i SKRIPSI
IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDUAL DAN TERAPI MEMBACA
AL-QURAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPILINAN (Studi Kasus di MTs Darul Ansor Pegading Batunyala)
MUSTAMIR 180303039
PRODI BIMBINGAN DAN KOSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2022
ii IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDUAL DAN THERAPY
MEMBACA
AL-QURAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPILINAN (Studi Kasus di MTs Darul Ansor Pegading Batunyala)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Mataram Untuk Melengkapi
Pesyaratan Mecapai Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
MUSTAMIR 180303039
PRODI BIMBINGAN DAN KOSELING ISLAM FAKULTAS DAKWAH DN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM TAHUN 2022
iv PERSETUJUAN PEMBIMBING
Sekripsi oleh: Mustamir, NIM: 180303039 dengan judul “Implementasi Konseling Individual Dan Terapi Membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan (Studi Kasus Di Mts Darul Anshor Pegading Batunyala)” telah memenuhi syarat dan di setujui untukdi uji.
Disetujui Pada Tanggal: 25 Mei 2022
Pembimbing I Pembimbing II
H. Masruri, Lc., M.A Maliki, M.Pd NIP:197605042009121002 NIP:2031128802
v NOTA SIDANG PEMBIMBING
Mataram, 25 Mei 2022 Hal: Ujian Skripsi
Yang Terhormat
Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi di Mataram
Assalamu’alaikun, wr, wb
Dengan hormat, disampaikan dengan hormat, setelah melakukan bimbingan, arahan, dan koreksi maka kami berpendapat bahwa skripsi saudara:
Nama Mahasiswa : Mustamir
NIM : 180303039
Program Studi : BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)
Judul : Implementasi Konseling Individual Dan Terapi Membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan (Studi Kasus Di Mts Darul Anshor Pegading Batunyala)
Pembimbing I Pembimbing II
H. Masruri, Lc., M.A Maliki, M.Pd NIP:197605042009121002 NIP:2031128802
vii PENGESAHAN
Skripsi oleh : Mustamir, NIM : 180303039 dengan judul “,Implementasi Konseling Individual Dan Terapi Membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan (Studi Kasus Di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala)” telah di pertahankan di depan dewan penguji Jurusan Bimbingan dan Konseling Isalam (BKI) Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi (FDIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram pada Tanggal 07 Juni 2022
Dewan Penguji
1. H. Msruri,Lc,.MA : (Ketua Sidang/Pemb. I)
2. Maliki, M.Pd :
(Sekretaris Sidang/Pemb. II) 3. Dr. Nikmatullah, MA : (Penguji I)
3. Herlina Fitriana, M.Si : (Penguji II)
viii MOTTO
ُلْيِبَّسلا َعَضَو ُمْزَعْلا َقَدَص اَذِإ
Artinya: Di mana ada kemauan pasti ada jalan.
ix PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk;
1. Ayahandaku Bapak Nurpiah dan Ibundaku Sahmin tercinta Terimakasih atas semua jasa dan pengorbanan kalian selama ini yang tidak akan pernah bisa kubalas kecuali ucapan do’a yang bisa saya panjatkan
2. Buat kakakku M. Jafar dan Sahumi terimahkasih juga atas kasih sayang dan motivasi .
3. Buat kakak iparku Siti Rohil, sudirman, dan
4. Seluruh keluarga, saudara, kerabat, dan teman yang saya miliki.
Ucapan terimakasih tidak terhingga saya ucapkan atas motivasi kalia, semoga Allah selalu membalas kebaikan kalian.
5. Almamater kebanggaanku Universitas Islam Negeri Mataram.
Saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari ladang pendidikan ini, karya ini saya dedikasikan semoga bisa bermanfaat untuk adik- adik mahasiswa selanjutnya.
x KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan Karunia-Nya peneliti dapat meneliti, menulis dan menyusun skripsi ini hingga selesai. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Baginda Sayyidina Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kepada umatnya hingga akhir zaman.
Skripsi ini merupakan karya terbesar yang pernah saya lakukan sepanjang tapak dunia pendidikan yang telah saya tempuh, dan tentunya peneliti menyadari bahwa proses penyelesaian skripsi ini tidak akan sukses tanpa bantuan dan keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti memberikan penghargaan setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, yaitu mereka antara lain adalah:
1. H. Masruri, Lc., MA. sebagai pembimbing I dan Maliki M.Pd.
sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, motivasi dan koreksi mendetail, terus-menerus, dan tanpa bosan di tengah kesibukannya dalam suasana keakraban menjadikan skripsi ini lebih matang dan cepat selesai;
2. Dr. Mira Mareta M.A. selaku ketua jurusan Bimbingan Konseling Islam yang telah membimbing selama proses perkuliahan di UIN Mataram
3. Dr. Muhammad Saleh M.A selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberi fasilitas untuk kelancaran perkuliahan peneliti.
