JURNAL
Disusun oleh : PUJI WAHYUNI
12090121
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDDIKAN (STKIP PGRI) SUMATERA BARAT
PADANG
2017
.,f';...i
HALAMAN PENGESAHAN JURNAL
FAKTOR-FAK'TOR YANG MEMPENGARUHI
MINAT
BELAJAR SISWA PADAMATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XSMA NEGERI 1 KECAMATANPANCUNG SOAL KABUPATEN PESISIR SELATAN
Nama
:Puji WahyuniNPM
:12090121Program
Studi
:PendidikanEkonorniInstitusi: SekolahTinggiKeguruandanllmuPendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat
Padang,
Maret 207'/DisetujuiOleh:
Pembimbing
I
PembimbingII
Ul4aL-
(YolaMalinda,
SE.,M.Si) (SyailendraEka
Saputra,SE.MM)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Pancung Soal
Kabupaten Pesisir Selatan
Oleh
1
Puji Wahyuni,
2YolaMalinda,
3Syailendra Eka Saputra
1
Mahasiswa Prodi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
3
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRACT
This research aims to know effect of learning motivation, learning methode, learning media, and school domain toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal.
Based on result of analyze data got (1) Learning motivation have significan influence toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal with tcalculated(4,054) > ttabel(1,976);
(2) Learning methode have significan influence toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal with tcalculated(5,487) > ttabel (1,976); (3) Learning media have significan influence toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal with tcalculated
(5,210) > ttabel (1,976); (4) School domain have significan influence toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal with tcalculated (4,510) > ttabel (1,976); (5) learning motivation, learning methode, learning media, and school domain have significan influence toward learning interest of student class X in SMA N 1 Pancung Soal simultaneous, with Fcalculated
(90,652) > Ftabel(2,66)
Keywords : learning motivation, learning methode, learning media, school domain, and learning interest
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan sekolah secara parsial dan bersama- sama terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hasil analisa data menunjukkan bahwa (1) Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, karena thitung (4,054) > ttabel (1,976); (2) Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, thitung(5,487) > ttabel(1,976); (3) Media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, karena nilai thitung (5,210) > ttabel(1,976); (4) Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, karena nilai thitung(4,510) > ttabel(1,976); (5) Motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah berpengaruh secara simultan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, karena nilai Fhitung(90,652) > dari Ftabel(2,66).
Kata kunci : motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah, dan minat belajar
4
PENDAHULUAN
Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan petensi sumberdaya manusia peserta didik dengan cara mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Belajar adalah istilah kunci (key term) yang paling vital dalam setiap usaha pendidikan, sehingga tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Sebagai suatu proses, belajar hampir selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan.
Ekonomi merupakan salah satu rumpun ilmu pengetahuan sosial (IPS) yang ada dipelajari siswa pada tingkat SMK dan SMA. Telah menjadikan salah satu pembelajaran sosial yang mampu mencetak manusia yang memiliki potensi, kemampuan dan keterampilan yang kedepannya akan digunakan untuk kelangsungan hidupnya adalah ekonomi. Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berasal dari pengamatan fenomena pada kehidupan sehari-hari, yang meliputi cara bagaimana masyarakat memenuhi kebutuhannya akan barang dan jasa serta masalah yang dihadapi dalam mengusahakan pemenuhan kebutuhan .
Keberhasilan pendidikan adalah harapan semua masyarakat dan peserta didik.
Tujuan dari pendidikan antara lain adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mensejahterakan rakyat, meningkatkan daya saing bangsa dan mendorong menjadi Negara maju. Kualitas pendidikan yang baik terletak pada sumber daya manusia yang baik pula, dimana semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan yang harus berusaha mengembangkan potensi yang dimiliki, ini sesuai dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional di Undang-Undang Republik Indonesia No 20, 2003berbunyi :
“Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potesi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Than Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”
Dengan adanya undang – undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk di usahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan, kemampuan dan minat yang dimilikinya.
Sistem pendidikan nasional merupakan keseluruhan komponen pendidikan yang saling terikat secara terpadu untuk mencapai hasil tujuan dari pendidikan nasional. Tujuan pendidikan tersebut dari proses pembelajaran akan menunjukkan atau menggambarkan seberapa berhasil proses belajar yang telah terjadi, juga menggambarkan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan angka – angka atau nilai. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah direncanakan dengan baik, maka sangat dibutuhkan peran aktif dari semua pihak yang ada dalam dunia pendidikan, pendidikan tidak akan terlaksana jika ada salah satu pihak yang tidak bertanggung jawab.
