NEFROTIK SINDROM
By:
Dawson Zulveritha, S.Kep, Ns, M.KM
Definisi Sindrom Nefrotik
Sindrom Nefrotik (SN) merupakan salah satu manifestasi klinik glomerulonefritis (GN) yang
ditandai dengan edema anasarka, proteinuria masif
≥3,5 g/hari, hipoalbuminemia <3,5 g/dL,
hiperkolesterolemia dan lipiduria. Pada proses awal atau SN ringan untuk menegakkan diagnosis tidak
semua gejala tersebut harus ditemukan.
Etiologi dan Klasifikasi Sindrom Nefrotik
Glomerulonefri tis Primer
GN Lesi Minimal (GNLM)
Glomerulosklerosis Fokal (GSF) GN Membranosa (GNM)
GN Membranoproliferatif (GNMP) GN Proliferatif lain
Glomerulonefritis Sekunder
Infeksi:
HIV, Hepatitis virus B dan
C, Sifilis, Malaria, Tuberkulosis
Keganasa n:
Adenokarsinom a Paru, payudara,
kolon, Karsinoma
Ginjal
Penyakit Jaringan Penghubung:
Lupus Eritematosus Sistemik, Arthitis
Reumatid, MCTD (Mixed Connective
Tissue Disease)
Efek obat Toksin:dan
Obat Antiinflamasi
Non-steroid, penisililamin, probenesid, air
raksa, heroin
Lain-lain:
DM, pre- eklamsia,
refluks vesikoureter atau sengatan
lebah
Patofosiologi Sindrom Nefrotik
• Disebabkan oleh peningkatan permeabilitas kapiler terhadap protein akibat kerusakan glomerulus.
Proteinuria
• Disebabkan oleh proteinuria masif dengan akibat penurunan tekanan onkotik plasma.
Hipoalbumine mia
• Teori underfill: hipoalbuminemia menyebabkan
penurunan tekanan onkotik plasma sehingga cairan
bergeser dari intravaskular ke jaringan interstisium dan terjadi edema
• Teori overfill: retensi natrium oleh ginjal menyebabkan cairan ekstravaskular meningkat sehingga terjadi
edema
Edema
Lanjutan…
Manifestasi Klinis
Sindrom Nefrotik Urin berbusa, lemas, kehilangan
nafsu makan
Hipertensi
Garis putih pada kuku (muehrcke’s
band)
menandakan  hipoalbuminemia Edema
anasarka
Anamnesa:
• Anamnesa penggunaan obat,
kemungkinan berbagai infeksi, dan riwayat
penyakit
sistemik lain perlu
diperhatikan  SN Primer atau Sekunder
Periksaan Fisik
• Edema pada daerah kelopak mata (puffy
face), dada, perut, tungkai dan genitalia.
• Perubahan warna kulit menjadi putih (leukonychia)
Pemeriksaan Penunjang
• Proteinuria: ≥ 3,5 g/hari
• Hipoalbuminemia: ≤ 2,5 g/dL
• Hiperlipidemia: >220 mg/dL
• Protein total menurun: ≤ 6 g/dL
• Biopsi ginjal
• USG renal: terdapat tanda- tanda glomerulonefritis kronik.
Diagnosa
Penatalaksaan Sindrom Nefrotik
Tatalaksana Non-Farmakologis:
 Diet:
 Pembatasan asupan protein 0,8-1,0 g/KgBB/hari
 untuk mengurangi proteinuria. Apabila fungsi ginjal menurun, asupan protein diturunkan
menjadi 0,6 g/KgBB/hari.
 Diet rendah garam (Na < 2 gr/hari), rendah lemak jenuh serta rendah kolesterol.
Penatalaksanaan SN terdiri dari pengobatan spesifik yang ditujukan terhadap penyakit
dasar dan pengobatan non-spesifik untuk mengurangi proteinuria, mengontrol edema
dan mengobati komplikasi.
Lanjutan…
Tatalaksana Farmakologis
 Edema hebat  albumin  dosis 0,5-1 gr/KgBB i.v.  diberikan dalam 2-4 jam, yang diikuti dengan pemberian furoemid 1-2 mg/KgBB i.v.
 Kombinasi diuretik: loop diuretic dan tiazid biasanya diberikan 2 kali sehari
 Obat penghamat ACE Inhibitor  antiproteinuria dan antihipertensi
 Obat penurun lemak golongan statin (simvastatin, pravastatin, lovastatin)  menurunkan kolesterol LDL, trigliserida dan meningkatan kolesterol HDL.
 Kortikosteroid  golongan Glukokortikoid (prednisolon
dan metilprednison)  mengurangi respon peradangan
dan menekan imunitas.
