Pesantren Riyadlatul Ulum merupakan salah satu pesantren yang dituntut untuk menghasilkan santri yang berkualitas. Pertanyaan penelitian adalah bagaimana peran ustadz dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum 39b Batang Hari Lampung Timur. Peran Dai dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum merupakan teori-teori yang menjadi landasan bagi seseorang untuk meneliti sesuatu.
Berdasarkan pemaparan judul di atas, peran da’i dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum yang akan dibahas dalam artikel ini adalah da’i.
Latar Belakang Masalah
Rumah tinggal Islami merupakan salah satu tempat yang diharapkan mampu melahirkan generasi-generasi dengan kemampuan berpidato yang baik. Santri adalah agen perubahan, yaitu santri harus mampu mengubah peradaban yang buruk berdasarkan nilai-nilai moral dan etika sesuai dengan visi dan misi pesantren. Permasalahan yang dihadapi oleh sebagian besar santri baru di Pesantren Riyadlatul Ulum adalah santri masih kesulitan untuk berbicara dengan baik di depan umum.
Maka dalam hal ini penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana “Peran ustadz dalam meningkatkan kemampuan public speaking santri di Pondok Pesantren Riyadlatul 'Ulum 39 B Batanghari”.
Fokus Masalah Penelitian
Pertanyaan Penelitian
Penelitian Relevan
Penelitian ini mendeskripsikan tentang pencarian hubungan antara kepercayaan diri dengan kemampuan berkomunikasi pada lulusan Sekolah Motivator Kahfi. Persamaan dengan penelitian ini adalah menjelaskan pencarian hubungan antara kepercayaan diri dengan kemampuan berkomunikasi pada diri seseorang. Kajian berjudul: “Kemampuan Public Speaking Mahasiswa IAIN KPI Jurusan Syekh Nurjati, Permasalahan dan Pemecahannya” ditulis oleh Aan Mohamad Burhanudin.
Kemiripan dengan penelitian ini adalah penelitian berfokus pada masalah yang menghambat kemampuan berbicara seseorang.
Metode Penelitian
- Jenis Dan Sifat Penelitian a. Jenis Penelitian
- Sumber Data
- Populasi,Sampel, dan Teknik Pengambilan Sempel a) Populasi
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Penjamin Keabsahan Data
- Teknik Analisa Data
- Analisis Sebelum di Lapangan
- Analisis Data di Lapangan
- Analisis Data selama di Lapangan
- Pengertian Da’i
- Sifat-sifat Da’i
- Tugas dan Fungsi Da’i
- Pengertian Public Speaking
Dimana penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yaitu “penelitian yang berupaya mengamati masalah secara sistematis dan tepat dalam kaitannya dengan fakta dan ciri-ciri objek tertentu. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah semua data yang diperoleh dari tuturan atau kata-kata yang diucapkan secara lisan dan dijadikan subjek utama dalam mengumpulkan data tentang permasalahan yang ada di lapangan penelitian, yaitu teknik pengambilan sampel dimana semua individu dalam populasi, baik secara individu maupun kolektif, diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel.
8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Pendekatan Praktis, Yogyakarta: hak cipta Rineka, 2010, h, 161. a) Metode undian adalah pengambilan sampel dengan cara membiarkan setiap individu menjadi anggota sampel. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif lapangan, sehingga pengumpulan data dilakukan langsung oleh peneliti dengan menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. a) Wawancara/wawancara. Observasi diartikan sebagai pengamatan, pemilihan, pengkodean dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala-gejala yang terjadi pada subjek penelitian.9 Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi langsung.
Teknik observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap dan memberikan gambaran bagaimana konsep manajemen dakwah pada santri pondok pesantren Riyadlatul Ulum yaitu dengan mengamati secara langsung sikap, perilaku pengurus dan pelaksanaan kegiatan Alquran. Metode dokumentasi ini merupakan penunjang kesempurnaan yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data yang peneliti perlukan melalui anotasi. Namun, fokus penelitian ini masih bersifat sementara dan akan berkembang seiring masuk dan menetapnya peneliti di lapangan.
Di Indonesia, da'i juga dikenal dengan nama lain seperti muballigh, ustadz, kiai, ajengan, guru besar, syekh dan lain-lain. Dalam pengertian khusus (pemahaman Islam), da’i adalah orang yang mengajak orang lain baik secara langsung maupun tidak langsung dengan perkataan, perbuatan atau tingkah laku ke keadaan yang baik atau lebih baik menurut syariat Al-Qur’an dan As-Sunnah. Dalam pengertian khusus ini, da'i identik dengan orang yang melakukan amar ma'ruf nahi munkar.
