• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITI HUMAEROH NIM. 180103081 JURUSAN T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SITI HUMAEROH NIM. 180103081 JURUSAN T"

Copied!
218
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH QUANTUM LEARNNG TERHADAP MINAT DAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA

OLEH:

SITI HUMAEROH NIM. 180103081

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(2)

ii

PENGARUH QUANTUM LEARNING TERHADAP MINAT DAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA

Skripsi

diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melaksanakan persyaratan mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S1)

Oleh

SITI HUMAEROH NIM. 180103081

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM

2021

(3)

iii

(4)

iv

(5)

v

(6)

vi

(7)

vii

(8)

viii MOTTO

Jika mimpimu belum bisa engkau gapai, maka jangan pernah mencoba untuk merubah mimpimu tapi ubahlah strategi untuk mewujudkan mimpimu.

(9)

ix

PERSEMBAHAN

“Kupersembahkan skripsi ini untuk orang yang sangat berharga dalam hidupku dan orang yang sangat berjasa dalam hidupku yaitu Almarhum Ibuku Siti Aisah, Ayahku Sapri, dan Kedua Adik-adikku (Hamzan Wadi Dan Ayu Septia Ningrum), dan akan kupersembahkan skripsi ini juga untuk kedua dosen pembimbingku Bapak Mauliddin, M.Si dan Ibu Hesikumalasari, M.Si yang selalu sabar membimbingku, dan selalu meluangkan waktu ditengah kesibukannya yang padat dan juga kupersembahkan skripsi ku ini kepada semua guru dan dosenku, almamaterku, kakak-kakak tingkat dan teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan membantuku baik secara langsung dan tidak langsung dalam proses penyusunan skripsi ini.”

(10)

x

KATA PENGANTAR Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT karena dengan segala limpahan karunia dan rahmat – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Quantum Learning Terhadap Minat Dan Prestasi Siswa Dalam Belajar Matematika” Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sang pembawa kebenaran, perombak kebodohan menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan sehingga penulis bisa menuangkan ide dan pikiran untuk menyusun Skripsi ini dengan cahaya pendidikan islami.

Keberhasilan dalam menyelesaikan Skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan berbagai pihak yang telah memotivasi dan membimbing baik tenaga, ide-ide, maupun pemikiran. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Mauliddin, M.Si selaku dosen pembimbing I dan Ibu Hesikumalasari, M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan, nasehat, dan berusaha meluangkan waktu di tengah kesibukannya untuk membimbing dan mengoreksi tulisan dalam penyusunan proposal skripsi ini.

(11)

xi

2. Bapak Dr. Al Kusairi, M.Pd selaku ketua jurusan Tadris Matematika UIN Mataram, Bapak/Ibu Dosen jurusan Tadris Matematika UIN Mataram, yang telah mengajarkan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.

Semoga dengan ilmu yang pernah diajarkan dapat penulis amalkan, sehingga menjadi manusia yang berguna untuk agama dan bangsa Indonesia.

Penulis telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan Skripsi ini, namun kesempurnaan bukanlah milik manusia, melainkan milik Allah semata. Jika masih terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran guna untuk memperbaiki di masa yang akan datang. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi bahan pengetahuan bagi pembaca sekalian.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tenges-enges, 02 Maret 2022 Peneliti

Siti Humaeroh

NIM. 180103081

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ii

HALAMAN LOGO ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

NOTA DINAS PEMBIMBING ... v

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... vi

PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vii

HALAMAN MOTTO ... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

ABSTRAK ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan dan Batasan Masalah ... 5

C. Tujuan dan Manfaat ... 5

D. Definisi Operasional ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 7

A. Kajian Pustaka ... 8

B. Kajian Teoritis ... 15

C. Kerangka Berpikir ... 37

D. Hipotesis ... 38

(13)

xiii

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 40

B. Populasi dan Sampel ... 40

C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 42

D. Variabel Penelitian ... 42

E. Desain Penelitian ... 43

F. Instrumen/Alat dan Bahan Penelitian ... 44

G. Teknik Pengumpulan Data/Prosedur Penelitian ... 46

H. Teknik Analisis Data ... 47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil penelitian ... 55

B. Pembahasan ... 75

BAB V PENUTUP ... 79

A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 80

LAMPIRAN ... 85

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Jumlah Siswa Kelas VIII MTs N 2 Lombok Tengah Tahun Ajaran 2021/2022.

Tabel 1.2 Hasil Uji Validasi Angket Tabel 13 Uji Validasi Tes

Tabel 1.4 Data Hasil Penelitian

Tabel 1.5 Hasil Uji Normalitas Untuk Minat Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen

Tabel 1.6 Hasil Uji Normalitas Untuk Minat Belajar Siswa pada Kelas Eksperimen

Tabel 1.7 Hasil Uji Normalitas Untuk Minat Belajar Siswa pada Kelas kontrol

Tabel 1.8 Hasil Uji Normalitas Untuk Prestasi Belajar Siswa pada Kelas kontrol

Tabel 1.9 Hasil uji Homogen Kelas eksperimen Tabel 2.0 Hasil uji Homogen kelas kontrol

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Data hasil penelitian pada kelas eksperimen dan kontrol Siswa

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas kontrol Lampiran 4 kisi-kisi pernyataan angket

Lampiran 5 Kisi-Kisi Soal Tes Lampiran 6 Pedoman Penskoran Lampiran 7 Pernyataan Angket Lampiran 8 Soal Tes

Lampiran 9 Alternatif Kunci Jawaban Lampiran 10 uji coba validasi Angket Lampiran 11 Uji Validasi Coba Tes

Lampiran 12 Uji Reliabilitas Soal dengan bantuan SPSS

Lampiran 13 Uji Hipotesis data kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan SPSS

Lampiran 14 dokumentasi

Lampiran 15 Tabel Luas Lengkungan Kurva Normal Dari O-Z Lampiran 16 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat

Lampiran 17 Nilai-Nilai Untuk Distribusi F Lampiran 18 Nilai-Nilai Dalam Distribusi T Lampiran 19 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment Lampiran 2.0 Surat izin penelitian

Lampiran 2.1 Surat permohonan rekomendasi penelitian Lampiran 2.2 Surat izin mengadakan observasi

Lampiran 2.3 Kartu konsultasi skripsi

(16)

xvi

PENGARUH QUANTUM LEARNING TERHADAP MINAT DAN PRESTASI SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA

Oleh:

Siti Humaeroh NIM 180103081

ABSTRAK

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh quantum learning terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika. Penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimen semu (quasi eksperimen) dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah tipe The nonequivalent posttest control group design.

Penelitian ini dilakukan di MTs N 2 Lombok Tengah. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs N 2 Lombok Tengah yang terdiri dari 240 siswa. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Data penelitian didapatkan dari hasil belajar kelas eksperimen (VIII A) yang menggunakan metode pembelajaran quantum learning dan kelas kontrol (VIII B) dengan metode pembelajaran ceramah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Uji hipotesis menggunakan uji t independen.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh quantum learning terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika Dengan hasil perhitungan yang diperoleh adalah sebagai berikut: rata-rata minat Posttest kelas eskperimen dan kontrol yaitu 70.67 dan 63.71.

