• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository"

Copied!
109
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

6 Wawancara dengan Bpk. Tugiban sebagai anggota yang melakukan pembiayaan mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 02 Maret 2018. 7 Wawancara dengan Bpk. Tugiban sebagai anggota yang melakukan pembiayaan mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 02 Maret 2018. 8 Wawancara dengan Bpk. Tugiban selaku anggota melakukan pembiayaan mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 2 Maret 2018.

Berdasarkan hasil wawancara tersebut, penulis tertarik untuk mendalami bagi hasil pembiayaan mudharabah di BTM Sakinatul Ummah.

Pertanyaan Penelitian

Kelalaian Mudharib sebagaimana dimaksud pada butir f tentang ketentuan pembiayaan dalam Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000, yaitu jika Mudharib melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau melanggar kesepakatan yang telah disepakati. Untuk itu penulis mengangkat judul “Implementasi Bagi Hasil Produk Pembiayaan Mudharabah Ditinjau dari Fatwa DSN MUI No.

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian Relevan

Disertasi Eliyana tahun 2017 berjudul “Penerapan Akad Musyarakah Dalam Pelaksanaan Bagi Hasil Peternakan Sapi di Desa Nambahrejo Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah” Sistem bagi hasil dihitung berdasarkan pendapatan peternak tanpa menghitung berapa pengelola peternakan untuk peternakan mendapatkan 13. Sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti menyoroti pelaksanaan pembiayaan mudharabah nirlaba dalam perspektif fatwa DSN MUI no.

13 Eliyana, Penerapan Akad Musyarakah Dalam Pelaksanaan Bagi Hasil Dari Peternakan Sapi Di Desa Nambarejo Kecamatan Kota Gajah Lampung Tengah, Skripsi Sarjana, (Metro: IAIN, 2017).

LANDASAN TEORI

Pembiayaan Mudharabah

  • Pengertian Pembiayaan Mudharabah
  • Landasan Hukum Pembiayaan Mudharabah
  • Rukun dan Syarat Pembiayaan Mudharabah
  • Jenis-jenis Pembiayaan Mudharabah
  • Skema Pembiayaan Mudharabah

Sistem bagi hasil yang diterapkan di Lembaga Keuangan Syariah adalah bagi hasil (profit/loss sharing) dan bagi hasil (revenue sharing). Braja Selebah pada 7 November 2017, dalam permohonannya kepada BTM Sakinatul Ummah, pembiayaan mudharabah ditujukan bagi anggota yang ingin melakukan kerjasama usaha secara halal, dengan prinsip bagi hasil sesuai syariah. BTM Sakinatul Ummah dalam pembiayaan mudharabah menggunakan prinsip bagi hasil yaitu pembagian hasil usaha berdasarkan total pendapatan tanpa dikurangi biaya yang dikeluarkan.

Penetapan nisbah bagi hasil dari pembiayaan Mudharabah yang diberikan oleh Bapak. Tugiban diusulkan, diperoleh berdasarkan hasil tawar menawar dengan BTM Sakiatul Ummah.

Bagi Hasil

  • Pengertian Bagi Hasil
  • Dasar hukum Bagi Hasil
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Bagi Hasil
  • Metode Perhitungan Bagi Hasil
  • Implementasi Bagi Hasil Pada Produk LKS
  • Fatwa DSN MUI No. 07/DSN-MUI/IV/2000 Tentang Pembiayaan

Dasar hukum bagi hasil juga diatur dalam fatwa DSN no. 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip pembagian hasil usaha pada lembaga keuangan syariah. Dapat dipahami bahwa dasar hukum bagi hasil terdapat dalam Al-Quran Al-Baqarah ayat 283 dan Fatwa DSN MUI no. 15/DSN-MUI/IX/2000. Faktor-faktor yang mempengaruhi bagi hasil a. Faktor langsung yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi laba adalah: tingkat investasi, volume dana yang tersedia dan rasio partisipasi laba.