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara gaya belajar mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan optimal ada berbagai model pembelajaran.
Dalam prakteknya, guru harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situasi dan kondisi. Oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan kondisi guru itu sendiri. Guru harus menyadari bahwa tidak semua bahan pelajaran menarik perhatian siswa sebagaimana juga tidak semua siswa tertarik perhatiannya terhadap bahan pelajaran yang sama. Karena itu mutlak diperlukan kecakapan guru untuk dapat memberikan motivasi belajar, membangkitkan minat perhatian siswa, terhadap bahan pelajaran yang sedang diajarkannya.
Dalam proses belajar minat sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak memiliki minat belajar tidak mungkin melakukan aktivitas belajar. Minat adalah gejala yang tertarik pada sesuatu yang
selanjutnya minat seseorang akan memcerminkan tujuannya. Apabila siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran tertentu dapat dilihat dan diamati partisipasinya dalam menekuni pelajaran tersebut. Minat ini memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya minat maka ia tidak dapat menguasai pelajaran yang diberikan gurunya.Sebab tanpa adanya minat yang tinggi, siswa merasa terpaksa dan terbebani dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan observasi awal pada tanggal 05 September 2016 yang peneliti lakukan di SMA Negeri 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, diketahui bahwa minat belajar ekonomi kelas X di SMA Negeri 1 Pancung Soal sangat rendah, untuk melihat minat belajar ekonomi siswa kelas X di SMA Negeri 1 Pancung Soal, dapat dilihat pada tabel berikut yang menyajikan absensi kehadiran siswa pada mata pelajaran ekonomi tahun 2016/2017.
Tabel 1.1 Absensi Kehadiran Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Tahun Pelajaran
Semsester Ganjil 2016/2017
Sumber: Tata usaha SMA Negeri 1 Pancung Soal tahun 2016/2017
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat dilihat bahwa banyak siswa di SMA Negeri 1 Pancung Soal yang kemamuan belajar pada mata pelajaran ekonomi masih kurang. Hal ini terlihat dari frekuensi siswa yang alfa selama satu semester yang mencapai 795 kali, sakit sebanyak 354 kali, izin sebanyak 465 kali, dan cabut 600 kali. Data tersebut menunjukkan bahwa kecenderungan siswa tidak hadir mengikuti proses pembelajaran di kelas tanpa berita atau absen.
Berdasarkan observasi yang dilakukan juga terlihat bahwa perhatian siswa ketika proses pembelajaran juga kurang. Hal ini terlihat dari adanya siswa yang mengobrol dengan teman ketika guru menerangkan
pembelajaran, sehingga ketika ditanyai oleh guru tentang materi pelajaran yang diterangkan siswa tersebut tidak mengerti.
Selain itu, saat proses pembelajaran juga terlihat siswa bergantian keluar masuk kelas.
Rendahnya perhatian siswa mengikuti pelajaran Ekonomi bisa jadi dikarenakan ketertarikan sebagian siswa mengikuti proses pembelajaran dengan guru tertentu yang masih kurang. Hal ini terlihat dari tujuh kelas X yang diajar oleh 2 orang guru, terdapat beberapa kelas proses pembelajaranya tidak sekondusif proses pembelajaran pada kelas lain. Saat proses belajar mengajar di kelas yang kurang kondusif tersebut terlihat ada beberapa siswa yang keluar masuk saat pelajaran berlangsung.
Minat belajar yang dimilki siswa merupakan suatu variabel yang bisa dipengaruhi berbagai faktor. Menurut Sugihartono, (2007:78) minat belajar siswa secara garis besar bisa dipengaruhi oleh faktor internal atau faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri, seperti; faktor fisiologis dan motivasi.
Sedangkan, faktor eksternal adalah faktor- faktor yang berasal dari luar diri siswa, seperti; kondisi lingkungan sekolah, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah.