Dengan taraf signifikan α = 5% = 0,05,. Sehingga ( ) dengan . Posttest kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa maka ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Posttest eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan dari segi minat, dan rata - rata prestasi Posttest kelas eksperimen dan control yaitu 88.33 dan 69.84. Dengan taraf signifikan α = 5% = 0,05,.

Sehingga ( ) dengan Posttest kelas eksperimen dan kontrol menunjukkan bahwa maka ditolak. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Posttest eksperimen dan kontrol memiliki perbedaan dari segi prestasi. Hal ini berarti terdapat pengaruh quantum learning terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

Kata Kunci: Pengaruh, Quantum Learning, Minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang mempunyai peran penting baik dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam pengembangan ilmu dan teknologi.1 Namun Rully Charitas Indra Prahmana dkk (2015: 168) menegaskan bahwa “perkembangan pembelajaran matematika di Indonesia sangat memprihatinkan ". Oleh sebab itu, minat belajar pada matematika harus ditumbuhkan karena minat belajar tersebut sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan pemahaman siswa itu sendiri.2 Menurut Dyah Anungrat Herzamzam (2018:170) mengatakan bahwa “Minat belajar matematika merupakan ketertarikan, perhatian dan rasa senang terhadap objek matematika yang mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran matematika sehingga siswa mempunyai kemampuan untuk mempelajari dan memahami materi matematika.

1 Nevi Trianawaty Anwar, “Peran Kemampuan Literasi Matematika Pada Pembelajaran Matematika Abad-21”, Prisma 1, 2018, hlm. 365.

2 Intan Nadiroh, “ Pengaruh Quantum Learning dan Penggunaan Media Tiga Dimensi Terhadap Minat Belajar Siswa”, Murobbi:Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol. 3, Nomor 2, September 2019, hlm. 142

(18)

2

Selain itu, berdasarkan hasil survei TIMSS (Trends in International Mathematics and Science Study ) Pada tahun 2011 diketahui bahwa prestasi matematika siswa di Indonesia berada pada urutan ke-44 dari 49 negara dengan skor rata- rata 397, sedangkan hasil survei yang dilakukan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development ) pada tahun 2015 dengan menggunakan tes PISA (Programme for International Student Assement) menunjukkan bahwa prestasi matematika siswa di Indonesia berada pada peringkat 69 dari 76 negara yang mengikuti studi PISA. Berdasarkan kedua hasil tersebut, jelas bahwa di level internasional prestasi matematika siswa di Indonesia masih tertinggal. Data UN (Ujian Nasional) tahun 2016 juga bisa digunakan untuk melihat rendahnya prestasi belajar siswa. Pada tingkat nasional untuk jenjang SMA program IPA, diketahui bahwa rata-rata nilai matematika paling turun jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain, yaitu dari rata-rata skor 59,17 pada tahun 2015 berubah menjadi 53,03 di tahun 2016.3 Berdasarkan data-data diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi matematika di Indonesia masih sangat rendah.

3 Abdoulaye Fane & Sugito, “Pengaruh Keterlibatan Orang Tua, Perilaku Guru, Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa”, Jurnal Riset Pendidikan Matematika 6(1), 2019, hlm. 2

(19)

3

Menurut Euis Siti Aisah (2014:17) mengatakan bahwa “Prestasi belajar matematika merupakan hasil belajar yang menunjukkan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai oleh siswa tersebut setelah mengikuti proses belajar mengajar matematika”.

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan pada tanggal 8 Januari 2022 di MTs N 2 Lombok Tengah dan wawancara langsung dengan guru mata pelajaran matematika, informasi bahwa didapatkan kebanyakan dari kalangan siswa kurang berminat dalam belajar matematika serta kebanyakan dari siswa beranggapan bahwa matematika merupakan mata pelajaran yang menakutkan dan membosankan. Permasalahan tersebut berdampak pada prestasi belajar siswa. Siswa yang memenuhi standar ketuntasan atau diatas KKM kelas VIII di MTs N 2 Lombok Tengah yaitu 30% dari 240 siswa, ketuntasan/KKM keseluruhan mata pelajaran matematika di MTs N 2 Lombok Tengah yaitu 75. 4

Proses pembelajaran yang selama ini berlangsung di MTs N 2 Lombok Tengah masih menggunakan metode ceramah, sehingga proses pembelajaran cenderung bersifat monoton dan membosankan. Hal ini disebabkan oleh guru yang belum

4 Mahsun,Wawancara, Jonggat, 8 Januari 2022

(20)

4

sepenuhnya melaksanakan pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Sehingga banyak siswa yang kurang berpatisipasi dalam pembelajaran secara maksimal yang mengakibatkan rendahnya minat dan prestasi belajar siswa dalam pelajaran matematika.

Permasalahan tersebut perlu dituntaskan dengan cara melakukan perubahan mendasar supaya dapat membantu siswa untuk mengembangkan potensi yang ia miliki. Perubahan mendasar yang dimaksud adalah melakukan perubahan strategi dan model pembelajaran yang lebih efektif dan menyenangkan.

Model pembelajaran yang efektif dan menyenangkan memiliki peran penting dalam meningkatkan minat dan prestasi siswa terhadap semua mata pelajaran terutama mata pelajaran matematika. Adapun tindakan yang dilakukan dalam meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar adalah dengan menerapkan Quantum Learning dalam metode pembelajaran khususnya pada mata pelajaran matematika.

Menurut Bobbi DePorter & Mike Hernacki, (2000: 15) mengatakan bahwa “Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur”. Melalui quantum learning siswa akan diajak belajar

(21)

5

dalam suasana yang lebih menyenangkan dan nyaman, sehingga siswa akan lebih bebas dalam menemukan berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Purwandi dkk dengan judul Penerapan Model Quantum Learning Dalam Upaya Meningkatkan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika menunjukkan bahwa Penerapan model quantum learning dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika. Penelitian yang lain juga oleh Stefani Andriani dkk, dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Kuantum Terhadap Prestasi Belajar Matematika Dalam Pembelajaran Bangun Datar Segiempat menunjukkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan penerapan model pembelajaran kuantum terhadap prestasi belajar matematika dalam pembelajaran bangun datar segiempat pada kelas VII SMP Negeri 4 Denpasar tahun ajaran 2017/2018.

Berdasarkan kelebihan dari quantum learning tersebut, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang pengaruh quantum learning terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

(22)

6 B. Rumusan Dan Batasan Masalah

1. Rumusan Masalah

“Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “Apakah Quantum Learning berpengaruh terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika?”.

2. Batasan Masalah

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs N 2 Lombok Tengah pada mata pelajaran matematika dengan materi Pythagoras di semester genap tahun ajaran 2021/2022.