Dibutuhkan seorang mubaligh atau mubaligh yang terpercaya karena berakhlak mulia, cakap, cerdas, terampil, berwawasan dan berani, serta memiliki ulama, akhlak dan kepemimpinan.
Pondok Pesantren
Pengertian Pondok Pesantren
Selain itu, khalayak sangat selektif dalam memilih olahan jenis pesan yang disampaikan oleh seorang pembicara. Minat khalayak digambarkan dalam bentuk pesan yang digunakan, seperti topik yang dibahas, cara penyampaian, bahasa yang digunakan, keahlian, kejujuran dan lain-lain. Rumah tinggal Islami merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional untuk mengkaji, memahami, mendalami, menghayati dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral agama sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa pesantren adalah lembaga pendidikan Islam yang para santrinya tinggal di asrama Islam di bawah bimbingan kyai. Kedudukan pondok bagi santri sangat penting karena santri yang tinggal di pondok dapat diawasi langsung oleh pengurus atau kyai yang memimpin pesantren. Demikian pula melalui pondok, siswa dapat melatih dirinya dengan berbagai ilmu, karena setiap siswa saling mengenal dan membangun unitnya untuk melengkapi dan membekali dirinya dengan ilmu.
Oleh karena itu pesantren merupakan lembaga pendidikan pertama yang mengembangkan lingkungan hidup, dalam arti mengembangkan sumber daya manusia dari segi mental. Tujuan pendidikan bukan hanya untuk memperkaya pikiran siswa dengan penjelasan, tetapi untuk meningkatkan moral, melatih dan meningkatkan semangat, menghargai nilai-nilai spiritual dan kemanusiaan, mengajarkan sikap dan perilaku jujur. Tujuan mendidik para pezmatator bukan untuk mengejar kepentingan kekuasaan duniawi, uang dan keagungan, melainkan menanamkan dalam diri mereka bahwa belajar hanyalah sebuah kewajiban.
Elemen-elemen dalam Pondok Pesantren
Santri, biasanya merujuk pada santri yang belajar di pesantren untuk mempelajari kitab-kitab klasik. Oleh karena itu santri merupakan unsur lain yang sangat penting setelah kiai. Santri mukim, yaitu santri yang berasal dari daerah terpencil dan tinggal dalam kelompok asrama Islam. Santri kelelawar, yaitu santri yang berasal dari desa sekitar pesantren, yang biasanya tidak tinggal di pesantren.
Kajian ini disampaikan dengan menggunakan berbagai metode yang pada umumnya hampir seragam yaitu standarisasi sistem nilai baik dan buruk, taraf hidup dan pengembangan pondok pesantren.
Pondok Pesantren sebagai Lembaga Bimbingan Public Speaking Pondok pesantren disebut sebagai lembaga bimbingan public
Gambaran Umum Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum
Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum Kecamatan Batanghari Lampung Timur
Pesantren Riyadlatul Ulum merupakan lembaga pendidikan di bawah ORSOS Yayasan Pendidikan Riyadlatul Ulum Notaris No. 03 tanggal 1 Desember 1983, Pesantren Riyadlatul Ulum resmi didirikan dengan fasilitas yang terbatas, pada awalnya KH Ahmad Nuruddin An-Nawawi Sy bersama masyarakat setempat membangun asrama santri (asrama) berukuran 5 x 10 m yang terbagi menjadi 3 ruang kelas sebagai penampungan siswa yang berasal dari luar daerah, pada saat itu jumlah siswa laki-laki 15 orang dan siswa perempuan 12 orang. Pada awalnya pesantren ini dibangun di atas tanah seluas 900 m2 yang merupakan tanah wakaf milik H. Riyadlatul Ulum, Fatimah Azzahra, asrama Rabi'ah Al-'Adawiyah dan asrama Shahihah Al Karomah dan Khodijah Al-Kubro.
Visi dan Misi Pondok Pesantren Riyadlatul Ulum a. VISI
Pesantren Riyadlatul Ulum merupakan lembaga pendidikan di bawah ORSOS Yayasan Pendidikan Riyadlatul Ulum Notaris No. 03 tanggal 1 Desember 1983, Pesantren Riyadlatul Ulum resmi didirikan dengan fasilitas yang terbatas, pada awalnya KH Ahmad Nuruddin An-Nawawi Sy beserta tempat penginapan (asrama) yang dibangun masyarakat setempat. Santri berukuran 5 x 10 m yang terbagi menjadi 3 ruang kelas untuk menampung siswa yang berasal dari luar daerah, pada saat itu terdapat 15 siswa laki-laki dan 12 siswa perempuan. Awalnya pesantren ini dibangun di atas tanah seluas 900 m2 yang merupakan tanah wakaf H. Syahroni,.. setelah itu pesantren ini terus berkembang sehingga sarana dan prasarananya kini semakin baik.