4. Prof. Dr. H. Masnun Tahir selaku Rektor UIN Mataram.
5. Bapak/Ibu Dosen dan Pegawai di Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Mataram yang telah membimbing dan melayani peneliti selama masa studi.
6. Teman-teman BKI angkatan 2018 yang sangat saya cintai.
7. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak bantu dalam penulisan proposal skripsi peneliti ini sampai selesai.
xi
xii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ...ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii
NOTA DINAS PEMBIMBING ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... v
PENGESAHAN DEWAN PENGUJI ... vi
HALAMAN MOTTO ...vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xiv
ABSTRAK ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Ruang Lingkup dan setting Penelitian ... 5
F. Telaah Pustaka ... 6
G. Kerangka Teori ... 9
1. Pengertian Disiplin ... 9
2. Pengertian Konseling Individual ... 14
3. Pengertian Terapi ... 17
H. Metode Penelitian ... 21
1. Jenis Penelitian ... 21
2. Analisis Data ... 21
3. Teknik Pengumpula Data ... 21
BAB II PAPARAN DATA DAN TEMUAN ... 25
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian... 25
B. Bentuk-Bentuk Perilaku Kurang Disiplin Di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala ... 30
C. Latar Belakang Perilaku Kurang Disiplin di Madrasah Darul Anshor Pegading Batunyala ... 31
xiii D. Pelaksanaan Konseling Individual Dan Terapi Membaca Al-
Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah
Darul Anshor Pegading Batunyala ... 35
E. Dampak Pelaksanaan Konseling Individual Dan Terapi Membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan ... 40
BAB III PEMBAHASAN ... 42
A. Analisi Bentuk-Bentuk Perilaku Kurang Disiplin Di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala ... 42
B. Analisis Latar Belakang Perilaku Kurang Disiplin Di Madrasah Darul Anshor Pegading Batunyala ... 43
C. Analisis Pelaksanaan Koseling Individual Dan Terapi Membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Anshor Pegading Batunyala ... 45
D. Analisis Dampak Pelaksanaan Konseling Individu dan Terapi membaca Al-Quran Dalam Meningkatkan Kedisiplinan Di Madrasah Tsanawiyah Darul Anshor Pegading Batunyala ... 50
BAB IV PENUTUP ... 52
A. Kesimpulan ... 52
B. Saran ... 54
DAFTAR PUSTAKA ... 55
LAMPIRAN ... 56
xiv IMPLEMENTASI KONSELING INDIVIDUAL DAN
TERAPI MEMBACA AL-QURAN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPILINAN
(Studi Kasus di MTs Darul Ansor Pegading Batunyala) Oleh
Mustamir 180303039
ABSTRAK
Konseling individual dan terapi membaca Al-Quran merupakan salah satu cara mengetasakan atau mengatasi masalah-masalah yang membuat peserta didik menjadi kurang disiplin, Perilaku kurang disiplin seperti sering terlambat masuk sekolah, sering bolos, tidur dalam kelas, merupakan perilaku yang kurang baik, tentu masalah-masalah tersebut diatar belakangi oleh suatu factor, dan setiap permasalahan pasti ada jalan keluarnya. Oleh karenaitu fokus yang diteliti dalam penelitian ini adalah (1) Apa bentuk-bentuk perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala? (2) Apa yang melatarbelakangi perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala? (3) Bagaimana pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala? (4) Bagaimana dampak pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
Untuk menjawab kajian atau pembahasan dalam penelitian ini, maka peneliti melalui observasi, dokumentasi dan wawancara, kemudian cara pengambilan data dilakukan dimadrasah dan lingkunan tempat tinggal peserta didik yang peneliti jadikan sebagai konseli.
Hasil dari penelitian ini bahwa terdapat beberapa peserta didik yang sering melakukan pelanggaran disiplin seperti sering terlambat, bolos,tidak mengikuti kajian dzuhur, namun pelanggara-pelanggaran tersebut di berikan layanan konseling individual dan terapi membaca Al- Quran, pemberian layanan ini berjalan lancar dan berhasil di tandai dengan adanya perubahan pada ke empat konseli. Dalam penerapan kedisiplinan, antara guru dan pihak keluarga bekerjasama dalam memberikan bimbungan kepada peserta didik.
Kata Kunci :Konseling Individual, Terapi, Al-Quran, Kedisiplinan
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latara Belakang.
