• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEMINAR NASIONAL FISIKA (SiNaFi) - ADOC.PUB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SEMINAR NASIONAL FISIKA (SiNaFi) - ADOC.PUB"

Copied!
384
0
0

Teks penuh

Upaya Peningkatan Keterampilan Proses Sains pada Materi Gerak Lurus Melalui Kegiatan Praktikum Berbasis Inkuiri (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X MIPA 6 SMAN 4 Bandung). Analisis pemahaman konsep siswa pada alat optik (penelitian analisis deskriptif pada kelas XI-MIA dan XII-MIA SMA Muhammadiyah 1 Bandung).

TREND TI MASA KINI DAN PELUANG KERJA ATAU KEWIRAUSAHAAN UNTUK LULUSAN BARU

Teknologi – teknologi memberikan keunggulan kompetitif kepada perusahaan untuk pengembangan bisnis lebih lanjut dan rasionalisasi bisnis. Banyak perusahaan besar telah memulai inisiatif untuk mengadopsi teknologi baru seperti komputasi awan, data besar, dan analisis data, H.

MENUNTASKAN CAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SMA PADA MATA PELAJARAN FISIKA MELALUI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MULTISENSORI

Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas XI IPA 3 SMA Negeri 10 Bandung)

Penerapan model pembelajaran multisensori pada pembelajaran fisika dapat melengkapi pencapaian keterampilan proses ilmiah dalam hal keterampilan merumuskan hipotesis. Penerapan model multisensori dalam pembelajaran fisika dapat melengkapi pencapaian keterampilan proses ilmiah dalam hal keterampilan bereksperimen.

Tabel 1.2. Hasil Tes Aspek Keterampilan  Proses Sains:  Merumuskan Hipotesis dan
Tabel 1.2. Hasil Tes Aspek Keterampilan Proses Sains: Merumuskan Hipotesis dan

MENUNTASKAN CAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS XI SMAN 10 BANDUNG MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI FLUIDA STATIS

Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan keterampilan bertanya siswa antara penerapan pendekatan deduktif dan pendekatan induktif. Pendekatan pembelajaran yang memerlukan kemampuan bertanya siswa adalah pendekatan pembelajaran deduktif dan pendekatan pembelajaran induktif.

Tabel 1. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing
Tabel 1. Tahapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA MENGGUNAKAN MULTI MODE VISUALISASI UNTUK IMPLEMENTASI LEVELS OF INQUIRY LEARNING

MODEL BERORIENTASI KEMAMPUAN LITERASI SAINS SISWA

Analisis kelayakan bahan ajar

Pengujian kemampuan literasi sains Pengujian dilakukan pada siswa melalui

Pengujian hipotesis

Peningkatan literasi sains siswa sebagai efek dari penggunaan bahan ajar fisika yang menggunakan mode visualisasi ganda pada level pembelajaran inkuiri. Penggunaan bahan ajar visualisasi multimode pada jenjang pembelajaran investigatif sangat penting untuk meningkatkan literasi sains siswa.

Tabel 4. Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol  No  Uji Nomalitas  Signifikansi  Keterangan
Tabel 4. Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol No Uji Nomalitas Signifikansi Keterangan

PROFIL KEMAMPUAN KOMUNIKASI SAINS SISWA

PADA MATERI PERPINDAHAN KALOR SECARA KONDUKSI MENGGUNAKAN METODE PENILAIAN EXPERT-NOVICE DIALOG

Dalam penelitian ini kategori kognitif yang membangun kemampuan komunikasi sains siswa memberikan contoh yang mencakup aspek muatan faktual; Peneliti menemukan adanya korelasi antara indeks kinerja keterampilan komunikasi sains siswa dengan aktivitas sehari-hari siswa selama kegiatan belajar mengajar (TEA).

Tabel 2. Korelasi Indeks Kinerja dengan  Preliminary Data
Tabel 2. Korelasi Indeks Kinerja dengan Preliminary Data

RANCANG BANGUN SISTEM TRANSMITTER DAN KALIBRASI SENSOR KUALITAS AIR BERBASIS KOMUNIKASI NIRKABEL

Kemudian menghubungkan Arduino UNO dengan sensor pH, DO, konduktivitas dan suhu sehingga menjadi sistem pemancar sensor kualitas air yang lengkap. Kemudian dilakukan kalibrasi terlebih dahulu pada sensor yang digunakan agar data dapat dikumpulkan dan dikirim ke penerima sensor kualitas air melalui komunikasi nirkabel XBee yang akan menampilkan data tersebut.

