• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi oleh: Hendra, NIM: 1503202184 dengan judul “Tradisi Boho Oi Ndeu Dalam Prespektif Islam Dan Presepsi Masyarakat Riamau” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji.

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi oleh: Hendra, NIM: 1503202184 dengan judul “Tradisi Boho Oi Ndeu Dalam Prespektif Islam Dan Presepsi Masyarakat Riamau” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk diuji. "

Copied!
107
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Boho Oi Ndeu (mandi) setelah akad nikah bagi kedua mempelai merupakan salah satu tradisi di desa Riamau yang masih bertahan hingga saat ini. Ciri khas tradisi Boho Oi Ndeu adalah penggunaan alat dan bahan tertentu, seperti bunga, kelapa kuning, sabut kelapa dan air yang didoakan oleh pemuka agama (Lebe). Berdasarkan uraian informasi awal dari hasil wawancara salah satu warga yaitu Bpk. Ruslin sebagai tokoh masyarakat, bahwa menurutnya Boho Oi Ndeu merupakan percampuran (budaya) antara tradisi leluhur dan syariat Islam.

Salah satu permasalahan yang sering muncul di masyarakat adalah adanya berbagai macam adat atau tradisi, tidak terkecuali dalam keluarga muslim juga banyak terjadi akulturasi tradisi lokal dengan syariat Islam, seperti Boho Oi Ndeu di Desa Riamau, demikian temuan tempat ini membutuhkan kajian untuk mendapatkan data dan informasi akademik, umumnya dengan pandangan sosiologis.

Rumusan Masalah

Tujuan dan Manfaat Penelitian

  • Tujuan Penelitian
  • Kegunaan Penelitian

Bahwa dari semua proses pelaksanaan tradisi boho oi ndeu memiliki arti dan makna tersendiri baik dari. Desa Riamau menggunakan paradigmanya baik secara individu maupun kelompok dalam memaknai tradisi boho oi ndeu. Dalam tradisi Boho Oi Ndeu, proses membangun harapan berujung pada kesetiaan dalam rumah tangga.

Seiring dengan tradisi Boho Oi Ndeu, masyarakat Desa Riamau yang melakukan tradisi ini berdoa kepada Allah SWT, agar mendapatkan segala macam kebaikan. Boho Oi Ndeu justru memperkuat atau ikut menambah semangat masyarakat desa Riamau untuk mempertahankan tradisi Boho Oi Ndeu. Sehingga banyak santri yang berhenti dan tidak mau lagi menggunakan tradisi boho oi ndeu.

Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tambahan Dengan Penelitian Ini No.  Penelitian
Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tambahan Dengan Penelitian Ini No. Penelitian

Ruang Lingkup dan Seting Penelitian

Telaah Pustaka

Hari ini, dapat digunakan sebagai tinjauan literatur dalam menanggapi tradisi yang digunakan sebagai alat penghubung untuk sistem keluarga. Mirip dengan tradisi boho oi ndeu di desa Riamau kabupaten Wawo saat ini beberapa kelompok masih memiliki pendapat yang berbeda meskipun sistem sosialnya sama. Jadi Boho Oi Ndeu adalah adat/tradisi yang dilakukan secara berulang-ulang oleh masyarakat Riamau sejak zaman dahulu, sehingga sampai sekarang meskipun ada sebagian masyarakat setempat sudah meninggalkan tradisi tersebut.

Sementara upaya telah dilakukan untuk menemukan definisi tradisi yang ideal dalam hukum Islam, pada kenyataannya ada tradisi yang baik dan buruk. Tradisi yang baik dapat dibedakan menjadi tradisi umum (umum) yang dikenal atau disepakati oleh masyarakat di seluruh negeri, dan tradisi tipikal (khusus) adalah tradisi yang dikenal masyarakat di daerah tertentu. Berdasarkan pemahaman tersebut, maka hadis otentik merupakan salah satu yang diyakini oleh sebagian ahli fikih berperan penting dalam konstruksi hukum Islam.

Metode Penelitian

  • Jenis Dan Pendekatan Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah
  • Analisa Sebelum Di Lapangan
  • Validitas Dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif

Biasanya sederhana dan mudah didekati sehingga peneliti tidak merasa kesulitan untuk mengumpulkan data dan fakta yang ditemukan di lapangan dapat segera dijelaskan dan disajikan secara sederhana dan terperinci, dengan komentar yang sesuai dengan realitas masyarakat tempat peneliti melakukan penelitian. riset. Salah satu asumsi tentang fenomena dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa suatu objek bersifat tunggal dan parsial. Dalam penelitian kualitatif, teknik analisis data yang digunakan jelas, yang bertujuan untuk menjawab rumusan masalah atau menguji hipotesis yang dirumuskan dalam proposal.

