Kepada Iyah, Gulu Temah, Tongah Medi dan Sondi Amat yang telah memberikan dukungan, nasehat dan doa terbaiknya kepada saya. Alhamdulillah peneliti memanjatkan doa kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis Pengendalian Mutu Produk Daging Kepiting Pada UMKM Miniplant Mitra Bersama di Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah” . Bapak Subari Ruslan dan Mba Nur selaku staf akademik Departemen Manajemen yang memberikan semangat, nasehat dan bantuan selama proses penyusunan disertasi.
Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah memberikan ilmu dan pembelajaran selama perkuliahan.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Daging rajungan yang sudah bersih (dipisahkan dari cangkangnya) kemudian dikemas dan siap dijual atau dikirim ke pabrik. Pemilik pabrik mini Mitra Bersama selalu berupaya menciptakan produk daging rajungan sesuai standar kualitas yang ditetapkan perusahaan. Jumiati dan Zainudin (2019:24) menyatakan observasi dapat menggunakan panca indera untuk mengevaluasi faktor kualitas daging rajungan, kelompok kualitas terdiri dari kenampakan, bau dan tekstur.
Kenampakan diukur dari ada tidaknya pengotor, dan warna diukur dari terang atau kusamnya, kemudian bau (aroma) diukur dari kesegaran bau khas kepiting, sedangkan tekstur diukur dengan ditinjau dari kepadatan daging rajungan. Aroma segar daging rajungan merupakan aroma yang dikeluarkan khas daging rajungan atau tidak berbau busuk atau berbau solar atau parfum. Pemilik dan staf telah berusaha menjalankan tugasnya sebaik dan semaksimal mungkin, namun kenyataannya produksi daging rajungan masih mengalami gangguan dan kerusakan produk. Oleh karena itu, pabrik mini Mitra Bersama harus menerapkan pengendalian kualitas untuk mengatasi masalah kerusakan produk. .
Daging rajungan yang rusak menjadi tanggung jawab perusahaan karena daging rajungan rata-rata mengalami kerusakan pada saat proses produksi. Pemilik mini plant Mitra Bersama mengatakan suatu produk dikatakan berkualitas apabila hasil produksinya sesuai dengan target baku mutu yang ditetapkan mini plant dengan batas toleransi kerusakan 1-1,5% dari produksi rajungan atau daging rajungan. produk yang diperoleh. “Kualitas produk daging rajungan pada UMKM Miniplant Mitra Bersama di Kecamatan Bandar Surabaya Kabupaten Lampung Tengah.”
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Landasan Teori
- Manajemen Operasi
 - Mutu/Kualitas
 - Pengendalian Mutu
 - Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengendalian Mutu
 - Manfaat Pengendalian Mutu
 - Statistical Processing Control (SPC)
 - Alat Bantu Pengendalian Mutu
 
Kualitas merupakan hal yang sangat diperlukan dalam setiap perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi suatu produk yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Untuk menjamin produk dapat diterima oleh pengguna akhir, suatu perusahaan harus mengutamakan kualitas produk karena kualitas produk yang baik akan memuaskan konsumen saat dibutuhkan. Keberlanjutan, dalam hal ini perlunya bahan baku yang baik dari pemasok terpilih untuk menghasilkan produk yang berkualitas.
Keandalan Dalam arti kehandalan adalah desain atau bentuk produk yang dihasilkan perusahaan disesuaikan dengan fungsi operasionalnya di lapangan atau di jalan dengan kekuatan struktur yang lebih besar, sehingga produk tersebut mampu menjaga kestabilan dan keselamatan selama pengoperasian. Conformance, yaitu mutu produk yang dihasilkan perusahaan ditinjau dari kesesuaiannya, meliputi kesesuaian produk yang diminta pelanggan, baik dari segi tambahan desain atau bentuk, tambahan komponen dan aksesoris, serta ukuran dan warna yang diinginkan oleh pelanggan. pelanggan. Menurut Gaspersz, pengendalian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memantau kegiatan dan memastikan bahwa kinerja sebenarnya sesuai dengan yang direncanakan.