Gambar 3. (a) Struktur Sensor Oksigen  Terlarut (b) Prinsip Kerja Sensor DO
Gambar 3. (a) Struktur Sensor Oksigen Terlarut (b) Prinsip Kerja Sensor DO

Pembelajaran dengan memperkenalkan hukum-hukum, mendefinisikan konsep, mencontohkan dan menjelaskan konsep serta hubungan yang berkaitan dengan materi elastisitas dan pegas telah menghasilkan pemahaman konseptual siswa (Kaanta, dkk: 2016). Pemahaman siswa terhadap konsep fisika dihitung dengan menggunakan tes diagnostik per soal fisika yang diberikan kepada siswa sesuai dengan indikator per soal pada silabus tahun 2013.

Tabel 1. Hasil tes diagnostik berdasarkan indikator per item soal
Tabel 1. Hasil tes diagnostik berdasarkan indikator per item soal

MENUNTASKAN CAPAIAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POGIL PADA MATERI SUHU DAN

KALOR

Oleh karena itu, guru hendaknya dapat memilih model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan keterampilan proses sains (KPS) siswa. Model pembelajaran POGIL memberikan pengaruh positif terhadap keterampilan proses sains (SPS) dan kemampuan kognitif siswa [8]. Variabel dalam penelitian ini adalah keterampilan proses ilmiah siswa dan model pembelajaran POGIL (Process Oriented Guided Inquiry Learning).

Tabel  4.1  dan  tabel  4.2  berikut  ini  menunjukkan statistik nilai keterampilan proses  sains  siswa  pada  siklus  I  dan  siklus  II  serta  distribusi dan presentase nilai tes keterampilan  proses sains siswa  kelas XI MIA 2 SMA Negeri  10 Bandung p
Tabel 4.1 dan tabel 4.2 berikut ini menunjukkan statistik nilai keterampilan proses sains siswa pada siklus I dan siklus II serta distribusi dan presentase nilai tes keterampilan proses sains siswa kelas XI MIA 2 SMA Negeri 10 Bandung p

KELAYAKAN WORKSHEET DAN PROBLEM SHEETS BERORIENTASI PEMECAHAN MASALAH MENGGUNAKAN MULTIMODUS

REPRESENTASI UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Sinta Harosah * , Parlindungan Sinaga, Andhy Setiawan

Salah satu bahan ajar yang dapat memfasilitasi pembelajaran berdasarkan tuntutan kurikulum adalah lembar kerja dan lembar soal. Dari penjelasan di atas diperlukan bahan ajar berupa lembar kerja dan lembar masalah yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Hasil validasi kualitas LKS dan lembar soal yang ditujukan untuk penyelesaian masalah menggunakan representasi multi mode dapat dilihat pada Gambar 1.

Grafik Kualitas Worksheet dan Problem Sheets pada  setiap Komponen
Grafik Kualitas Worksheet dan Problem Sheets pada setiap Komponen

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING BERBASIS

MULTIREPRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR DAN KONSISTENSI ILMIAH SISWA PADA MATERI GERAK LURUS

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Teknik ini digunakan agar penelitian ini lebih terfokus pada tujuan utama yaitu prestasi belajar siswa dan konsistensi ilmiah. Oleh karena itu terjadi peningkatan nilai rata-rata konsistensi ilmiah sebesar 1,08, dengan nilai gain ternormalisasi () sebesar 0,66 dan masuk dalam kategori sedang (Hake, 1999). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kinerja belajar dan konsistensi ilmiah siswa pada materi Gerak Lurus setelah penerapan model pembelajaran Problem Based Learning berbasis multirepresentasi.

