• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selamat Datang - Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Selamat Datang - Digital Library"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Permasalahan penelitian ini adalah teknik yang penulis gunakan dari sudut pandang pendongeng dalam novel Kembara Rndu karya Habiburrahman El Shirazy dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan sudut pandang pendongeng ketika menceritakan sebuah karya sastra berupa novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa narator dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy mempunyai sudut pandang orang ketiga.

Dampak novel Kembara Rindu Karya Habiburrahman El Shirazy terhadap materi pembelajaran sastra di SMA dapat dikomunikasikan melalui bahan ajar. Sudut pandang pendongeng dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana program studi pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di Universitas Lampung. Segenap dosen pendidikan bahasa dan sastra Indonesia Universitas Lampung yang telah mendidik dan memberikan ilmu yang bermanfaat.

PENDAHULUAN

  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian
  • Ruang lingkup

Karya sastra lahir dari pengungkapan simpanan pengalaman yang ada dalam jiwa pengarangnya secara mendalam melalui proses imajinasi (Aminuddin, 1990). Karya sastra di Indonesia sangat beragam, salah satunya adalah novel. Novel adalah karangan fiksi. Setiap pengarang tidak sama dalam pemanfaatan khazanah bahasa dalam karyanya, karena setiap pengarang mempunyai ciri khas dalam penggunaan bahasa untuk mengembangkan cerita guna menarik perhatian pembaca. Cerita yang rumit tidak perlu disajikan dengan bahasa yang rumit. Namun, cerita yang kompleks dapat dibuat menarik dengan memanfaatkan bahasa sebaik-baiknya dalam karya sastra, khususnya novel. Gaya bahasa yang digunakan penulis sesuai dengan kepiawaian penulis dalam menggunakan bahasa untuk menyampaikan cerita, apakah disajikan secara rumit atau mudah dipahami oleh pembaca hanya dengan sekali bacaan dan kemudian pembaca sudah mengetahui cerita tersebut, baik penulis menggunakan bahasa analogis atau kiasan. Tentu saja hal ini tidak lepas dari kepiawaian penulis dalam bercerita dengan bahasa yang indah dan menarik minat pembaca untuk membaca novelnya. Dari sudut pandang pembaca, novel merupakan bayang-bayang realitas yang mampu menghadirkan gambaran dan refleksi berbagai permasalahan dalam kehidupan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa novel lahir dari latar belakang dan dorongan dasar masyarakat dalam mengungkapkan keberadaannya. Dilihat dari sudut pandang penciptanya, novel merupakan pengalaman batin pencipta mengenai kehidupan masyarakat pada suatu periode dan situasi kebudayaan tertentu, sehingga dapat memahami makna yang disampaikan oleh pengarangnya. Harus ada pemahaman pembaca terhadap novelis. Hal ini dikenal sebagai sudut pandang pendongeng. Semi (1988) berpendapat bahwa sudut pandang adalah pokok cerita yang merupakan penempatan dan posisi pengarang dalam cerita tersebut. Untuk menghadapi kendala tersebut diperlukan cara pandang dalam memahami apa yang ditulis oleh novelis, sehingga pembaca memahami apa yang disampaikan penulis melalui novelnya. Implikasi sudut pandang pengarang dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy diharapkan dapat membantu siswa mempelajari sudut pandang pengarang.

Oleh itu, pengkaji tertarik untuk menganalisis “Sudut Pandang Pencerita dalam novel Kambara Ridu Karya Habibburahman El Shirazy dan kesesuaiannya sebagai bahan pengajaran di sekolah menengah”. Zusi Ardiana mengkaji "Pandangan pencerita dalam novel Padang Bulan karya Andrea Hirata", Agus Priyanto mengkaji "Pandangan dunia pengarang dalam novel Negeri Lima Menara karya Ahmad Fuadi", dan Aulia Ahmad Ritauddinz mengkaji "Sudut pandang". dalam novel Edensor karya Andrea Hirata dan kelayakannya sebagai bahan pengajaran di sekolah menengah". Bagaimana teknik yang digunakan oleh pengarang melalui sudut pencerita dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy.

Apakah pandangan pencerita dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman Elshirazy dan implikasinya terhadap pengajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah. Menghuraikan pandangan pencerita dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy; dalam bentuk idea, idea, nilai sikap dan pandangan hidup. Menganalisis pandangan pengarang dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman Elshirazy dan implikasinya dalam pengajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang pentingnya penggunaan sudut pandang dalam karya fiksi, karena sudut pandang untuk merepresentasikan sesuatu yang berbeda dapat berupa gagasan, sikap, nilai dan pandangan hidup. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sudut pandang pendongeng dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.

