• Tidak ada hasil yang ditemukan

Silabus Mata Kuliah Hukum Internasional

N/A
N/A
Lidhya Agustini

Academic year: 2024

Membagikan "Silabus Mata Kuliah Hukum Internasional"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

SYLLABUS

Bab I PENDAHULUAN

A. Pengertian, istilah, ruang lingkup, bentuk , dan sifat HI

B. Sejarah HI dan perkembangannya dewasa ini

Bab II SUBJEK-SUBJEK HI A. Pengertian subjek HI B. Subjek-subjek HI

HUKUM

INTERNASION AL PUBLIK

OLEH : DELI

WARYENTI

(2)

Bab V WILAYAH NEGARA DAN CARA MEMPEROLEHNYA

A. Wilayah negara dan pengaturannya B. Cara Negara memperoleh wilayah Bab VI NEGARA SEBAGAI SUBJEK HI

A. Hak, Kewajiban dan Tanggungjawab Negara B. Pengakuan Negara

C. Suksesi Negara

Bab III SUMBER-SUMBER HI

A. Pengertian sumber hukum Internasional B. Sumber-sumber hukum internasional Bab IV HUBUNGAN HI dengan HN

A. Teori-teori tentang hubungan antara HI dengan HN B. Praktek negara-negara

C. Kasus-kasus

UTS

(3)

BAHAN BACAAN

1. Mochtar Kusumaatmadja dan Etty R Agoes, Pengantar Hukum Internasional, Alumni, Bandung;

2. Boer Mauna, Hukum Internasional Pengertian Peranan dan Fungsi dalam Era Dinamika Global, Alumni, Bandung;

3. Sugeng Istanto, Hukum Internasional, Univ. Atmajaya Jogyakarta;

4. I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, Mandar Maju, Bandung;

5. J.G Starke, Pengantar Hukum Internasional, Aksara Persada Indonesia, Jakarta;

6. Sepriani, Hukum Internasional, Raja Grafindo Press, Jakarta;

7. T May Rudy, Hukum Internasional, Refika Aditama, Bandung;

8. Hata, Hukum Internasional sejarah perkembangan hingga Pasca perang Dingin, Setara Press, Malang.

10. Buku-buku/artikel di internet lain yang berjudul HUKUM INTERNASIONAL

Bab VII HAK DAN KEWAJIBAN NEGARA SEBAGAI SUBJEK HI A. Yurisdiksi Negara

B. Negara dan individu (Hukum Pidana Internasional) Bab VIII TRANSAKSI INTERNASIONAL

A. Perwakilan diplomatik, konsuler dan perwakilan lainnya (hukum diplomatik dan konsuler)

B.Organisasi internasional (hukum organisasi internasional) C.Penyelesaian sengketa internasional (hukum humaniter)

UAS

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Pengertian, istilah, ruang lingkup, bentuk dan sifat HI

1. Pengertian/definisi HI a. Mochtar Kusumaatmadja

Hukum Internasional adalah keseluruhan kaedah dan asas yang mengatur hubungan atau persoalan yang melintasi batas Negara antara :

1) Negara dengan Negara;

2) Negara dengan subjek hukum lain bukan Negara; atau

(5)

2. Istilah-istilah HI

a. Ius Gentium/Ius Intergentes

b. Law of Nations, Law among Nations c. Transnational Law

d. International Law 3. Ruang Lingkup HI

a. Hukum Internasional Publik (HIP) b. Hukum Perdata Internasional (HPI)

1) HPI Nasional b. Boer Mauna :

Hukum Internasional diartikan sebagai himpunan dari peraturan-peraturan dan ketentuan- ketentuan yang mengikat serta mengatur hubungan antara Negara-negara dan subjek- subjek hukum lainnya dalam masyarakat internasional.

c. Sugeng Istanto :

Hukum Internasional adalah kumpulan ketentuan hukum yang berlakunya dipertahankan masyarakat internasional.

(6)

B. Sejarah HI dan perkembangannya dewasa ini 1. Zaman Kuno

a. India Kuno : Undang-undang Manu, yang berisi 1) Kedudukan raja-raja, suku bangsa, dan kasta

2) Utusan raja (diplomat) 3) Perjanjian antara raja-raja

4) hukum perang (combatant dan non combatan 5) Cara memperlakukan tawanan perang

4. Bentuk-bentuk HI

a. Universal International Law (Unclos 1982, Duham 1948)

b. Regional International Law (Asean charter 2007) c. Special International Law (PI antara RI-

Malaysia tentang TKI)

HI regional dan HI special berubah menjadi HI universal 5. Sifat-sifat HI

a. Tertib hukum koordinatif (MI/ICJ-PBB) b. Tertib hukum subordinatif

pada : MU/DK-PBB, WTO dan ICC

(7)

2. Zaman Pertengahan (abad 12- 1648)

a. Kekaisaran Romawi (Eropa), dikuasai Paus b. Kekaisaran Byzantium (Turki)

berkembangnya Hukum Diplomatik

c. Kerajaan Islam (Arab), berkembangnya Hukum Perang

b. Yunani Kuno (abad VI SM)

1) Hukum antar polis di bidang perdagangan 2) Wakil negara disebut Konsul

3) Adanya badan arbitrase

c. Romawi Kuno (abad 8 SM-abad 17 M) 1) Tidak ada aturan baru di bidang HI

2) Berlakunya hukum Romawi dengan penerapan asas-asas hukum perdata (asas pacta sunt servanda, asas occupation, asas bonafide, dsb)

(8)

Dari isi perjanjian West Phalia tersebut, lahirlah HI yang memiliki ciri-ciri :

a. Setiap Negara memiliki kedaulatannya sendiri, yang berarti memiliki kekuasaan eksklusif di wilayahnya;

b.Hubungan antar negara dilakukan atas dasar kemerdekaan dan persamaan derajat;

c. Masyarakat internasional tidak mengakui kekuasaan tertinggi di atas Negara seperti seorang Kaisar atau Paus sebagaimana terjadi di zaman imperium Romawi;

3. Zaman Modern 1 (1648-1945/setelah PD II) a. Ditandatanganinya perjanjian

West Phalia 1648 :

1) Berakhirnya Imperium Romawi 2) Merdekanya negara-negara

bekas jajahan imperium Romawi 3) Dipisahkannya hukum negara

dengan hukum agama

(9)

b. Lahirnya berbagai pendapat dari para ahli : 1) Aliran Hukum Alam (Ketuhanan) :

a)Fransisco Vittoria : buku Relectio de Indis b)Fransisco Suarez : buku De Legibus ae Deo Legislatore (On Laws and God as

Legislator)

c) Alberico Gentilis : pemisahan agama, etika dan hukum

d) Pufendorf : HI adalah bagian dari

d. Hukum antar Negara disusun berdasarkan hukum Perdata Romawi;

e. Negara mengakui adanya hukum tertinggi yang mengatur hubungan antar Negara, dan menekankan pentingnya peranan Negara dalam mentaati hukum tersebut;

f. Tidak adanya Mahkamah Internasional dan kekuatan polisi internasional untuk memaksakan ditaatinya ketentuan hukum internasional (sekarang ??);

g. Dirubahnya tujuan perang, yang sebelumnya perang demi agama menjadi perang demi kepentingan.

(10)

c.Ditandatanganinya beberapa perjanjian internasional,sepertiKonvensiDenHaag

1899 dan 1907, Konvensi Jenewa 1864 dsb.