Menurut Kiki (2019:27), pengendalian kualitas adalah suatu alat pengendalian dalam proses pembuatan suatu produk atau jasa agar memenuhi standar mutu yang telah ditentukan sehingga produk yang dihasilkan mampu memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan, keuntungan perusahaan bertambah dan berkurang. biaya produksi. Untuk itu diperlukan pengendalian untuk memastikan produk yang dihasilkan memenuhi standar mutu yang sesuai. Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian mutu merupakan suatu kegiatan dan alat yang sangat diperlukan bagi suatu perusahaan dalam prosesnya untuk menghasilkan produk atau jasa dengan standar mutu yang ditetapkan oleh perusahaan dan sesuai dengan keinginan pasar.
Pengendalian mutu produk mempunyai tujuan ganda, seperti yang dikemukakan oleh Prawirosentono, tujuan utama pengendalian mutu adalah untuk mengetahui sejauh mana proses dan hasil produk (jasa) yang dibuat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Manfaat pengendalian kualitas adalah untuk mencapai produk akhir yang memenuhi standar kualitas dan memenuhi harapan dan kebutuhan konsumen.
Penelitian Terdahulu
Analisis pengendalian kualitas untuk meningkatkan kualitas produk yang diproduksi di CV Bina Tehnik. pengendalian kualitas) pada proses produksi yang diterapkan CV Bina Tehnik Pematangsiantar belum maksimal. Dimensi kesesuaian estetika dan kualitas pada produk bodywork yang dihasilkan CV Bina Tehnik Pematangsiantar belum optimal. Analisis pengendalian mutu produk roti manis menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) di Kampar Bakery Bangkinang.
Berdasarkan perhitungan menggunakan peta kendali metode SPC, Tungku Kamper masih terkendali dan relatif stabil walaupun masih terdapat kerusakan produk. Dari hasil diagram histogram diketahui jenis kerusakan produk yang paling dominan disebabkan oleh ketidaksesuaian ukuran. Berdasarkan diagram kontingensi, faktor utama penyebab kerusakan adalah tenaga kerja, mesin, bahan baku dan faktor lainnya.
1,77%, dengan cedera yang paling dominan adalah ukuran salah sebesar 46,1%, bentuk tidak sempurna sebesar 30,3%, dan luka sayatan kasar sebesar 23,6%. Dari hasil grafik kendali p (p-chart) terlihat masih terdapat cacat produk yang berada di luar batas kendali titik tersebut.
Kerangka Pikir
Untuk mengatasi hal tersebut maka perusahaan harus melakukan pengendalian kualitas, salah satu tindakan yang dapat dilakukan adalah penerapan sistem pengendalian kualitas untuk mengurangi atau mengurangi terjadinya kerusakan produk hingga pada tingkat nol. Pengendalian mutu adalah suatu teknik dan tindakan terencana yang dilakukan untuk mencapai, mempertahankan, dan meningkatkan mutu suatu produk dan jasa sehingga memenuhi standar yang telah ditentukan (Gaspersz. Fokus penelitian ini adalah pengendalian mutu produk daging rajungan dengan konsep masalah penyelesaiannya menggunakan alat pengendalian mutu statistik yang terdiri dari lembar kendali, grafik batang (histogram), diagram kendali dan diagram sebab akibat.
Keempat teknik tersebut dapat melihat apakah suatu proses manufaktur terkendali atau tidak, dalam hal ini diperlukan analisis untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian kualitas atau cacat pada produk. Kerangka kerja yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kajian diatas adalah penelitian untuk menggambarkan bagaimana pengendalian kualitas secara statistik dapat menganalisis tingkat kerusakan pada produk yang dihasilkan oleh Miniplant Mitra Bersama agar tidak melebihi batas toleransi dengan cara mengidentifikasi penyebab permasalahan dan kemudian melacaknya. untuk menghasilkan ukuran untuk merekomendasikan peningkatan kualitas produksi di masa depan.