Lanjutan…
Untuk SN dengan penyebab primer, tatalaksana tergantung pada etiologi masing-masing:
 Glomerulosklerosis Fokal Segmental  Prednison 1 mg/KgBB/hari (maksimal 80 mg) atau 2 mg/KgBB/2 hari (maksimal 120 mg). Diberikan selama 4 minggu atau sampai remisi komplit tercapai. Setelah remisi tercapai, lakukan tapering off kortikosteroid selama 6 bulan.
 Glomerulonefritis Membranosa  Terapi inisial selama 6 bulan dengan memberikan kortikosteroid (i.v. dan oral dan agen alkil oral (siklofosfamid/klorambusil) bergantian selang 1 bulan.
 Glomerulonefritis Lesi Minimal  Prednison atau prednisolon 1 mg/KgBB/hari (maksimal 80 mg) atau 2 mg/KgBB/2 hari (maksimal 120 mg). Diberikan selama minimal 4 minggu apabila remisi komplit tercapai. Apabila tidak tercapai diberikan selama maksimal 16 minggu.
 Glomerulonefritis Membranoprolieratif  Kortikosteroid dosis rendah (harian atau selang sehari) ditambah dengan siklofosfamid oral atau mychophenolate mofetil oral. Terapi ini diberikan selama 6 bulan.
Komplikas i
Keseimbanga n Nitrogen
Hiperlipidemi a
Hiperkoagula si
Metabolisme Kalsium dan
Tulang Infeksi
Gangguan Fungsi Ginjal
• Prognosis pasien dengan sindrom nefrotik yang mendapatkan terapi secara umum baik tergantung pada
penyebab, usia, dan respon terhadap terapi. Pada anak dengan SN biasanya memiliki
prognosis baik. Pada orang dewasa dengan usia >30 tahun lebih memiliki risiko
gagal ginjal.
Prognos
is
Anamnesis Pribadi
Nama : Horas Hutagalung Umur : 18 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Kawin : Belum Menikah
Agama : Kristen
Pekerjaan : Mahasiswa Alamat : Tarutung
Suku : Batak
Resume
Anamnesis
 Keluhan utama : Edema anasarka
 Telaah: Pasien datang ke Rumah Sakit Umum Daerah Tarutung dengan keluhan :
 Edema anasarka sejak ± ½ bulan sebelum masuk rumah sakit
 Mual dan muntah sejak ± 1 bulan sebelum masuk rumah
sakit. Muntah berisi apa yang dimakan dan diminum, dengan frekuensi ± 5 kali/hari, volume ½ botol aqua ukuran sedang.
 Nyeri pada seluruh abdomen sejak ± ½ bulan sebelum masuk rumah sakit.
Lanjutan…
 Ascites (+).
 Edema pitting pada kedua tungkai kaki (+).
 BAK : 3-4 kali/hari, warna kuning pekat, berbusa.
 BAB : 1 kali/hari, warna kuning kecoklatan.
Status Present
Keadaan Umum Keadaan Penyakit Status Gizi Sensoriun: Compos
Mentis
Tekanan darah:
130/100 mmHg Nadi: 67 kali/menit Nafas: 20 kali/menit Suhu: 36,4 0C
Anemia : tidak Ikterus : tidak Sianosis : tidak Dyspnea : tidak Edema : ya
Eritema : tidak Turgor : Baik
Gerakan aktif : ya
Sikap tidur paksa : tidak
TB : 163 cm BB : 58 kg
RBW = BB x 100%
TB - 100 = 92 %
Kesan :
Normoweight (Normal)
IMT = BB/ (TB/100)2
= 58/1,632 = 21,82 kg/m2
Kesan :
Normoweight
Pemeriksaan Fisik
Kepala Muka sembab (+)
Leher Dalam Batas Normal
Thorax Dalam Batas Normal
Abdomen Nyeri tekan (+) pada seluruh regio abdomen, ascites (+).
Extremita s
Edema pitting (+) pada kedua tungkai kaki, perubahan warna kulit menjadi putih (leukonychia)
(+).