Didirikannya LBB melalui perjanjian Versialles 1919 setelah PD I Didirikannya Mahkamah Internasional Permanen pada 1921 Berdirinya PBB melalui perjanjian San Fransisko 1945

2) Aliran sekularisme :

Grotius : buku De Yure belli ac Pacis dan Mare Liberium

3) Aliran Positivisme :

a)Christian Wolf : buku Civitas Maxima b) Von Martens : buku Receuil des Traites c) Emerich de Vattel : berbagai buku

tentang HI yang bersumber dari perjanjian internasional dan kebiasaan internasional

(11)

b. Merdekanya negara-negara yang sebelumnya terjajah. Akibatnya:

1) Bertambahnya subjek HI

2) Lahirnya bentuk-bentuk HI baru (Regional dan Special International Law)

c. Berkembangnya teknologi modern. Akibatnya : Lahirnya cabang-cabang HI baru seperti

Hukum Laut, Hukum Udara, Hukum Ruang Angkasa,

Hukum Alih Teknologi/HAKI/ITE, Hukum 4. Zaman modern 2/ Perkembangan (1945/setelah PD

II- sekarang)

HI mengalami perkembangan yang sangat pesat, sebagai akibat dari berbagai peristiwa dunia, yaitu :

a. Berdirinya berbagai Organisasi Internasional seperti PBB, MEE, APEC, ASEAN, WTO dsb.

Akibatnya :

1)Lahir sifat HI yang baru yaitu tertib hukum subordinatif (bedanya dg HI zaman kuno?)

2) Bertambahnya subjek HI yaitu OI

3)Lahir bentuk HI Universal International Law 4) Ditetapkannya PI sebagai sumber HI oleh PBB

(12)

Bab II SUBJEK-SUBJEK HI

A. Pengertian Subjek HI

HN HI

1. Orang dan badan hk 1. Negara, OI, dsb 2. Hak dan kewajiban 2. Hak dan kewajiban 3. Menurut HN 3. Menurut HI

4. Cakap/tidak cakap 4. Penuh dan terbatas

d. Penghormatan terhadap HAM. Akibat :

1) Diadilinya penjahat perang Jerman dan Jepang 1946

2) Lahirnya Deklarasi HAM 1948 dan Konvensi Genocida 1948

3) Tidak diakuinya asas imputabilitas dalam HI 4) Berlakunya asas retro aktif/dilanggarnya

asas legalitas

5) Individu menjadi subjek HI terbatas 6) Berdirinya ICC pada 1998

(13)

b. Bentuk-bentuk negara :

1) Negara merdeka penuh, terdiri dari : a) Negara kesatuan (Unity);

b) Negara Serikat (United);

c) Negara konfederasi (Union);

d) Negara Commonwealth/Antillen;

e) Negara Netral;

f) Negara Mikro;

g) Negara otonomi khusus.

B. Subjek-subjek HI penuh 1. Negara :

a. Syarat negara : Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933

The state as a person of international law should posses the following qualifications :

-A permanent population;

-A defined territory;

-Government;

-Capacity to enter into relations with the other states.”

(14)

2. Organisasi Internasional (OI)

a. Kasus Pangeran Bernadotte (1958) b.Advisory Opinion/Legal Opinion dari MI c. Jenis-jenis OI : 1) GO

2) NGO b. Bentuk-bentuk OI - GO:

- OI Universal dengan tujuan umum : PBB

- OI Universal dengan tujuan khusus: organ-organ PBB - OI Regional dengan tujuan umum : ASEAN

- OI Regional dengan tujuan khusus : AFTA - OI Special dengan tujuan Universal: OPEC, OKI

2) Negara setengah merdeka, terdiri dari : a) Negara Mandaat/perwalian

b) Negara Vassal/protektorat c) Negara kondominium

d) Negara dengan kondisi khusus, seperti

Palestina, Taiwan, Nagorno Karabakh,

Vatikan, dsb.

(15)

3. Vatikan (Tahta Suci) Vatikan = Negara

Tahta Suci = Pusat agama Katolik sedunia Penyebab : Faktor sejarah

Dasar hukum : Lateran Treaty 11 Februari 1929 Status Vatikan :

a. Diakui seluruh negara di dunia

b. Memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan negara lain

c. Vatikan khusus mengurus kepentingan umat Katholik di seluruh dunia

(16)

C. Subjek HI terbatas

1. ICRC (International Committee on the Red Cross) merupakan OI yang NGO

a. Didirikan oleh Henry Dunant di Jenewa, Swiss pada 19 Mei 1919

b. Ditetapkan sebagai subjek HI terbatas (Konvensi Jenewa 1949) dengan tugas sebagai pelindung korban perang

c. 3 jenis ICRC : Red Cross, Red Crescent, Red Crystal

(17)

Alinea 2 Pembukaan Piagam PBB : Hak untuk menentukan nasib sendiri;

Hakuntuksecarabebasmemilihsystem ekonomi, politik dan sosial sendiri;

Hak untuk menguasai sumber kekayaan alam yang ada di wilayahnya.

Contoh:

diberi

PLO/HAMAS/FATAH, SWAPOyang status sebagai subjek HI melalui

2. Bangsa yang memperjuangkan

kemerdekaan/ bangsa yang terjajah Ciri-ciri :

a. Memperjuangkan kemerdekaan b. Mendirikan organisasi

c. Mencari dukungan dari negara-negara lain Dasar hukum:

a. Alinea 2 Pembukaan Piagam PBB b. Resolusi MU-PBB

(18)

Syarat-syarat untuk disebut billigerent : a. Memiliki struktur organisasi yang jelas

b. Memiliki tanda pengenal/lambang yang jelas c. Menguasai sebagian wilayah yang diperjuangkan d. Mendapat dukungan dari rakyat yang wilayahnya

sedang diperjuangkan Contoh Billigerent :

a. GAM (perjanjian perdamaian Helsinki- pemerintah RI 2005)

b. IRA(perjanjian perdamaian Belfast-pemerintah Inggris 1998).

Billigerent/gerakan separatis/pemberontak Ciri-ciri :

Sekelompok orang yang memiliki persamaan suku, agama;

Berbentuk organisasi;

Ingin memisahkan diri dari negara yang sudah (membentuk negara di dalam negara);

ras,

ada

d. Tunduk pada hukum nasional negara yang bersangkutan pada waktu damai namun tunduk pada HI pada waktu perang;

d. Menimbulkan akibat kepada negara-negara lain.

(19)

Sikap HI terhadap billegerent :

a. Tetap menghormati kedaulatan negara induk b. Negara induk berhak menerapkan HN-nya dengan

tetap memperhatikan HAM

c. Tunduk pada hukum humaniter internasional (jika terjadi peperangan)

d. Tunduk pada HI (PI) jika menjalani proses perdamaian e. Melarang negara-negara lain untuk intervensi dan

berpihak,

f. Negara-negara berhak memberikan pengakuan terhadap billigerent

(20)

5.

Individu

(Subjek utama HN) Dasar hukum :

a. Deklarasi PBB tentang Hak Asasi Manusia 1948, b. Konvensi Genosida (Genocide

Convention) 1948,

c. Konvensi Tokyo 1963, Konvensi Den Haag 1970, dan Konvensi Montreal 1971 tentang tindak pidana penerbangan (pembajakan pesawat udara).