Dalam penelitian kualitatif, data diperoleh dari sumber yang berbeda, menggunakan teknik pengumpulan data (triangulasi) yang berbeda, dan diulang sampai data jenuh. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum memasuki lapangan, di lapangan, dan setelah menyelesaikan lapangan. Namun, dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan pada saat proses lapangan bersamaan dengan pengumpulan data.

Faktanya, analisis data kualitatif terjadi selama proses pengumpulan data, bukan setelah pengumpulan data selesai. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama dalam penelitian karena tujuan utama dalam penelitian adalah mendapatkan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam setting yang berbeda, sumber yang berbeda dan cara yang berbeda. Jika dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan dalam setting alamiah, di laboratorium dengan menggunakan metode eksperimen, di rumah berbagai responden, di seminar, diskusi, di jalan, dan lain-lain. Jika dilihat dari sumber datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

Sumber primer adalah sumber data yang secara langsung memberikan data untuk pengumpulan data, yang dapat dilakukan melalui observasi (observasi), wawancara (interview), angket (angket), dokumentasi, dan gabungan dari keempatnya. Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data berlangsung di lingkungan alam (natural condition), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih didasarkan pada observasi peran dan wawancara mendalam serta dokumentasi.

PAPARAN DATA DAN TEMUAN

  • Gambaran Umum Kondisi Desa Riamau
    • Sejarah Desa Riamau
    • Topografis Desa Riamau
    • Gambaran Umum Demografis
    • Analisa Isu Strategis
    • Urutan Pejabat Kepala Desa
    • Sistem Pelaksanaan Pernikahan Desa Riamau
  • Proses Pelaksanaan Tradisi Boho Oi ndeu
  • Pandangan Masyarakat Terhadap Tradisi Boho OI ndeu
  • Tangapan Tokoh Agama Terhadap Tradisi Boho Oi Ndeu

Berikut penjelasan dari salah satu tokoh adat di kabupaten Wawo mengenai tradisi Boho Oi Ndeu yang menggunakan bahasa Bima sebagai berikut : Pelaksanaan tradisi Boho Oi Ndeu memiliki tata cara atau aturan sesuai ketentuan adat tentang masyarakat setempat di desa Riamau sepakat. Berdasarkan hasil wawancara menunjukkan adanya keselarasan pendapat dari berbagai masyarakat di Desa Riamau tentang bentuk dan proses pelaksanaan tradisi Boho Oi Ndeu.

Ndi tio si, rawi Boho Oi Ndeu ake tepatnya na kadeniku masyarakat Ta Riamau ake village dei house Allah Swt).39. Tradisi Boho Oi Ndeu berakar di desa kami Riamau, sehingga sangat sulit bagi masyarakat secara keseluruhan untuk meninggalkannya. Melalui tradisi Boho Oi Ndeu, kami berdoa bersama untuk kerabat kami yang baru saja melangsungkan pernikahan, agar rukun dalam hubungan rumah tangga mereka.

Tradisi Boho Oi Ndeu merupakan adat sebelum masuknya agama Islam di desa Riamau, kata orang tua terdahulu jika pemandian ini tidak dilakukan akan merugikan rumah tangga. Dan hingga saat ini kedua unsur tersebut masih memiliki pandangan yang sama, mereka tidak berbeda dalam memberikan pandangan terkait tradisi boho oi ndeu. Tokoh agama (tradisi Boho Oi Ndeu merupakan kebiasaan sebelum masuknya Islam di desa Riamau, dahulu orang tua mengatakan jika tidak mandi maka akan merugikan rumah tangga.

Apalagi para pemuka agama di Desa Riamau memiliki reaksi yang berbeda-beda dan menjelaskan bahwa tradisi Boho Oi Ndeu sudah menjadi tradisi atau adat nenek moyang bahkan tradisi ini memiliki makna filosofis. Dilihat dari segi konsep agama, tidak ada yang berkaitan dengan tradisi Boho Oi Ndeu yang bertentangan dengan Al Quran dan Hadits.

Tabel  luas  Dusun,  jumlah  penduduk  laki-laki  dan  perempuan, serta kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel  berikut:
Tabel luas Dusun, jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, serta kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel berikut:

PEMBAHASAN

Proses Pelaksanaan Tradisi Boho Oi Ndeu

Pandangan Masyarakat Terhadap Tradisi Boho Oi Ndeu

Pandangan Tokoh Agama Terhadap Tradisi Boho Oi

Berdasarkan tanggapan masyarakat terhadap tradisi Boho Oi Ndeu secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok unsur masyarakat yaitu masyarakat desa Riamau generasi tua dan generasi muda. Sudah mendarah daging di masyarakat Desa Riamau, Boho Oi Ndeu adalah hal yang wajib dilakukan setelah setiap upacara pernikahan. Boho Oi Ndeu sulit ditinggalkan oleh masyarakat Desa Riamau karena telah melewati sejarah yang panjang sehingga menjadi sajian adat masyarakat Desa Riamau.

