada tahun 1991 terjadi perubahan badan perusahaan leasing, akibat pengetatan uang sehingga pinjaman-pinjaman yang telah ditandatangani harus ditunda, apalagi didukung dengan kenaikan suku bunga, perusahaan leasing harus berkemampuan. untuk mendapatkan pinjaman di dalam atau di luar negeri untuk membiayai perusahaan, maka mereka melakukan merger perusahaan. Sehingga sampai saat ini masih terjadi merger perusahaan leasing agar lebih besar.
Mulyadi membedakan antara lain konsep biaya dalam arti luas dan sempit sebagai berikut (Mulyadi, 2012). Dalam arti luas, biaya adalah pengorbanan sumber daya ekonomi, diukur dalam satuan moneter, yang telah atau mungkin terjadi untuk mencapai tujuan tertentu, sedangkan dalam arti sempit, biaya adalah bagian dari biaya barang yang dikorbankan untuk memperoleh pendapatan. Supriyono juga membedakan biaya dalam dua pengertian yang berbeda yaitu biaya dalam arti biaya dan biaya dalam arti pengeluaran (Supriyono, 2011).
Biaya dalam arti harga pokok (cost of goods) adalah “suatu jumlah yang dapat diukur dengan satuan uang dalam rangka penguasaan atas barang dan jasa yang diperlukan oleh perusahaan, baik di masa lalu (harga perolehan yang terjadi) maupun di masa lalu. masa depan (harga perolehan yang terjadi) Sedangkan beban adalah “biaya yang akan dikorbankan atau dikonsumsi untuk memperoleh pendapatan dalam suatu periode akuntansi tertentu”.
Pengaruh Leasing terhadap Efisiensi biaya perusahaan
Hasilnya diperoleh dari present value (PV) arus kas keluar hutang jangka panjang, nilai sekarang (PV) arus kas keluar lebih besar dibandingkan kasus leasing. Perhitungan nilai sekarang arus kas keluar (PVCO) dari sewa alternatif yang mencakup unsur biaya sewa dan faktor diskonto. Perhitungan arus kas keluar nilai sekarang (PVCO) untuk alternatif pembelian langsung yang mencakup unsur harga beli, biaya penyusutan, biaya pemeliharaan, dan faktor diskon.
Hitung dan bandingkan efisiensi arus kas keluar nilai sekarang (PVCO) alternatif untuk sewa atau pembelian langsung. 4) Menarik kesimpulan tentang data yang telah dianalisis. Present Value Perbandingan Cash Outflow Alternatif cash leasing (dalam jutaan rupiah). Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat perbandingan perhitungan cash outflow present value untuk kedua alternatif, dimana alternatif sewa lebih menguntungkan daripada alternatif pembelian langsung (tunai) dengan selisih Rp.
Dari tabel 4.6 terlihat bahwa dalam menghitung nilai sekarang arus kas untuk alternatif leasing dan alternatif pembelian langsung (cash), diketahui bahwa alternatif leasing lebih menguntungkan daripada alternatif pembelian langsung (cash). dengan selisih Rp. Dari tabel 4.11 mengenai perbandingan perhitungan nilai sekarang arus kas antara kedua alternatif terlihat bahwa alternatif pembelian langsung (tunai) lebih menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan leasing.
Konsep Time value of money
Penelitian terdahulu
Dalam penelitian Jarot Prasetya (2018), “Analisis struktur modal yang paling efektif antara pembiayaan leasing kapal dan hutang jangka panjang terhadap nilai perusahaan PT KLM, penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Peneliti menggunakan hubungan antara likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas untuk menunjukkan pengaruh sewa kapal dan utang jangka panjang terhadap laporan laba rugi dan laporan posisi keuangan. Analisis nilai perusahaan sewa kapal dan hutang jangka panjang menggunakan metode nilai perusahaan dan rasio profitabilitas (rasio pengembalian aset terhadap pengembalian ekuitas).
Kemudian dalam penelitian Lisa Puspa Wijayanti (2008), “Leasing atau rencana pembiayaan utang jangka panjang untuk penggantian aset tetap pada PT. Metode analisis yang digunakan dalam analisis pembiayaan antara leasing dan utang jangka panjang untuk aset tetap pada PT. Untuk menentukan apakah leasing lebih baik dari utang jangka panjang adalah dengan menggabungkan hasil NPV (P) dengan hasil NAL.
Berdasarkan standar yang ditentukan, pembiayaan sewa guna usaha atau leasing secara ekonomis lebih menguntungkan dibandingkan utang jangka panjang. Dalam penelitian M Rouf Alwi (2015), “Analisis Alternatif Pembiayaan Sewa dan Hutang Jangka Panjang Dalam Pengadaan Aset Tetap Bagi Perusahaan Studi kasus di PT.
