• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.id

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI - etheses.iainponorogo.ac.id"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Realita pendidikan di era saat ini belum mampu menghasilkan output peserta didik yang berkualitas secara menyeluruh. Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pengetahuan siswa mengenai etika yang seharusnya dimilikinya.

Rumusan Masalah

Hasyim Asy'ari yang membahas tentang etika mahasiswa adalah kitab Adabul 'Alim wa al-Muta'allim. Hasyim Asy'ari dalam buku Adabul 'Alim wa al-Muta'allim dan Relevansinya dengan pendidikan Islam kontemporer.'

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hasyim Asy'ari dalam karyanya Adabul Alim wa al-Muta'allim relevan dengan pendidikan Islam modern. Hasyim Asy'ari merupakan salah satu bentuk penanaman akhlak yang menjadi salah satu tujuan pendidikan Islam modern.

Telaah Penelitian Terdahulu

Metode Penelitian

  • Pendekatan dan Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kepustakaan, data berasal dari bahan pustaka berupa sumber data primer dan sumber data sekunder.22. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah kitab Adabul 'Alim wa al-Muta'allim karya KH.

Sistematika Pembahasan

Seterusnya pengkaji mengumpul data daripada buku atau karya ilmiah yang bersesuaian dengan subjek, menganalisis dan mengklasifikasikannya mengikut subjek menggunakan data yang diperoleh, dan yang terakhir ialah membuat kesimpulan daripada hasil kajian.

KAJIAN TEORI

Etika Murid

Pada hakikatnya etika merupakan dasar pertimbangan dalam mengambil keputusan mengenai perilaku manusia dalam berinteraksi dengan lingkungan. Etika adalah ilmu yang mengkaji perbuatan manusia dan kemudian menentukan apakah tingkah laku manusia itu baik atau buruk. Perilaku manusia yang terjadi tanpa perencanaan, seperti pernapasan dan detak jantung, tidak termasuk dalam pembahasan etika, sehingga tindakan tersebut tidak dapat dinilai baik atau buruk.33.

Selain itu, etika dapat dikatakan sebagai pedoman tingkah laku manusia dalam mengatur kehidupan sehari-hari agar tidak terjadi tindakan yang tragis. D. Etika deskriptif adalah etika yang dinilai dari sikap dan tindakan manusia dalam mencapai tujuan hidup. Menurut Burhanuddin Salam, etika deskriptif adalah etika yang berupaya menyelidiki secara rasional dan kritis sikap dan pola perilaku manusia serta apa yang ingin dicapai manusia dalam kehidupan ini sebagai sesuatu yang bernilai.

Persoalan yang dibahas dalam etika deskriptif adalah pertanyaan moral masyarakat mengenai fakta yang terjadi, yaitu perilaku manusia sebagai suatu fakta yang berkaitan dengan suatu situasi dan suatu potensi realitas aktual.

Kitab Adabul ‘Alim wa al-Muta’allim

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa etika mahasiswa adalah tingkah laku atau tindakan seseorang dalam mencari ilmu pengetahuan yang sesuai dengan norma-norma yang ada di lingkungan sekitarnya. Syekh Ibnu Jama'ah, kitab Adab al-Mu'allim karya Syekh Muhammad bin Sahnun, dan kitab Ta'lim Muta'allim fi Thariqat al-Ta'allum karya Syekh Burhanuddin az-Zarnuji yang diselesaikan pada tahun 1924 M. Hasyim Asy Tujuan penulisan kitab Adabul 'Alim wa al-Muta'allim adalah untuk menjelaskan perbedaan cara atau etika seorang siswa dalam mencari ilmu serta cara pendidik dalam menyampaikan ilmu kepada anak didiknya .

Hasyim Asy'ari tidak hanya berfokus pada aspek kognitif saja tetapi juga menghasilkan peserta didik yang berkepribadian mulia.48. Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa ilmu akan mudah dipahami jika siswanya suci dan jauh dari celaan. Buku ini sangat bermanfaat, terutama karena memberikan wawasan dan pencerahan tentang cara menimba ilmu dan mengajarkannya.

Bab I, membincangkan kepentingan ilmu dan ulama (ulama) serta kepentingan pengajaran dan pembelajaran ilmu.