Pendidikan merupakan aspek penting dari pembangunan suatu negara, dan negara yang besar adalah negara yang menghargai kualitas pendidikan, tanpa pendidikan yang berkualitas tidak mungkin menghasilkan talenta yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas tentunya akan meningkatkan harkat dan martabat bangsa dan mampu bersaing secara global.1
Dalam memperoleh pendidikan, sekolah atau madrasah merupakan salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal yang mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan. Pendidikan juga sangat mempengaruhi sendi-sendi kehidupan manusia. Oleh karena itu para ahli pendidikan sepakat bahwa tujuan pendidikan dan pengajaran otak peserta didik semata, melainkan juga untuk mendidik jiwa dan akhlak mereka, menanamkan rasa keutamaan dan membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi agar menjadi insane yang kamil bermanfaat bagi dirinya dan untuk orang banyak secara umum.2
Secara umum, setiap manusia memiliki perbedaan yang unik, secara fisik maupun mental bergantung pada salah satu faktor yang tercermin dari perbedaan tersebut yang dapat mempengaruhi pembentukan kepribadian seseorang, seperti; Memiliki karakter yang berbeda. Selain faktor di atas, hal ini juga mempengaruhi kepribadian santri, baik disiplin dan ada juga yang kurang disiplinin.
Soegeng Prijodarminto, S.H. mengatakan disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian prilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan dan atau ketertiban.3 Sedangkan
1 Muhardi, Kontribusi pendidikan Dalam Meningkatkan kualitas bangsa, Jurnal Pendidikan, vol.20, Nomor 4 Desember 2014, hlm31
2 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan (PT, Rineka Jakarta, 2012), hlm 77
3 Soegeng Prijodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses, (Pradnya Paramita:
Jakarta, 1994), hlm.23.
2 Sastrapraja berpendapat bahwa: Disiplin adalah penerapan budinya ke arah perbaikan melalui pengarahan dan paksaan.4
Dalam sebuah lembaga tentu memiliki aturan yang harus dipatuhi oleh semua anggota lembaga, termasuk siswa, guru, dan staf administrasi. Misalnya, di sekolah, siswa harus datang tepat waktu, mengenakan seragam, dan menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Semua siswa harus berperilaku disiplin.
Disiplin berarti mematuhi aturan yang telah di tentukan sebuah lembaga.
Setiap siswa dituntut untuk beperilaku disiplin. Disiplin berarti sikap patuh dan taat terhadap setiap aturan yang mengikat dirinya. Adapun bentuk kedisiplinan seorang siswa seperti mematuhi setiap aturan yang di tetapkan oleh pihak sekolah , dan aturan yang di buat harus mengedepankan kemaslahatan atau kebaikan bersama.
Namun dalam praktiknya, tidak jarang santri melanggar peraturan madrasah, seperti bolos, terlambat masuk kelas, dan lain sebagainya. Pendidik perlu mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pelanggaran tindakan disiplin.
Berbagai masalah yang telah diuraikan di atas dapat diatasi dengan pelayanan konseling individu. Konseling individu adalah layanan konseling yang diselenggarakan oleh konselor kepada konseli yang mempunyai masalah, atau kepada konseli yang membutuhkan bimbingan.
Prayitno dan Erman Amti mengatakan konseling individu adalah sebagai pelayanan khusus dalam hubungan langsung tatap muka antara konselor dan konseli. Dalam hubungan tersebut diupayakan pengentasan masalahnya, semampu dengan kekuatan konseli itu sendiri. Dalam kaitan itu, konseling dianggap sebagai upaya layanan yang paling utama dalam pelaksanaan fungsi pengentasan masalah konseli. Bahkan dikatakan bahwa konseling merupakan jantung hatinya pelayanan bimbingan secara menyeluruh. Apabila layanan konseling telah memberikan jasanya,
4 Sastrapraja, Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 1987) hlm. 117.
3 maka masalah konseli akan teratasi secara efektif dan upaya-upaya bimbingan lainnya tinggal mengikuti atau berperan sebagai pendamping.5
Pada umumnya setiap sekolah memiliki tenaga konselor yang berguna untuk melakukan aktivitas konseling terhadap siswa, baik secara perorangan maupun kelompok agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, sosial, belajar dan perencanaan karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.6
Berdasarkan hasil observasi di MTs Darul Anshor Batunyala Kec. Praya tengah ada sebagian para santri yang sering tidak mentaati aturan seperti telat masuk keskolah, sering bolos, tidak ikut shalat berjama’ah, keliaran di jam pelajaran dan lain sebagainya.7
Dari hasil wawancara dengan guru bimbingan konseling ada beberapa santri yang sering melangar aturan yang sudah di tetapkan sebagai aturan di madrasah tersebut. bentuk-bentuk pelanggaran yang di langgar oleh sebagian santri di madrasah tersebut antara lain adalah ssering bolos, tidak ikut shalat berjama’ah, telat masuk ke sokolah, tidak ikut mengaji, bahkan ada juga yag ngerokok di dalam kelas. Dari informasi yang peneliti dapatkan saat wawancara bahwa ada 4 orang santri yang sering tidak disiplin, mereka adalah L.MI, MY, MYP, dan H, rata-rata latar belakang permasalan yang terjadi pada santri yang bermasala adalah karena kurang perhatian orang tua dan berada pada keluarga kurang mampu.8
Hal-hal yang pernah dilakukan oleh guru bimbingan konseling untuk menangani masalah-masalah pada peserta didik adalah dengan cara memanggil siswa yang bermasalah dan
5Prayitno Dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Konseling, Jakarta:
Rineka Cipta, 2015, Cet Ke 3. hlm, 50.