Peranan motivasi dalam proses pembelajaran akan sangat berpengaruh terhadap kondisi siswa mengikuti proses pembelajaran. Motivasi memiliki berperan penting karena motivasi mempunyai fungsi mendorong timbulnya tingkah laku dan suatu perbuatan, mengarahkan perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dan menggerakkan tingkah laku (Hamalik, 2011:161). Begitu pula dengan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran ekonomi. Siswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan akan memperoleh minat belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi motivasinya, semakin intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka semakin tinggi minat belajar yang diperoleh siswa tersebut.
Seorang siswa yang ingin berhasil mengikuti proses pembelajaran akan melakukan berbagai upaya atau usaha yang baik. Salah satu wujud upaya yang dilakukan oleh siswa untuk berhasil dalam proses pembelajarn dapat terlihat dari keaktifan siswa dalam proses belajar. Berikut disajikan
6
data keaktifan siswa kelas X SMAN 1 Pancung Soal tahun 2016/2017 saat mengikuti mata pelajaran Ekonomi berdasarkan wawancara dengan guru.
Tabel 1.2 Keaktifan Siswa Saat Mengikui Proses Pembelajaran Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Semester Ganjil Tahun Ajara 2016/2017
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMAN 1 Pancung Soal
Berdasarkan tabel 1.2 dapat diketahui bahwa rata-rata siswa kelas X SMAN 1 Pancung Soal masih kurang aktif saat mengikuti proses pembelajaran. Dimana, rata rata 77,49% siswa tidak aktif bertanya saat pelaksanaan proses pembelajaran. Selain itu, rata-rata jumlah siswa yang aktif bertanya kepada guru ketika proses pemberlajaran juga masih kecil, yaitu hanya sebesar 18,6% dari seluruh siswa. Rendanya keaktifan siswa selama proses pembelajaran mengindikasikan bahwa kurangnya dorongan dan rasa kebutuhan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa lebih cenderung menerima penyampaian materi pembelajaran dari guru.
Selain keaktifan siswa dalam proses pembelajaran yang kurang, permasalahan lain yang mengindikasikan kurangnya motivasi belajar siswa adalah hasrat dan keinginan siswa untuk berhasil. Keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar yang diperoleh oleh siswa.
Berikut disajikan data tentang hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ekonomi.
Tabel 1.3 Nilai Ulangan Harian Mata Pelajaran Ekonomi Pada Mata Pelajaran
Ekonomi Semester Ganjil Tahun Ajara 2016/2017
Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi Tahun 2016
Berdasarkan tabel 1.3 di atas menunjukkan bahwa rata-rata siswa X SMAN 1 Pancung Soal memperoleh hasil belajar yang dikategorikan tidak tuntas dengan persentase sebesar 67,32%. Bahkan pada seluruh kelas X persentase siswa yang tidak tuntas lebih banyak daripada siswa yang hasil belajarnya dikategorikan tuntas. Dapat katakana bahwa rata-rata siswa kelas X X SMAN 1 Pancung belum meperoleh hasil belajar sesuai KKM. Rendahnya hasil belajar yang diperoleh oleh siswa mengindikasikan bahwa keinginan siswa untuk berhasil mengikuti mata pelajaran Ekonomi masih rendah.
Saat proses pembelajaran guru harus memperhatikan bagaimana kondisi motivasi belajar yang ditunjukkan siswa, dengan memperhatikan perilaku siswa saat proses pembelajaran dan meninjau hasil belajar siswa tersebut. Kurangnya komunikasi guru dan siswa umumnya menjadi hal yang menyebabkan rendahnya minta belajar siswa, kegiatan belajar mengajar yang kurang komunikatif menyebabkan siswa lebih cenderung mendengarkan saja dan guru hanya bersifat mengajar saja. Tanpa komunikasi yang baik antara guru dan siswa, maka proses proses pembelajaran menjadi tidak aktif dan siswa kurang berminat
Pada kelas X SMA N 1 Pancung mata pembelajaran ekonomi yang diajar oleh dua orang guru, karena guru yang sama maka metode pembelajaran yang digunakan juga sama. Berikut daftar metode-metode
pembelajaran yang digunakan oleh guru pada rencana pelaksanan pembelajaran (RPP).
