• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PENYELENGGARAAN PAUD BERKUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERKUALITAS

N/A
N/A
Maria tri utami

Academic year: 2023

Membagikan "PANDUAN PENYELENGGARAAN PAUD BERKUALITAS PROSES PEMBELAJARAN BERKUALITAS "

Copied!
82
0
0

Teks penuh

Nia Nurhasanah, Mareta Wahyuni, Eko Rakhmawati, Sisilia Maryati, Maria Melita Rahardjo, Utin Ritayanti, Nindyah Rengganis, Ari Dwi Kristen. Direktorat Jenderal Pendidikan Prasekolah, Dasar, dan Menengah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

Pengantar

Artinya, tawaran yang diberikan satuan PAUD kepada anak usia dini harus mampu memperlancar proses pendirian yayasan tersebut dan kelanjutannya pada jenjang pendidikan dasar. Pemenuhan indikator kinerja hendaknya dimaknai sebagai proses perjalanan satuan PAUD dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas.

Fondasi dan Elemen PAUD Berkualitas

Agar ketiga unsur di atas dapat mencapai tujuannya, diperlukan unsur kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya yang kuat. Adanya kepemimpinan dan pengelolaan sumber daya menjamin adanya peluang bagi pendidik dan tenaga pengajar untuk terus meningkatkan kompetensinya guna memenuhi mutu pelayanan yang diharapkan; serta tersedianya sarana prasarana yang menyediakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman untuk melaksanakan proses pembelajaran.

Tabel 1.1 Indikator Paud Berkualitas
Tabel 1.1 Indikator Paud Berkualitas

Hubungan Panduan dan kontribusinya dalam PAUD Berkualitas

Dimulai dengan penjelasan tentang apa itu proses pembelajaran yang berkualitas, mengapa proses pembelajaran harus berkualitas dan apa saja indikator tercapainya proses pembelajaran yang berkualitas. Selanjutnya akan dibahas berbagai tips dan inspirasi yang dapat digunakan oleh satuan PAUD untuk menciptakan indikator proses pembelajaran yang berkualitas.

Tujuan yang Diharapkan

Dengan demikian, Panduan Penerapan Mutu PAUD Seri 1 diharapkan dapat membantu unit melakukan perubahan dengan mengembangkan proses pembelajaran berkualitas yang menyenangkan dan bermakna untuk memberikan layanan pendidikan berkualitas kepada anak.

Sasaran

Pembelajaran Berkualitas

Apa itu Pembelajaran Berkualitas?

Apa saja Karakteristik Pembelajaran Anak Usia Dini?

Pembelajaran anak usia dini hendaknya memberikan tantangan bagi anak untuk terus mengembangkan kemampuannya. Pembelajaran anak usia dini harus dikontekstualisasikan dan disesuaikan dengan lingkungan sekitar tempat tinggal anak.

Mengapa pembelajaran perlu berkualitas?

Apa Saja Indikator Pembelajaran Berkualitas?

  • Perencanaan untuk proses pembelajaran yang efektif
  • Strategi pendekatan pembelajaran yang sesuai untuk anak usia dini
  • Muatan Pembelajaran yang Sesuai dengan Kurikulum
  • Asesmen untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran

Guru juga hendaknya merencanakan penilaian yang tepat untuk memantau pencapaian tujuan pembelajaran yang direncanakan. Dalam pelaksanaannya hendaknya pendidik menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik anak usia dini, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan bagi anak.

Bagaimana Menyusun Perencanaan Pembelajaran yang Efektif?

Memastikan ketersediaan dokumen perencanaan pembelajaran

Satuan mempunyai dokumen perencanaan pengajaran untuk objek satuan pendidikan dan objek pelajaran yang termasuk dalam kurikulum operasional pada satuan pendidikan atau kurikulum tingkat satuan pendidikan. Karena satuan PAUD mempunyai karakteristik yang unik dan berbeda-beda, maka RPP akan disusun sesuai dengan karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Bagi satuan yang mempunyai kesejajaran, pendidik pada kelompok umur yang sama dapat mendiskusikan penyusunan dokumen perencanaan jangka menengah.

Hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembelajaran di kelas? Menentukan topik berdasarkan minat anak dan/atau melibatkan anak dalam proses diskusi saat menentukan topik/tema pembelajaran. Lamanya suatu tema/tema digunakan sangat bergantung pada minat anak dan kemampuan guru dalam merangsang ide-ide anak.

Tema/topik dapat diajarkan pada waktu yang berbeda dari satu institusi ke institusi lain dan bahkan dapat muncul di kelas yang berbeda dalam unit yang sama.