6 Willis, Konseling Individual Teori dan Praktek, (Bndung: alfabeta, 2004), hlm.
14
7 Hasil Observasi di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala 20 Desember 2021
8 Hasil wawancara dengan guru Bimbngan Konseling, MTs Darul Anshor Pegading Batunyala. 25 Deseber 2021
4 melakukan konseling individu, tidak hanya itu, tapi guru BK juga mengajak mereka untuk selalu membaca Al-Quran.9
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti lakukan, maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah- masalah tersebut dengan judul Implementasi Konseling individualh dan Terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisplinan (Studi kasus di MTs Darul Anshor) Pegading Batunyala Kec.
Praya tengah Kab. Lombok Tengah.
B. Rumusan Masaah
Berdasarkankan latarbelakang masalah yang telah di paparkan di atas, maka perumusan masalah yang akan menjadi fokus kajian dalam penelitian ini adalah sebagai beriut:
1. Apa bentuk-bentuk perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala
2. Apa yang melatarbelakangi perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
3. Bagaimana pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan di Mts di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
4. Bagaimana dampak pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan ari penelitian ini adalah sebagai beriut:
1. Untuk mengetahui bagaimana bentuk-bentuk perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala.
2. Untuk mengetahui latar belakang perilaku kurang disiplin di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala
3. Untuk megetahui bagaimana pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan santri di Mts di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
9 Wawancara dengan Kepala MTs Darul Anshor Batunyala, 27 Desember 2021.
5 4. Untuk mengetahui dampak pelaksanaan konseling individual dan terapi membaca Al-Quran dalam meningkatkan kedisiplinan di MTs Darul Anshor Pegading Batunyala?
D. MANFAAT PENELITIAN
Dari hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, adapun manfaat teoritis dan praktisnya:
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam rangka menambah khazanah keilmuan dalam ranah bimbingan konseling, khususnya yang berkaitan dengan bimbingan dan konseling Islam
2. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan koreksi terhadap langkah-langkah yang ditempuh di dalam menghadapi siswa-siswa dengan ketidakpatuhan terhadap disiplin. Dengan penelitian ini diharapkan akan menjadi formula bagi tenaga pendidik dalam meningkatkan disiplin siswa. Kedisiplinan tentu akan meningkatkan prestasi siswa itu sendiri
E. RUAG LINGKUP DAN SETTING PNELITIAN 1. Ruang lingkup penelitian.
Ruang lingkup dalam penelitian ini yakni bagaimana tahap- tahap melakukan konseling individu dan implikasi membacara Al-Quran. Keduanya akan diterapkan dalam rangka meningkatkan disiplin siswa di Madrasah tempat peneliti meneliti. Peneliti akan mencari tahu faktor-faktor apa saja yang menyebabkan siswa memiliki ketidak patuhan terhadap disiplin. Lalu peneliti akan memaparkan setiap tahapan dengan jelas bagaimana Teknik konseling tersebut berjalan. Selain itu, peneliti akan meneliti kendala-kendala apa saja yang dapat terjadi selama proses penerapan konseling.
2. Setting Peneltian
Lokasi penelitian adalah tempat peneliti akan melakukan penelitian. Memilih lokasi penelitian merupakan tahapan yang sangat penting untuk melancarkan objek dari judul peneliti yang ingin diteliti. Lokasi penelitian dapat dilakukan disuatu
6 lembaga atau daerah yang masih mengandung unsur kependidikan. Maksud dari tempat penelitian ini adalah tempat yang digunakan untuk mengetahui suatu keadaan dari objek yang diteliti untuk mendapatkan data atau informasi yang dibutuhkan. Menyusul permasalahan yang ada pada permasalahan yang sebelumnya, maka peneliti memilih untuk melakukan penelitian di sekolah MTs Darul Anshor Pegading Batunyala. Adapun fasilitas yang dimiliki Madrasah ini adalah ruang belajar, ruang guru, ruangan khusus kepala sekolah, gudang, lapangan, ruang tata usaha, ruang tamu, musholla, perpustakaan, kamar mandi khusus siswa, kamar mandi khusus guru.