Faktor langsung yang mempengaruhi bagi hasil adalah tingkat investasi, jumlah uang yang tersedia untuk diinvestasikan, dan rasio bagi hasil. Sedangkan faktor tidak langsung yang dapat mempengaruhi bagi hasil adalah penentuan pendapatan dan beban serta kebijakan akuntansi. Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan bagi hasil adalah perhitungan bagi hasil berdasarkan penjualan dan/atau penghasilan kotor perusahaan sebelum dikurangi biaya-biaya.

Bagi hasil dengan bagi hasil dihitung dengan mengalikan nisbah yang disepakati dengan penghasilan kotor. Dasar perhitungan bagi hasil dengan menggunakan bagi hasil/rugi adalah bagi hasil yang dihitung berdasarkan laba/rugi perusahaan. Metode perhitungan bagi hasil yang diterapkan di LKS seperti BMT terdiri dari 2 sistem yaitu bagi hasil dan bagi hasil.

Produk pendanaan atau penghimpunan dana yang menggunakan prinsip bagi hasil adalah Deposito Mudharabah 34 Dalam prinsip ini, deposan bertindak sebagai pemilik dana (Shahibul Maal) sedangkan BMT atau Lembaga Keuangan Syariah bertindak sebagai pengelola dana (Mudharib). Dalam Deposito Mudharabah, bagi hasil diberikan jika saldo rata-rata di atas minimum (rasio ditentukan pada awal pembukaan buku rekening).

METODOLOGI PENELITIAN

  • Jenis dan Sifat Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

54 Wawancara dengan Bpk. Bambang sebagai anggota yang melakukan Pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, 19 Juli 2018. 56 Wawancara Sdr. Sukiman sebagai anggota yang melakukan Pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, 20 Juli 2018. 61 Wawancara Sdr. Tugiban selaku anggota melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 20 Juli 2018.

Berdasarkan hasil wawancara dengan anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, maka bagi hasil yang dilakukan oleh BTM Sakinatul Ummah dihitung sebesar 2,5% dari modal. 62 Wawancara dengan Bpk. Siswandi sebagai anggota yang memimpin pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, 20 Juli 2018. 63 Wawancara Bpk. Kepada Slamet sebagai anggota yang memimpin Pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada 19 Juli 2018.

64 Wawancara dengan Bpk. Sumardi sebagai anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 20 Juli 2018. 65 Wawancara dengan Bpk. Sumardi sebagai anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, pada tanggal 20 Juli 2018. 68 Wawancara dengan sdr. Suwito sebagai anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada 19 Juli 2018.

69 Wawancara dengan Pak Boymen selaku anggota pelaksana pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah, pada 19 Juli 2018. Ditinjau dari fatwa DSN MUI no.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum BTM Sakinatul Ummah Braja Harjosari

  • Sejarah dan Perkembangan BTM Sakinatul Ummah Braja
  • Struktur Organisasi BTM Sakinatul Ummah, Braja Harjosari
  • Produk-produk BTM Sakinatul Ummah Braja Harjosari

Sejarah dan Perkembangan BTM Sakinatul Ummah Braja Harjosari Kecamatan Braja Selebah Lampung Timur Kecamatan Braja Selebah Lampung Timur. BTM Sakinatul Ummah dalam kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat beroperasi secara komersial, berlandaskan Syariat Agama Islam. Sakinatul Ummah dilaksanakan di Desa Braja Harjosari Kecamatan Braja Selebah Kabupaten Lampung Timur dilaksanakan pada hari Jum'at tanggal 24 Juli 1998 pukul 17.00 s/d 24.00 WIB bertempat di SMA Muhammadiyah Gedung 3 dan dihadiri oleh 50 orang yang sebagian besar yang menyatakan siap dan mampu mengambil bagian dan menjadi anggota.