C. Tujuan Dan Manfaat 1) Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah quantum learning berpengaruh terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

2) Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bisa dilihat dari segi manfaat teoritis dan manfaat praktis sebagai berikut:

(23)

7 a. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan, selain itu diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengembangkan inovasi dan pembelajaran demi meningkatkan kualitas pembelajaran matematika.

b. Manfaat Praktis 1) Untuk Peneliti

Memberikan pengetahuan baru bagi peneliti agar dapat menerapkan quantum learning dengan meningkatkan sistem model pembelajaran.

2) Untuk Siswa

Dapat meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

3) Untuk Guru

Dapat digunakan sebagai bahan peningkatan kualitas pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran quantum learning untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

(24)

8 4) Untuk Madrasah

Memberikan informasi yang bisa dijadikan bahan pertimbangan untuk meningkatkan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

D. Definisi Operasional

Berikut ada beberapa istilah yang dipakai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1)Quantum Learning

Quantum Learning adalah seperangkat metode dan falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur.5 2)Minat Belajar

Minat Belajar adalah dorongan-dorongan dari dalam diri peserta didik secara psikis dalam mempelajari sesuatu dengan penuh kesadaran, ketenangan dan kedisiplinan sehingga menyebabkan individu secara aktif dan senang untuk melakukannya.6

3)Prestasi Belajar

5 Boobbi Deporter & Mike Hernacki, Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, (Bandung: Kaifa, 2000), hlm. 15

6 Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara, Penelitian Pendidikan Matematika, (Bandung: PT Refika Aditama,2017), hlm.93

(25)

9

Prestasi belajar Merupakan hasil (penguasaan) yang telah dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.7

7 Moh. Zainul Rosiyd Mustajab & Aminol Rosid Abdullah, Prestasi Belajar, (Malang: Literasi Nusantara, 2018), hlm. 10

(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka

Terdapat beberapa hasil penelitian terdahulu yang relevan supaya dapat memperjelas konsep-konsep yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

a. Matin Enggar Putri dkk (2019), dalam jurnalnya yang berjudul “Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Quantum Learning terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari gaya belajar siswa kelas VIII SMP di kabupaten Sragen. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain factorial 2 3. Variabel bebas pada penelitian ini adalah Quantum Learning dan gaya belajar, sedangkan variabel terikatnya adalah prestasi belajar matematika. Pengambilan sampel menggunakan teknik stratified cluster random sampling. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah instrumen tes prestasi belajar matematika dan instrumen angket gaya

(27)

11

belajar siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi, metode angket dan metode tes. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dan uji komparasi ganda dengan uji seheffe. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa quantum learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP ditinjau dari gaya belajar siswa.8

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan pendekatan kuantitatif.

Kemudian instrumen dan teknik pengumpulan datanya sama sama menggunakan metode angket dan tes sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitin ini adalah dari segi teknik Pengambilan sampel yang dimana peneliti sebelumnya menggunakan teknik stratified cluster random sampling sedangkan dalam penelitian ini menggunakan teknik Purposive sampling dan letak bedanya penelitian sebelumnya dengan penelitian ini juga di bagian desain penelitian yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan

8 Matin Enggar Putri dkk, “Pembelajaran Quantum Learning Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII SMP Ditinjau Dari Gaya Belajar Siswa”, 27 Maret 2019.

(28)

12

desain factorial 2 3 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan The Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design. dan letak bedanya juga dibagian uji hipotesisnya yang dimana peneliti sebelumnya mengunakan analisis variansi dua jalan dengan sel tak sama dan uji komparasi ganda dengan uji seheffe sedangkan dalam penelitian ini menggunakan uji t independen

b. Siti Muharomatus Sa’diyah (2011), dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Pendekatan Quantum Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma Peserta Didik Kelas VIII di SMP Islam Gandusari Trenggalek Tahun Ajaran 2010/2011”. Tujuan dalam penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adakah pengaruh pendekatan quantum learning terhadap prestasi belajar matematika materi luas permukaan dan volume prisma peserta didik kelas VIII di SMP Islam Gandusari Trenggalek Tahun Ajaran 2010/2011. (2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pendekatan quantum learning terhadap prestasi belajar matematika materi luas permukaan dan volume prisma peserta didik kelas VIII SMP diIslam Gandusari Trenggalek Tahun Ajaran 2010/2011. Penelitian

(29)

13

ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen semu model desainnya TwoGroup Post-Test Only Design. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan purposive sampling. Metode instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah metode tes, metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara.

Dalam penelitian ini analisis datanya menggunakan rumus uji t. Hasil dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh quantum learning dalam meningkatkan prestasi belajar matematika materi luas permukaan dan volume prisma peserta didik kelas VIII di SMP Islam Gandusari Trengglek Tahun Ajaran 2010/2011.9

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penilitian ini sama - sama menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian quasi eksperimen, kemudian sama-sama menggunakan teknik purposive sampling untuk pengambilan sampelnya, serta letak persamaanya juga di teknik pengumpulan data yang sama sama menggunakan metode test. Sedangkan letak perbedaan penelitian sebelumnya

9 Siti Muharomatus Sa’diyah, “Pengaruh Pendekatan Quantum Learning Terhadap Prestasi Belajar Matematika Materi Luas Permukaan dan Volume Prisma Peserta Didik Kelas VIII di SMP Islam Gandusari Trenggalek Tahun Ajaran 2010/2011, (Skripsi, REPO IAIN-Tulungagung, 2011).

(30)

14

dengan penelitian ini adalah di desain penelitiannya, yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan TwoGroup Post-Test Only Design sedangkan dalam penelitian ini menggunakan The Nonequivalent Posttest-Only Control Group Design. Setelah itu, letak perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah di bagian instrumen dan teknik pengumpulan data, yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan metode dokumentasi, metode observasi dan metode wawancara sedangkan dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes untuk instrumen dan teknik pengumpulan datanya.

c. Intan Nadiroh (2019), dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengaruh Quantum Learning dan Penggunaan Media Tiga Dimensi Terhadap Minat Belajar Siswa”. Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui adakah pengaruh quantum learning terhadap peningkatan minat belajar siswa materi volume kubus dan balok kelas V MI Mambu’al Ma’arif Dennayar, (2) Untuk mengetahui adakah pengaruh penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan minat belajar siswa materi volume kubus dan balok kelas V MI Mambu’al Ma’arif Dennayar, (3) Untuk mengetahui adakah

(31)

15

pengaruh quantum learning dan penggunaan media tiga dimensi terhadap peningkatan minat belajar siswa materi volume kubus dan balok kelas V MI Mambu’al Ma’arif Dennayar. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif berjenis regresi berganda. Populasi yang diambil oleh peneliti ini yakni keseluruhan siswa/siswi MI Mamba’ul Ma’arif Dennayar Jombang yang berjumlah sebanyak 467 siswa sedangkan sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 10% sehingga sampel yang diambil yaitu 45 siswa dari kelas V serta pengambilan sampel ini menggunakan teknik random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket atau kuesioner tertutup. Teknik analisis data ini menggunakan bantuan dari SPSS versi 20. Hasil dalam penelitian ini adalah quantum learning memiliki pengaruh positif terhadap minat belajar siswa. Semakin tinggi nilai quantum learning maka semakin meningkat pula minat belajar siswa.10

10 Intan Nadiroh, “Pengaruh Quantum Learning Terhadap Peningkatan Minat Belajar Siswa Materi Volume Kubus dan Balok Kelas V MI Mambu’al Ma’arif Dennayar”, Murobbi: Jurnal Ilmu Pendidikan, Vol 3, Nomor 2, September 2019.