Pendidikan Islam Kontemporer

53 Suparnis, “Pendidikan Islam Modern: Permasalahan, Tantangan dan Perannya Menghadapi Era Globalisasi,” Jurnal At-Ta'lim 15, no. Tindakan pendidikan yaitu kegiatan memimpin, mengarahkan dan memberikan bantuan pendidik kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan Islam. Segala tindakan atau kampanye pendidikan dilakukan hanya untuk membawa peserta didik pada tujuan pendidikan Islam yang diharapkan.

Artinya penyelenggaraan pendidikan Islam harus dilandaskan pada landasan tersebut, yaitu agar peserta didik menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah SWT. Metode pengajaran Islam, yaitu cara atau teknik yang digunakan untuk menyampaikan materi pendidikan Islam kepada siswa. Instrumen pendidikan Islam yaitu instrumen yang dapat digunakan pada saat proses pendidikan Islam berlangsung agar tujuan yang diharapkan dari pendidikan Islam dapat tercapai secara maksimal.

56 Rahmat Hidayat, Ilmu Pendidikan Islam: Pimpin Arah Pendidikan Islam Indonesia (Medan: Lembaga Peduli Perkembangan Pendidikan Indonesia.

BIOGRAFI DAN PEMIKIRAN KH. HASYIM ASY’ARI

Biografi KH. Hasyim Asy’ari

  • Riwayat Hidup KH. Hasyim Asy’ari
  • Karya-karya KH. Hasyim Asy’ari

Hasyim Asy'ari berguru selama lima tahun kepada Kiai Ya'qub yang kelak menjadi mertuanya. Hasyim Asy'ari diberi amanah untuk mengajar di Masjidil Haram bersama ulama Indonesia lainnya. Hasyim Asy'ari adalah seorang pendidik sejati, karena hampir sepanjang hidupnya ia mengabdi di lembaga pendidikan, khususnya pesantren.

Hasyim Asy‟ari ialah seorang saintis yang aktif dan produktif yang menulis pemikirannya dalam pelbagai buku atau buku. Hasyim Asy‟ari terhadap kenyataan Syeikh Abdullah bin Yasin Pasuruan yang dianggap menghina pengikut Nahdlatul Ulama. Buku ini membincangkan isu-isu berkaitan kematian dan tanda-tanda akhir zaman, serta perkara-perkara Sunnah dan Bid'ah.

Buku ini berisi penjelasan tentang pentingnya menjaga persaudaraan atau persahabatan dan menjelaskan bahayanya memutuskan tali silaturahmi.

Pemikiran KH. Hasyim Asy’ari tentang Etika Murid

Dalam pendidikan Islam modern, diperlukan beberapa sifat ideal yang dimiliki seorang peserta didik, seperti tawadhu', perilaku terpuji, belajar dengan niat mencari keridhaan Allah, dan lain-lain. Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa konsep etika pribadi mahasiswa yang ditawarkan oleh KH. Hasyim Asy'ari mengenai pemilihan guru yang profesional nampaknya lebih maju dan sejalan dengan pendidikan Islam saat ini, dimana seorang siswa harus berhati-hati dalam memilih guru.

Pendidikan Islam modern bertujuan tidak hanya menghasilkan generasi berkepribadian luhur, tetapi juga membentuk peserta didik yang cerdas, cakap dan mampu mengembangkan potensinya. Hasyim Asy'ari menyatakan bahwa seorang pelajar dalam mencari ilmu hendaknya aktif, tekun, gigih dan tidak menunda-nunda. Hal ini relevan dengan pendidikan Islam masa kini, yaitu seorang siswa harus membersihkan hatinya dari sifat-sifat buruk sebelum belajar.

Ketiga, seorang pelajar harus terlebih dahulu mempelajari ilmu-ilmu wajib, mempelajari Al-Quran dan Hadits, baru kemudian mempelajari ilmu-ilmu lainnya.