Setelah penetapan nama, selanjutnya pengesahan Statuta Koperasi Baitul Maal wa Tamwil (BMT) Sakinatul Ummah dan pengesahan Dewan Pengawas dan Direksi. Sakinatul Ummah memperbaharui badan hukum karena badan hukum yang lama berakhir dan menambah serta mengubah nama BMT menjadi BTM. Seiring dengan perkembangannya, BTM Sakinatul Ummah telah memiliki 2 kantor yaitu kantor pusat yang berlokasi di Jl. Tuan rumah dan kasir Cokro Aminoto berlokasi di kawasan pasar Braja Harjosari tepatnya di Jl. Raya Braja Harjosari.

Membangun Kemitraan, Menuai Berkah”, dengan visi “Menjadi lembaga keuangan mikro terkemuka dan terpercaya berbasis dunia Syariah”. Struktur Organisasi BTM Sakinatul Ummah Braja Harjosari Kecamatan Braja Selebah Lampung Timur Kecamatan Braja Selebah Lampung Timur. Implementasi bagi hasil produk pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah Braja Harjosari, Kecamatan Braja Selebah, Lampung.

Pelaksanaan Bagi Hasil Produk Pembiayaan Mudharabah di BTM

Jenis usaha yang dibiayai dengan pembiayaan Mudharabah oleh BTM Sakinatul Ummah adalah usaha yang sudah berjalan dan bukan usaha yang akan dimulai. Menurut Pak Aris, selaku pengelola BTM Sakinatul Ummah, membiayai perusahaan start-up memiliki risiko yang tinggi. Jadi alokasi dana dalam pembiayaan Mudharabah oleh BTM Sakinatul Ummah adalah untuk tambahan modal dan bukan sebagai modal pokok.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan anggota pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah Lampung menyatakan menggunakan alokasi dana pembiayaan Mudharabah. Berdasarkan data penjelasan dari berbagai pihak, dapat ditegaskan kembali bahwa dalam BTM Sakinatul Ummah pembiayaan Mudharabah diberikan kepada anggota yang usahanya sudah berjalan. 55 Wawancara dengan Ny. Listiana sebagai anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah pada tanggal 19 Juli 2018.

Aspek utama yang diperhatikan BTM Sakinatul Ummah dalam mengamankan pembiayaan Mudharabah adalah karakter anggota. Jumlah anggota yang melakukan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah adalah 30 orang dengan besaran pembiayaan bervariasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan yang diajukan anggota. Dalam praktiknya, pembagian keuntungan pembiayaan Mudharabah di BTM Sakinatul Ummah didasarkan pada asumsi pendapatan di awal akad, bukan berdasarkan keuntungan bulan berjalan yang diterima anggota.

Berdasarkan data penjelas dari beberapa pihak, dapat ditegaskan kembali bahwa BTM Sakinatul Ummah dalam pelaksanaan bagi hasil pembiayaan Mudharabah didasarkan pada asumsi pendapatan yang tidak didasarkan pada keuntungan yang diperoleh Mudharib dengan menjalankan usahanya. Adapun perhitungan bagi hasil berbeda antara yang dijelaskan oleh Pengelola BTM Sakinatul Ummah dengan anggota pembiayaan Mudharbah.

Tabel 4.2: perhitungan Bagi Hasil 65
Tabel 4.2: perhitungan Bagi Hasil 65

Pelaksanaan Bagi Hasil Produk Pembiayaan Mudharabah di BTM

Meskipun usaha mengalami kerugian, anggota tetap harus membayar bagi hasil kepada BTM Sakinatul Ummah, karena ini adalah syarat dari BTM dan sudah ada kesepakatan di awal akad. Dalam pembiayaan Mudharabah, pembagian keuntungan ditentukan di awal akad dengan asumsi pendapatan yang diperoleh Mudharib adalah tetap setiap bulan. Jika mengalami kerugian, Mudharib tetap membayar bagian keuntungan meskipun kerugian tersebut bukan disebabkan oleh kelalaian Mudharib.