Dasar hukum lainnya adalah putusan pengadilan atas beberapa kasus, yaitu :

4. Perusahaan Multinasional/MNCs (subjek HN) Dasar hukum : Konvensi ICSID (International Center for the Settlement of Investment

Dispute) 1965

Kasus : Libya-PT Texaco 1977

BKPM (Indonesia)-PT Amco (AS) 1982

(21)

a.Kasus kereta api Danzig tahun 1928 (Danzig Railway Official’s Case)

b. Pengadilan para penjahat perang NAZI di Nuremberg (Jerman) dan Jepang di Tokyo oleh Mahkamah Militer Internasional (IMT) pada 1946

c. Pengadilan para penjahat perang Serbia/Yugoslavia oleh ICTY (International Criminal Tribunal for the former Yugoslavia) di Den Haag, Belanda pada 2001 d. Pengadilan para penjahat perang Rwanda oleh ICTR

(International Criminal Tribunal for Rwanda) 2003 e. Pengadilan para penjahat perang Kamboja oleh PBB

(Extraordionary Chambers) 2007

(22)
(23)
(24)

Selain itu :

a. Pelaku tidak dapat diadili di Mahkamah Internasional (ICJ), karena pasal 34 Statuta ICJ b. Pelaku (selama ini) diadili di Mahkamah

internasional Ad hoc (karena ICC baru berdiri pada tahun 1998)

c. Pelaku yang dapat diadili di ICC adalah pelaku yang melakukan kejahatan sesudah tahun 2002 (Statuta Roma 1998)

Individu yang dapat diadili di MI : Pelaku kejahatan internasional yang tidak dapat diadili oleh pengadilan nasional yaitu :

a. Kejahatan yang dilakukan di masa perang;

b. Kejahatan itu berupa kejahatan genosida;

c. Kejahatan itu merupakan pelanggaran HAM berat;

d. Kejahatan tersebut tidak dapat diadili di pengadilan nasional karena didukung oleh peraturan nasional.

(25)

B. Sumber-sumber HI (dalam arti formil)

Dasar hukum : Pasal 38 ayat (1) dan (2) Statuta ICJ.

"1. The Court, whose function is to decide in accordance with international law such disputes as are submitted to it, shall apply:

a. international conventions, whether general or particular, establishing rules expressly recognized by the contracting states;

b. international customs, as evidence of a general practice accepted as law;

Bab III SUMBER-SUMBER HI

A. Pengertian Sumber hukum

1.Sumber hukum materil ( dimana HI ditemukan secara nyata)

2. Sumber hukum kausal (mengapa HI ditaati)

3. Sumber hukum formil (dimana HI

bisa ditemukan, dan siapa yang

berwenang mengeluarkan HI)

(26)

Sumber HI terdiri dari :

a. Sumber HI primer (PI, KI, Prinsip hukum umum)

b. Sumber HI sekunder (yurisprudensi/ex aequo et bono, ajaran para ahli)

c. the general principles of law recognized by civilized nations;

d. subject to the provisions of Article 59, judicial decisions and the teachings of the most highly qualified publicists of the various nations, as subsidiary means for the determination of rules of law.

2. This Provision shall not prejudices the power of the court to decide a case ex aequo et bono, if the parties agree there to…”

(27)

Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1969 :

"Treaty" means an international agreement concluded between States in written form and

governed

by international law, whether embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation.”

1. Perjanjian internasional (PI)

a. Dasar Hukum PI: - Konvensi Wina 1969 - Konvensi Wina 1986 Dasar hukum PI di Indonesia : UU no.

24 tahun 2000 tentang PI b. Pengertian PI :

- Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1969 - Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1986 - Pasal 1 ayat (3) UU no 24/2000

(28)

Pasal 3 ayat (1) UU no. 24/2000:

Perjanjian Internasional adalah :

Perjanjian dalam bentuk dan sebutan apapun yang diatur oleh hukum internasional secaratertulisolehPemerintah dan dibuat

Republik Indonesia dengan satu atau lebih negara,

organisasi internasional atau subjek hukum internasional lainnya, serta menimbulkan hak dan kewajjiban pada pemerintah Republik Indonesia yang bersifat hukum publik.

Pasal 2 ayat (1) Konvensi Wina 1986 :

“Treaty means an international agreement governed by international law and concluded in written form:

a) Between one or more states and one or more international organisations

b) Between international organisations whether that agreement is embodied in a single instrument or in two or more related instruments and whatever its particular designation.”

(29)

d. Jenis-jenis PI :

1) Dari segi kekuatan mengikatnya : a) Law making Treaty (Open Treaty) :

- Universal Law Making Treaty - Regional Law Making Treaty - Special Law making Treaty b) Treaty Contract (Close Treaty) c. Istilah-istilah PI :

Konvensi (Convention), Traktat (Treaty), Pakta (Pact),

(Statute), Deklarasi

Piagam (Declaration),Statuta (Charter), Perikatan (Arrangenment),

ModusVivendi, Kesepakatan Understanding) Persetujuan (Agreement), Accord,Covenan,Protocol,

(MoU/Memorandum of

(30)

Treaty contract Law Making treaty Dilakukan/diikuti oleh beberapa negara;

Hukum yang ditetapkan sama;

Hal yang diatur bersifat umum;

Dijadikan produk PBB.

Contoh:DeklarasiNegara-negaraAmerika Latin 1946

Dari segi proses pembuatannya :

PI 3 tahap (TreatyMaking Power) yaitu perundingan,

ratifikasi

penandatanganan dan b) PI 2 tahap yaitu perundingan dan

penandatanganan.

Dari segi jumlah peserta : Bilateral

Multilateral

(31)

f. Asas-asas PI : 1) Asas Voluntary,

2) Asas Pacta Sunt Servanda,

3) Asas Pacta tertiis nec nocunt nec prosunt, 4) Asas Egality rights

5) Asas Reciprocity 6) Asas Courtesy

7) Asas Rebus sic stantibus e. Praktek di Indonesia :

Sebelum amandemen UUD 1945 :

Pasal 11 UUD 1945 “dibantu” oleh Surat Presiden RI nomor 2826/HK/60 kepada DPR pada tanggal 22 Agustus 1960 tentang Pembuatan Perjanjian dengan Negara lain.

Sesudah amandemen UUD 1945 :

Pasal 11 ayat (1) dan (2) dan UU no. 24/2000.

(32)

6) Musnahnya subjek dan objek dari perjanjian itu,

7)Dipenuhinya

perjanjian, syarat untukmengakhiri Pelanggaran isi perjanjian oleh salah satu pihak,

Putusnya hubungan diplomatik/ Pecah perang antara pihak-pihak.

g. Berakhirnya PI :

1) Telah berakhirnya batas waktu, 2) Tujuan perjanjian telah tercapai, 3) Dibuatnya perjanjian yang baru, 4) Adanya persetujuan pihak-pihak

untuk mengakhiri,

5) Salah satu pihak menarik diri

dari perjanjian,

(33)

Praktek KI terlihat pada:

Tindakan para pejabat negara Pembuatan PI

Hukum nasional

Ada hubungan yang erat antara KI dengan PI : PIKI

KI PI

2.Kebiasaan Internasional (KI) : Pengertian KI

Kebiasaan yang dapat menjadi sumber HI : a. Kebiasaan tersebut bersifat umum (as a general practice).

b. Kebiasaan itu diterima sebagai hukum

(accepted as law) atau opinio juris sive

necessitatis

(34)

Contoh prinsip-prinsip hukum lama: asas pacta sunt servanda, asas legalitas, asas nebis in idem, asas bonafides, asas resiprositas, asas good governance, asas teritorial, asas personal, dan sebagainya.

Contoh Prinsip-prinsip hukum baru : asas most favored nation, asas national treatment, asas persamaan derajat, asas charity (ksatria atau sportivitas)

3. Prinsip-prinsip hukum umum :

a. Kebanyakan berasal dari Romawi kuno b. Merupakan norma hukum tertua

c. Masih berkembang sampai sekarang

d. Tersebar dalam berbagai peraturan hukum, baik hukum publik (pidana, administrasi, tata negara, pajak,dsb) maupun hukum privat (perdata, perjanjian).

(35)

c. Keputusan OI :

Tidak tercantum dalam pasal 38 ayat (1) Statuta ICJ, namun tetap berpengaruh dalam HI, seperti resolusi DK-PBB, MU- PBB, dsb.

5. Ex aequo et bono (pasal 38 ayat 2):

Ex aequo et bono berarti : according to the right and just, atau by principles of what is fair and just.