Tabel 3.5 Alur Penyusunan Dokumen Pembelajaran
Tabel 3.5 Alur Penyusunan Dokumen Pembelajaran

Kesesuaian rencana pembelajaran dengan tujuan pembelajaran dengan asesmen

Guru memahami bahwa dengan membuat miniatur kebun jagung tetap dapat mencapai tujuan pembelajaran 1 dan 2, sehingga guru dapat memfasilitasi perubahan dalam kegiatan pembelajaran. Para pendidik juga menambahkan rencana pencatatan hasil miniatur kebun jagung untuk anak-anak dengan menggunakan instrumen buatan tangan. Jika terdapat ketidakselarasan, guru dapat mencari cara untuk mendorong anak mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal.

Contoh lainnya, mengubah kegiatan pembuatan bubur jagung menjadi pembuatan miniatur masih dapat memenuhi ketercapaian tujuan pembelajaran pengenalan dan pemanfaatan teknologi. Namun ketika kegiatan berubah menjadi pembuatan miniatur kebun jagung, guru menambahkan rencana untuk mencatat hasil miniatur kebun jagung anak dengan menggunakan instrumen buatan tangan. Dari dua contoh di atas terlihat bahwa perubahan mata pelajaran dan kegiatan dapat dilakukan, sekaligus mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan di awal.

Walaupun topiknya berubah menjadi 'pasca patroli', namun tujuan pembelajaran nomor 1, 2 dan 4 (anak penasaran, eksploratif, kritis, mengetahui emosi orang lain) tetap dapat tercapai.

Foto berseri untuk melihat alat apa saja  yang digunakan anak sebagai tempat  pengumpul batu-batuannya
Foto berseri untuk melihat alat apa saja yang digunakan anak sebagai tempat pengumpul batu-batuannya

Pengaturan ruang kelas

Dalam hal ini pendidik menjadi mediator agar tujuan pembelajaran dapat tercapai melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada anak. Dengan adanya asesmen awal, pendidik dapat mengenal profil anak secara mendalam dan menata lingkungan belajar sesuai kebutuhan anak, sehingga kemampuan anak meningkat. Keamanan dapat dicapai dengan menjauhkan lingkungan belajar dari bahan-bahan yang dapat menimbulkan bahaya fisik, seperti benda tajam/runcing dan bahan kimia.

Selain itu, kenyamanan dapat dicapai dengan menciptakan lingkungan belajar dimana anak dapat leluasa melakukan aktivitas tanpa mengganggu satu sama lain. Lingkungan belajar dengan banyak bahan/alat dan bahan bermain merangsang minat anak dalam menemukan dan berkreasi. Unit dapat menggunakan materi yang ada di sekitar unit PAUD tanpa harus bergantung pada alat permainan edukatif yang diproduksi oleh pabrik.

Pada tahap ini, unit dapat melibatkan keluarga dan masyarakat untuk menyumbangkan apa yang ada di rumah sebagai sumber belajar.

Gambar 3.2 Penataan lingkungan belajar perlu dirancang agar memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat  mengeksplorasi minat dan gagasannya
Gambar 3.2 Penataan lingkungan belajar perlu dirancang agar memberikan kesempatan kepada anak untuk dapat mengeksplorasi minat dan gagasannya

Bagaimana Menerapkan Pendekatan Pembelajaran yang Sesuai untuk Anak Usia Dini?

Bagaimana menciptakan keteraturan kelas?

Misalnya, jika anak menyarankan 'jangan pukul temanmu', guru bisa meminta anak mencari kalimat lain, misalnya. Pendidik mengajak anak untuk memahami mengapa janji temu dipilih. Misalnya, 'berbicara bergiliran' diperlukan karena jika mereka berbicara pada waktu yang sama, tidak ada yang bisa mendengar. Hal ini meningkatkan rasa kepemilikan anak terhadap peraturan kelas yang dibuat berdasarkan saran mereka sendiri.

Pendidik dapat memberikan kata atau frasa pemicu dan memberikan kesempatan kepada anak untuk merespons. Dalam konteks pendidikan anak usia dini, kemampuan mengatur diri anak merupakan bagian dari tugas pendidik. Pendidik juga dapat menggunakan teknik komunikasi positif untuk membimbing perilaku anak (misalnya menjelaskan alasan peraturan dan menerapkan peraturan secara konsisten) untuk menjaga kenyamanan anak.

Ingatkan anak Anda akan perjanjian awal saat Anda akan bermain, lalu ajak dia menyelesaikan masalahnya (misalnya dengan berjabat tangan atau meminta maaf).