(32)

16

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif. Sedangkan perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah di bagian teknik pengambilan sampel yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan teknik random sampling sedangkan dalam penelitian ini, menggunakan purposive sampling dan letak bedaannya juga di bagian instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data, yang dimana peneliti sebelumnya menggunakan kuesioner tertutup di bagian instrumen penelitiannya dan juga di teknik pengumpulan datanya sedangkan dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes pada instrumen dan juga teknik pengumpulan data tersebut.

d. Bambang dkk (2017), dalam jurnalnya yang berjudul

“Pengaruh Quantum Learning Terhadap Minat Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Biologi Kelas VIII SMP Negeri 11 Bandar Lampung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran quantum learning terhadap penguasaan konsep biologi siswa kelas VIII SMPN 11 Bandar Lampung pada konsep sistem pencernaan dan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran quantum

(33)

17

learning terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMPN 11 Bandar Lampung pada konsep sistem pencernaan. Desain penelitian yang digunakan adalah The Matching Only Posttest Control Group Design. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah tes, angket, lembar diskusi siswa dan dokumentasi. Instrumen penelitian terdiri dari tes penguasaan konsep biologi, angket minat belajar siswa. Hasil penelitian berupa data kuantitatif, data yang digunakan dalam penelitian yaitu tes berupa nilai posttest dan nilai angket. Uji hipotesis penelitian menggunakan uji t. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa quantum learning dapat meningkatkan minat dan penguasaan konsep biologi siswa kelas VIII SMPN 11 Bandar Lampung pada konsep sistem pencernaan. 11

Persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sama sama menggunakan pendekatan kuantitatif serta letak persamaan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah di bagian instrumen dan teknik pengumpulan data yang sama sama menggunakan tes dan angket. Sedangkan perbedaan sebelumnya dengan penelitian ini terletak di

11 Bambang dkk, “Pengaruh Metode Quantum Learning Terhadap Minat Belajar Siswa dan Penguasaan Konsep Biologi Kelas VIII SMP Negeri 11 Bandar Lampung”, BIOSFER Jurnal Tadris Pendidikan Biologi, Vol. 8, Nomor 2, Desember 2017.

(34)

18

tujuan penelitianya, yang dimana penelitian sebelumnya bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran quantum learning terhadap penguasaan konsep biologi siswa kelas VIII SMPN 11 Bandar Lampung pada konsep sistem pencernaan dan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran quantum learning terhadap minat belajar siswa kelas VIII SMPN 11 Bandar Lampung pada konsep sistem pencernaan sedangkan dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika, selanjutnya letak perbedaan sebelumnya dengan penelitian ini di desain penelitian, yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan The Matching Only Posttest Control Group Design sedangkan dalam penelitian ini menggunakan The Nonequivalent Posttest–

Only Control Group Design. kemudian letak perbedaanya di bagian teknik pengumpulan datanya, yang dimana penelitian sebelumnya menggunakan lembar diskusi siswa dan dokumentasi sedangkan dalam penelitian ini menggunakan angket dan tes untuk teknik pengumpulan datanya.

(35)

19 B. Kajian Teoretis

a. Pengertian Quantum Learning

Quantum learning adalah model pembelajaran yang mengaktifkan siswa. Keakifan siswa dalam hal ini dilakukan dengan senang, nyaman, mudah serta tingkat keberhasilan yang tinggi.12 Sejalan dengan pendapat Sukmawati, H. (2017) yang mengatakan bahwa “Quantum Learning adalah cara serta teknik yang dilalui secara cepat, tepat, dan menyenangkan dalam kegiataan pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang memuaskan serta mengalami perubahan yang signifikan”. Hal ini sejalan juga dengan pendapat De Porter (dalam jurnal Ma’ruf Zahran13) yang menyatakan bahwa quantum learning adalah salah suatu pengetahuan dan metodologi belajar yang menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi dan strategi belajar untuk memudahkan proses belajar mengajar yang berhasil dan efektif.

12 Akvany Rufaida, “Peningkatan Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 SD Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta, (Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2010).

13 Ma’ruf Zahran “Quantum Learning : Spesifikasi , Prinsip, dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya”, JRTIE: Journal Of Research and Thought Of Islamic Education. Vol. 2 , No.2, Tahun 2019.

(36)

20

Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa quantum learning adalah metode pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan serta memperoleh tingkat keberhasilan yang tinggi.

b. Landasan Pembelajaran Quantum

Ada dua konsep utama yang digunakan dalam pembelajaran Quantum dalam rangka mewujudkan energi guru dan siswa menjadi cahaya belajar yaitu percepatan belajar melalui usaha sengaja mengikis hambatan- hambatan belajar tradisional, dan fasilitas belajar untuk mempermudah kegiatan belajar peserta didik. Percepatan belajar dan fasilitas belajar akan mendukung azas utama yang digunakan dalam pembelajaran quantum yaitu “Bawalah dunia mereka ke dunia kita dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”.

Landasan utama Pembelajaran Quantum tersebut mengisyaratkan pentingnya seorang guru memasuki dunia atau kehidupan anak sebagai langkah awal dalam melaksanakan sebuah pembelajaran. Memahami dunia dan kehidupan anak, merupakan lisensi bagi para guru untuk memimpin, menuntun dan memudahkan perjalanan peserta

(37)

21

didik dalam meraih hasil belajar yang optimal. Salah satu cara yang bisa digunakan dalam hal ini adalah mengaitkan apa yang diajarkan dengan peristiwa–peristiwa, fikiran atau perasaan, tindakan yang diperoleh peserta didik dalam kehidupan baik dari rumah, di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Setelah kaitan itu terbentuk, maka guru dapat memberikan pemahaman tentang materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan, perkembangan, dan minat bakat peserta didik (Nandang Kosasih & Dede Sumarna, 2013:76-77).14

c. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Quantum

Selain landasan utama seperti dipaparkan di atas tadi, Pembelajaran Quantum memiliki 5 prinsip-prinsip quantum (Nandang Kosasih & Dede Sumarna, 2013: 78), yaitu:

1) Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat diterima oleh siswa, ini berarti rancangan kurikulum dan rancangan pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata,

14 Nandang Kosasih & Dede Sumarna, Pembelajaran dan Optimalisasi Kecerdasan, (Bandung: ALPABETA, 2013), hlm. 76-77.

(38)

22

tindakan, gerakan, dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan- pesan belajar bagi siswa.

2) Segalanya bertujuan, maksudnya semua penggubahan pembelajaran tanpa terkecuali harus mempunyai tujuan – tujuan yang jelas dan terkontrol. Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotor.

3) Pengalaman sebelum pemberian nama, maksudnya sebelum siswa belajar memberi nama (mendefinisikan, mengkonseptualisasi, membedakan, mengkatagorikan) hendaknya telah memiliki pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama tersebut.