4. Keputusan pengadilan (yurisprudensi), Ajaran para ahli (doktrin) dan Keputusan OI:

a. Keputusan Pengadilan (yurisprudensi) : 1) Pengadilan nasional dan internasional 2) Arbitrase nasional dan internasional contoh : Keputusan kasus Anglo- Norwegian

Fishery Case (1951) yang dimasukkan dalam aturan UNCLOS 1982

b. Ajaran para ahli :

1) secara individual, seperti Grotius, John Shelden 2) secara bersama/kelompok : ILC, ILA, ILI, dsb

(36)

Persoalan yang berkaitan dengan HI dan HN : Apakah ada hubungan antara keduanya?

Jikaadahubungan,

pertentangan,yang dalam

mana halterjadi yang akan diutamakan negara, HI ataukah HN?

A. Teori-teori mengenai hubungan HI dengan HN:

1. Teori dualisme : Jellineck, Jean Bodin, Anzilotti HI dan HN adalah 2 hukum yang berbeda (subjek, sumber, sifat, kekuatan mengikatnya).

Konsekwensi : TIDAK ADA hierarkhi atau pertemuan antara keduanya.

BENARKAH???? DAPAT DIBANTAH!!!

HIHNteori TRANSFORMASI teori transformasiRATIFIKASI

(37)

Monisme primat HN : 1) HN lahir lebih dulu 2) HI dibuat jika negara

menginginkan BENARKAH????

Monisme primat HI : 1) HN berasal dari HI

2) HI memiliki posisi lebih tinggi dari pada HN 3) HN berlaku berdasarkan pendelegasian dari

HI (teori delegasi)

2. Teori monisme : Hans Kelsen

HI dan HN berasal dari sumber hukum yang

sama, sehingga ada

hierarkhi/pertentangan. Pertanyaan : mana yang harus dimenangkan?

Monisme terbagi 2 :

a. Monisme primat HN

b. Monisme primat HI

(38)

3. Posisi HN dan HI seimbang, adakalanya HI dikalahkan,adakalanya dimenangkan.

Contoh :

a. HI menang HN kalah :

1)Sistem apartheid di Afrika Selatan , 2) Hilangnya 4 negara yaitu

Transkei, Bophutatswana, Venda, Ciskei (TBVC),

b. HI kalah HN menang:

1) Anglo-Norwegian Fishery Case (1951)

FAKTA :

1. Sebagian besar HN lahir lebih dulu dari HI, 2. Ada HI yang lahir lebih dulu. Contoh :

Konsep ZEE, penggunaan garis pangkal

biasa, hukum diplomatik dan konsuler,

hukum udara, hukum humaniter, perjanjian

perbatasan, dsb.

(39)

B. Praktek negara-negara

1. Membutuhkan pengakuan dari negara- negara lain

2. Membuat PI, berupa perjanjian

perbatasan, perjanjian diplomatik /konsuler (perdagangan)

3. Negara tidak dapat hidup sendiri (Zoon Politicon)

Beberapa aturan HN berasal dari pendelegasian

(teori delegasi) HI kepada HN. Contoh : UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM Beberapa aturan HI berasal dari HN dan kembali ke HN (teori transformasi)

HN HI HN

contoh : UU no 17/1985 tentang ratifikasi UNCLOS

(40)

6. Perancis :

Pasal 55 UUD Perancis 1958 : PI yang telah disahkan atau diterima menurut undang undang mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari pada undang undang nasional dengan syarat pihak lain juga menerapkan hal yang sama.

4. Inggris dan Amerika Serikat :

International Law is the Law of the Land

HI=HN sepanjang HI berasal dari KI.

HI yang berasal dari PI dapat diratifikasi jika tidak bertentangan dengan HN 5. Jerman, Austria dan Korea Selatan :

Pasal 25 UUD Jerman, pasal 9 Konstitusi Austria dan pasal 7 Konstitusi Korea Selatan : HI adalah bagian dari HN

(41)

b. Indonesia mengesampingkan KI dengan mengeluarkan Deklarasi Juanda (DJ) 1957

KI : lebar laut teritorial 3 mil DJ : lebar laut teritorial 12 mil

c. Indonesia menetapkan doktrin baru

7. Indonesia :

a. Mengenai PI diatur Pasal 11 UUD NRI 1945 :

(1) Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan Negara lain.

(2) Presiden dalam membuat perjanjian internasional lainnya yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar bagi kehidupan rakyat yang terkait dengan beban keuangan Negara, dan/atau mengharuskan perubahan atau pembentukan undang-undang harus dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

(42)

C. Kasus-kasus : HI mengalahkan HN :

KasusPenjahatperangJermandan Jepang

2001), (2010)

(1946), Yugoslavia/Serbia

Rwanda (1995), dan (1993- Kamboja Kasus apartheid di Afrika Selatan (1990)

Kasus hilangnya beberapa negara (1990) Kasus mobil Timor (1998)

(43)

2. Kasus apartheid di Afrika Selatan (1990) HI : - Deklarasi HAM (1948)

- Konvensi Genosida (1948) HN : -UU Pendaftaran Populasi 1950

-UU Kewarganegaraan Bantu 1970

3. Merdekanya 4 negara yaitu Transkei, Bophutatswana, Venda dan Ciskei (TBVC) di Afrika Selatan (1990), namun tidak mendapat pengakuan internasional, menyebabkan negara- negara tersebut hilang.

1. Kasus Penjahat perang Jerman dan Jepang (1946), Yugoslavia (1993-2001),

Rwanda (1995), Kamboja (2010) : HI : - Deklarasi HAM (1948)

- Konvensi Genosida (1948)

HN : - UU Nasional masing-masing yang

menganut asas imputabilitas.

(44)

2. HN mengalahkan HI :

a. Kasus Tembakau Bremen (1959) HI : -Konvensi Montevideo 1933

tentang hak dan kewajiban Negara

- Kebiasaan Internasional

HN : Undang-undang nomor 86 tahun 1958 tentang Nasionalisasi

4. Kasus Mobil timor (1998-1999) :

HI : -Prinsip Most Favored Nation (MFN) yang diatur dalam pasal I ayat (1) GATT.

-Prinsip perlakuan nasional (national treatment principle) yang diatur dalam pasal III ayat (2) GATT.

HN : -Instruksi Presiden (Inpres) nomor 2 tahun 1996 tentang Program Mobil Nasional (Mobnas) oleh PT TPN (Timor Putra Nasional)

-Inpres nomor 42 tahun 1996 tentang Izin Impor Mobil Nasional oleh PT TPN dari PT KIA Korea Selatan secara utuh (built up)

(45)

b. Kasus Anglo-Norwegian Fishery Case (1951) HI : Kebiasaan internasional tentang :

-kebiasaan nelayan Inggris menangkap ikan di perairan Norwegia

-penggunaan garis pangkal biasa HN : Royal Decree 1935 tentang :

- larangan nelayan Inggris menangkap ikan di perairan Norwegia

- penggunaan garis pangkal lurus

(46)

Wilayah darat :

Melalui perjanjian internasional

Menggunakanbatas-batasyangjelas (alamiah atau buatan) Negara memiliki kedaulatan mutlak

Kasus-kasus : India-Pakistan di Kashmir,

Israel-Palestina,

Kalimantan dsb. Indonesia-Malaysia di

A. Wilayah Negara dan pengaturannya

1. Pasal 1 Konvensi Montevideo 1933, wilayah negara terdiri:

a. Wilayah darat

b. Wilayah laut (hukum laut)

c. Wilayah udara (hukum udara dan ruang angkasa) 2. Pasal 2 UNCLOS 1982

a. Wilayah darat

b. Wilayah laut (hukum laut)

c. Wilayah udara (hukum udara dan ruang angkasa) d. Wilayah dasar laut dan tanah di bawahnya

(47)
(48)

b. Jalur-jalur laut menurut UNCLOS 1982 :

1) Laut yg dikenai kedaulatan mutlak dan Hukum nasional : a) Laut Teritorial (Territorial Sea)

b) Perairan Pedalaman (Internal Waters), yang terdiri : Laut pedalaman (Internal Sea), Perairan Darat (Land Waters), Selat (straight), Teluk (bay), Muara (estuary), Perairan Kepulauan (archipelagic waters).