LANDASAN TEORI

Unsur Instrinsik

  • Penokohan dan Perwatakan
  • Tema
  • Plot dan Alur
  • Latar

Sudut Pandang

  • Pengetian Sudut Pandang
  • Sudut Pandang

Menurut Semi (1988), posisi dan penempatan pengarang dalam cerita, atau dimana ia melihat apa yang terjadi dalam cerita. Merupakan cara atau sudut pandang yang digunakan seorang pengarang untuk mengenalkan pembaca pada tokoh, alur, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita suatu karya fiksi, Abhrams (dalam Suryana, 2009). Namun sudut pandang adalah sesuatu yang mengisyaratkan suatu masalah teknis, suatu usulan untuk menyampaikan suatu makna yang lebih besar dari sudut pandang itu sendiri.

Sudut pandang adalah suatu teknik yang digunakan seorang pengarang untuk mencari dan menyampaikan makna karya seninya agar dapat menjangkau dan terhubung dengan pembacanya, Booth (dalam Suryana 2009). Kami berharap ide yang dipilihnya dapat diterima dan pembaca dapat mengapresiasi pemikiran dan ide yang disampaikan. , dan karena bisa dibilang tekniknya juga efektif. Sudut pandang sendiri secara umum dapat dibedakan menjadi dua, yaitu orang pertama yaitu “saya” atau “dia”, dan orang ketiga yaitu “dia”. Oleh karena itu, wilayah kebebasan dan pembatasan harus dipertimbangkan secara obyektif sesuai dengan kemungkinan-kemungkinan yang dapat dicapai dari sudut pandang yang digunakan.

Peristiwa dalam dunia fiksi tidak bisa disajikan apa adanya tanpa sudut pandang pembaca. Cara atau visi inilah yang digunakan pengarang sebagai sarana untuk menciptakan tokoh, alur, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita suatu karya fiksi bagi pembacanya. Tokoh utama sebagai narator cerita pada umumnya mempunyai kesempatan yang cukup untuk menggambarkan dan menjelaskan dirinya, perasaan dan pikirannya, namun ia tidak tahu banyak atau dapat bercerita tentang peristiwa yang terjadi di tempat lain sedangkan pelakunya sendiri tidak hadir dulu. .

Cara penyampaian cerita juga menggunakan sapaan “aku” kepada dirinya dalam menceritakan tentang peristiwa yang melibatkan dirinya sebagai orang sekunder. Pengarang orang ketiga ialah orang yang berada di luar cerita yang bertindak sebagai pemerhati serta pencerita yang menerangkan peristiwa yang berlaku serta perasaan dan pemikiran watak dalam cerita.

Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMA

Kemudian pada karakter berpikir kritis dan pemecahan masalah, siswa diharapkan mencoba menalar dan mengambil pilihan yang kompleks serta memahami keterkaitan antar sistem sehingga mampu mengarahkan dirinya pada pemecahan suatu masalah. Tujuan pembelajaran yang jelas menentukan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan tersebut, sehingga tujuan pembelajaran erat kaitannya dengan tercapainya tujuan pembelajaran dalam proses pembelajaran. HOTS merupakan proses berpikir siswa pada tingkat kognitif yang lebih tinggi yang dikembangkan dari berbagai konsep dan metode kognitif serta klasifikasi pembelajaran seperti: metode pemecahan masalah, klasifikasi Bloom, klasifikasi pembelajaran, pendidikan dan evaluasi.

Oleh karena itu, HOTS memungkinkan siswa untuk secara kreatif menggabungkan, memanipulasi, dan secara kritis mengubah pengetahuan dan pengalaman yang ada untuk membuat keputusan pemecahan masalah dalam situasi baru. Menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 87, PPK adalah gerakan pendidikan yang berada di bawah tanggung jawab Satuan Pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik dengan cara menyelaraskan pikiran, perasaan, gagasan dan kegiatan olahraga dengan keterlibatan dan kerjasama antara satuan pendidikan, keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). RPP dikembangkan dari kurikulum untuk mengajarkan kegiatan pembelajaran kepada siswa untuk mencapai kemampuan dasar (KD).