4) Mengakui setiap usaha,maksudnya semua usaha belajar yang telah dilakukan peserta didik harus memperoleh pengakuan guru dan peserta didik lainnya. Pengakuan ini penting agar peserta didik selalu berani melangkah ke bagian berikutnya dalam pembelajaran.

5) Merayakan keberhasilan, maksudnya setiap usaha dan hasil yang diperoleh dalam pembelajaran pantas

(39)

23

dirayakan. Perayaan ini diharapkan memberikan umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar berikunya.15

d. karakteristik pembelajaran quantum

Pembelajaran quantum memiliki karaktreristik menurut Nandang Kosasih & Dede Sumarna, (2013: 79-80), yaitu:

1) Pembelajaran Quantum berpangkal pada psikologi kognitif.

2) Pembelajaran Quantum lebih manusiawi, individu menjadi pusat perhatian,potensi diri, kemampuan berfikir, motivasi dan sebagainya diyakini dapat berkembang secara maksimal.

3) Pembelajaran Quantum lebih bersifat konstruktif namun juga menekankan pentingnya peran lingkungan pembelajaran yang efektif dan optimal dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

4) Pembelajaran Quantum mensinergikan foktor potensi individu dengan lingkungan fisik dan psikis dalam konteks pembelajaran. dalam lingkungan pandangan

15 Ibid.,hlm. 78

(40)

24

quantum, faktor lingkungan dan kemampuan memiliki memiliki posisi yang sama-sama penting.

5) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekedar transaksi makna. Interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral dalam pembelajaran Quantum. Karena itu, pembelajaran Quantum memberikan tekanan pada pentingnya interaksi,frekuensi dan akumulasi interaksi yang bermutu dan bermakna. Dalam kaitan inilah faktor komunikasi menjadi sangat penting dalam pembelajaran Quantum.

6) Pembelajaran Quantum sangat menekankan pada akselerasi pembelajaran yang taraf keberhasilan tinggi.

Jadi, segala sesuatu yang menghalangi harus dihilangkan pada satu sisi dan pada sisi lain segala sesuatu yang mendukung harus diciptakan dan dikelola sebaik-baiknya.

7) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kealamiahan dan kewajaran proses pembelajaran, bukan kearitifisan atau keadaan yang dibuat-buat.

8) Pembelajaran Quantum sangat menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses.

(41)

25

9) Pembelajaran Quantum memiliki model yang memadukan konteks dan isi pembelajaran.

10) Pembelajaran Quantum memusatkan perhatian pada pembentukan keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan prestasi fisikal atau material.

11) Pembelajaran Quantum menepatkan nilai dan keyakinan sebagai bagian penting proses pembelajaran, Misalnya, Individu perlu memiliki keyakinan bahwa kesalahan atau kegagalan merupakan tanda bahwa ia telah belajar;

kesalahan atau kegagalan bukan tanda bodoh atau akhir segalanya.

12) pembelajaran Quantum mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keberagaman dan ketertiban.

13) Pembelajaran Quantum mengintegrasikan totalitas fisik dan pikiran dalam proses pembelajaran.16

e. Strategi Pembelajaran Quantum

Strategi Pembelajaran Quantum menurut Nandang Kosasih &

Dede Sumarna, (2013: 89-91), yaitu:

16 Ibid.,hlm. 79-80

(42)

26 1) Tumbuhkan

Tumbuhkan yaitu dengan memberikan apersepsi yang cukup sehingga sejak awal kegiatan siswa telah termotivasi untuk belajar.

2) Alami

Maksudnya berikan pengalaman nyata kepada peserta didik untuk mencoba. Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran, tidak hanya melihat tapi ikut beraktivitas.

3) Namai

Sediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi dan metode lainnya. Penamaan untuk memberikan identitas, menguatkan dan mendefinisikan.

4) Demonstrasikan

Sediakan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya.

5) Ulangi

Beri kesempatan untuk mengulangi apa yang telah dipelajarinya, sehingga setiap peserta didik merasakan langsung di mana kesulitan akhirnya mendatangkan

(43)

27

kesuksesan, kami bisa dan memang bisa. Dengan adanya pengulangan maka akan memperkuat koneksi saraf.

6) Rayakan

Maksudnya sebagai respon pengakuan yang baik.

Dengan merayakan setiap hasil yang didapatkan oleh peserta didik yang dirayakan akan menambah kepuasan dan kebanggan pada kemampuan pribadi dan pemupukan percaya diri masing-masing peserta didik.17

f. Langkah-langkah Pembelajaran Quantum

Adapun langkah-langkah yang dapat diterapkan dalam pembelajaran quantum menurut Nandang Kosasih & Dede Sumarna, (2013: 91-93)

1) Kekuatan Ambak

Ambak (apakah manfaat bagiku) adalah motivasi yang didapat dari pemilihan secara mental antara manfaat dan akibat-akibat suatu keputusan. Motivasi sangat diperlukan dalam belajar karena dengan adanya motivasi maka keinginan untuk belajar akan selalu ada. Pada langkah ini peserta didik akan diberi motivasi oleh guru

17 Ibid.,hlm. 89-91

(44)

28

dengan member penjelasan tentang manfaat apa saja setelah mempelajari suatu materi.

2) Penataan lingkungan belajar

Dalam proses belajar dan mengajar diperlukan penataan lingkungan yang dapat membuat peserta didik merasa betah dalam belajarnya, dengan penataan lingkungan belajar yang tepat juga dapat mencegah kebosanan dalam diri peserta didik.

3) Memupuk sikap juara

Memupuk sikap juara perlu dilakukan untuk lebih memacu minat belajar peserta didik. Guru hendaknya jangan segan-segan untuk memberikan pujian pada peserta didik yang telah berhasil dalam belajarnya, tetapi jangan pula mencemoohkan peserta didik yang belum mampu menguasai materi. Dengan memupuk sikap juara ini peserta didik akan lebih merasa dihargai.

4) Bebaskan gaya belajarnya

Dalam Quantum Learning guru hendaknya memberikan kebebasan dalam belajar pada peserta didik dan janganlah terpaku pada satu gaya belajar saja. Sebab tiap peserta didik memiliki kemampuan dan kecerdasan

(45)

29

logika matematika, ada yang domain dalam kecerdasan linguistik, ada yang dominan dalam kecerdasan kinestetik, dsb.

5) Membiasakan mencatat

Dalam pembelajaran peserta didik tidak hanya bisa menerima saja, melainkan harus mampu mengungkapkan kembali apa yang didapatkan dengan menggunakan bahasa hidup dengan cara dan ungkapan yang sesuai dengan gaya belajar mereka sendiri. Dengan demikian belajar akan benar-benar dipahami sebagai aktivitas kreasi yang demokratis. Hal tersebut dapat dilakukan dengan memberikan symbol-simbol atau gambar yang mudah dimengerti oleh peserta didik itu sendiri.