2) Laut yang dikenai kedaulatan terbatas dan Hukum nasional:

a) Zona Tambahan (Contigous Zone) b) ZEE (Exclusive Economic Zone) c) Landas Kontinen (Continental Shelf)

3) Laut yang dikenai Kedaulatan Internasional dan Hukum 2. Wilayah lautan/perairan (Hukum Laut)

a. Dasar Hukum : 1) UNCLOS 1982

2) PI antara negara-negara yang berkepentingan 3) Indonesia :

- UU no. 17/1985 tentang ratifikasi UNCLOS - UU no 6/1996 tentang Perairan Indonesia - UU no. 32/2014 tentang Kelautan

- UU lain yang berkaitan seperti UU Perikanan, UU Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau kecil, dsb.

(49)

3. Wilayah Udara (Hukum Udara)

a. Awal mula : Ditemukannya teknologi pesawat udara

b. Dasar hukum :

1) Cujus est solum ejus est usque ad coelum 2) Konvensi Chicago 1944 (Hukum Udara) 3)Indonesia : UU no. 1/2009 tentang Penerbangan

(50)

Wilayah laut Wilayah udara 1.

3.

Kedaulatan mutlak, terbatas dan internasional

Negara TIDAK berhak melarang lintas kapal asing di laut yang dikenai kedaulatan mutlak

Kapal asing diberi hak lintas damai, lintas transit dan lintas alur laut kepulauan (di negara kepulauan) 1.

2. 2.

3.

Kedaulatan mutlak dan internasional

Negara BERHAK MELARANG lintas pesawat asing di wilayah udara yang dikenai kedaulatan mutlak Pesawat asing hanya diberi hak lintas transit dan lintas alur laut kepulauan

(51)

a. Batas ruang udara dengan ruang angkasa (100 km di atas garis Karman)

b. Awal mula : Ditemukannya teknologi pesawat ruang angkasa (Sputnik 1957 dan Apollo 1963)

c. Dasar hukum: Space Treaty 1967

d. Prinsip : Ruang Angkasa dan benda-benda langit lainnya adalah warisan bersama umat manusia, sehingga tidak ada negara yang boleh mengklaim kepemilikannya

4.WilayahRuangAngkasa(HukumRuang Angkasa/antariksa)

(52)

e. Pemanfaatan ruang angkasa terkini :

1) Penempatan ISS/International Space Station 2) GSO

3)Penelitian ruang angkasa 4) Pemantauan bumi (cuaca) 5) Objek wisata

f. Kedaulatan dan hukum yang berlaku : Kedaulatan dan hukum internasional

(53)
(54)
(55)

a. Dasar Laut dan tanah di bawahnya di bawah perairan pedalaman (kedaulatan mutlak)

b. Dasar Laut dan tanah di bawahnya di bawah laut teritorial (kedaulatan mutlak)

c. Dasar Laut dan tanah di bawahnya di bawah Zona tambahan dan ZEE yaitu Landas Kontinen (kedaulatan terbatas/eksklusif)

d. Dasar Laut dan tanah di bawahnya di bawah Laut lepas yaitu Kawasan (kedaulatan

4. Wilayah dasar laut dan tanah di bawahnya

(56)

3) Harus ada niat yang serius;

4) Harus ada tindakan efektif. Contoh :

a) Kasus Denmark dan Norwegia (Eastern Greenland Case) 1951;

b)Kasus Indonesia dan Malaysia (Sipadan and Ligitan Case) 2002.

B. Cara negara memperoleh wilyah (darat) 1. Sejarah/prescription/asas uti possidetas

yuris (Faktor penjajahan, Perjanjian London 1814 antara Belanda dan Inggris) 2. Okupasi/Pendudukan (Occupation)

Negara memiliki wilayah setelah menduduki wilayah tersebut untuk waktu yang lama, dengan syarat :

1) Tidak ada pihak lain yang keberatan;

2) Wilayah tersebut adalah terra nullius

(tidak ada pemiliknya);

(57)
(58)

Contoh :

a. Timor Leste menggabungkan diri dengan Indonesia (1976).

b. Kota Venesia dihibahkan oleh Austria kepada Perancis (1866), dihibahkan lagi kepada Italia (1900),

c. Kepulauan Carolina dijual Spanyol kepada Jerman (1899) seharga 25 juta pesetas,

d. Kepulauan St. Thomas, Kepulauan St. John, dan

3.Penyerahan (Cession/levering)

Penyerahan = perbuatan hukum memindahkan hak (hak milik atau hak menguasai).

Penyerahan wilayah = hak kepemilikan dan kedaulatan (wilayah, benda,

penduduk). Penyerahan terjadi :

a. setelah perang antara pihak-pihak, b. di masa damai

Cara : penjualan, hibah, pertukaran atau penggabungan melalui PERJANJIAN INTERNASIONAL

(59)

4. Perebutan (conquest/annexation)

Negara mengambil alih secara paksa. Cara ini dilarang oleh HI (pasal 2 ayat 4 Piagam PBB)

Contoh : -RI dituduh merebut Timor Leste dari tangan Portugis (1976),

-Irak menganeksasi Kuwait (1990), - Israel menganeksasi wilayah

Palestina (1935-sekarang)

e. Bengkulu ditukarkan dengan Singapura (1814), dan Suriname ditukar dengan New York (1820) f. Kepulauan Hawaii menggabungkan diri dengan

Amerika Serikat (1800)

g. Texas menggabungkan diri dengan Amerika Serikat setelah memisahkan diri dari Mexico (1815)

h. Alaska dibeli oleh Amerika Serikat dari Rusia (1867) seharga $ 7.200.000,-

(60)

b.

Negara menambah wilayahnya dengan cara : a. Alamiah,

b. Buatan

(61)

6. Persewaan (Lease)

7. Hak Jasa (servitude)

(62)

Bab VI NEGARA SEBAGAI SUBJEK HI

A. Hak dan kewajiban Negara

1. Hak-hak Negara (Konvensi Montevideo 1933 dan Piagam PBB 1945)

a. Hak untuk merdeka;

b. Hak untuk memiliki kedudukan yang sama di depan HI;

c. Hak untuk mengurus masalahnya sendiri, d. Hak untuk memiliki yurisdiksi teritorial;

e.Hak untuk mengirimkan wakilnya ke luar negeri f. Hak untuk mengusir orang asing

Malaysia memperoleh Pulau Sipadan dan Ligitan melalui Putusan MI (2002)

(63)

c. Tidak melakukan provokasi

Contoh : Provokasi Australia dan Spanyol kepada Timor Leste dan OPM

d.Melarang warganya melakukan tindakan spionase di negara lain;

Contoh : Tuduhan pemerintah RI kepada Henry Dunant Centre dalam kasus RI-GAM; pemasangan alat perekam dan kamera pada kantor-kantor kedutaan asing oleh Soviet.

e. Menyelesaikan setiap pertikaian dengan cara damai;

f. Melaksanakan kewajiban-kewajiban dalam setiap perjanjian yang diikuti.

2. Kewajiban-kewajiban negara

a. Tidak melakukan tindakan kedaulatan di negara lain; Contoh : Kasus Selat Corfu (1949) antara Inggris dengan Albania

b. Tidak mencampuri urusan negara lain

(intervensi), baik urusan dalam maupun luar negeri;

Contoh : Vietnam mencampuri urusan dalam negeri Kamboja (1975), AS membantu Vietnam Selatan berperang dengan Vietnam

utara (dibantu Uni Soviet) (1968-1975), AS memerangi Irak (1990)dan Afghanistan (2001-2021), perang Suriah (2011- sekarang).