Gambaran Umum Guru/Ustadz (Pengurus) Pondok Pesantren Riyadlatul
Keadaan Guru/Ustadz (Pengurus) Pondok Pesantren Rityadlatul Ulum Pondok Pesantren Riyadlotul ‘Ulum saat ini memiliki jumlah
Muhammad Mu'alim Ridwan dibantu oleh pengurus yang mempunyai tugas dan tanggungjawab yang berbeza mengikut bidang masing-masing.
Keadaan Santri Pondok Pesantren Riyadlatul ‘Ulum Adapun mengenai jumlah santri Pondok Pesantren
Sumber : Dokumentasi Pondok Pesantren Riyadlatul ‘Ulum Batanghari Kabupaten Lampung Timur Tahun 2018 No. Informasi Umum Kelas Putra dan Putri. Syarat Public Speaking Santri di Pesantren Riyadlatul Ulum Public speaking adalah ilmu public speaking yang didasarkan pada ilmu komunikasi. Kebanyakan orang takut berbicara di depan umum karena berbagai alasan, misalnya: merasa gugup, gelisah, canggung, merasa tidak kompeten, takut mengatakan hal yang salah, dll, yang termasuk dalam kategori 'demam panggung'.
Kemampuan yang dimiliki setiap siswa memiliki perbedaan yang dapat dilihat langsung dari keikutsertaannya dalam pelatihan secara terus menerus. Santri yang mengikuti pelatihan secara rutin memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang hanya mengikuti beberapa kali saja. Anak-anak yang terlalu pendiam dan pemalu biasanya mengalami banyak tekanan mental saat harus tampil di depan penonton.
Selain itu, Ustad Ikhsan Nurrohman membagi kondisi santri dalam public speaking menjadi tiga, sesuai dengan jenjang pendidikannya. Level ini membutuhkan perhatian khusus dan sedikit bimbingan ekstra karena siswa pada level ini sangat-sangat bergantung pada teks ketika berbicara di depan umum. Santri memiliki hak untuk mengeluarkan pendapatnya dan bebas mengemukakan argumentasinya sendiri, sehingga kegiatan tersebut dengan sendirinya dapat membantu mengasah kemampuan public speaking.
Santri yang termasuk dalam kategori “baik” dalam public speaking adalah siswa yang gigih berlatih dan terus berusaha walaupun public speaking mengalami kegagalan. Beberapa guru juga mengatakan bahwa terdapat perbedaan yang sangat besar antara siswa yang serius berlatih dan juga memiliki kemauan yang besar untuk berbicara di depan umum dengan siswa yang tidak terlalu tertarik dengan public speaking.
PERAN DAI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUBLIC SPEAKING SANTRI DI PONDOK PESANTREN RIYADLATUL
Padatnya jadwal mahasiswa membuat mereka harus pandai-pandai berlatih public speaking.47 Kemudian ada mood mahasiswa. Selain pelatihan kelas formal, pengkhotbah menggunakan trik lain untuk mengasah keterampilan berbicara di depan umum siswa. Siswa diajak untuk bersosialisasi di luar jam public speaking untuk membahas isu-isu yang ada di dunia.
Organisasi ini sudah lama tidak ada lagi, baru sejak tahun 2019, namun kiprahnya dalam hal bimbingan public speaking mahasiswa dan. Relevansi Public Speaking dengan Kehidupan Masyarakat Dalam kehidupan sehari-hari, manfaat public speaking dapat kita temukan dalam hal-hal yang sepele hingga hal-hal yang luar biasa. Kedua, public speaking sebagai ilmu sosial berfungsi untuk memperkenalkan diri dan membuka pikiran masyarakat terhadap dirinya sendiri.
Menurut masyarakat setempat, santri Pesantren Riyadlatul Ulum cukup pandai berbicara di depan umum. Berbicara di depan umum adalah ilmu berbicara di depan umum, berani berbicara di depan umum adalah kegiatan yang pada hakekatnya dilakukan dalam konteks komunikasi. Santri Pesantren Riyadlatul Ulum yang rutin berlatih public speaking memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan santri yang hanya beberapa kali berlatih.
Pembelajaran public speaking memiliki keunggulan dalam mengasah kemampuan berbicara siswa, menambah wawasan siswa, dan menjadikan siswa memiliki jiwa sosial yang tinggi. Pembinaan ilmu public speaking di Pesantren Riyadlatul Ulum bertujuan untuk menyebarkan agama dan sarana dakwah dalam kehidupan bermasyarakat.
Saran