Kerangka Pikir
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bank-bank BUMN yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu Bank BRI, Bank BNI, Bank Mandiri, Bank BTN.
Populasi dan Sampel
Pada tahap ini penulis akan menganalisa pembiayaan melalui alternatif leasing atau pembelian, dimana dana tersebut berasal dari kas perusahaan, sehingga perlu membandingkan nilai sekarang arus kas keluar berdasarkan sewa dengan nilai sekarang arus keluar kas secara basis. pembelian yang sumber dananya berasal dari uang perusahaan. Keputusan memilih arus kas keluar dengan present value terendah, karena terdapat efisiensi arus kas keluar, sehingga dapat disimpulkan alternatif mana yang lebih menguntungkan dan berperan dalam efisiensi biaya perusahaan. Apalagi peran BNI sebagai bank yang diamanatkan untuk meningkatkan perekonomian rakyat dan berpartisipasi dalam pembangunan nasional ditegaskan oleh UU No. 17 Tahun 1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.
Bank berkedudukan di Jakarta dan kantor pusat Bank beralamat di Jalan Gajah Mada No.1, Jakarta Pusat. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan alat analisis yang menggunakan metode net present value (NPV) untuk alternatif leasing dan pembelian langsung (tunai), pada sub bab ini penulis akan memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya. Di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, leasing alternatif lebih efisien daripada pembelian tunai.
Di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, leasing alternatif lebih efisien daripada pembelian tunai. Di PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, alternatif pembelian secara tunai (cash) lebih efisien dibandingkan leasing.
Defenisi Operasional
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (selanjutnya disebut "BNI" atau "Bank") pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai bank sentral dengan nama. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 1992 tanggal 29 April 1992, bentuk hukum BNI diubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero) yang diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. . Dalam rangka memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tanggal 16 Agustus 2007 tentang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar BNI telah melakukan penyesuaian sebagaimana tertuang dalam akta No. 45 tanggal 13 Juni 2008 yang dibuat dihadapan Fatiah Helmi , S.H., Notaris di Jakarta, berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 28 Mei 2008 dan disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, dengan Surat Keputusan No.
13 Tahun 1968 tentang Undang-Undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II dalam bidang Peraturan dan Ekspor-Impor, yang telah dipisahkan menjadi dua bank tersendiri, yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Bank Tabungan Negara atau yang lebih dikenal dengan BTN, kini kita kenal sebagai Bank KPR (Kredit Perumahan Rakyat). PT Bank Tabungan Negara (Persero), Tbk didirikan sebagai bank milik negara yang semula bernama “Bank Tabungan Pos” berdasarkan Undang-Undang Darurat No.
Pada tanggal 29.04.1989, Bank mulai beroperasi sebagai bank umum milik negara, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. Jika sebelumnya lebih ditekankan sebagai bank tabungan dan lembaga pembiayaan perumahan, sejak 1 Agustus 1992 ruang lingkup kegiatannya diperluas menjadi bank umum.
Hasil Penelitian dan pembahasan
Setelah melakukan berbagai perhitungan terhadap alternatif leasing dan direct purchase (cash), maka perlu dilakukan perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk mengevaluasi atau menilai alternatif mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan. Diasumsikan pengembalian investasi 15% per tahun dan tarif pajak 15%.Dalam varian pembelian langsung (tunai), perusahaan menanggung biaya pemeliharaan dan juga biaya penyusutan selama 3 tahun. Setelah melakukan perhitungan yang berbeda untuk alternatif leasing dan direct purchase (cash), perlu dilakukan perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk mengevaluasi atau menilai alternatif mana yang lebih menguntungkan bagi perusahaan.
Selisih ini menguntungkan bagi perusahaan karena pada alternatif pembiayaan leasing, biaya pemeliharaan dan penyusutan tidak dibebankan pada aktiva tetap yang digunakan pada alternatif pembelian langsung. Pengembalian investasi diasumsikan 15% per tahun dan tarif pajak 15%. Sementara itu, pada pembelian langsung (tunai), perusahaan mengeluarkan biaya pemeliharaan alternatif serta biaya penyusutan selama 1 tahun.
KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis memberikan saran yang diharapkan dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Agar biaya penggunaan aset tetap lebih efisien, penulis menyarankan agar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menggunakan leasing alternatif karena lebih hemat daripada membeli uang tunai. Bagi pihak lain yang berkepentingan dengan penelitian ini di masa yang akan datang jika ingin melakukan penelitian lebih lanjut. diharapkan untuk memperbaiki kekurangan dalam studi 1725.
Metode yang digunakan untuk menghitung beban penyusutan adalah metode garis lurus sebagai berikut.