• Tidak ada hasil yang ditemukan

1203020152 Sella Sri Rahayu Portofolio dan Investasi

N/A
N/A
Yuyun Yuningsih

Academic year: 2024

Membagikan "1203020152 Sella Sri Rahayu Portofolio dan Investasi"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama :Sella Sri Rahayu

NIM :1203020152

Jurusan/Semester/Kelas :Hukum Ekonomi Syariah (Muamalah)/VII/D Mata Kuliah :Portofolio dan Investasi

Dosen Pengampu :Dzarin Gifarian Khaulani, S.Sos., ME.Sy.

1. Apa yang dimaksud obligasi syariah menurut Fatwa DSN?

Menurut Fatwa DSN MUI Nomor 33 Tahun 2002 obligasi syariah merupakan suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.

2. Bagaimana kita untuk memperoleh YIELD TO MATURITY (YTM). Silahkan tuliskan formula / rumusnya dan contoh sekaligus penjelasannya?

formula perhitungan yield to maturity (YTM) sebagai berikut:

YTM = [(C + (F - P) / n) / ((F + P) / 2)] x (365 / n) di mana:

C = kupon tahunan yang dibayarkan F = nilai nominal (face value) dari obligasi P = harga saat ini dari obligasi

n = jumlah tahun sampai jatuh tempo (biasanya dihitung dalam bulan dan kemudian dibagi dengan 12)

(2)

Perhitungan YTM membutuhkan beberapa asumsi, seperti tingkat suku bunga pasar saat ini, dan asumsi bahwa investor akan memegang obligasi hingga jatuh tempo dan bahwa semua pembayaran kupon akan diterima dan reinvestasi pada tingkat YTM yang sama. Karena asumsi-asumsi ini, YTM hanya memberikan perkiraan pengembalian yang diharapkan dan bukan jaminan hasil investasi yang pasti.

Contoh Yield to Maturity

Misalkan ada sebuah obligasi dengan nilai nominal sebesar $1.000, kupon tahunan sebesar 5%, dan memiliki masa jatuh tempo selama 5 tahun. Saat ini, harga pasar obligasi tersebut adalah $900. Bagaimana perhitungan yield to maturity (YTM) untuk obligasi tersebut?

Pertama, hitung jumlah pembayaran kupon setiap tahun:

Jumlah pembayaran kupon = Nilai nominal obligasi x Tingkat kupon = $1.000 x 5% = $50 Selanjutnya, hitung total jumlah pembayaran kupon selama jangka waktu 5 tahun:

Total pembayaran kupon = Jumlah pembayaran kupon x Jumlah tahun = $50 x 5 = $250 Hitung selisih antara nilai nominal obligasi dengan harga pasar saat ini:

Selisih harga = Nilai nominal - Harga pasar = $1.000 - $900 = $100 Hitung rata-rata antara nilai nominal dan harga pasar:

Rata-rata harga = (Nilai nominal + Harga pasar) / 2 = ($1.000 + $900) / 2 = $950

(3)

Masukkan semua nilai ke dalam formula YTM:

YTM = [(C + (F - P) / n) / ((F + P) / 2)] x (365 / n)

YTM = [($50 + ($100 / 5)) / (($1.000 + $900) / 2)] x (365 / 5) YTM = [($50 + $20) / ($950)] x (73)

Jadi, yield to maturity (YTM) untuk obligasi tersebut adalah sekitar 6,14%.

3. Bagaiman kita menghitung sebuah risk portofolio yang diharapkan? Tuliskan formulanya dan ilustrasi saham pada sebuah Perusahaan maksimal 3 perusahaan?

Risiko portofolio merujuk pada kemungkinan bahwa nilai investasi akan berfluktuasi atau mengalami kerugian. Risiko dalam investasi terkait dengan ketidakpastian pasar dan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perubahan kondisi ekonomi, peristiwa politik, perubahan tren industri, atau faktor-faktor lain yang memengaruhi nilai aset. Dalam investasi, semakin besar risiko, semakin besar juga potensi kerugian.Ada beberapa metode untuk mengukur risiko portofolio, termasuk:

1. Deviasi Stkamur: Deviasi stkamur mengukur sejauh mana hasil portofolio bervariasi dari rata-rata historisnya. Semakin tinggi deviasi stkamur, semakin besar risiko portofolio.

2. Beta: Beta mengukur sensitivitas portofolio terhadap perubahan pasar umum. Beta di atas 1 menunjukkan bahwa portofolio lebih volatil daripada pasar, sementara beta di bawah 1 menunjukkan lebih stabil.

3. Value at Risk: VaR mengukur sejauh mana portofolio bisa mengalami kerugian dalam kondisi tertentu dalam suatu periode waktu. Ini adalah ukuran risiko potensial.

(4)

Rumus / Formula risk portofolio:

Risiko Portofolio = (Bobot Saham A x Risiko Saham A) + (Bobot Saham B x Risiko Saham B) Contoh soal :

Kita akan mempertimbangkan portofolio dengan dua saham: Saham A dan Saham B. Anggaplah Saham A memiliki risiko 10% dan pengembalian 20%, sedangkan Saham B memiliki risiko 20% dan pengembalian 30%. Jika kita memiliki 50% dari portofolio dalam Saham A dan 50% dalam Saham B, maka kita dapat menghitung risiko dan pengembalian portofolio dengan cara berikut:

Risiko Portofolio: Risiko portofolio dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Risiko Portofolio = (Bobot Saham A x Risiko Saham A) + (Bobot Saham B x Risiko Saham B)

Dalam contoh ini, bobot Saham A dan Saham B adalah 50% masing-masing. Oleh karena itu, risiko portofolio dapat dihitung sebagai berikut:

Risiko Portofolio = (0.5 x 10%) + (0.5 x 20%) = 15%

Jadi risiko portofolio saham Perusahaan dalam contoh ini adalah 15%

Referensi

Dokumen terkait

Menentukan saham manakah yang masuk dalam kandidat portofolio. yang dapat memberikan return maksimal dengan

dan risiko antara saham yang masuk dalam kandidat dan tidak masuk kandidat portofolio, sehingga peneliti memilih judul “Penentuan Portofolio Saham Optimal

Portofolio optimal berdasarkan preferensi investor mengasumsikan hanya didasarkan pada return ekspektasi dan risiko dari portofolio secara implisist yang menganggap bahwa

 Rumus Sharpe menghitung kemiringan – slope garis yang menghubungkan portofolio yang berisiko dengan bunga bebas risiko.  Semakin besar nilai slope semakin baik portofolio

Saham perusahaan AKRA yang memiliki tingkat risiko tinggi dimana nilai beta lebih dari satu (β>1) yaitu 1,81450, maka tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor

Berikut rumusan masalah penelitian: (1) Apakah terjadi perbedaan yang signifikan pada tingkat return dan risiko antara saham-saham kandidat portofolio berdasarkan

Pembentukan portofolio saham dengan pendekatan optimisasi multiobjektif merupakan pembentukan portofolio optimal saham yang mempunyai return atau pengembalian yang

Pembentukan portofolio optimal dengan model indeks tunggal melalui beberapa langkah, diantaranya dengan menghitung kinerja masing-masing saham untuk menentukan saham