Jika usaha yang dijalankan oleh Mudharib mengalami kerugian dan kerugian tersebut bukan karena kelalaian Mudharib, maka Mudharib tidak berkewajiban membayar bagi hasil, dan kerugian tersebut ditanggung oleh pemilik modal atau Shahibul Maal mati yang terlibat dalam pendanaan ini yaitu BTM Sakinatul Ummah. Metode pembiayaan bagi hasil mudharabah yang diterapkan oleh BTM Sakinatul Ummah adalah metode bagi hasil, dengan menentukan nisbah bagi hasil berdasarkan musyawarah antara anggota dan pihak BTM sampai tercapai kesepakatan antara keduanya. Sakinatul Ummah dan anggotanya, maka hal ini sejalan dengan konsep nisbah bagi hasil itu sendiri.

Bagi hasil yang digunakan oleh BTM Sakinatul Ummah seharusnya menggunakan bagi hasil/rugi namun yang terjadi adalah BTM Sakinatul Ummah menggunakan metode bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah. Nisbah bagi hasil yang ditetapkan lebih tinggi untuk Shahibul Maal dalam hal ini adalah BTM Sakinatul Ummah, sehingga metode bagi hasil yang digunakan adalah bagi hasil. Perhitungan bagi hasil pembiayaan Mudharabah yang dilaksanakan oleh BTM Sakinatul Ummah didasarkan pada asumsi pendapatan dari perusahaan yang dijalankan oleh Mudharib dimana perhitungan bagi hasil ditentukan di awal akad dan dihitung bagi hasil setiap bulan yang ditetapkan.

Pembagian keuntungan harus ditentukan berdasarkan keuntungan riil yang diperoleh Mudharib dari hasil usaha yang dijalankannya. BTM Sakinatul Ummah dalam menerapkan bagi hasil pembiayaan Mudharabah didasarkan pada asumsi pendapatan yang tidak didasarkan pada keuntungan yang diperoleh Mudharib dengan menjalankan usahanya. Alasan lain mengapa BTM Sakinatul Ummah menerapkan bagi hasil pembiayaan Mudharabah berdasarkan asumsi pendapatan adalah karena kejujuran anggota masih dipertanyakan dan tidak semua anggota dapat jujur ​​dan amanah dalam melaporkan keuntungan yang diperoleh.

Karena dalam menentukan bagi hasil BTM Sakinatul Ummah menggunakan asumsi/perkiraan pendapatan yang diperoleh anggota dari usahanya.

Gambar

Tabel 4.2: perhitungan Bagi Hasil 65

Referensi

Dokumen terkait

Amanah Ummah menggunakan sistem bagi hasil revenue

dapat diterapkan, yaitu bagi hasil yang didistribusikan kepada pemilik dana didasarkan pada revenue pengelola dana tanpa dikurangi dengan beban usaha untuk mendaptkan

Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap peningkatan pendapatan usaha anggota pada BTM BiMu, dan Untuk

Metode revenue Sharing adalah suatu metode atau sistem perhitungan distribusi bagi hasil dimana bank dan nasabah melakukan pembagian pendapatan (revenue) atas dasar total

Pengaruh Pendapatan Masyarakat dan Sistem bagi hasil Pembiayaan Mudharabah terhadap keputusan menjadi anggota Koperasi Syariah (Studi Kasus BTM Surya Madina Kantor Cabang

Faktor-Faktor yang dipertimbangkan dalam penetapan nisbah bagi hasil atas pembiayaan mudharabah menggunakan metode revenue sharing adalah: jumlah

Berdasarkan hasil penelitian di BTM Surya Mandiri Sejahtera Unit 2 Tulang Bawang, peneliti dapat menganalisis bahwa gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh seorang pemimpin BTM Surya

Pembiayaan bermasalah tidak saja berpengaruh terhadap tidak diperolehnya pendapatan atau bagi hasil, melainkan juga dapat menyebabkan biaya tambahan untuk menangani pembiayaan