Mayoritas masyarakat muslim di desa Riamau percaya bahwa jika mereka berdoa melalui tradisi Boho Oi Ndeu, maka Allah SWT akan mengabulkannya dengan cepat. Dari penjelasan di atas dapat dipahami bahwa pandangan masyarakat Abangan terhadap tradisi boho oi ndeu dalam Islam memiliki makna dan nilai filosofis tersendiri, selama tradisi ini tidak bertentangan dengan syariat Islam tidak menjadi masalah karena bilamana seseorang Melihat situasi dan kondisi masyarakat desa Riamau, rata-rata muslim adalah muslim. Dalam pandangan para priyayi, Clifford Greedz kemudian mengkategorikan tradisi boho oi ndeu, yang menekankan pada aspek memadukan ajaran agama dengan tradisi Jawa, bahkan tradisi Hindu dan Budha.

Dalam konteks pandangan tokoh agama ini, terlihat adanya akulturasi antara budaya nenek moyang terdahulu sehingga kemudian dibungkus dengan hukum Islam untuk dijadikan landasan hukum pelaksanaan tradisi boho oi ndeu. Kemudian menurut pandangan santri, Clifford Greedz mengategorikannya dengan tradisi boho oi ndeu yang menekankan pada aspek kelompok yang berada dalam lingkaran fundamentalisme Islam. Untuk setiap kali prosesi tradisi boho oi ndeu, semua orang bekerja sama dengan baik dalam bekerja, khususnya.

Menurut kalangan santri, tradisi boho oi ndeu tidak memiliki landasan hukum yang jelas bahkan tradisi ini tidak memiliki anjuran dalam syariat Islam. Dari berbagai jawaban di atas dapat disimpulkan bahwa para pemuka agama di desa Riamau masih mempertahankan tradisi boho oi ndeu karena menurut mereka tradisi tersebut tidak bertentangan dengan syariat Islam.

PENUTUP

Kesimpulan

Proses Pelaksanaan Tradisi Boho Oi Ndeu di Desa Riamau Berdasarkan uraian pada Bab Tiga dapat diketahui bahwa proses ritual dalam Tradisi Boho Oi Ndeu di Desa Riamua memiliki beberapa makna. tempurung kelapa yang melindungi kondisi air. tetap alami dan netral, bunga dan daun pandan memiliki arti sebagai harapan agar suami istri tetap harmonis, begitu pula dengan wangi bunga dan daun pandan, beras kuning berarti harapan agar suami dan istri mendapatkan semoga sukses untuk melanjutkan kehidupan keluarga mereka di masa depan. Berdasarkan pembahasan pada bab tiga dapat diketahui bahwa pandangan masyarakat terhadap tradisi boho oi ndeu terdapat di kalangan tokoh masyarakat abangan, kelompok priyayi dan santri. Bagi kelompok abangan, tradisi ini dipandang sebagai wadah masyarakat desa Riamau untuk mempererat gotong royong di lingkungan masyarakat desa Riamau.

Bagi kelompok Prijai tradisi ini memiliki sejarah yang panjang sehingga sulit untuk dilupakan oleh masyarakat desa Riamau, selain itu tradisi ini juga memiliki budaya antara budaya Islam dan hukum, sehingga dari sudut pandang kelompok Prijai menjadi Tidak masalah jika tradisi ini dilestarikan karena memiliki nilai filosofi yang baik bagi kedua pasangan setelah akad selesai. Sedangkan kelompok santri melihat bahwa tradisi boho oi ndeu memiliki kesamaan dengan adat istiadat agama lain seperti Hindu, seperti penggunaan kembang, kelapa kuning dan telur ayam kampung. Masalah kebahagiaan rumah tangga bukan ditentukan oleh diikuti atau tidaknya tradisi boho oi ndeu tetapi ditentukan oleh Tuhan.Swt dengan kebutuhan kita.

Saran

Masnun tahir, Pendekatan Integratif dalam Kajian Hukum Perdata Islam di Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar Hukum Perdata UIN Mataram, 29.marts 2018. Deddy Mulyana, M.A., Metodologi Penelitian Kualitatif (Paradigma Baru Ilmu Komunikasi dan Ilmu Sosial Lainnya), Bandung: PT Juvenile Rosda Karya, 2006.

Gambar

Tabel 1. Perbedaan Penelitian Tambahan Dengan Penelitian Ini No.  Penelitian
Tabel  luas  Dusun,  jumlah  penduduk  laki-laki  dan  perempuan, serta kepadatan penduduk dapat dilihat pada tabel  berikut:
Table 5. Hasil Wawancara Dengan Tokoh Agama

Referensi

Dokumen terkait

Data yang diperoleh ini merupakan data primer, dengan metode ini peneliti dapat menerima informasi dan data secara langsung dari informan di tempat kejadian