RELEVANSI ETIKA MURID PERSPEKTIF KH. HASYIM

Relevansi Etika Pribadi Seorang Murid Perspektif KH. Hasyim

Mari kita mengingat kembali pemikirannya yang menekankan pada perilaku terpuji untuk membentuk siswa yang beretika baik. Hasyim Asy'ari yang menekankan pada sikap rendah hati, mencari ilmu dengan tujuan meraih keridhaan Allah SWT, sabar dalam mencari ilmu, wara' dan bergaul dengan sahabat yang baik. Pendidikan Islam juga mengajarkan kepada siswa untuk membersihkan hatinya dari sifat-sifat tercela sebelum belajar, karena sifat-sifat buruk hanya akan menghambat siswa dalam memperoleh ilmu.

Sebagai umat Islam, peserta didik juga dituntut untuk mengembangkan intelektualitasnya, potensi keilmuannya dan mengendalikan hawa nafsunya. Hasyim Asiy'ari dalam kitab Adabul 'Alim wa al-Muta'allim menjelaskan beberapa makanan yang dapat menyebabkan lemahnya pikiran seseorang, seperti mengkonsumsi apel yang rasanya asam, cuka, dan memakan sisa makanan tikus. Hasyim Asy'ari, santri dapat menjauhi pergaulan yang buruk, karena pergaulan yang buruk hanya akan membawa dampak buruk bagi seseorang.

Dimana hendaknya seorang pelajar menjauhi sifat-sifat keji, belajar berharap keridhaan Allah dan mampu mengendalikan nafsu batinnya.

Relevansi Etika Murid terhadap Guru Perspektif KH. Hasyim

Bila etika ini sudah tertanam dalam diri setiap siswa, maka tidak mungkin ada siswa yang berbuat salah. Pendidikan Islam mengajarkan setiap peserta didik untuk menghormati gurunya karena dengan menghormati guru akan mendekatkan peserta didik pada kesuksesan dalam memperoleh ilmu. Selain menghormati guru, pendidikan Islam masa kini juga menuntut setiap siswa untuk memaafkan kesalahan yang diperbuatnya.

Hal ini merupakan bentuk introspeksi seorang siswa untuk mengakui kesalahannya dan mendapatkan persetujuan dari guru. Jadi seorang siswa tidak boleh sembarangan dalam memilih guru, karena guru adalah tempat dimana siswa akan menimba ilmu. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep-konsep dalam pendidikan Islam relevan dengan pemikiran KH.

Selain itu, dengan menerapkan etika yang baik, maka siswa tidak akan berbuat salah terhadap gurunya.

Relevansi Etika Murid dalam Belajar Perspektif KH. Hasyim

Tujuan pendidikan Islam sendiri adalah menjadikan manusia menjadi makhluk yang mampu berkomunikasi dengan baik satu sama lain. Jika dikaitkan dengan fenomena siswa membolos sekolah untuk pergi ke toko, bermain game saat pembelajaran berlangsung dan tidak mengerjakan tugas sekolah, maka etika ini sangat penting diterapkan dalam lingkungan pendidikan Islam. Hasyim Asy’ari, baik etika pribadi seorang siswa, etika siswa terhadap gurunya, maupun etika siswa dalam belajar mempunyai relevansi dengan pendidikan Islam masa kini, dimana dalam dunia pendidikan saat ini banyak sekali kasus siswa yang tidak taat. etika yang mulia.

Hasyim Asy'ari sebagaimana tertuang dalam kitab Adabul 'Alim wa al-Muta'allim dapat diterapkan dalam pendidikan Islam saat ini untuk membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, bertaqwa kepada Allah SWT dan mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dalam hal ini relevan dengan pendidikan Islam kontemporer karena landasan pendidikan Islam itu sendiri bersumber dari pedoman umat Islam, yaitu kitab suci Al-Qur’an dan Hadits. Hasyim Asy'ari mengenai konsep etika siswa dapat dijadikan acuan dalam berperilaku sehari-hari khususnya dalam mencari ilmu, sehingga tujuan pendidikan Islam yang diharapkan dapat tercapai dengan baik.

Pendidikan Islam Kontemporer: Permasalahan, Tantangan dan Perannya Dalam Menghadapi Era Globalisasi”, Jurnal At-Ta'lim 15, no.