Tabel 2. Grafik Rata-Rata Peningkatan Hasil Prestasi Siswa  No
Tabel 2. Grafik Rata-Rata Peningkatan Hasil Prestasi Siswa No

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN POE (Predict-Observe-Explain) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA SMA

Maka tujuan penelitian ini adalah menerapkan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Splain) untuk meningkatkan keterampilan kognitif siswa SMA. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar kognitif siswa setelah penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Splain) pada pembelajaran. Yang menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar ranah kognitif pada setiap aspek C1, C2, C3 dan C4 setelah penerapan model pembelajaran POE (Predict-Observe-Splain).

Gambar 2. 1 Desain Penelitian One-Group  Pre-test-Post-test Design
Gambar 2. 1 Desain Penelitian One-Group Pre-test-Post-test Design

IMPLEMENTASI METODE DEMONSTRASI INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERHIPOTESIS SISWA SMP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran mengenai peningkatan keterampilan berhipotesis siswa SMA setelah penerapan metode demonstrasi interaktif. Ada beberapa langkah pembelajaran demonstrasi interaktif yang merupakan bagian dari peningkatan keterampilan berhipotesis siswa yang patut diperhatikan. Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan metode demonstrasi interaktif dapat meningkatkan keterampilan kognitif dan keterampilan berhipotesis siswa.

Tabel  2  menunjukan  bahwa  peningkatan  keterampilan  berhipotesis  setiap  siswa  berbeda-beda,  ada  1  orang  dengan  nilai  gain  ternormalisasi  sebesar  0,  hal  ini  menunjukan  tidak  adanya  perubahan  atau  peningkatan  keterampilan  berhipotes
Tabel 2 menunjukan bahwa peningkatan keterampilan berhipotesis setiap siswa berbeda-beda, ada 1 orang dengan nilai gain ternormalisasi sebesar 0, hal ini menunjukan tidak adanya perubahan atau peningkatan keterampilan berhipotes

PENERAPAN STRATEGI METAKOGNISI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KELAS X

Untuk melihat peningkatan prestasi belajar, dilakukan analisis terhadap skor pre-test dan post-test dengan menggunakan rumus untuk menghitung mean gain ternormalisasi. Kinerja belajar siswa pada kelas eksperimen meningkat dengan rata-rata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,41 dengan kategori sedang. Prestasi belajar siswa pada kelas kontrol meningkat dengan rata-rata nilai gain ternormalisasi sebesar 0,26 dengan kategori rendah.

Tabel 1. Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi
Tabel 1. Interpretasi Nilai Gain Ternormalisasi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS ZOOMING PRESENTATION SEBAGAI ALAT BANTU MENGAJAR PADA KONSEP SUHU

DAN KALOR

Produk yang dikembangkan merupakan media pembelajaran berbasis peningkatan presentasi suhu dan kalor di SMA. Berikut langkah-langkah pembuatan media pembelajaran berbasis zoom dan presentasi: 1) Langkah pertama masuk ke halaman. Secara keseluruhan kualitas media pembelajaran berbasis zoom dan berbasis presentasi yang dikembangkan dalam penelitian ini berkualitas baik.

Gambar 3: Tampilan Kotak Teks
Gambar 3: Tampilan Kotak Teks

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN MERANCANG PERCOBAAN MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI GERAK PARABOLA

Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas X C)

Pada siklus ini masih terdapat beberapa siswa yang kesulitan membuat pertanyaan probing yang sesuai dengan hasil observasi, dan dapat dijawab melalui inkuiri. Pada siklus ini masih terdapat beberapa siswa yang mempunyai kendala bagaimana melakukan analisis data dan prosedur yang dibuatnya dapat dipahami dan dilakukan oleh orang lain. Pada siklus I guru memberikan pemodelan untuk menentukan alat ukur yang digunakan, kemudian siswa melanjutkan mendiskusikannya dalam kelompok.

PENERAPAN PEMBELAJARAN IPA BERBASIS STEM UNTUK

MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP SISWA SEKOLAH MENENGAH PADA TOPIK HUKUM NEWTON

Penelitian yang dilakukan adalah penerapan pembelajaran IPA berbasis STEM yang dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Peningkatan penguasaan konsep siswa berdasarkan N-gain setelah mengikuti pembelajaran IPA berbasis STEM sebesar 0,57 dan termasuk dalam kategori sedang. Penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pembelajaran IPA berbasis STEM meningkatkan penguasaan konsep siswa pada topik Hukum Gerak Newton dengan N gain = 0,57 dalam kategori sedang.