Objek Penelitian
Metode Penelitian
Sumber Data
Teknik Pengumpulan Data
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti, namun juga jika peneliti ingin mengetahui sesuatu dari responden secara lebih mendalam (Sugiyono, 2013: 231). Dokumen yang berbentuk karya, misalnya karya seni, dapat berupa foto, patung, film, dan lain-lain. Dokumentasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah memperoleh data dari catatan atau arsip perusahaan mengenai jumlah produksi, jumlah cacat produk, volume penjualan dan data-data lain yang dapat menunjang penelitian agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan amanah. atau dapat diandalkan.
Waktu Pengamatan
Analisis Data
Menurut Besterfield, diagram sebab-akibat adalah gambar yang terdiri dari garis dan simbol yang dirancang untuk mewakili hubungan yang bermakna antara suatu akibat dan penyebabnya. Faktor penyebab utama terdiri dari bahan yang digunakan, mesin yang digunakan dalam produksi, orang yang melakukan proses produksi, metode yang digunakan dalam produksi, dan lingkungan tempat produksinya. Setelah diketahui permasalahan utama yang paling dominan maka dilakukan analisis faktor kerusakan produk dengan menggunakan diagram tulang ikan guna menganalisis faktor-faktor penyebab kerusakan produk daging rajungan di Miniplant Mitra Bersama.
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan beberapa alat Statistical Process Control (SPC) dapat memberikan informasi penyebab terbesar kerusakan produk yang dapat dilihat pada hasil diagram sebab akibat, sehingga dapat disarankan perbaikan produk. Mitra Bersama. Perkebunan mini. Usulan perbaikan yang diberikan peneliti diharapkan dapat memberikan dampak positif seperti efisiensi proses produksi dan dihasilkannya produk yang berkualitas sesuai dengan keinginan pelanggan, sehingga dapat meningkatkan penjualan daging rajungan dan mendapatkan lebih banyak keuntungan.
Simpulan
Jenis cacat pada daging rajungan yang kusam atau tercemar disebabkan oleh faktor manusia (tenaga kerja), bahan baku, cara produksi, dan mesin produksi (alat). Penyebab terjadinya cacat pada daging lunak atau busuk terlihat pada faktor manusia (tenaga kerja), bahan baku, cara produksi, mesin produksi (peralatan) dan lingkungan. Untuk jenis cacat bau tidak sedap pada daging rajungan dilihat dari faktor manusia (tenaga kerja), bahan baku, cara produksi dan mesin produksi (alat).
Saran
Operator harus memilah kembali kepiting-kepiting tersebut untuk diberikan kepada petugas kebersihan yaitu memeriksa apakah ada kepiting yang busuk atau tidak, karena jika kepiting yang busuk hanya ada satu maka dapat mempengaruhi kepiting lainnya sehingga jumlahnya lebih banyak. pembusukan. Pengawas nelayan memberikan pelatihan kepada nelayan untuk memperhatikan kondisi rajungan agar tidak mati sebelum proses pemasakan. Pemilik pabrik mini menyarankan untuk selalu mengecek stok es untuk mendinginkan kepiting yang sudah dimasak guna menjaga kesegaran bahan baku.
Melakukan pengawasan yang cukup ketat terhadap nelayan dalam proses memasak sehingga tingkat kelalaian dalam memasak dapat semakin rendah. Jika kotak tidak tersedia, atau kotak masih hilang, pengawas perikanan harus memperhatikan selama proses pengangkutan rajungan yang sudah matang ke gudang penembakan (mini plant) Jika hujan dan rajungan diangkut dengan keranjang, harus membayar Perhatian untuk menutupnya dengan plastik atau terpal agar kepiting tidak terkena air hujan, karena jika kepiting terkena air hujan maka akan mempengaruhi kualitas daging kepiting yang dihasilkan. Miniplant Mitra Bersama memberikan instruksi pengoperasian dan pelatihan tertulis kepada karyawan dalam proses pengelolaan produksi rajungan, mulai dari proses pembelian bahan baku hingga proses pengemasan.
Analisis good manufacturing practice (GMP) dan mutu daging rajungan pada mini shelling plant di wilayah Tuban. Analisis pengendalian kualitas (Quality Control) untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan di CV Bina Tehnik Pematangsiantar. Analisis pengendalian mutu produk roti manis menggunakan metode Statistical Process Control (SPC) di Kampar Bakery Bangkinang.