PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan pokoknya adalah bagaimana nilai budaya Rapo-rapoangenna calon pengantin prewedding di kecamatan Watang Sawitto. Bagaimana pemahaman masyarakat tentang pandangan Hukum Islam mengenai Pre-Wedding Calon Pengantin Rapo-rapoangenna di Watang Sawitto Kabupaten Pinrang. Apa saja nilai-nilai filosofis yang terkandung dalam Rapo-rapoang dalam adat istiadat Bugis berdasarkan perspektif hukum Islam.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Berdasarkan berbagai teori dan konsep yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti akan mengkaji dan menjelaskan nilai-nilai budaya hubungan calon pengantin laki-laki dan perempuan sebelum menikah di Kecamatan Watang Sawitto Kabupaten Pinrang dalam perspektif hukum Islam. Nilai budaya pranikah calon pengantin rapo-rapoangngenna di kecamatan Watang Sawitto. Fokus penelitian ini adalah pada nilai-nilai budaya hubungan calon pengantin sebelum pernikahan dalam perspektif hukum Islam.
Pengamatan terhadap fenomena ini dikhususkan untuk mengetahui nilai pesan simbolis pranikah rapo-rapoanna calon pengantin dalam perspektif hukum Islam. Pada hari pernikahan, sang pengundang datang membawa passolo ke rumah mempelai pria. Calon pengantin pria didampingi oleh botting ambo yang didampingi oleh pejabat laki-laki dan perempuan yang masing-masing mempunyai tugas masing-masing.
Usai akad nikah, mempelai pria diantar menuju tempat mempelai wanita untuk dipertemukan kembali dengan istrinya (mappasi tanikka). Mammanu-manu, baje laleng (pra lamaran) artinya laki-laki menyampaikan keinginannya kepada orang tuanya.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Teoritis
- Teori Hukum Islam
- Teori Al-Urf’
- Teori Maslahah
- Teori perkawinan
Kata hukum Islam sama sekali tidak ditemukan dalam Al-Qur’an dan literatur hukum Islam. Walaupun secara arti istilah hampir tidak ada perbedaan makna antara 'urf dan adat, namun dalam pengertian biasa yang dimaksud adalah pengertian 'urf. 1) Urf qauli adalah 'urf yang berbentuk kata seperti kata walad menurut bahasanya artinya anak-anak, termasuk laki-laki dan perempuan, namun dalam percakapan sehari-hari biasanya diartikan anak laki-laki saja.
Tetapi dalam percakapan sehari-hari ia hanya bermaksud daging dari haiwan darat, tidak termasuk daging dari haiwan air (ikan). 2) 'Urf amali ialah 'urf dalam bentuk perbuatan. 2) 'Urf fasid', ialah 'Urf yang tidak baik dan tidak boleh diterima kerana wujudnya bertentangan dengan syrah'. 1) 'Urf aam ialah 'urf yang berlaku di semua tempat, masa dan keadaan, seperti memberi hadiah (tips) kepada orang yang telah memberi jasa kepada kita, berterima kasih kepada orang yang telah membantu kita dan sebagainya.
2) 'Urf khash ialah 'Urf yang berlaku hanya pada tempat, masa atau keadaan tertentu. Para ulama bersepakat bahawa 'urf sahih boleh dijadikan sandaran hujah selagi tidak bercanggah dengan syrah'.
Kerangka Konseptual
Syarat adalah sesuatu yang harus ada untuk menentukan sah atau tidaknya suatu pekerjaan (ibadah), tetapi hal itu tidak termasuk dalam jenis pekerjaan. Syarat perkawinan menjadi dasar sahnya perkawinan. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhaya yang dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Rapo-rapoang artinya rapuh, dapat menimbulkan akibat yang merusak, sehingga dapat disimpulkan dalam artian sesuatu yang dikhawatirkan karena dapat dengan mudah merusak atau mendatangkan bahaya yang sangat peka bagi calon pengantin sehingga dapat menimbulkan kehancuran dalam persiapan perkawinan karena mendatangkan musibah bagi calon pengantin, sehingga dapat menghambat perkawinan bahkan membatalkan perkawinan.