F. TELAAH PUSTAKA
Telaah pustaka merupakan kajian terhadap penelitian- penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian seorang peneliti. Telaah pustaka dilakukan guna mengetahui apakah penelitian tersebut pernah dilakukan atau belum. Di samping itu juga untuk mengetahui perbedaan penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti lain yang mirip dengan penelitian yang peneliti angkat:
1. Penelitian yang di lakukan Raudhatul Jannah berjudul
“Implementasi Layanan Konseling Individual Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh”.10
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Raudatul Jannah membahas bagaimana proses pelaksanaan layanan konseling individual di SMA Negeri 8 Banda Aceh, mengetahui faktor pendukung dan penghambat layanan konseling individual
10 Raudhatul Jannah, Implementasi Layanan Konseling Individual Untuk Meningkatkan Kedisiplinan Siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh, Skripsi, UIN Ar-Raniry Banda Aceh.
7 dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh, dan mengetahui strategi layanan konseling individual guru BK dalam meningkatkan kedisiplinan siswa di SMA Negeri 8 Banda Aceh.
Dalam penelitian Raudatul Jannah dan penelitian yang akan peneliti teliti sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif dan juga sama-sama menggunakan konseling iIndividual dalam meningkatkan kedisiplinan santri. Namun dalam penelitian yang akan peneliti teliti tidak hanya menggunakan konseling individu saja melainkan juga menggunakan therapy membaca Al-Quran.
2. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Titis Windasari dengan judul “Konseling individu untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Padang Ratu”.11
Dalam penelitian Titis Windasari adalah bagaimana pelaksanaan konseling individu yang dilakukan oleh guru BK kepada peserta didik, untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh guru BK dalam pelaksanaan konseling individu untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Titis Windasari Pelaksanaan konseling individu untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik sudah cukup baik, sudah hampir terpenuhi keterampilan konseling dalam pelaksanaan konseling individu tersebut, namun masih ada terdapat beberapa kekurangan dalam proses konseling.
Strategi yang dilakukan oleh guru BK untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Padang Ratu dalam pelaksanaan konseling individu sudah cukup baik, dalam hal ini, guru BK melakukan kerjasama antara guru mata pelajaran, wali kelas, dan juga orang tua peserta didik, yang diharapkan agar pelaksanaan konseling individu dapat berjalan dengan baik.
11 Titis Windasari, Konseling individu untuk meningkatkan kedisiplinan peserta didik kelas IX E SMP Negeri 1 Padang Ratu, Skripsi UIN Raden Intan
8 Perbedaan penelitian Titis wulandari dengan penelitian yang akan peneliti angkat adalah perbedaan lokasi penelitian, perbedaan lain juga dalam penelitian ini akan menggunakan therapy membaca Al-Qur’an.
3. Dewi Sarah Eva Yunita dengan judul “Efektivitas Layanan Konseling individu Dengan Teknik Self-Management Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Peserta Didik Kelas XI Dalam Mematuhi Tata Tertib SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung”12
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi menjelaskan bagaimana konseling individu dapat berpengaruh dalam memberikan motivasi untuk meningkatkan disiplin siswa, ia menggunakan pendekatan kuantitatif yaitu suatu jenis penelitian ilmiah dimana peneliti memutuskan apa yang akan diteliti dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang spesifik atau sempit, mengumpulkan data-data yang dapat dikuantifikasikan, menganalisis angka-angka tersebut dengan menggunakan statistic dan melakukan penelitian dalam suatu cara yang objektif
Sementara, peneliti ini menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian dengan menggunakan subjek sebagai informan atau sumber data. Artinya, kami menggunakan guru BK, guru kelas, dan empat siswa yang bermasalah sebagai klien. Perbedaan lain antara penelitian ini dengan Dewi Sarah Eva Yunita adalah bahwa Dewi menggunakan lingkungan sekolah menengah sebagai lingkungan belajar selama penelitian ini dilakukan di lingkungan MTs. Tentu saja permasalahan yang ditemukan pada kedua penelitian tersebut berbeda.
12 Dewi Sarah Eva Yunita, Efektivitas Layanan Konseling individu Dengan Teknik SelfManagement Untuk Meningkatkan Perilaku Disiplin Peserta Didik Kelas XI Dalam Mematuhi Tata Tertib SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung, Skripsi, UIN Raden Intan Lampung.