(64)

3. Tanggungjawab (responsibility/liability) Negara a. Pengertian tanggungjawab Negara :

Keseimbangan antara hak dan kewajiban suatu negara dari :

1) Melakukan Perbuatan 2) Tidak melakukan

perbuatan 3)Mengeluarkan perkataan

b. Bentuk-bentuk tanggungjawab : a. Meminta maaf

b. Mengganti rugi

(65)

B. Pengakuan Negara (Recognition) 1. Pengertian pengakuan

Pengakuan :

a. Perbuatan bebas

b. Oleh satu atau lebih negara

c. Untuk mengetahui eksistensi suatu wilayah tertentu yang:

- dihuni suatu masyarakat manusia yang secara politis terorganisir,

- tidak terikat kepada negara yang telah

c. Tanggungjawab Negara berlaku terhadap:

1) Pelaku :

a) Perbuatan/perkataan warga sebagai pribadi b) Perbuatan/perkataan warga sebagai pejabat 2) Perbuatan :

a) Pelaksanaan Perjanjian internasional;

b) Pembayaran utang negara;

c) Pemberantasan kejahatan internasional;

d) Pelaksanaan kontrak-kontrak konsesi.

3) Perlindungan :

a) Perlindungan warga negaranya, baik yang berada di wilayahnya maupun yang berada di Luar negeri;

b) Perlindungan warga asing yang ada di wilayahnya;

c) Perlindungan terhadap keutuhan wilayah negara.

(66)

Jenis-jenis pengakuan De yure, (permanen) De Facto, (sementara) Prematur (sementara)

Contoh : Pengakuan yang diberikan India kepada Bangladesh pada 6 Desember 1971, padahal memproklamirkan Bangladeshbaru kemerdekaannya

pada 25 Maret 1972.

2. Pengakuan diberikan kepada :

a. Kemerdekaan Negara baru (hanya 1 kali), b. Pembentukan pemerintahan

baru/kabinet baru

c. Pengangkatan pemimpin baru

d. Penambahan wilayah baru

e. Keberadaan kaum Belligerent

(67)

5. Manfaat Pengakuan

a. Untuk mendapatkan status internasional (subjek HI),

b. Untuk mendapatkan kesempatan menjadi anggota Organisasi Internasional,

c. Untuk dapat berhubungan hukum dengan negara lain yang sederajat.

4. Cara-cara Pengakuan a. Eksplisit,

b. Implisit, c. Bersyarat d. Tanpa syarat, e. Kollektif,

f. Individual

(68)

Fakta :

1. Israel, Taiwan, Palestina 2. Nagorno Karabakh, Ossessia

Selatan, Abkhazia, Transnitria

3. Transkey, Bophutatswana, Venda dan Ciskei (TBVC)

6. Teori-teori pengakuan

a. Teori konstitutif=pengakuan penting

Teori ini dipelopori oleh Prof. Lauterpacht pada awal abad 20 ( a state is and becomes an international person through recognition only and exclusively).

b.Teori deklaratif = pengakuan hanya

formalitas

(69)
(70)

3. Dasar Hukum Suksesi :

a. Konvensi Wina 1978 tentang suksesi negara b. Konvensi Wina 1983 tentang Suksesi

Negara sehubungan dengan Kekayaan negara, arsip dan Utang-utang negara

C. Suksesi Negara

1. Pengertian Suksesi 2. Jenis-jenis suksesi :

a. Suksesi internal (pemerintahan) Bentuk negara, bentuk

pemerintahan, sistem pemerintahan, pergantian

kepemimpinan b. Suksesi eksternal

(negara)=Perubahan kedaulatan pada wilayah=penting bagi HI

(71)

Jenis-jenis suksesi negara :

a. Suksesi negara parsial/sebagian

Membentuk negara baru

(72)

2) Bergabung dengan negara lain

(73)

b. Suksesi negara universal : seluruh wilayah negara

1) pecahnya satu negara menjadi

beberapa negara baru

(74)
(75)

2) bergabungnya 2 negara

(76)

Bab VII HAK DAN

KEWAJIBAN NEGARA SEBAGAI SUBJEK HI

A. Yurisdiksi Negara

1. Pengertian yurisdiksi Negara : Hak, kewenangan = arti

yuridis kekuasaan (ekslusif)

=arti politis

2. Ruang lingkup yurisdiksi negara : a. territorial jurisdiction

b. jurisdiction in rem

5. Cara terjadi suksesi negara

a. Damai/sukarela : Pemilu/referendum, cara2 lain b. Kekerasan : 1) Revolusi

2) Perang

6. Akibat-akibat hukum suksesi negara a. Terhadap kekayaan negara

b. terhadap kontrak-kontrak konsesi c. Terhadap utang-utang negara d. Terhadap kebangsaan

e. Terhadap perjanjian internasional/OI.

(77)

4. Perluasan yurisdiksi Negara=kemajuan teknologi=lebih dari 1 negaraberwenang

yurisdiksi mengenakan yurisdiksinya=konflik Perluasan yurisdiksi teritorial secara teknis :

Perluasan teritorial subjektif Perluasan teritorial objektif

Perluasan yurisdiksi teritorial berdasar kewarganegaraan : Perluasan teritorial aktif : contoh Kasus Oki

Perluasan teritorial pasif: contoh kasus TKI yg dianiaya Territorial Jurisdiction berlaku di :

a. Darat, laut, udara

b. Kantor perwakilan di luar negeri

c. Kapal/pesawat udara (asas Floating Island) 3. Pengecualian yurisdiksi negara :

a. Kepala negara/kepala pemerintahan asing (asas Par in Parem non Habet Imperium)

b. Perwakilan diplomatik/konsuler asing c. Kapal/pesawat udara asing

d. Angkatan Perang asing

e. Perwakilan Lembaga Internasional

(78)

B. Negara dan individu

1. Hak dan kewajiban negara terhadap individu : a. Hak dan kewajiban negara terhadap warganya

1) Pemberian status kewarganegaraan 2) Asas-asas kewarganegaraan

3) Timbulnya masalah karena perbedaan asas kewarganegaraan

b. Hak dan kewajiban negara terhadap orang asing 1) Kewajiban negara menerima orang asing 2) Hak negara untuk mengajukan syarat tertentu 3) Hak negara mengusir orang asing

c. Perluasan yurisdiksi berdasar

universal=hak semua negara terhadap kejahatan internasional, hijacking, human trafficking, money loundry,prinsip pelaku piracy, terrorism,

corruption dsb (pasal3 KUHP)

d. Perluasan yurisdiksi berdasar prinsipproteksi (pasal 4 KUHP).

KONFLIK YURISDIKSI!! CARA MENGATASINYA????

-asas Aut punere aut dedere -dimana si pelaku ditangkap

(79)

c. The 4 Freedoms :

1) Freedom of speech and expression 2) Freedom of religion

3) Freedom of fear 4) Freedom from want d. HAM di Indonesia :

1) Pasal 27-29 UUD NRI 1945

2) UU no. 39 tahun 1999 tentang HAM

2.Hak Asasi Manusia/Human rights a. Pengertian HAM :

1) Hak-hak dasar setiap manusia

2) Tidak dapat diganggugat oleh siapapun 3) Dijamin oleh negara

b. Dasar Hukum :

1)The four Freedoms dalam Piagam PBB 1945 2)Universal Declaration of Human Rights PBB 1948

(80)

PI tentang ekstradisi antara RI dengan negara- negara lain :

1. RI -Malaysia 1974, diratifikasi dan

diundangkan melalui Undang-undang no. 9 /1974;

2. RI -Filipina 1976, diratifikasi dan

diundangkan melalui Undang-undang no. 10/

1976;

3. RI- Thailand 1978, diratifikasi dan

diundangkan melalui Undang-undang no. 2 / 1978;

3. Ekstradisi dan hak suaka (hukum pidana internasional) : a. Ekstradisi :

1) Pengertian ekstradisi :

a) Penyerahan pelaku tindak pidana yang melarikan diri

b) Dari negara meminta kepada negara diminta c) Berdasarkan PI atau asas timbal balik

(asas resiprositas)

2) Indonesia telah membuat beberapa PI dengan negara Aseandan sekitarnya.