6) Membiasakan membaca

Salah satu aktivitas dalam pembelajaran yang cukup penting adalah membaca. Karena dengan membaca akan menam]bah wawasan dan pengetahuan, meningkatkan pemahaman dan daya ingat. Seorang guru hendaknya membiasakan peserta didik untuk membaca, baik buku pelajaran maupun buku buku yang lain.

(46)

30 7) Jadikan anak lebih kreatif

Peserta didik yang kreatif adalah peserta didik yang ingin tahu, suka mencoba dan senang bermain. Dengan adanya sikap kreatif yang baik peserta didik akan mampu menghasilkan ide-ide yang segar dalam belajarnya.

8) Melatih kekuatan memori peserta didik

Kekuatan memori sangat diperlukan dalam belajar, sehingga peserta didik perlu dilatih untuk mendapatkan kekuatan memori yang baik.Unsur demokrasi dalam pembelajaran Quantum dapat dilihat dari adanya kesempatan yang luas bagi para peserta didik untuk terlihat aktif dan partisipasi dalam tahapan-tahapan kajian terhadap suatu mata pelajaran, sehingga memungkinkan munculnya dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri peserta didik. Sedangkan kepuasan pada diri peserta didik muncul dari adanya pengakuan terhadap temuan dan kemampuan yang ditunjukkan oleh peserta didik secara propororsional.

Adapun pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan dapat dilihat dari adanya

(47)

31

pengulangan terhadap sesuatu yang sudah dikuasai peserta didik.

Belajar pada hakikatnya mengandung konsekuensi ketika peserta didik mulai melangkah untuk belajar yang bagaimanapun, setiap usaha dan kegiatan untuk belajar yang dilakukan selalu dianggap perlu dan akan berpengaruh terhadap hasil yang lebih baik. Maka pengakuan dari setiap usaha akan berperan menciptakan perasan nyaman dan percaya diri serta dapat menciptakan lingkungan yang paling baik untuk membantu mengubah diri menuju arah yang diinginkan. Pengakuan tersebut akan lebih lengkap bila dibuktikan dengan sebuah perayaan, sebab perayaan merupakan ungkapan kegembiran atas keberhasilan yang diperoleh dan juga dengan perayaan akan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan akan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.18

18 Ibid.,hlm. 91-93

(48)

32

g. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran quantum learning

Model pembelajaran quantum learning merupakan suatu proses kegiatan pembelajaran yang menyenangkan dan adanya kebebasan bagi siswa untuk belajar sehingga siswa akan terus termotivasi untuk belajar.

Adapun kelebihan ataupun kekurangan model pembelajaran quantum learning menurut Firstiawan dalam Aditya (2018:21) adalah:

1) Kelebihan Model Pembelajaran Quantum Learning

a. Suasana yang diciptakan kondusif dan menyenangkan.

b. Menekankan kebermaknaan dan kebermutuan proses pembelajaran.

c. Membiasakan siswa untuk melatih kreativitas sehingga siswa dapat menciptakan sesuatu produk kreatif yang bermanfaat.

d. Model pembelajaran quantum learning mengutamakan keberagaman dan kebebasan, bukan keseragaman dan ketertiban

(49)

33

e. model pembelajaran quantum learning mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran.

2) Kelemahan Model pembelajaran Quantum Learning a. Memerlukan dan menuntut keahlian dan keterampilan

guru

b. Memerlukan proses perancangan dan persiapan pembelajaran yang cukup matang dan terencana dengan cara yang lebih baik.

c. Membutuhkan banyak waktu dalam proses pembelajaran.19

h. Pengertian Minat Belajar

Setiap anak mempunyai minat dan kebutuhan sendiri- sendiri, anak di kota misalnya berbeda minat dan kebutuhan dengan anak di desa, demikian juga anak di daerah pantai berbeda minat dan kebutuhannya dengan anak di pengunungan, demikianlah seterusnya, Dalam hal pembelajaran, bahan ajaran dan penyapaian sedapat mungkin

19 Aditya Putra Irmansyah, “Perbandingan Model Pembelajaran Cooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) Dengan Model Pembelajaran Quantum Learning Terhadap Minat Belajar Matematika, (Skripsi, Program Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Mataram, Mataram, 2018), hlm.21.

(50)

34

disesuaikan dengan minat dan kebutuhan anak tersebut.

Walaupun hampir tidak mungkin menyesuaikan pengajaran dengan minat dan kebutuhan siswa, meskipun demikian sedapat mungkin perbedaan minat dan kebutuhan tersebut dapat dipenuhi. Pembelajaran perlu memperhatikan minat dan kebutuhan, sebab keduanya akan menjadi penyebab timbulnya perhatian. Sesuatu yang menarik minat dan dibutuhkan anak, tentu akan menarik perhatiannya, dengan demikian mereka akan bersungguh-sungguh dalam belajar.20

Minat secara bahasa yang berarti ialah usaha dan kemauan untuk mempelajari (Learning) dan mencari sesuatu.

Secara Istilah,minat adalah keinginan, kesukaan dan kemauan terhadap semua hal.21 Menurut Crow&Crow (dalam Djaali,2009: 121) Mengatakan bahwa “minat berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri”.

Pendapat lain secara sederhana minat berarti kecenderungan dan gairah seseorang yang tinggi terhadap sesuatu

20 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung:

Alpebeta, 2012), hlm. 152.

21 Siwi Puji Astuti, “Pengaruh Kemampuan Awal dan Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar Fisika”, Jurnal Formatif, 5 (1), 2016, hlm.71

(51)

35

(Mahmud, 2012: 99). Sedangkan menurut Karunia Eka Lestari & Mokhammad Ridwan Yudhanegara (2017:93) mengatakan bahwa “Minat Belajar adalah dorongan- dorongan dari dalam diri peserta didik secara psikis dalam mempelajari sesuatu dengan penuh kesadaran, ketenangan dan kedisiplinan sehingga menyebabkan individu secara aktif dan senang untuk melakukannya”.

Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa minat belajar adalah kecenderungan seseorang dalam melakukan suatu hal atau aktivitas dengan senang tanpa ada unsur paksaan dari orang lain.

i. Langkah-langkah guru dalam meningkatkan minat belajar siswa sebagai berikut:

1) Membandingkan adanya suatu kebutuhan pada diri anak didik, sehingga dia rela belajar tanpa paksaan.

2) Menghubungkan bahan pelajaran yang diberikan dengan persoalan pengalaman yang dimiliki anak didik, sehingga anak didik mudah menerima bahan pelajaran

3) Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk mendapatkan hasil belajar yang baik dengan cara

(52)

36

menyediakan lingkungan belajar yang kreatif dan kondusif.

4) Menggunakan berbagai macam bentuk dan teknik mengajar dalam konteks perbedaan individual anak didik.22

j. Faktor-faktor minat belajar

Faktor faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa yang meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (kondisi jasmani dan tegangan otot (tonus) yang menandai tingkat kebugaran tubuh siswa), hal ini dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam pembelajaran matematika sedangkan aspek psikologis, aspek psikologis merupakan aspek dari dalam siswa yang terdiri dari intelegensi, bakat siswa, sikap siswa, minat siswa, motivasi siswa.