1.4. Tabel Variasi Penggunaan Metode Pembelajaran Oleh Guru Ekonomi Kelas
X SMA N 1 Pancung Semester Ganjil Tahun Ajaran 2016/2017
Sumber: RPP guru Mata Pelajara Ekonomi Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa penggunaan metode oleh guru masih kurang bervariasi. Metode pembelajaran yang digunakan oleh kedua orang guru masih cenderung sama. Padahal diketahui bahwa karakteristik dari setiap materi pelajaran tidak sama. Hal ini menyebabkan siswa kurang tertarik untuk belajar pada materi pembelajaran tertentu. Sejalan dengan rendahnya minat belajar siswa tersebut maka hasil belajar yang dimilikinya pun juga akan menurun. Ginting (2008: 82) mengemukakan bahwa setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan metode tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang lain. Selain itu, penggunaan metode pembelajaran oleh guru yaitu cenderung metode ceramah, sehingga siswa sering merasa bosan dan minat belajar siswa menjadi rendah.
Faktor lain yang mempengaruhi minat belajar siswa kelas X SMA 1 Negeri Pancung Soal adalah faktor media pembelajaran.
Menurut Nirwana (2006:121) media pembelajaran adalah alat dan bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran. Berikut data media pembelajaran di SMA Negeri 1 Pancung Soal
Tabel 1.5 Data Ketersediaan Media Pembelajaran
Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 1 Pancung Soal
Berdasarkan tabel 1.5 diperoleh data tentang ketersedian media pembelajaran yang masih terbatas disekolah. Selain itu, masih banyak media belajar sekolah yang dalam kondisi rusak sehingga tidak dapat dipakai lagi dan belum diperbaikai Minimnya ketersedian media pembelajarn juga tidak dapat diantisipasi oleh guru.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terlihat keseringan guru ekonomi masih menggunakan media papan tulis sebagai media utama dalam dalam proses pembelajarannya. Minimnya penggunaan media pembelajaran seperti power point, flipchart, wordchart, dll, dikarenakan kemampuan guru yang kurang dalam membuat media pembelajaran. Di lain sisi, keterbatasan fasilitas seperti proyektor yang dimiliki sekolah juga berdampak pada kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru. Kurangnya penggunaan media pembelajaran oleh guru bisa membuat suasana pembelajaran jadi membosankan sehingga siswa jadi jenuh saat belajar.
Ada pertimbangan lain yang mempengaruhi faktor minat belajar siswa yaitu faktor lingkungan sekolah, dimana Sekolah merupakan lingkungan pendidikan formal, dikatakan formal karena disekolah terlaksana serangkaian kegiatanterencana dan terorganisasi, termasuk kegiatan dalam rangka proses belajar-mengajar di kelas (Winkel, 2009:28). Dengan demikian, sekolah merupakan jembatan antara lingkungan keluarga dan masyarakat. Karena di sekolah, siswa akan diajarkan banyak hal dimana nilai, norma, ilmu pengetahuan, pembentukan sikap, perilaku, keterampilan dijunjung tinggi agar dapat dikembangkan dengan baik oleh siswa.
Penciptaan lingkungan sekolah yang baik perlu dilakukan agar bisa memberikan proses pemberlajaran yang berguna.
Purwanto, (2006:105) keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar dan minat belajar siswa.
Lingkungan sekolah selain pendukung kegiatan pembelajaran juga merupaka tempat terjadinya interaksi sosial antar warga sekolah. Lingkungan sekolah yang sering menjadi tempat interaksi sosial siswa biasanya adalah kelas, lapangan, kantin, mushola, dan ruang untuk kegiatan ekstrakurikuler. Berikut disajikan data
8
lingkungan fisik sekolah yang menjadi tempat terjadinya interaksi sosial dan pembelajaran Tabel 1.6 Data Kondisi Fisik Lingkungan Sekolah
Sumber: Tata Usaha SMAN 1 Pancung Soal Tahun 2016/2017
Berdasarkan tabel 1.6 diketahui bahwa bangunan fisik sekolah yang menjadi lingkungan temapt terjadinya interaksi sosial dan pembelajaran bagi siswa masih ada yang memiliki kondisi kurang baik atau dengan kondisi yang tidak memadai. Kondisi fisik lingkungan sekolah yang kurang memadai akan menjadi pemicu kebosanan bagi siswa dalam belajar sehingga bisa membuat siswa tkurang berminat dalam belajar.