Tabel  1.  Menunjukan  besar  peningkatan  yang terjadi setelah pembelajaran IPA berbasis  STEM setiap indikator soal
Tabel 1. Menunjukan besar peningkatan yang terjadi setelah pembelajaran IPA berbasis STEM setiap indikator soal

LEVEL KONSEPSI SISWA PADA KONSEP USAHA DAN ENERGI MENGGUNAKAN TES DIAGNOSTIK ENERGY AND MOMENTUM

CONCEPTUAL SURVEY

Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat konsepsi siswa terhadap materi usaha dan energi. Hasil penelitian instrumen tes EMCS dapat mengkategorikan tingkat konsepsi berdasarkan empat kategori konsep bisnis dan energi, yaitu Bisnis Positif dan Negatif (UPN), Gaya Konservatif dan Non Konservatif (GKN), Hubungan Bisnis dan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa belum dapat menghubungkan konsep usaha dan energi dengan hukum kekekalan energi mekanik.

Tabel  1.  Pengelompokkan  Kategori  Soal  Konsep Usaha dan Energi
Tabel 1. Pengelompokkan Kategori Soal Konsep Usaha dan Energi

ANALISIS HASIL TES FISIKA UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN PENALARAN YANG BERORIENTASI KERANGKA TIMSS

Siswa diberikan tes berbasis penalaran sebanyak 30 soal yang terdiri dari 5 soal mengukur aspek menganalisis, 3 soal mengukur aspek pengintegrasian/sintesis, 4 soal mengukur aspek merumuskan pertanyaan/membuat hipotesis/memprediksi, 4 soal mengukur aspek aspek desain penyelidikan, 4 soal mengukur aspek menarik kesimpulan, 3 soal mengukur aspek menggeneralisasi, 4 soal mengukur aspek evaluatif, dan 4 soal mengukur aspek mengkonfirmasi/menguji. Aspek penalaran siswa yang paling menonjol adalah aspek penarikan kesimpulan dan tidak menonjol pada aspek evaluatif. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan penalaran siswa harus dikembangkan pada aspek evaluatif, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat mempertajam kemampuan penalaran pada aspek evaluatif dan latihan soal untuk mengukur aspek evaluatif siswa.

Tabel 2. Persentase Siswa Yang  Menjawab Benar untuk Masing-Masing
Tabel 2. Persentase Siswa Yang Menjawab Benar untuk Masing-Masing

PENGEMBANGAN PERANGKAT PENGAMATAN DAN KESPERIMEN GAYA SENTRIPETAL MENGGUNAKAN TRACKER VIDEO ANALYSIS

Tujuan penggunaan alat sentripetal pada kegiatan eksperimen yang akan dilakukan siswa adalah untuk mengetahui hubungan antara jari-jari lintasan, percepatan sentripetal dan gaya sentripetal. Alat ini dirancang agar siswa dapat melakukan percobaan untuk mengetahui hubungan antara jari-jari lintasan, percepatan sentripetal, dan gaya sentripetal dengan radius lintasan sebagai variabelnya. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa perangkat atau alat yang dikembangkan mampu menunjukkan hasil yang menggambarkan hubungan antara radius lintasan, percepatan sentripetal dan gaya sentripetal.

Gambar 1. Alat Eksperimen Gaya  Sentripetal
Gambar 1. Alat Eksperimen Gaya Sentripetal

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI PADA MATERI GERAK BENDA SISWA

Pada subkonsep tentang resultan gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol terjadi penurunan miskonsepsi sebesar 0,21 dengan kategori rendah. Pada subkonsep massa benda tidak mempengaruhi percepatan benda pada bidang miring terjadi penurunan miskonsepsi sebesar 0,54 dengan kategori cukup. Pada subkonsep terkait arah gaya normal dan arah gravitasi terjadi penurunan miskonsepsi sebesar 0 termasuk kategori rendah.