2) Faktor eksternal terdiri dari dua macam yaitu faktor lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. a)

22 Djamarah and Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), hlm.133.

(53)

37

lingkungan sosial, lingkungan sosial terdiri dari sekolah, keluarga, masyarakat dan teman sekelas. b) lingkungan nonsosial, lingkungan nonsosial terdiri dari gedung sekolah dan letaknya, faktor materi pelajaran, waktu belajar, keadaan rumah tempat tinggal dan alat – alat belajar.

3) Faktor pendekatan belajar yaitu segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi proses mempelajari materi tertentu.23

k. Macam macam minat belajar

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain berdasarkan timbulnya minat dan berdasarkan arah minatnya.

1) Berdasarkan timbulnya, minat dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

a. Minat Primatif

Minat primatif adalah minat yang timbul karena kebutuhan biologis atau jaringan jaringan tubuh,

23 Prayuga, Y., & Abadi, A. P. (2019). Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika. In Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (Vol.1052). Diakses pada tanggal 21 November 2021.

(54)

38

misalnya kebutuhan makanan, perasaan enak, nyaman dan kebebasan beraktivitas.

b. Minat Sosial

Minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Misalnya, minat belajar individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi, sehingga hal ini dapat menimbulkan minat individu untuk belajar dan berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti yang sangat penting bagi harga dirinya.

2) Berdasarkan arahnya, minat dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

a. Minat intrinsik

Minat intrinsik adalah minat yang berlangsung berhubungan dengan aktivitas sendiri, ini merupakan minat yang lebih mendasar. Misalnya, seseorang melakukan kegiatan belajar, karena memang pada ilmu pengetahuan atau karena memang senang

(55)

39

membaca, bukan karena ingin mendapatkan pujian atau penghargaan.

b. Minat ekstrinsik

Minat ekstrinsik adalah minat yang berhubungan dengan tujuan akhir dari kegiatan tersebut, apabila tujuan sudah tercapai ada kemungkinan minat tersebut hilang. Misalnya, seorang yang belajar dengan tujuan agar menjadi juara kelas.24

l. Ciri –ciri minat belajar

Ciri- ciri minat belajar menurut Syarindah (2016:444) adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang sesuatu secara terus menerus.

2) Memperoleh kebanggan dan kepuasan terhadap hal yang diminati.

3) Berpatisipasi pada pembelajaran dan minat belajar dipengaruhi oleh budaya.

24 Yeti Budiyarti, “Minat Belajar Siswa Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia (Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat), (Skripsi,Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Jakarta, 2018), hlm. 19-20.

(56)

40

4) Ketika siswa ada minat dalam belajar maka siswa akan senantiasa aktif berpatisipasi dalam pembelajaran dan akan memberikan prestasi yang baik dalam pencapaian prestasi belajar.25

m. Indikator Minat Belajar

adapun indikator minat belajar siswa adalah sebagai berikut:

1) Perasaan Senang merupakan seorang peserta didik mempunyai perasaan senang terhadap suatu mata pelajaran, maka peserta didik tersebut akan terus mempelajarinya. contoh: Saya merasa sangat senang mengikuti pembelajaran matematika, dan Saya belajar matematika tanpa ada paksaan dari orang lain.

2) Ketertarikan untuk belajar adalah keterkaitan dengan gaya gerak yang mendorong untuk cenderung merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan atau pengalaman efektif yang direspon oleh kegiatan itu sendiri. Contoh:

aktif bertanya jika ada materi yang belum dipahami.

3) perhatian peserta didik merupakan kosentrasi dengan memusatkan perhatian pada satu titik. contohnya: peserta

25 Syardiansah, “Hubungan Motivasi Belajar dan Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Mata Kuliah Pengantar Manajemen (Studi Kasus Mahasiswa Tingkat 1 EKM A Semester 11)”, Journal Manajemen Keuangan, Vol.5, Nomor 1, Mei 2016, hlm. 444

(57)

41

didik memperhatikan gurunya ketika menjelaskan materi didepan kelas, dan antusias dalam mengikui pembelajaran 4) Keterlibatan siswa merrupakan ketertarikan seseorang

akan sesuatu objek menyebabkan orang tersebut senang dan tertarik untuk mengerjakan kegiatan dari objek tersebut. 26

n. Pengertian Prestasi Belajar

Marsun & Martinah (dalam jurnalnya Afiatin Nisa, 2015:

6) mengatakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil kegiatan belajar, yaitu sejauh mana peserta didik menguasai materi yang sudah diajarkan, yang diikuti oleh munculnya perasaan puas bahwa ia sudah melakukan dengan baik. Selain itu, menurut Farah Indrawati (2015:217) mengatakan bahwa

“prestasi belajar merupakan pencapaian hasil maksimal yang telah dicapai oleh siswa berdasarkan kemampuannya dalam penguasaan tugas ataupun materi pelajaran yang telah diterima, dikerjakan, dipelajari,dipahami dan diterapkan dalam jangka waktu tertentu, baik berupa perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan yang diwujudkan dalam

26 Khusnul Khotimah, “Peningkatan Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dengan Metode Sosiodrama Kelas V di Madrasah Ibtidaiyah Al-Quran Tempuran Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2017/2018, (Skripsi, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro, 2018). hlm. 14

(58)

42

angka atau huruf sehingga dapat dibandingkan dengan satu kriteria”. Sedangkan Menurut Moh. Zaiful Rosiyd Mustajab

& Aminol Rosid Abdullah, (2018:10) Prestasi belajar Merupakan hasil (penguasaan) yang telah dicapai oleh siswa dalam bidang studi tertentu setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Dari beberapa definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar .

o. Kriteria Prestasi Belajar

Menurut Sudjana (dalam Zawir Mahfudz, 2020: 19-20) prestasi belajar dibagi menjadi 3 tingkat yaitu:

1) Prestasi belajar tinggi, dengan nilai atau skor diatas rata- rata yang diperoleh dari hasil evaluasi belajar.

2) Prestasi belajar sedang, nilai atau skor rata-rata yang dapat diperoleh dari evaluasi belajar

3) Prestasi belajar rendah, nilai skor dibawah rata-rata yang diperoleh dari evaluasi belajar.27

27 Zawir Mahfudz, “Analisis Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Sudut ditinjau dari Prestasi Belajar Siswa, (Skripsi,Jurusan Pendidikan Matematika UIN Mataram, Mataram, 2020), hlm.19-20.