Selain lingkungan fisik yang menjadi tempat terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Kondisi hubungan sosial guru dengan siswa dan antar siswa juga akan sangat berengaruh terhadap minat belajar siswa. Hasil wawancara dengan beberapa orang siswa kelas X SMA N 1 Pancung juga memberi gambaran bahwa relasi guru dengan siswa juga kurang. Hal ini dikarenakan pendekatan guru dengan siswa yang masih kurang. Diketahui guru masih jarang memotivasi siswa dalam belajar, mengajarkan siswa membangun perilaku yang baik dalam belajar, serta masih membanding- bandingkan siswa yang kurang berprestasi dengan siswa yang beprestasi tinggi.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijelaskan maka peneliti tertarik untuk membahas sejumlah faktor yang diduga mempengaruhi minat belajar siswa khusnya pada mata pelajaran ekonomi.
Sesuai dengan data yang menunjukkan fenomena peneliti menggunakan motivasi belajar, metode pembelajaran aktif, media pembelajaran dan lingkungan sekolah sebagai variabel secara umum penelitian ini berjudul
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan”.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan asosiatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelaskan suatu hal seperti apa adanya. Sedangkan penelitian asosiatif adalah penelitian yang menguji ada tidaknya hubungan atau pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya. Menurut Sugiyono, (2010:10) penelitian deskriptif asosiatif yaitu penelitian yang menerangkan suatu gejala, peristiwa, dan kejadian yang telah terjadi serta menentukan ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel terikat.
Penelitian ini dilakukan di SMA N 1 Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan, Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan januari Tahun Ajaran 2016/2017. populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XSMA N 1 Pancung Soal Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah sebanyak 263 orang. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah cluster random sampling dengan jumlah sampel sebanyak 156 orang.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Kuesioner terdiri dari sejumlah pertanyaan tertutup yang menggunakan skala likert dengan 5 alternatif jawaban Item peryataan disusun berdasarkan kisi-kisi dari variabel penelitian.
Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis induktif.
Analisis deskriptif bertujuan untuk melihat kecendrungan penyebaran pada masing- masing indikator dan untuk melihat secara umum penyebaran pada setiap variabel dalam bentuk penyajian data kedalam tabel distribusi frekuensi. Tujuan umum dari analisis induktif adalah untuk mengetahui signifikansi pengaruh motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil analisis deskriptif, diperoleh keterangan tingkat capaian responden terhadap kuesioner penelitian untuk masing-masing variabel.
1. Hasil Analisa Deskriptif
Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel minat belajar adalah 3,91 dengan tingkat capaian responden sebesar 78,24% dan termasuk kategori cukup baik.
Dapat dimaknai bahwa siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal sudah menunjukkan minat yang cukup baik untuk belajar.
Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel motivasi belajar adalah 3,79 dengan tingkat capaian responden sebesar 75,72% dan termasuk kategori cukup baik.
Dapat dimaknai bahwa siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal sudah memiliki motivasi yang cukup baik dalam belajar
Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel metode pembelajaran adalah 3,95 dengan tingkat capaian responden sebesar 78,92% dan termasuk kategori cukup baik. Dapat dimaknai bahwa guru yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal sudah menggunakan metode pembelajarn yang cukup baik.
Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel media pembelajaran adalah 3,95 dengan tingkat capaian responden sebesar 78,93% dan termasuk kategori cukup baik. Dapat dimaknai bahwa guru yang mengajar di kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal sudah menggunakan media pembelajaran yang cukup baik.
Rata-rata skor jawaban responden untuk variabel lingkungan sekolah adalah 3,92 dengan tingkat capaian responden sebesar 78,40% dan termasuk kategori cukup baik. Dapat dimaknai bahwa SMA Negeri 1 Pancung Soal sudah memiliki lingkungan sekolah yang cukup baik.
2. Hasil Analisa Induktif
Setelah dilakukan analisa deskriptif kemudian dilakukan analisa induktif, untuk mengetahui signifikansi pengaruh motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran dan lingkungan sekolah secara bersama-sama terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal, baik secara parsial atau simultan. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t. Sebelum dilakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan aumsi klasik. Setelah semua persyaratan analisis terpenuhi, maka dilanjutkan dengan uji hipotesisi.
Tabel 4.16. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
No Model
Unstandardiz ed
Coefficients T Sig.
B Std.
