MANAJEMEN KINERJA
“Sistem Penilaian Kinerja Untuk Sebuah Perusahaan”
Dosen Pengampu :
Dr. Dina Sarah Syahreza,M.Si
Disusun Oleh : Kelompok 4
Alfyyah Zahira Hakim 7203210039
Ahmad Hafiz Nasution 7203210019
Devi Yulia 7201210001
Nadhira Zahra Siregar 7203210018
MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
Rancangan Sistem Penilaian Kinerja Perusahaan Nyata
“Metode Simple Additive Weigthing (SAW)”
Menurut Iqbal, Ahmad, Haider, Batool dan ain (2011) kinerja organisasi yang baik mengacu pada kinerja karyawan yang baik pula. Kinerja karyawan yang baik tidak terjadi secara otomatis begitu saja.
Penilaian Kinerja adalah sebuah sistem formal dan sistematis yang diterapkan oleh perusahaan untuk mengukur performa kinerja karyawan. Sampai sejauh mana kinerja yang dilakukan karyawan dibandingkan dengan standart yang telah diberikan oleh perusahaan.
Setiap perusahaan memiliki standar penilaian kinerjanya masing-masing. Penilaian dilakukan dengan kriteria yang ditetapkan. Terdapat 5 faktor yang mempengaruhi penilaian kinerja karyawan terbaik. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kehadiran harian seperti izin, alpha, sakit dan mangkir,
2. Kriteria sikap/etika dapat dinilai berdasarkan surat peringatan yang diterima oleh karyawan,
3. Kriteria Kerajinan (kedisiplinan waktu) dapat dinilai berdasarkan keterlambatan jam masuk dan pulang kerja lebih awal dari jam yang telah ditentukan berdasarkan hasil rekapitulasi mesin absen,
4. Kualitas kerja, berupa keandalan, inisiatif dan, kreatifitas dalam bekerja,
5. Kuantitas kerja, ialah hasil kerja target pekerjaan karyawan pada masing-masing divisi.
Metode yang digunakan dalam mendapatkan kinerja karyawan terbaik yakni dengan melalui metode Simple Additive Weighting (SAW). Metode ini, dikenal dengan metode penjumlahan berbobot. Penilaian dilakukan dengan 5 kriteria di atas melalui perhitungan dengan menggunakan metode SAW untuk menghasilkan nilai terbesar yang akan terpilih sebagai alternatif yang terbaik.
Metode Simple Additive Weigthing (SAW)
Menurut (KUS06) dalam (Susilowati, 2018), Simple Additive Weighting (SAW) merupakan metode penjumlahan terbobot. Konsep dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada setiap alternatif disemua kriteria. Metode Simple Additive Weighting (SAW) dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Menentukan kriteria dan alternatif
2. Memberikan bobot preferensi setiap kriteria 3. Membuat normalisasi matriks keputusan
4. Membuat Hasil akhir nilai preferensi (perankingan)
Metode Simple Additive Weigthing (SAW) digunakan untuk membantu dalam menentukan penilaian kinerja karyawan. Langkahnya adalah dengan membandingkan setiap alternatif terhadap kriteria tertentu. Pada perhitungan metode SAW dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Menentukan data kriteria,data bobot, data crips dan data awal Kriteria pada Penilaian kinerja karyawan ini meliputi :
a. Kriteria Kehadiran b. Kriteria Sikap/Etika c. Kriteria Kedisipilinan d. Kriteria Kualitas Kerja
2. Menghitung data hasil alternative
Pada tahap ini mengubah nilai pada alternatif sesuai bobot pada data crips 3. Melakukan normalisasi
4. Melakukan perangkingan
Pada tahap perangkingan, dilakukan perkalian bobot kriteria dengan setiap baris matriks nilai normalisasi pada tahap sebelumnya
Simple Additive Weighting (SAW) dapat diterapkan untuk mengatur penilaian kinerja dengan kriteria Kehadiran, sikap/etika, Kedisiplinan waktu, Kualitas Kerja dan Kuantitas Kerja.
Pada hasil penilaian kinerja, kriteria yang telah ditentukan akan menghasilkan angka perangkingan penilaian kinerja karyawan.