(59)

43

p. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar dikatakan sempurna jika dipenuhi tiga aspek yaitu, afektif, psikomotor, dan kognitif, sebaliknya dikatakan prestasi kurang memuaskan jika seseorang belum mampu memenuhi target dalam kriteria tersebut.28 Rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh oleh beberapa faktor diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa seperti faktor jasmani,minat, motivasi, perhatian, tingkat kecerdasan, faktor kelelahan dan lain – lainnya. sedangkan faktor eksternal yang berasal dari luar siswa seperti lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat dan faktor waktu.29 Menurut Salsabila, A., & Puspitasari, P. (2020) Mengemukakan bahwa

“Faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar diantaranya faktor yang berasal dari dalam diri (internal) dan faktor dari luar dari (eksternal). Selain kedua faktor tersebut

28 Andri dkk, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya Prestasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Matematika DI SD Negeri 04 Bati Tahun Pelajaran 2016/2017”, Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Vol. 3, Nomor 2, Oktober 2017, hlm. 415

29 Nurhasanah, “Faktor-Faktor Penyebab Rendahnya Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Di Kelas IV MIS IQRO’UMMAT Kecamatan Manggelewa Tahun Ajaran 2016/2017”, Al- Furqon Jurnal Studi Pendidikan Islam, Vol. 4, Nomor 2, September 2015- Februari 2016, hlm. 19-20.

(60)

44

yang mempengaruhi prestasi belajar, ada faktor lain dalam mencapai prestasi belajar yaitu fasilitas belajar. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. faktor internal adalah yang berasal dari diri siswa sedangkan faktor eksternalnya berasal dari luar diri siswa. Yang termasuk faktor internal yaitu minat, motivasi, kecerdasan, bakat dan kemampuan kognitif sedangkan yang termasuk faktor ekstrernal yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan teman sejawat.

q. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar siswa dapat dilihat dari beberapa indikator prestasi belajar yaitu kognitif, Psikomotor dan Afektif.30

r. Batas Minimal Prestasi Belajar

Menetapkan batas minimal keberhasilan belajar siswa berkaitan dengan upaya peningkatan hasil belajar. Ada beberapa alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar, yaitu:

30 Acep & Tatang, “Keterampilan dan kreativitas mengajar guru sebagai determinan terhadap prestasi belajar siswa”, Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, Vol. 2, Nomor 2, Juli 2017, hlm. 244.

(61)

45 1) norma skala angka dari 0-10 2) norma skala angka dari 0-100

Angka terendah menyatakan kelulusan atau keberhasilan belajar (passing grade) Skala 0-10 adalah 5,5, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau 60. Pada prinsipnya, jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari separuh tugas atau dapat menjawab lebih dari setengah instrumen evaluasi dengan benar, ia dianggap telah memenuhi target minimal keberhasilan belajar.31

C. Kerangka Berpikir

Pada pembelajaran Matematika siswa kelas VIII MTs. N 2 Lombok Tengah peneliti melihat masih rendah minat dan prestasi siswa terhadap mata pelajaran matematika, karena keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari kurangnya keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika.

Pemilihan model pembelajaran yang baik dapat mendatangkan keefektifan kualitas pembelajaran di kelas dalam hal ini mampu meminimalisir kebosanan siswa, menjadikan siswa penuh semangat dalam belajar, dan kreatif. Model

31Hamdani, Strategi belajar Mengajar…..,hlm.139-144.

(62)

46

Quantum Learning merupakan salah satu model pembelajaran yang mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif, nyaman dan menyenangkan. Dalam penggunaan model pembelajaran quantum learning pada mata pelajaran matematika pada penelitian ini, peneliti memulai dengan memberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning.

Sebaliknya pada kelas kontrol, peneliti menggunakan metode ceramah. Pada masing-masing kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol pada akhir pembelajaran akan diberikan test (post- test) dengan maksud untuk mengukur kemampuan siswa. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari penggunaan model pembelajaran quantum learning terhadap kelas eksperimen dan model pembelajaran konvensional pada kelas kontrol, dapat dilihat pada hasil nilai post-test siswa MTs N 2 Lombok Tengah.

Berikut ini adalah kerangka berpikir peneliti:

(63)

47

Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Istilah hipotesis semuanya berasal dari bahasa yunani dan memiliki dua kata: “Hupo” (Sementara) dan “Tesis” (pernyataan atau teori). Hipotesis adalah pernyataan awal dan kebenaranya masih lemah, jadi kita harus menguji kebenarannya.32 Hipotesis merupakan salah satu pernyataan mengenai satu atau lebih populasi yang memerlukan pembuktian kebenarannya melalui

32 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS, (Jakarta: Kencana, 2017). hlm, 38.

Semua siswa kelas VIII MTs N 2 Lombok Tengah

Kelas VIII A dan Kelas VIII B

Kelas Eksperimen Kelas VIII A

Kelas Kontrol Kelas VIII B

Menggunakan metode pembelajaran quantum learning

Menggunakan metode pembelajaran ceramah

Analisis hasil post-test

dengan uji – t independen

(64)

48

prosedur pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis ini untuk membuktikan sejauh mana hasil dari penelitian apakah diterima atau ditolak.33

Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah quantum learning berpengaruh terhadap minat dan prestasi siswa dalam belajar matematika.

33 Zainatul Mufarrikoh, Statistika Pendidikan (Konsep Sampling dan Uji Hipotesis), (Surabaya: CV Jakad Media Publishing,2020), hlm. 71.

(65)

49 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Quasi eksperimen merupakan salah satu tipe penelitian eksperimen dimana peneliti tidak melakukan secara random dalam penentuan subjek kelompok penelitian, namun hasil yang dicapai cukup berarti, baik ditinjau dari validitas internal maupun eksternal.34 Quasi eksperimen ini digunakan untuk mengukur ada tidaknya perubahan yang terjadi setelah dilakukan percobaan. Selain itu, quasi eksperimen ini dilakukan dengan tujuan agar hipotesis yang telah dirumuskan dapat terbukti. Metode quasi eksperimen ini sangat cocok dengan penelitian yang sedang penulis laksanakan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dimana gejala-gejala yang akan diteliti diukur menggunakan angka.

34 Muri Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan, (Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP, 2016), hlm, 78.

Gambar

Tabel 1.3  Hasil uji validitas tes
Tabel 1.4  Data Hasil Penelitian
Lampiran  1  Tabel    data    hasil  penelitian  pada    kelas  eksperimen  dan  kontrol Siswa Kelas VIII A dan VIII B
Tabel Jawaban Responden
+5

Referensi

Dokumen terkait

atau sebesar 50%. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik kuesioner dan tes. Teknik pengukuran angket dengan menggunakan skala likert dengan 5 pilihan. Teknik

Qualitative Research. Terjemahan Dariyatno dkk.. penelitian kuantitatif, instrumen pengumpulan datanya dengan cara angket atau kuesioner. Sedangkan desain penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu: (1) panduan wawancara, (2) instrumen produk dan instrumen buku panduan, dan (3) angket untuk atlet. Data dianalisis

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, angket, tes, catatan lapangan, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan untuk

Qualitative Research. Terjemahan Dariyatno dkk.. penelitian kuantitatif, instrumen pengumpulan datanya dengan cara angket atau kuesioner. Sedangkan desain penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitukuisioner (angket) dan juga tes uraian. Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual digunakan teknik pengumpulan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitukuisioner (angket) dan juga tes uraian. Untuk mendapatkan data yang akurat dan aktual digunakan teknik pengumpulan

Dengan teknik pengumpulan data angket, instrumen tersebut diberikan kepada responden yang jumlahnya telah ditentukan dan diambil secara random, hasilnya kemudian akan