Ditinjau dari hakikat perkawinan, ada ulama yang mengatakan bahwa hakikat perkawinan adalah hubungan badan (wathi) 28. Dalam penjelasan hukum Islam dari literatur Barat kita menemukan pengertian hukum Islam, yaitu: seluruh kitab Allah yang mengatur kehidupan setiap umat Islam dalam segala aspeknya.
Kerangka Pikir
Perkahwinan adalah satu proses menyatukan lelaki dan wanita yang bujang untuk mewujudkan keluarga yang harmoni dan mengharapkan untuk meningkatkan ibadah dengan lebih keinsafan dan meningkatkan ketakwaan bersama. Berdasarkan penjelasan di atas, perkahwinan dapat membawa kebahagiaan kepada manusia melalui proses berkumpulnya lelaki dan perempuan yang belum berkahwin untuk mewujudkan keluarga yang harmoni dan dapat meningkatkan ketaqwaan dengan sentiasa mengharapkan keredhaan Allah daripada perkahwinan mereka. Perkahwinan ialah proses penyatuan antara seorang lelaki dan seorang perempuan untuk menyempurnakan agama masing-masing, kerana perkahwinan merupakan salah satu perintah Allah yang bertujuan untuk menjauhi zina dan mendapatkan zuriat yang soleh dan solehah. 40.
Selain itu, tentu saja sang wanita ingin mengetahui lebih jauh tentang kondisi pria yang jika diterima akan menjadi menantunya. Mammanu-manu, Mabbaja laleng (Pra Meminang) adalah saat keluarga suami berkunjung ke kediaman istri terpilih untuk menyampaikan maksud dan tujuan kunjungannya serta memastikan status istri yang dituju. Lamaran dilakukan setelah suami menerima pesan dari istri bahwa belum ada yang melamar.
Untuk itu, pihak keluarga suami mempercayai orang terdekat atau terpandang yang biasa membicarakan lamaran. Saat kedua keluarga berkumpul, juru bicara keluarga yang laki-laki mulai menyampaikan maksud kedatangan mereka dengan bahasa yang sangat halus. Jika lamaran diterima, menurut adat, pembicaraan dilanjutkan membahas waktu, mahar atau mas kawin, uang pembelian, pemberian dari suami sebagai jaminan (passio).
Atau terkadang karena permintaan pihak perempuan tidak sesuai dengan amanah yang diberikan pihak laki-laki kepada juru bicara yang berperan sebagai padduta. Maddutaa (lamaran perkawinan) adalah suatu proses antara keluarga calon mempelai laki-laki dan calon mempelai perempuan untuk membicarakan mahar (massio mantere) disertai berbagai barang pelengkap untuk mencapai mufakat antara keluarga laki-laki dan keluarga perempuan. Setelah lamaran diterima dan mapttuada selesai, menjelang hari pernikahan masih banyak acara-acara yang mendahuluinya baik di rumah pihak wanita maupun di rumah pihak pria.
Dimana pada hari itu lebih banyak rombongan laki-laki yang datang dibandingkan saat sidang Madduta masih berlangsung. Saat rombongan mempelai pria tiba di rumah mempelai wanita, mereka menebarkan nasi hingga ke tempat akad nikah akan dilangsungkan. Ketika upacara ucapan selamat kedua mempelai selesai, datanglah utusan dari keluarga mempelai pria untuk menjemput mempelai wanita dan membawanya ke rumah mempelai pria (marolah).
Mappasitanikka atau biasa disebut mappasikarawa adalah proses setelah dilangsungkannya akad nikah yang didekati oleh mempelai pria. Mammanu-manu, Mabbaja laleng (Pra Meminang), adalah saat keluarga suami berkunjung ke kediaman istri terpilih untuk menyampaikan maksud dan tujuan kunjungannya serta memastikan status istri yang akan dinikahinya. Maddutaa (lamaran perkawinan), merupakan suatu proses antara keluarga calon mempelai laki-laki dan calon mempelai wanita untuk membicarakan mahar (massio mantere) disertai dengan berbagai barang pelengkap untuk mencapai mufakat antara keluarga pihak laki-laki dan keluarga pihak laki-laki. wanita.
Jika lamaran diterima pihak perempuan, maka agenda selanjutnya dibahas mengenai waktu, mahar atau mahar, uang sembako, hadiah dari pihak laki-laki sebagai jaminan (passio).