Tujuan pembelajaran didasarkan pada KD dengan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, meliputi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Metode pengajaran digunakan guru untuk menciptakan lingkungan dan proses belajar agar siswa dapat mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik siswa dan KD yang ingin dicapai. Perbedaan individu pada siswa meliputi kemampuan awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, kemauan belajar, keterampilan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai dan/atau lingkungan siswa.

Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan semangat kemandirian. Untuk mendorong siswa menciptakan karya yang kreatif dan kontekstual, baik secara individu maupun kelompok, disarankan agar mereka menghasilkan karya berdasarkan pemecahan masalah (project-based learning). Seluruh isi materi pembelajaran (topik dan subtopik) yang berasal dari keterampilan hendaknya mendorong siswa melalui suatu proses mulai dari pengamatan hingga penciptaan.

Setelah memahami pembelajaran bahasa Indonesia, sistem pembelajaran abad 21, kurikulum 2013, komponen pembelajaran, silabus dan RPP, komponen RPP, penyusunan dan prinsip kegiatan pembelajaran, maka materi pembelajaran dapat diajarkan kepada siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian utama adalah sudut pandang tokoh yang terdapat dalam dialog dan sudut pandang tokoh utama terhadap tokoh lain yang dijadikan data penelitian ini. Kata-kata dan ungkapan yang digunakan tokoh Syifa, Ridho dan tokoh lain dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman EL Shirazy digunakan untuk mengungkapkan teknik sudut pandang yang digunakan penulis. Teknik pustaka maksudnya sebagai alat kunci peneliti membuat catatan secara cermat, terarah dan teliti terhadap sumber data primer yaitu sasaran peneliti berupa novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy, guna memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. .

Menentukan kelayakan novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy sebagai bahan pengajaran di sekolah menengah. Sudut pandang pencerita yang terdapat dalam novel Kembara Rindu ialah sudut pandang pencerita (orang ketiga) pemerhati. Dari sudut pencerita belajar bahasa Indonesia, boleh menggunakan sudut pandang pencerita dalam novel Kembara Rindu karya Habiburrahman El Shirazy, kerana dalam novel tersebut terdapat jenis perspektif pencerita.

Karya sastra tersebut dapat dijadikan bahan pembelajaran karena termasuk dalam kriteria bahan ajar ditinjau dari: (1) aspek psikologis, (2) latar belakang budaya, (3) dan kebahasaan. Penulis mengusulkan untuk memilih Kompetensi Dasar dari sudut pandang pendongeng dalam novel Kembara Rindu, sesuai dengan KD 3.8 yaitu interpretasi pandangan penulis terhadap kehidupan dan KD 4.8 yaitu penyajian hasil interpretasi pandangan penulis. . Novel Kembara Rindu dapat digunakan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran sastra dan meningkatkan kepekaan siswa dalam mengapresiasi dan menganalisis karya sastra.

Penulis menyarankan agar para pendidik bahasa Indonesia dapat menjadikan kutipan dari novel Kembara Rindu Habiburrahman El Shirazy sebagai contoh pembelajaran sastra tentang perspektif atau. 2011. Sekilas tentang novel Edensor karya Andrea Hirata dan kesesuaiannya sebagai bahan ajar SMA.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mendeskripsikan struktur yang membangun novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy; (2) mengungkapkan aspek

sebagai isteri dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El. Shirazy menggunakan

Bentuk kalimat tanya pada novel Dalam Mihrab Cinta karya Habiburrahman.

Penulisan bertujuan memberikan deskripsi nilai pendidikan yang terkandung dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra karya Habiburrahman El Shirazy, serta mendeskripsikan aspek feminisme

CHAPTER III: DESCRIPTION ABOUT BIOGRAPHY OF HABBIBURRAHMAN EL-SHIRAZY AND AYAT-AYAT CINTA 2 NOVEL A. Biography of Habbiburrahman El-Shirazy ... The Achievements

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy mengandung (1) struktur karya sastra, yaitu: (a) tema,

Berdasarkan uraian hasil reduksi data dari para responden tersebut, maka persepsi pembaca terhadap novel Ayat-Ayat Cinta karya Habiburrahman El Shirazy dan novel Ketika Cinta Bertasbih

“Teknik Pelukisan Analitik dan Dramatik pada Tokoh Utama dalam Novel Kembara Rindu karya Habibburrahman El Shirazy” dalam Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa & Sastra