(81)

10. RI-Papua Nugini 2015, diratifikasi dan diundangkan dengan Undang-undang no. 6/2015

11. RI- China 2017 diratifikasi dan

diundangkan dengan Undang-undang no.

13/2017

12.RI- UEA 2014 diratifikasi dan

diundangkan dengan Undang-undang no.

1/2019

5. RI- Hongkong 2000, diratifikasi dan diundangkan dengan Undang-undang no 1/2001;

6. RI-Korea Selatan 2005, diratifikasi dan diundangkan dengan Undang-undang no. 42/

2007;

7. RI- Singapura 2007, diratifikasi dg UU no 5/2023.

8. RI- India 2014 diratifikasi dan diundangkan dengan Undang-undang no. 13/2014

9. RI- Vietnam diratifikasi dan diundangkan dengan Undang-undang no. 5/2015

(82)

b. Hak suaka (asylum) : 1) Pengertian :

a) Perlindungan pelaku tindak pidana

b) Dilakukan oleh negara lain tempat pelaku tindak pidana melarikan diri

c)Negara tersebut dilarang menyerahkan pelaku tindak pidana

2) Jenis tindak pidana yang pelakunya dapat diberi hak suaka :

a) Tindak pidana politik (Edward Snowden) b) Tindak pidana militer (Oh Chong-Son)

3) Jenis tindak pidana yang pelakunya dapat diekstradisi : a) Tindak pidana umum,

b) Tindak pidana khusus c) Tindak pidana internasional

4) Jenis kejahatan pelakunya TIDAK dapat diekstradisi a) Tindak pidana politik,

b) Tindak pidana militer c) Tindak pidana agama

d) pelaku merupakan warga negara negara diminta 5)Peraturan ekstradisi di Indonesia : UU no.

1/1979

tentang Ekstradisi

(83)

3) Jenis tindak pidana yang pelakunya TIDAK dapat diberi hak suaka :

a) Tindak pidana umum, b) Tindak pidana khusus c) Tindak pidana internasional 4) Jenis-jenis pemberian suaka :

a) Suaka teritorial

b) Suaka ekstra teritorial :

-Kantor perwakilan diplomatik/konsuler -Kantor Lembaga Internasional

(84)

Susunan klasifikasi setiap perwakilan diplomatik:

1) Duta besar/Duta/Kuasa Usaha 2) Minister

3) Minister Councillor

4) Sekretaris (Pertama, kedua, ketiga) 5) Atase-atase : perdagangan,

pertanian, pendidikan, militer, dsb.

A. Perwakilan diplomatik, konsuler dan perwakilan lainnya (hukum diplomatik dan konsuler)

1. Perwakilan diplomatik

Dasar Hukum: Konvensi Wina 1961/UU no 1/1982 ttng Ratifikasi Konvensi Wina 1961 & 1963 dan UU no. 37/1999 tentang Hub LN.

Klasifikasi perwakilan diplomatik : a. Duta Besar/Nuncious/Wakil Paus b.Duta/Internuncious

c. Kuasa Usaha (Charge d’affair), terdiri dari : 1)Kuasa Usaha tetap (Charge d’affair en pied) 2)Kuasa usaha tidak tetap (Charge d’affair

ad interim)

(85)

Tugas-tugas perwakilan diplomatik : a. Negotiation;

b. Representation;

c. Protection;

d. Observation;

e. Progression.

Hak perwakilan diplomatik : Hak kekebalan (immunitas) terhadap yurisdiksi negara setempat yaitu Kekebalan terhadap orang dan benda

Surat kepercayaan (Letter of Credence) Duta Besar dan DutaKepala Negara.

Surat Kepercayaan Kuasa UsahaMenteri Luar Negeri

Jumlah Perwakilan diplomatik di luar negeri : tergantung hubungan, 1-100 orang.

Tempat bertugas : Ibu kota negara

(86)

Berakhirnya tugas perwakilan diplomatik : a. Berakhirnya Letter of Credence;

b. Dikirimnya Notification dari negara pengirim;

c. Di-recall (Letter of Recreance);

d. Di-persona-non-grata oleh negara setempat;

e. Penolakan dari negara penerima;

f. Putus hubungan diplomatik antara negara;

g. Pecah perang antara negara

h. Hilangnya salah satu negara karena suksesi

Interest Section : Kantor perwakilan diplomatik di negara ketiga

Kekebalan terhadap orang : semua anggota perwakilan diplomatik + keluarganya, meliputi:

a. kekebalan dari yurisdiksi pidana setempat b. kekebalan terhadap sebagian

yurisdiksi perdata

c. kekebalan terhadap pajak-pajak tertentu Kekebalan terhadap benda : semua arsip, gedung,

pekarangan, kendaraan, peralatan komunikasi

(87)

Surat kepercayaan Perwakilan Konsuler : Letter of Provision diberikan oleh Kepala Negara, diserahkan kepada Menteri Luar negeri negara setempat.

Balasan dari Menteri Luar Negeri : Exequator Tempat bertugas : di Kota-kota perdagangan Tugas-tugas perwakilan konsuler :

a. Protection;

b. Observation;

2. Perwakilan Konsuler

Dasar hukum : Konvensi Wina 1963/UU no. 1/1982 dan UU no. 37/1999 tentang Hubungan Luar Negeri Klasifikasi perwakilan konsuler :

1) Konsul jenderal;

2) Konsul;

3) konsul Muda;

4) Agen Konsul.

Perwakilan konsuler terdiri dari : 1) pejabat konsuler karier,

2) Pejabat Konsuler kehormatan,

(88)

3. Perwakilan lainnya

a. Misi khusus perwakilan tidak tetap (Konvensi New york/missi khusus PBB 1969)

Misi khusus perwakilan tidak tetap terbagi atas :

1) misi khusus tingkat tinggi, yaitu Kepala negara/Kepala pemerintahan, dan

Menteri;

2) misi khusus biasa, yaitu Pejabat yang diutus dari kementerian.

e. Jurist;

f. Controlling.

Hak Kekebalan perwakilan konsuler DIPERJANJIKAN Kekebalan terhadap orang : semua anggota perwakilan

konsuler + keluarganya, meliputi:

a. kekebalan dari yurisdiksi pidana setempat

b. kekebalan terhadap sebagian yurisdiksi perdata c. kekebalan terhadap pajak-pajak tertentu

Kekebalan terhadap benda : semua arsip,

gedung, pekarangan, kendaraan, peralatan komunikasi

(89)

B. Organisasi internasional (hukum organisasi internasional)

OI =GO (IGO) Jenis-jenis OI :

- OI Universal dengan tujuan umum : PBB

- OI Universal dengan tujuan khusus: organ-organ PBB - OI Regional dengan tujuan umum : ASEAN

- OI Regional dengan tujuan khusus : AFTA

- OI Special dengan tujuan Universal : WTO, OPEC, OKI b. Perwakilan atau pengamat untuk urusan tertentu,

(Konvensi Wina 1975)

1) Pengamat/ misi permanen untuk OI atau organ-organ OI 2) Pengamat atau misi bukan permanen untuk negara;

3) Pengamat atau misi bukan permanen untuk negara- negara, contoh dubes keliling.

c. Perwakilan lainnya, seperti : 1) Komisaris dagang;

2) Pejabat kepariwisataan;

3) Reporter independen.