Gambar 3.5 Kesepakatan kelas yang dbuat dengan  melibatkan anak dapat ditempel  sejajar dengan  tinggi  badan anak
Gambar 3.5 Kesepakatan kelas yang dbuat dengan melibatkan anak dapat ditempel sejajar dengan tinggi badan anak

Bagaimana memberikan dukungan afektif kepada anak?

Memposisikan badan setinggi anak dan melakukan kontak mata saat berbicara dengan anak menunjukkan bahwa guru memberikan perhatian penuh. Anak akan merasa nyaman dan aman, sehingga terjalin hubungan baik antara guru dan anak. Ketika menjawab pertanyaan terbuka, anak akan mengembangkan kemampuan komunikasi, meningkatkan rasa percaya diri, berpikir kritis dan memecahkan masalah.

Kalimat yang diawali dengan “Saya” dapat dicontohkan oleh guru, misalnya “Bu Guru/Pak Guru, senang sekali hari ini Anda bisa membereskan mainan Anda.” Dengan cara ini, anak akan terinspirasi untuk menggunakan ungkapan yang sama dan menghindari menyalahkan orang/pihak lain.

Gambar 3.7 Posisi Tinggi Guru
Gambar 3.7 Posisi Tinggi Guru

Bagaimana menguatkan kognisi dan perkembangan anak?

Menurutmu apa jadinya jika kita menambah teman lain untuk ikut mengguncang pohon ini?” tanya guru lebih lanjut. Apa yang akan terjadi jika lebih banyak orang yang menekan pohon ini?” tanya guru. Tama, cobalah bicara dengan Kensi tentang apa yang bisa kamu tambahkan agar tembok rumahmu lebih kuat,” kata sang guru.

Misalnya saja unit PAUD yang letaknya dekat dengan pantai, sehingga anak-anak dapat mempelajari mata pelajaran/topik yang berhubungan dengan laut. Begitu pula dengan Unit PAUD yang letaknya berada di pegunungan, sehingga anak-anak akan dapat belajar banyak hal tentang keunikan dan kekhasan kehidupan di pegunungan. Anak-anak dapat mempelajari konsep warna, ukuran, tekstur, bilangan dan klasifikasi melalui topik pilihan.

Bahkan, anak juga belajar menilai saat memposisikan tubuhnya agar tidak terjatuh atau merusak tanaman.

Tabel 3.10 Penerapan Pendekatan Bermain Belajar
Tabel 3.10 Penerapan Pendekatan Bermain Belajar

Bagaimana Memastikan Muatan Pengembangan yang Sesuai Kurikulum?

Dari contoh di atas terlihat bahwa apapun aktivitas bermain anak, semua tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kuncinya terletak pada kemampuan observasi guru dan kemampuan guru dalam mendorong anak mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Tabel 3.14 Tips Pengembangan Muatan
Tabel 3.14 Tips Pengembangan Muatan

Bagaimana Melakukan Asesmen yang Meningkatkan Kualitas Pembelajaran?

Bagaimana menyediakan dokumen evaluasi pembelajaran dan monitoring hasil belajar

Karakter ini memungkinkan catatan anekdotal digunakan untuk mendokumentasikan suatu proses ketika guru tidak mendokumentasikan aktivitas tersebut secara digital. Kesimpulan: Catatan anekdot Guru A lebih akurat karena memuat obrolan anak-anak dan lebih menggambarkan keadaan sebenarnya. Dengan karakter tersebut, maka hasil karya cocok untuk dijadikan bahan pendataan ketika kegiatan bermain ditujukan untuk menghasilkan produk tertentu.

Meskipun karya anak merupakan alat untuk menganalisis perkembangan anak, namun kehadiran guru pada saat proses bermain sangat diperlukan untuk memahami apa maksud di balik karya tersebut. Karya seorang anak bukanlah tentang baik buruknya, namun merupakan salah satu karya ilmiah anak yang akan membantu pendidik memahami perkembangan yang dicapai dan apa saja yang perlu diperkuat. Namun checklist tersebut tetap harus dilengkapi dengan catatan anekdot untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi sebagai bentuk akuntabilitas guru.

Tahap pengolahan data merupakan tahapan yang dilakukan guru dalam mengolah berbagai data yang dikumpulkan untuk menarik kesimpulan mengenai prestasi perkembangan anak.

Gambar di atas menunjukkan salah satu penggunaan foto berseri.
Gambar di atas menunjukkan salah satu penggunaan foto berseri.

Bagaimana memberikan umpan balik konstruktif?