9 G. KERANGKA TEORI
1. Kedisiplinan
Dalam bahasa arab disiplin adalah ماظنلا kata kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang mendapat prefiks ke-an yang mempunyai arti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib, dan sebagainya).13
Menurut bahasa disiplin berasal dari kata inggris discipline yang berarti disiplin dan ketrampilan.14 Menurut istilah disiplin adalah Suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kesetiaan, keteraturan dan ketertiban, karena nilai- nilai itu sudah membantu dalam diri individu tersebut, maka sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan lagi dirasakan sebagai beban, sebaliknya akan menjadi beban bila ia tidak berbuat sesuatu yang telah ditetapkan. Oleh karena itu disiplin akan membuat individu mengetahui tentang sesuatu yang harus dilakukan, yang wajib dilakukan dan yang tidak patut dilakukan.15
Berperilaku disiplin juga menjadi aspek esensial dimana sebagai seorang pendidik termasuk guru BK dan orang tua harus menerapkannya, yang di harapkan peserta didik bisa mengontrol bagaimana perilakunya sendiri yang sesuai dengan norma dan aturan. Disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap aturan dan perintah sehingga individu dapat mengembangkan kemampuan bertujuan mendisiplinkan pribadinya menjadi salah satu kedewasaan diri. Kedisiplinan pada peserta didik bisa dilihat dengan bagaimana ketaatannya pada aturan yang tentunya sudah berlaku di sekolah, seperti jam yang sudah ditentukan untuk masuk kelas dan sekolah, jam pulang sekolah, ketaatan peserta didik dan kepatuhan dalam
13 Lukman Ali, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), hlm 237
14 John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia (Jakarta:
Gramedia, 1992), hlm 185.
15 Priyodarminto, Disiplin Kiat Menuju Sukses (Jakarta: Pradnya Paramita, 2013), hlm 69.
10 peraturan yang ada disekolah. Definisi disiplin dalam bukunya (Winataputra) yaitu: Pertama keteraturan didapati dalam suatu kelompok/orang. Kedua sebagai sebuah teknik oleh guru dalam memelihara dan agar kelas menjadi teratur. Ketiga diartikan sama dengan (Punishment)16
Kedisiplinan di sekolah memegang peranan yang penting salah satunya dalam pencapaian harapan dan tujuan juga berperan penting pada rasa tanggung jawab pada peserta didik Kedispilinan dalam sekolah merupakan elemen penting dalam administrasi sekolah, karena disiplin merupakan cara hidup yang sesuai dengan aturan yang ditetapkan masyarakat yang harus dipatuhi oleh semua anggota.17
Agar peserta didik terhindar dari perilaku menyimpang maka perlu adanya sebuah kedisiplinan. Kedisiplinan tentunya akan menuntut peserta didik untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, mampu mengukur dengan seimbang antara keinginan diri sendiri dengan yang lainnya, menjauhkan peserta didik dari hal yang telah dilarang dalam sekolah, juga dapat menolong peserta didik berperilaku dengan sebaik dan sebenarnya.18
Dalam surat An-Nisa Ayat 59 diterangkan tentang disiplin :
َل ْى ُسَّسلا اىُعْي ِط َاَو َهّٰللا اىُعْي ِطَا آْىُىَمٰا َنْيِرَّلا اَهُّيًَ أي ِه ّٰللا ىَلِا ُهْوُّدُسَف ٍءْي َ ش ْيِف ْمُتْعَشاَىَث ْنِاَف ْْۚمُكْىِم ِسْمَ ْالْ ىِلوُاَو َكِل ٰذ ِِۗس ِخْٰالْ ِمْىَيْلاَو ِهّٰللاِب َنْىُىِمْؤُث ْمُتْىُك ْنِا ِلْى ُسَّسلاَو
ا ً لْيِو ْ
إَث ُن َس ْحَا َّو ٌرْي َخ
Artinya : Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulilamri diantara kamu.
kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan
16 Ibid, hlm, 70
17 Ibid, hlm 71
18 Samsul Munir, Bimbingan Konseling di Sekolah, (Yogyakarta: 2010), hlm 75
11 rasul (sunahnya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) lebih baik akibatnya.”(Q.S An-Nisa’: 59).19
Ayat tersebut menjelaskan agar manusia patuh pada Allah SWT dan Rasul-Nya, berperilaku disiplin merupakan contoh ketaatan terhadap peraturan Allah. Allah SWT telah memerintahkan hamba-Nya untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya supaya mereka tidak tergolong dalam bagian orang-orang yang merugi. Allah telah memberi perintah kepada hambanya melalui surat tersebut agar selalu hidup dengan disiplin.