Error 1 (Constant) 1.62
2 3.216 .504 .615 2 Motivasi
Belajar .160 .039 4.054 .000 3 Metode
Pembelajaran .266 .049 5.487 .000 4 Media
Pembelajaran .392 .075 5.210 .000 5 Lingkungan
Sekolah .225 .050 4.510 .000
Sumber: Olahan Data Primer 2017
Berdasarkan hasil analisi uji hipotesis dieroleh hasil sebagai berikut;
1) Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,160 yang diperoleh dari analisis regresi variabel motivasi belajar terhadap variabel motivasi belajar. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitungsebesar 4,054 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976.
Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya apabila motivasi belajar siswa meningkat sebesar satu satuan, maka minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal akan meningkat sebesar 0,160 satuan.
2) Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,266 yang diperoleh dari analisis regresi variabel kompetensi professional terhadap variabel motivasi belajar. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 5,487 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya apabila metode pembelajaran yang digunkan guru meningkat sebesar satu satuan, maka minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal akan meningkat sebesar 0,266 satuan.
3) Media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,392 yang diperoleh dari analisis
10
regresi variabel media pembelajaran terhadap variabel motivasi belajar. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 5,210 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya apabila media pembelajaran yang digunkan guru meningkat sebesar satu satuan, maka minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal akan meningkat sebesar 0,392 satuan.
4) Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,225 yang diperoleh dari analisis regresi variabel lingkungan sekolah terhadap variabel motivasi belajar. Nilai koefisien signifikan secara statistik karena thitung sebesar 4,510 lebih besar dari ttabel sebesar 1,976. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya apabila lingkungan sekolah meningkat sebesar satu satuan, maka minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal akan meningkat sebesar 0,225 satuan.
5) Motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah berpengaruh secara simultan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal. Hal ini dikarenakan Fhitung (90,652) > dari Ftabel (2,66) artinya hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. 70,6% minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal dipengaruhi variabel motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah sedangkan sisanya 29,4% dijelas oleh variabel-variabel lain yang ada di luar penelitian.
PENUTUP
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dibahas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
1. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
2. Metode pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
3. Media pembelajaran berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
4. Lingkungan sekolah berpengaruh signifikan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
5. Motivasi belajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan lingkungan sekolah berpengaruh secara simultan terhadap minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Pancung Soal.
Berkenaan dengan temuan penelitian, maka penulis mengemukakan beberapa saran yaitu:
1. Bagi siswa, untuk meningkatkan minat belajar siswa guru diharapkan mendorong siswa agar menunjukkan kemauan yang tinggi dalam belajar, dengan cara membuat aturan yang mewajibkan siswa masuk tepat waktu ke kelas dan mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru. Sedangkan, untuk memotivasi siswa, guru disarankan membuat kegiatan pembelajaran dikelas jadi lebih menarik, dengan mengajak siswa membiasakan diri untuk terbuka dalam mengeluarkan pendapat dan bertanggung jawab dengan tugas yang telah diberikan.
2. Bagi guru, disarankan untuk lebih menggunakan media pembelajaran yang cocok dengan materi pembelajaran dan karakteristik siswa, sehingga media pembelajaran yang digunkan bisa memperjelas, menyeragamkan, dan mengefisienkan penyajian materi pelajaran. Selain itu, guru juga lebih variatif dalam menggunkan metode pembelajaran sehinggan bisa mengetahui metode yang memungkinkan siswa mengembangkan sikap terbuka terhadap hasil pembelajaran.
3. Kepala sekolah, disarankan kepala sekolah dan guru-guru menyerukan kepada siswa agar lebih membudayakan hubungan yang baik antar sesama siswa dan melarang adanya kebiasaan merendahkan atau meremehkan sesama siswa. Kepala sekolah beserta guru diharapkan mengajak setiap siswa untuksaling berinteraksi dengan baik serta tidak membuat kelompok-kelompok tertentu yang beranggapan kelompoknya lebih baik dari kelompok siswa atau siswa tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik, O. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Nirwana, D. (2006). Belajar dan Pembelajaran. Padang: fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Padang.
Sugihartono. (2007). Psikologi Pendidikan.
Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono, P. D. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Winkel, W. S. (2009). Psikologi Pengajaran.
Jakarta: Grafindo.