Tabel 1. Interpretasi Nilai Penurunan Kuantitas Miskonsepsi  Nilai <∆𝑀>  Interpretasi
Tabel 1. Interpretasi Nilai Penurunan Kuantitas Miskonsepsi Nilai <∆𝑀> Interpretasi

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES FISIKA SMA BENTUK PILIHAN GANDA BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM REVISI PADA MATERI KINEMATIKA

GERAK LURUS

PEMBANGUNAN ALAT UJI FISIKA SMA BERBENTUK PILIHAN GANDA BERDASARKAN REVISI TAKSONOMI BLOOM PADA MATERI KINEMATIKA. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Davidescu (2011) menggunakan Taksonomi Bloom yang telah direvisi sebagai acuan dalam pengembangan instrumen tes fisika berbentuk tes. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengembangan instrumen tes fisika pilihan ganda SMA berdasarkan Taksonomi Revisi Bloom pada Kinematika Gerak Lurus.

Tabel 3. Pengambilan Keputusan Soal Sedang, Mudah, Sukar  DP (Daya Pembeda)
Tabel 3. Pengambilan Keputusan Soal Sedang, Mudah, Sukar DP (Daya Pembeda)

Upaya Meningkatkan Kemandirian Merencanakan Eksperimen melalui Pendekatan Saintifik pada Materi Gerak Harmonik Sederhana

Pemberian handout ini jelas tidak meningkatkan keterampilan proses siswa dalam hal perencanaan eksperimen. Penggunaan metode penemuan untuk langkah-langkah mengamati, bertanya, dan merencanakan percobaan dalam pendekatan saintifik tidak dapat melatih kemandirian dalam merencanakan percobaan. Kemandirian siswa dalam merencanakan percobaan masih tergolong rendah, karena metode pembelajaran masih berpusat pada guru.

Tabel 1. Matriks tindakan yang dikembangkan  Siklus  Metode   Tindakan
Tabel 1. Matriks tindakan yang dikembangkan Siklus Metode Tindakan

Indikator

Dengan menggunakan inkuiri bebas untuk langkah-langkah mengamati, mengajukan pertanyaan dan merencanakan percobaan dalam pendekatan saintifik, indikator kinerja tercapai karena dalam inkuiri bebas siswa sendiri yang mengidentifikasi suatu masalah yang ingin dipecahkan dan membuat desain percobaan. Pendekatan saintifik dalam desain pembelajaran dengan metode penemuan dan demonstrasi interaktif berpengaruh terhadap kemampuan merencanakan eksperimen. Menggunakan metode penemuan, demonstrasi interaktif, dan penelitian gratis adalah serangkaian cara untuk melatih kemandirian dalam merencanakan eksperimen.

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Inquiry pada Meteri Fluida Statis untuk Fisika SMA

Tujuan penyempurnaan LKS Berbasis Inkuiri adalah menghasilkan produk LKS Fisika yang layak digunakan sebagai media pembelajaran dan bahan ajar siswa SMA. Hasil belajar aspek kognitif siswa meningkat pada kategori sedang, hal ini menunjukkan LKS berbasis inkuiri layak digunakan sebagai bahan ajar siswa di kelas. Berdasarkan skor pre-test dan post-test aspek kognitif siswa mengalami peningkatan setelah menggunakan LKS berbasis inkuiri.

Tabel  1. Skala penelitian instrumentasi  penelitian
Tabel 1. Skala penelitian instrumentasi penelitian

UPAYA MENINGKATKAN KERJASAMA SISWA MELAUI PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK KELAS X MIPA 5

KOTA BANDUNG

Hasil penelitian berupa observasi kemampuan partisipasi siswa dalam hal koordinasi, bertahan pada tugas dan membagi tugas. Dua orang lainnya bertugas mengamati keikutsertaan siswa dalam kelompok, yang meliputi aspek koordinasi, pembagian tugas, dan aspek menjaga tugas. Pengajaran fisika dengan model pembelajaran berbasis proyek secara umum dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam kelompok.