PENUTUP

Kesimpulan

Hendaknya siswa mengesampingkan permasalahan atau kegiatan yang dapat menghalanginya memperoleh ilmu, karena hal-hal tersebut merupakan faktor yang menghalanginya dalam menuntut ilmu. Dengan menanamkan sikap ini, maka seorang siswa akan fokus dalam mengejar ilmu pengetahuan dan sukses dalam mengarungi luasnya ilmu pengetahuan. Jika seorang siswa menerapkan sikap ini, maka akan menjadikan siswa tersebut sukses dalam memperoleh ilmu.

Namun begitu, sekiranya guru tersilap menyampaikan kenyataan atau cadangan, seseorang murid harus mengambil kira perasaan guru tersebut. Seorang pelajar tidak boleh mengganggu perbualan guru, dia mesti menunggu dengan sabar sehingga guru selesai menerangkan. Seseorang pelajar tidak boleh tergesa-gesa untuk perbincangan lain sebelum dia memahaminya dengan baik.

Oleh karena itu, dalam memilih sosok guru hendaknya seorang siswa mempunyai akhlak yang baik sehingga guru mampu membawa siswanya pada akhlak atau akhlak yang mulia. Mengingat waktu yang telah berlalu tidak dapat diulangi, maka hendaknya seorang siswa belajar. Dalam hal ini penghormatan terhadap guru dan pilihan profesi guru merupakan salah satu bentuk upaya untuk menjadi pribadi yang cerdas dan unggul, karena guru adalah tempat dimana siswa akan menimba ilmu.

Tabel 4.1 Relevansi Konsep Etika Murid Perspektif KH. Hasyim Asy’ari  dengan Pendidikan Islam Kontemporer
Tabel 4.1 Relevansi Konsep Etika Murid Perspektif KH. Hasyim Asy’ari dengan Pendidikan Islam Kontemporer

Saran

Etika Siswa Menurut Imam Nawawi dalam Kitab Adabul Alim wal Muta’alim dan Maknanya Bagi UU Sistem Pendidikan Nasional.” Skripsi. Adab al-Alim wa al-Muta’allim fima Yahtaj Ila al-Muta’alim fi Ahuwal Ta’ allum wa ma Yataqaff al-Mu'allim fi Maqamat Ta'limi Konsep Etika Siswa Terhadap Guru Menurut Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad: Kajian Analisis Kitab Adab Suluk Al-Murid," Jurnal Al-Makrifat 5, tidak.

Ratusan mahasiswi di Ponorog hamil di luar nikah, kata psikolog Islam Unisua Dalam.

Gambar

Tabel 4.1 Relevansi Konsep Etika Murid Perspektif KH. Hasyim Asy’ari  dengan Pendidikan Islam Kontemporer

Referensi

Dokumen terkait

Hasyim Asy’ari dalam kitab Adab Al ‘Alim Wa Al Muta’allim yang meliputi; Deskripsi Data Hasil Penelitian Tentang Relevansi Konsep Etika Belajar dan Mengajar K.H. Hasyim

seorang guru menurut Hasyim Asy`ari memiliki tiga poin pokok dan beberapa sub poin, tetapi dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti dilapangan peneliti

Hasyim Asy‟ari sebagai seorang tokoh ulama Indonesia yang berkecimpung dalam dunia pendidikan islam, dan kemudian menyusun dalam sebuah karya skripsi dengan judul

Hasyim Asy‟ari adalah seorang ulama besar pada zamannya, dan beliau adalah seorang ulama yang sangat gigih dalam menekankan arti pentingnya bertaqlid kepada imam

Oleh karenanya, Asy`ari menuliskan pelbagai etika yang harus dan wajib bersemayam dalam diri baik itu murid maupun guru, seperti kecenderungan untuk mendekatkan diri kepada

sehari-hari, maka penulis mengambil judul: STUDI TENTANG ETIKA SEORANG MURID KEPADA GURU DALAM KISAH NABI MUSA A.S DAN NABI KHIDIR A.S.. Bagaimana etika seorang

Persamaan antara kedua tokoh mengenai etika pada peserta didik kepada guru yaitu keduanya menghendaki agar seorang murid saat menuntut ilmu perlu memperhatikan etikanya terhadap

Dalam kitab Adab Al- „Alim Wa Al- Muta‟alim karya KH Hasyim Asy‟ari terdapat 17 nilai-nilai pendidikan yang menggambarkan tentang etika pelajar yang terdapat di dalam kitab tersebut