Seperti yang telah dibahas pada bab sebelumnya, pelaporan data identik dengan 'melaporkan kemajuan pembelajaran anak kepada orang tua di akhir semester'. Saat kegiatan menggambar ladang jagung, alih-alih mengatakan “gambarmu bagus”, guru dapat mengatakan “Aku suka kamu tidak hanya menggambar tanaman jagung, tapi juga menambahkan sungai dan petani seperti yang kamu lihat kemarin. .” guru sudah mempunyai kumpulan data dari pelajaran sebelumnya bahwa anak tersebut memang anak yang mempunyai daya pengamatan yang sangat besar).

Di sisi lain, dengan menyebutkan umpan balik menggunakan kata spesifik 'pengamatan mendetail', anak-anak belajar mengenali kelebihan mereka dan dapat mengembangkannya lebih jauh. Umpan balik dapat diberikan secara lisan pada waktu yang tepat (seperti contoh di atas), tanpa menunggu kegiatan refleksi di penghujung hari.

Refleksi untuk Perencanaan yang Bermakna

Satuan PAUD harus mencerminkan kondisi aktual atas upaya yang dilakukan untuk mendukung proses pembelajaran yang berkualitas sehingga dapat memenuhi kebutuhan belajar anak, memperoleh data untuk perbaikan berkelanjutan, dan diintegrasikan ke dalam siklus perencanaan berbasis data (PDP) satuan pendidikan.

Tabel 1 ini adalah bentuk inspirasi untuk membantu satuan PAUD melakukan refleksi  akan  proses  pembelajaran  berkualitas  yang  sudah  dilaksanakan
Tabel 1 ini adalah bentuk inspirasi untuk membantu satuan PAUD melakukan refleksi akan proses pembelajaran berkualitas yang sudah dilaksanakan

Tindak lanjut dan Rekomendasi

Kesimpulan

Pada tahun 2017, beliau dipindahkan ke Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini untuk menangani bidang pendidikan pra sekolah. Pada awal tahun 2020, beliau diangkat menjadi Kepala Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini hingga saat ini. Beliau juga terlibat aktif dalam penyusunan dan pengkajian berbagai buku di bidang pendidikan anak usia dini hingga saat ini.

Beliau juga menjadi pembicara pada beberapa webinar di bidang PAUD dan menjadi narasumber pelatihan yang diselenggarakan oleh Direktorat PAUD, Direktorat GTK PAUD, organisasi mitra dan satuan Pendidikan Anak Usia Dini. Maria Melita Raharjo adalah dosen Keguruan Pendidikan Anak Usia Dini (PG-PAUD), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana sejak tahun 2015. Keterlibatannya dalam berbagai kegiatan persiapan NSPK di Direktorat PAUD dan Direktorat Guru dan Staf Pengajar PAUD DIKMAS merupakan wahana pengembangan ilmu pengetahuan dan kompetensi di bidang Pendidikan Anak Usia Dini.

Kecintaannya terhadap dunia pendidikan anak bermula sejak ia masih berstatus pelajar dengan membuka Sanggar Krucil, sebuah tempat kegiatan anak di sekitar rumahnya.

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Paud Berkualitas
Tabel 1.2 Panduan Paud Berkualitas
Tabel 3.5 Alur Penyusunan Dokumen Pembelajaran
Tabel 3.6 Dokumen Perencanaan Pembelajaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mendapatkan penjelasan mengapa perlu pendekatan saintifi k, maka guru perlu mengenali tentang anak usia dini, karakteristik cara belajar anak dan prinsip pembelajaran

Semoga pedoman ini dapat memberi inspirasi pada para Guru PAUD tentang bagimana menerapkan kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini dengan pendekatan saintifik. Penerapan

Untuk tahun ini pelaksanaan Penguatan Pembelajaran PAUD dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Ditjen PAUDNI yang berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Provinsi

Dalam rangka mempercepat pelaksanaan kegiatan Penguatan Pembelajaran dan menjamin kualitas penyelenggaraan, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal,

81 Penilaian Model Pembelajaran PAUD Pendekatan Sudut Penilaian yang dilaksanakan pada pembelajaran ini sama dengan penilaian pada model pembelajaran kelompok dengan kegiatan

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah: 1 Mengetahui Teknik penyampaian bahan ajar dan pendekatan yang dipakai dalam pembelajaran alat musik Kacapi Siter untuk Lansia

Pembelajaran disarankan untuk menggunakan pendekatan metode PAUD Sentra dan lingkaran, dengan menyusun rencana kegiatan yang dimaksudkan untuk memberi arah dalam menentukan: 

Pelatihan pembuatan games digital sebagai media pembelajaran bahasa Inggris bagi guru-guru PAUD untuk meningkatkan kualitas