Akurasi perhitungan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang diimplementasikan dalam aplikasi sistem penunjang keputusan penilaian kinerja karyawan berbasis Web, dibandingkan dengan Perhitungan Manual mencapai nilai 100%
Metode Simple Additive Weighting (SAW) adalah salah satu metode dalam pengambilan keputusan multi-kriteria yang relatif mudah dan sering digunakan. Ada beberapa alasan mengapa SAW dipilih dalam beberapa konteks:
1. Kemudahan Implementasi:
SAW relatif mudah diimplementasikan dan dipahami. Dalam SAW, setiap kriteria dinilai dengan bobot tertentu dan kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai akhir. Pendekatan ini sederhana dan dapat diaplikasikan dengan mudah.
2. Fleksibilitas:
SAW bersifat fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dari suatu keputusan. Bobot untuk setiap kriteria dapat diatur sesuai dengan preferensi dan kepentingan pengambil keputusan.
3. Interpretasi yang Mudah:
Hasil dari metode SAW mudah diinterpretasikan. Nilai akhir yang diperoleh memberikan pemahaman yang langsung terkait dengan kriteria dan bobot yang digunakan. Hal ini membantu dalam memahami alasan di balik suatu keputusan.
4. Tidak Memerlukan Perangkat Lunak Kompleks:
SAW tidak memerlukan perangkat lunak atau algoritma yang kompleks. Ini menjadikannya pilihan yang baik ketika sumber daya terbatas atau ketika keputusan yang diambil tidak memerlukan tingkat kompleksitas yang tinggi.
5. Kemudahan Pengukuran dan Pengumpulan Data:
SAW tidak memerlukan pengukuran yang rumit atau pengumpulan data yang sulit.
Kriteria dan bobot dapat ditentukan dengan relatif mudah berdasarkan pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki.
Rancangan Sistem Penilaian Kinerja Perusahaan Fiktif
“Metode Fiktif”
Rancangan sistem penilaian kinerja perusahaan fiktif adalah proses yang melibatkan beberapa langkah penting untuk menciptakan sistem yang efisien dan efektif dalam menilaikan kinerja karyawan.
Tujuan rancangan sistem penilaian kinerja perusahaan fiktif adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam menilaikan kinerja karyawan, memantau kinerja karyawan, dan membuat anggaran pengeluaran untuk pembayaran upah karyawan dan memberikan apresiasi terhadap loyalitas keteladanan para karyawan Dalam konteks perusahaan fiktif, rancangan sistem penilaian kinerja karyawan dapat membantu mengoptimalkan sumber daya manusia, memantau kinerja karyawan, dan membuat anggaran pengeluaran untuk pembayaran upah karyawan dan memberikan apresiasi terhadap loyalitas keteladanan para karyawan
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil dalam merancang sistem penilaian kinerja perusahaan fiktif:
1. Analisis sistem penilaian kinerja yang ada: Sebelum merancang sistem baru, penting untuk menganalisis sistem penilaian kinerja yang sudah ada dan mengidentifikasi kebutuhan dan kriteria penilaian yang digunakan
2. Mengembangkan sistem penilaian kinerja yang baru: Berdasarkan analisis yang dilakukan, mencari metode yang lebih efisien untuk menilaikan kinerja karyawan. Misalnya, metode 360- Degree digunakan untuk mengumpulkan penilaian dari sudut pandang karyawan ke karyawan lain dan dinilai secara langsung berdasarkan aktivitas sehari-hari karyawan
3. Menggunakan teknologi informasi: Dalam proses penilaian kinerja karyawan, teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran penting. Sebagai contoh, sistem penilaian kinerja karyawan dapat diotomatisasi untuk menghasilkan informasi mengenai kinerja pegawai sesuai dengan predikat yang telah ditetapkan oleh perusahaan
4. Mengintegrasikan sistem penilaian kinerja karyawan dengan manajemen: Menghubungkan sistem penilaian kinerja karyawan dengan proses manajemen, seperti pengembangan dan penyempurnaan sistem penilaian kinerja usulan, memberikan pedoman penilaian kinerja, dan mengaplikasikan sistem penilaian kinerja dalam evaluasi kinerja karyawan setiap periode kerja
5. Menggunakan metode evaluasi yang valid dan reliabel: Dalam merancang sistem penilaian kinerja karyawan, penting untuk menggunakan metode evaluasi yang valid dan reliabel, seperti teknik Cronbach untuk menguji reliabilitas
Dalam konteks perusahaan fiktif, rancangan sistem penilaian kinerja karyawan dapat membantu mengoptimalkan sumber daya manusia, memantau kinerja karyawan, dan membuat anggaran pengeluaran untuk pembayaran upah karyawan dan memberikan apresiasi terhadap loyalitas keteladanan para karyawan