Gambar 2: Grafik Keterlaksanaan  Pembelajaran untuk Aspek Berkordinasi
Gambar 2: Grafik Keterlaksanaan Pembelajaran untuk Aspek Berkordinasi

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENULISAN VEKTOR DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI GERAK PARABOLA MELALUI PROBLEM BASED

LEARNING KELAS X MIPA 4 SMAN 6 BANDUNG

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS VEKTOR DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI GERAK PARABOLIC MELALUI MASALAH BERBASIS MASALAH. Pada proses pembelajaran pada siklus I, masih banyak siswa yang kemampuan menulis vektornya belum maksimal. Sehingga 28 siswa dari 30 siswa pada siklus II mencapai nilai KKM atau 83,33%, berarti proses pembelajaran berpengaruh besar terhadap hasil belajar siswa.

Gambar 1: Bagan spiral Model Kemmis & Mc  Taggart
Gambar 1: Bagan spiral Model Kemmis & Mc Taggart

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MENGGUNAKAN MODEL POGIL (PROCESS ORIENTED GUIDED INQUIRY LEARNING) PADA

MATERI USAHA ENERGI

Salah satu model pembelajaran yang diprediksi dapat meningkatkan keterampilan proses adalah Process Oriented Guide Inquiry Learning (POGIL). Keterampilan proses sains siswa diperoleh dari penilaian observasi dan LKS serta tes akhir setiap siklus dengan menggunakan model pembelajaran Process Oriented Guide Inquiry Learning (POGIL). Keterampilan proses sains pada aspek merumuskan hipotesis berdasarkan Gambar 3 dan 4 meningkat dari Siklus I ke Siklus II.

Gambar 2: Diagram Tahap Penelitian Siklus II  HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambar 2: Diagram Tahap Penelitian Siklus II HASIL DAN PEMBAHASAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUASAAN KONSEP DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

PADA MATERI GERAK LURUS

Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan kemampuan penguasaan konsep dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual pada topik gerak lurus di kelas sekolah menengah. Adapun capaian capaian pembelajaran ditunjukkan pada tabel 2. Kemampuan perolehan konsep siswa pada setiap aspek kognitif pada siklus II mengalami peningkatan dan mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan.

Tabel 1. Hasil penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan metode REACT  Tindakan  Subjek Pengamatan (Guru)  Subjek Pengamatan (Siswa)
Tabel 1. Hasil penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan metode REACT Tindakan Subjek Pengamatan (Guru) Subjek Pengamatan (Siswa)

UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI GERAK LURUS MELALUI KEGIATAN PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI

Penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan ini didasarkan pada latar belakang yang ada dengan judul “UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI GERAKAN LURUS MELALUI KEGIATAN PRAKTEK BERBASIS INQUIRY”. Kesimpulan penelitian ini adalah dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan praktikum berbasis inkuiri, siswa diajak untuk melakukan keterampilan proses sains ketika melakukan praktikum. Penerapan model pembelajaran praktik berbasis inkuiri pada materi gerak lurus dapat meningkatkan keterampilan proses sains.

PENGEMBANGAN ALAT PERAGA TRANSFORMATOR UNTUK PEMBELAJARAN FISIKA

Alat peraga materi induksi elektromagnetik sudah ada di MAN 3 Jakarta, namun masih banyak masyarakat yang mengalami kendala dalam penggunaannya. Dari kenyataan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga di sekolah masih perlu ditingkatkan agar proses demonstrasinya lebih mudah. Dalam proses pembelajaran, alat peraga digunakan dengan tujuan membantu guru agar proses belajar mengajar menjadi lebih efektif dan efisien.

Gambar 1: Siklus Perubahan Energi
Gambar 1: Siklus Perubahan Energi

Gambar

Tabel 1. Hasil analisis data statistik deskriptif
Tabel 1. Kesamaan karakteristik antara sintak dalam Model pembelajaran Levels of Inquiry   dengan kompetensi dalam Literasi Sains
Gambar 1. Pola Exploratory Design dari Fraenkel (2012)  Kajian  kualitatif  meliputi:  pengembangan
Tabel 5. Uji Homogenitas Pretes Kelas Eksperimen dan Kontrol  Kemampuan Literasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

vi ABSTRAK Suryanti, 2023: Dampak Modal Usaha, Kompetensi Wirausaha, Dan Lingkungan Bisnis Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Di Kelurahan Letung Kabupaten Anambas Kecamatan Jemaja