Dengan hidup disiplin maka akan teratur juga hidup kita. Dan begitupun sebaliknya jika kita tidak hidup dengan menerapkan kedisiplinan maka akan hancur berantakan atau
Dalam surah Al-Ashr juga dijelaskan:
ًِسْصَع ْلاَو
ً
﴿
ًٍس ْس ُخ يِفَل َنا َسو ِْالْ َّنِإ ﴾ ١
ً
﴿ َّلَّ ِإ ﴾ ٢
ِّق َح ْلاِب اْىَصاَىَثَو ِتاَح ِلاَّصلا اىُلِمَعَو اىُىَمآ َنيِرَّلا
ًِرْب َّصلاِب اْىَصاَى َثَو
ً
﴿ ٣
﴾
Artinya :“Demi masa, sesungguhnya manusia itu benar benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasehat menasehati supaya menaatati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”(Al-ashr:1-3)20 Dijelaskan apabila kita tidak memanfaatkan masanya dengan benar termasuklah sebagai orang yang merugi. Pada surat diatas Allah SWT sudah memberikan perintah supaya hambanya agar disiplin dalam hidupnya. Ketika disiplin maka perjalanan kita akan teratur dan begitupun sebaliknya jika tidak disiplin maka kita akan menjalani hidup yang berantakan dan tidak teratur.
19 Quran Surah Annisa [4] 57
20 Quran Surah Al-Ashr 1-3
12 a. Macam-macam disiplin
Disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1) Disiplin Positif
Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang setiap anggotanya mematuhi peraturan- peraturan organisasi atas kemauannya sendiri.Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena mereka memahami,meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka berbuat begitu karena mereka benar-benar menghendakinya bukan karena takut akan akibat dari ketidakpatuhannya. Dalam suatu organisasi yang telah menerapkan disiplin positif, beberapa siswa kadang- kadang melakukan suatu kesalahan yang melanggar tata tertib.Maka akibat yang ditimbulkan adalah kewajiban dalam menetapkan suatu hukuman.Akan tetapi hukuman yang diberikan ini bukanlah bermaksud untuk melukai ,akan tetapi yang sesuai dengan prinsip disiplin positif, hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan.
Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern bahwa agar anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar bertanggung jawab atas segala perbuatannya dalam mengrjakan sesuatu, atau dengan kata lain disiplin positif ini memberikan suatu pandangan bahwa kebebasan yang mengandung konsekuensi yaitu kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.
2) Disiplin Negatif
Yang dimaksud disiplin negatif di sini adalah suatu keadaan disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman.
Pendekatan pada disiplin negatif ini adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan untuk menggerakkan dan menakutkan orang-orang
13 atau siswa lain sehingga mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama.
Disiplin negatif ini cenderung kepada konsepsi pendidikan lama,yaitu sumber disiplin adalah otoritas dan kekuasaan guru. Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah yang menentukan peraturan tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh siswa,tidak ada pilihan lain selain tunduk pada kemauan guru.Dengan demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa. Disiplin yang ditegakkan dengan cara seperti ini ternyata tidak membawa hasil yang memuaskan, karena seorang siswa hanya berada di sekolah selama 7 jam saja, selebihnya dikembalikan kepada masing-masing orang tua, selain itu prestasi kerja yang dicapai/diperoleh dikarenakan hanya karena untuk menghindari hukuman saja bukan karena perasaan yang tulus ikhlas.
Meskipun disiplin negatif ini mempunyai banyak kekurangan akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap diperlukan pula sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satusatunya jawaban yang perlu dilaukan agar tujuan dapat tercapai serta berjalan dengan lancar.
b. Unsur pokok dalam disiplin.21
1) Peraturan adalah pola yang ditetapkan untuk tingkah laku.
Tujuannya adalah untuk mewujudkan suatu prilaku yang disetujui di suatu kondisi tertentu. Ada dua fungsi penting yang diberikan oleh peraturan dalam membina tingkah laku yang bermoral.
2) Hukuman untuk pelanggaran peraturan
Ada beberapa fungsi yang dimiliki hukuman terhadap penegakkan kedisiplinan. Fungsi
21 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid Dua (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2014), hlm 84
14 pertama adalah menghalangi. Fungsi kedua adalah mendidik. Sedangkan fungsi yang ketiga adalah memberikan motivasi untuk menghindari melakukan tindakan yang tidak sesuai dalam masyarakat.
3) Penghargaan untuk perilaku yang baik sejalan dengan peraturan yang berlaku
Ada tiga peranan penting penghargaan dalam membentuk perilaku anak bertindak baik, yaitu,
a) Ada nilai pendidikan dalam penghargaan. Dengan penghargaan maka ia merasa bahwa tindakan tersebut adalah baik, dan ia akan berusaha untuk menjaganya.
b) Memberikan motivasi kepada anak untuk mengulangi kembali tindakan tersebut..
c) Memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial, dan tidak adanya penghargaan melemahkan keinginan untuk mengulang kembali perilaku tersebut.
2. Konseling Individu.
a) Pengertian konseling individu.