(90)

6) Organ-organ :

a) Majelis Umum (General Assembly);

b) Dewan keamanan (Security Council);

c) Sekretaris Jenderal (General Secretary);

d) Mahkamah Internasional (International Court of Justice/ICJ);

e) Dewan Perwalian (Trusteeship Council);

f)Dewan Ekonomi Sosial (Economic and Social Council)

a. PBB (United Nations Organization/UN) 1) Akta pendirian : Piagam PBB 26 Juni 1945, berlaku 24 Oktober 1945

2) Markas : New York, Nairobi, Jenewa, Den Haag, dan Wina

3) Tujuan pendirian : menjaga Perdamaian dunia 4) Bahasa ; Inggris, Perancis, Arab, Cina,

Rusia, Spanyol

5) Negara anggota : 193 negara

(91)

5)Tujuan pendirian : Menjaga perdamaian, ketertiban, memajukan kerjasama ekonomi, politik, kebudayaan, pertahanan dan ilmu pengetahuan di Asia Tenggara.

6)Kerjasama ekonomi : AFTA (ASEAN Free Trade Area) didirikan pada 1992 di Singapura.

7)Kerjasama AFTA : India-AFTA, Korea-AFTA,

b. ASEAN (Association of South East Asia Nations)

1) Dasar Hukum : Deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 dan Piagam Asean 2008 2) Kedudukan : Jakarta

3) Sekjen sekarang : Le Luong Minh (Vietnam) 4) Anggota awal : Indonesia, Malaysia,

Filipina, Thailand dan Singapura.

Sekarang: Brunai Darussalam (1984), Vietnam (1995), Laos dan Myanmar (1997), Kamboja (1998), dan Timor Leste (2022)

(92)

6) GATT (1947) sebagai OI= bubar

7) GATT sebagai PI diperbarui pada 1994=eksis 8) GATT baru ditambah dengan GATS dan TRIP’s 9)GATS (General Agreement on Trade in Service)

10)TRIP’s (Trade Related Aspect of Intellectual Property Rights) 11) Tujuan WTO :

a) Mendorong arus perdagangan dunia dg mengurangi berbagai hambatan dalam bentuk tarif atau non tarif b) Menyediakan forum perundingan

c) Memfasilitasi penyelesaian sengketa perdagangan

Dasar Hukum : Piagam WTO 1995 Jumlah anggota : 161 negara Kedudukan : Jenewa, Swiss

WTO adalah penganti ITO (Interational Trade Organization)

Awal WTO : GATTITOWTO

(93)

13) Prinsip-prinsip WTO :

a) Most Favored Nation/non discrimination b) National treatment

c) Transparency d) Tariff Binding e) Non-quota 14) Organ-organ WTO :

a) Council for Trade in Goods (CTG) b) Council for Trade in Service (CTS)

c) Council for Trade Related Aspects of Intelectual property Rights (Council for TRIP’s)

d)Direktorat Jenderal, sekarang Ngozi Okonjo-Iweala dari

12) Kelebihan WTO :

a) Menerapkan sistem perdagangan multilateral b) Sengketa dagang diatasi secara konstruktif c) Peraturan seragam di seluruh dunia

d) Perdagangan bebas

e) Menyediakan lebih banyak pilihan bagi konsumen f) Mendorong pertumbuhan ekonomi

g) Melindungi negara dari praktek persaingan yang tidak sehat

h) Mendorong terciptanya pemerintahan yang bersih

(94)

2) Di luar PBB yaitu ADR, terdiri dari : a) Negotiation;

b) Mediation;

c) Conciliation;

d) Fact Finding;

e) Good Offices

f) Arbitration (ICSID, ICC, SIAC, WIPO, LCIA, UNCITRAL, dsb)

C. Penyelesaian sengketa internasional (Hukum Humaniter) 1. Pengertian sengketa internasional

a. Perselisihan b. Subjek-subjek HI

c. Objek : fakta hukum atau politik

2. Cara-cara menyelesaikan sengketa internasional : a. Cara Damai , terdiri dari 2 cara :

1) Melalui PBB, ada 2 cara yaitu:

a) Cara Politis yaitu melalui Dewan Kemanan (DK) dan Majelis Umum (MU) PBB b) Cara yuridis/hukum melalui MI

2) Diluar PBB, yaitu ADR

(95)

c. ICJ dan ICC

1) ICJ (International Court of Justice) a) Dasar Hukum : Statuta MI 1945

b) Yang dapat berperkara : Negara (pasal 34) Statuta

c) Sumber hukum : pasal 38 ayat (1) dan (2) Statuta

d) Anggota : 15 orang hakim dengan masa jabatan 9 tahun

e) Kedudukan : Den Haag, Belanda

b. Kekerasan

1) Retorsi, yaitu tindakan awal permusuhan yang memperlihatkan adanya sengketa antara Negara pihak- pihak, seperti pemutusan hubungan diplomatik;

2)Reprisal, yaitu tindakan pembalasan dari pihak-pihak yang bersengketa, misalnya boikot,

Embargo, bahkan pengeboman;

3) Blokade, yaitu tindakan dari salah satu negara yang memblokir wilayah negara musuh di tempat-tempat strategis, seperti pelabuhan laut, bandar udara, dsb dengan tujuan agar wilayah yang diblokir menjadi terisolir.

4) Perang, yaitu tindakan terakhir yang dilakukan jika cara- cara sebelumnya tidak berhasil.

(96)

Kejahatan yang diadili di ICC :

1. Genosida (pembunuhan dan pengusiran);

2. Kejahatan perang (pembunuhan, penyiksaan, penyanderaan, perampasan harta);

3. Kejahatan kemanusiaan (pembunuhan, perkosaan, perbudakan, pemusnahan, penganiayaan, penghilangan, apartheid).

2) ICC (International Criminal Court)

a) Dasar Hukum : Konvensi Roma 1998 b) Yang berperkara : Pelaku genosida

yang tidak (dapat) diadili di negaranya (HN)

c) Pendirian resmi : 1 Juli 2002 d) Kedudukan : Den Haag e) Yurisdiksi : Kejahatan yang

dilakukan setelah 1 Juli 2002

(97)

Kasus-kasus yang telah/sedang diadili di ICC yaitu Kasus-kasus di Afrika, seperti kasus Presiden Kenya (2007), Kasus Kongo (2007), kasus Uganda (2004), kasus

Sudan/Darfur (2007).

UAS

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mata kuliah ini dibahas tentang: Definisi, tujuan dan sumber-sumber hukum bisnis, Subjek dan Objek hukum, Hukum Perikatan, Organisasai Bisnis, Surat

Mata kuliah kesehatan mental berisi tentang pengertian ilmu kesehatan mental, sejarah kesehatan mental, konsep kesehatan mental, ruang lingkup kesehatan mental,

Mata kuliah Hukum Perdata Internasional (HPI) adalah mata kuliah yang mempelajari istilah, pengertian, karakteristik, ruang lingkup, sumber hukum mengenai status

Mata  kuliah  hukum  adat  lanjutan    merupakan  mata  kuliah  lanjutan  dari  mata  kuliah  hukum  adat  secara  umum.  Mata  kuliah  hukum  adat  lanjutan 

DeskripsiMata Ajaran/Silabus Mata kuliah ini membahas Pendahuluan, pengertian dasar, unsur dasar perancangan percobaan, keragamam model perancangan, perancangan acak lengkap,

Deskripsi Mata Ajaran/Silabus Mata kuliah ini membahas tentang: Pengertian Bioproduk, Jenis Bioproduk Vaksin; Sera & Steamsel, inokulan, probiotik, enzim, produk fermentasi, Proses

Kuliah ini membahas tentang Titik Pertalian Primer, yaitu petunjuk yang membedakan peristiwa hukum yang termasuk dalam Hukum Perdata Internasional atau

Silabus Mata Kuliah Aktuaria Semester 6 untuk Program Studi