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 26-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Protein 24 jam
Volume urine 24 jam
Proteine Urine (kwalitatif) Proteine urine
(kwantitatif)
Proteine Urine 24 jam
735 (↓) Positif +++
2,73 2,0 (↑)
ml
g/L gr/24 jam
800-1800 Negatif
<0,15
Tanggal : 27-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hematologi Darah Rutin Haemoglobin Hitung Eritrosit Hitung Leukosit Hematokrit
Hitung trombosit Index Eritrosit MCV
MCH MCHC
16,7 5,6
20.500 (↑) 52.2 (↑)
364.000
92,7 29,6 31,9 (↓)
g/dl 106/ul
/ul
% /ul
Fl Pg
%
13-18 4.5-6.5 4000-11.000
40-54
150.000-450.000
80-96 27-31 30-34
Tanggal : 27-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hitung Jenis Leukosit Eosinofil
Basofil N. Stab N. Seg Limfosit Monosit LED
Kimia Klinik Fungsi Hati Bilirubin total Bilirubin direk Alkali Phospat
1 0 0 (↓) 89 (↑) 18 (↓)
6 80 (↑)
0,34 0,13 195 (↑)
%
%
%
%
%
% mm/jam
mg/dL mg/dL
U/I
1-3 0-1 2-6 53-75 20-45
4-8 0-20
0,3-1
<0,25 15-70
Tanggal : 27-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan
AST (SGOT) ALT (SGPT) Albumin Globulin
Protein total Fungsi Ginjal Ureum
Kreatinin Asam Urat Elektrolit Natrium Kalium Chlorida
21 12 1,52 (↓)
2,08 3,60 (↓)
119 (↑) 1,86 (↑)
5,9
130 (↓) 3,1 (↓)
92 (↓)
U/I U/I g/dL g/dL
mg/dL mg/dL mg/dL
mEq/L mEq/L mEq/L
<40
<40 3.2-5.2 1.9-3.2 6,1-8,2
20-40 0,6-1,1 3.4-7.0
135-155 3,5-5,5 98-106
Tanggal : 27-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Lemak
Cholesterol total Cholesterol HDL Cholesterol LDL Trigliserida
Makroskopis Warna
Kejernihan pH
Berat jenis
226 (↑) 51 101 370 (↑)
Kuning Keruh
6,0 1,030
mg/dL mg/dL mg/dL mg/dL
<220
>55
<190 50-170
Kuning Jernih 4,6-8,0 1,013-1,030
Tanggal : 27-07-2019
Nama : Horas Hutagalung
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan Leukocyte esterase
Blood Protein Glukosa Nitrit Bilirubin
Urobilinogen
Negatif 80
Positif (++
+) Negatif Negatif Negatif Negatif
/LPB Ery/μL
UE
Negatif Negatif Negatif Negatif
0,1-1
Diagnosis:
 Sindrom Nefrotik
Terapi
 Aktivitas tirah baring
 Diet Makan biasa.
 Medikamentosa
 Metil Prednisolon 8 mg x1
 Furosemide 20 mg/8 jam
 Simvastatin 1 x 20mg
 Spironolactone 25 mg 2x1
 Albumin 20%
Diskusi
Teori Kasus
Anamnesa
- Urine biasanya akan berbuih.
- Mudah lelah
- nafsu makan menurun - muntah
- diare
Anamnesa
- Urine berbuih (+) - Mudah lelah (+)
- Nafsu makan menurun (+) - Mual (+) dan Muntah (+) - Diare (-)
Periksaan Fisik
- Edema pada daerah kelopak mata (puffy face), dada, perut, tungkai dan genitalia.
- perubahan warna kulit menjadi putih (leukonychia)
Pemeriksaan Fisik - Muka sembab(+) - Pekak beralih (+).
- Edema pitting pada kedua tungkai kaki (+)
- perubahan warna kulit menjadi putih (+)
- Nyeri tekan pada seluruh region abdomen.
Lanjutan…
Teori Kasus
Pemeriksaan Penunjang - Proteinuria: ≥ 3,5 g/hari - Hipoalbuminemia: ≤ 2,5
g/dL
- Hiperlipidemia: >220 mg/dL
- Protein total menurun: ≤ 6 g/dL
- Biopsi ginjal - USG renal
Pemeriksaan Penunjang - Proteinuria: 2,0 g/hari
- Hipoalbuminemia: 1,52 g/dL - Hiperlipidemia: 226 mg/dL
- protein total menurun: 3,60 g/dL
- Biopsi ginjal tidak dilakukan
- USG renal tidak dilakukan
Teori Kasus Penatalaksanaan
- Diet protein, rendah garam, rendah lemak jenuh serta rendah kolesterol.
- Kombinasi diuretik, furoemid 1-2 mg/KgBB i.v.
Furosemid oral dapat diberikan dan bila resisten dapat dikombinasi dengan tiazid, metalazon atau asetazolamid.
- ACE Inhibitor.
- Obat penurun lemak golongan statin (simvastatin, pravastatin, lovastatin)
- Kortikosteroid pada SN adalah golongan Glukokortikoid yaitu prednisolon dan metil prednison.
- albumin dengan dosis 0,5-1 gr/KgBB i.v.
diberikan dalam 2-4 jam.
Penatalaksanaan - Diet MB
- Diuretik: Furosemide 20 mg/8 jam dan Spironolactone 25 mg 2x1
- ACE Inhibitor tidak diberikan.
- Obat penurun lemak:
Simvastatin 1 x 20mg - Kortikosteroid: Metil
Prednisolon 8 mg x1 - Albumin 20%