Layanan konseling individu merupakan layanan konseling yang diselenggarakan oleh seorang konselor terhadap seorang konseli dalam rangka pengentasan masalah klien. Pengertian konseling individual mempunyai makna yang spesifik dalam arti pertemuan konselor dengan konseli secara individual, dimana terjadi hubungan konseling yang bernuansa rapport, dan konselor berupaya memberikan bantuan untuk mengembangkan pribadi konseli serta klien dapat mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya.22
Sedangkan menurut Krumboltz dan Thoresen dalam surya konseling individu adalah salah satu proses membantu orang untuk belajar untuk memecahkan
22 Sofyan S. Willis, Konseling Individual: Teori dan Praktek, (Bandung: CV Alffabeta, 2004), hal. 159. 46 Prayitno dan Erma
15 masalah secara interpersonal, emosional, dan keputusan tertentu.23.
Melalui tatap muka dilaksanakan intraksi langsung antara klien dan konselor, membahas berbagai hal tentang masalah yang di alami konseli. Pembahasan tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang konseli, bahkan sangat penting yang boleh jadi yang menyangkut rahasia pribadi konseli, bersifat muluas meliputi berbagai sisi yang menyangkut permasalahan konseli. Namun juga bersifat spesifik menuju kearah pengentasan masalah. Berkaitan dengan hal tersebut masalah klien di cermati dan di upayakan pengentasannya sedapat-dapatnya dengan kekuatan konseli sendiri.
Konseling individu merupakan kunci semua kegiatan bimbingan dan konseling dengan cara menguasai teknik konseling individual maka akan memudahkan proses bimbingan dan konseling. 24
Dapat disimpulkan bahwa Konseling individu adalah proses memberikan bantuan profesional untuk konseli melalui hubungan pribadi khusus antara seorang konselor dan seseorang klien dalam suasana langsung (individu), kita dapat menyimpulkan bahwa hal ini dapat membantu meningkatkan pemahaman diri mereka, mengubah perilaku mereka, mengembangkan potensi diri mereka sesuai dengan keputusan yang dibuat, dan meringankan masalah yang muncul saat mereka mengarah untuk mengatasi masalah.
b) Tujuan Konseling Individu
Tujuan-layanan Konseling Individu adalah agar konseli memahami kondisi dirinya sendiri, lingkungannya, permasalahan yang dialami, kekuatan dan kelemahan dirinya sehingga konseli mampu mengatasinya. Dengan
23 Muhammad surya, Dasar-Dasar Konseling Pendidikan, (Yogyakarta:
Penerbit Kota kembang, 1998), hlm. 19
24 Ibid. hlm 91
16 perkataan lain, konseling individu bertujuan untuk mengentaskan masalah yang dialami konseli.25
Ketika masalah konseli adalah sesuatu yang tidak diinginkan atau yang ingin dihilangkan maka adapun upaya melakukan konseling individu dalam pengentasan masalah tersebut untuk menghilangkan atau mengurangi hal tersebut, dengan adanya konseling individu diharapkan beban konseli diringankan, kemampuannya meningkat, dan potensinya berkembang.26
Lebih khusus lagi tujuan dari pada konseling individu sebagai berikut:
1) Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilainilai keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat pada umumnya.
2) Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif, baik yang terkait dengan keunggulan maupun kelemahan; baik fisik maupun psikis.
3) Memiliki sikap positif atau respek terhadap diri sendiri dan orang lain.
4) Memiliki kemampuan melakukan pilihan secara sehat.
5) Bersikap respek terhadap orang lain, menghormati atau menghargai orang lain, tidak melecehkan martabat atau harga dirinya.
6) Memiliki rasa tanggung jawab yang diwujudkan dalam bentuk komitmen terhadap tugas atau kewajibannya.27 c) Asas-Asas Layanan konseling Individu.
1) Etika dasar konselin
Dikemukan oleh Munro, Manthei, Small, dasar etika yaitu kerahasiaan, kesukarelaan, dan keputusan
25 Syamsu Yusuf dan Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (PT Remaja Rosdakarya Bandung: 2005), hlm.17
26 Ibid, hlm. 16
27 Ibid. hlm.17
17 yang diambil oleh konseli sendiri, mendasari seluruh, kegiatan, layanana konseling individu.
2) Asas kekinian dan keahlian
Nuansa kekinian diterapkan dari awal konselor bertemu konseli.
3) Asas kenormatifan dan keahlian
Dalam layanan konseling tidak ada kaidah yang terlepas dari norma-norma yang berlaku, baik norma agama, adat, hukum, ilmu dan kebiasaan. Dimana konselor dan konseli terikat dalam nilai dan norma yang berlaku.
3. Terapi Baca Al-Quran
a. Pengertian terapi membaca Al-Quran
Terapi adalah usaha usaha utuk memulihan kesehatan orang yangsdang sakit, pengobatan penyakit, dan perawatan penyait. Dalam bidang medis kata terapi sinonim dengan kata pengobatan.28 Terapi juga dapat di artikan sebagai suatu jenis pengobatan penyakit dengan kekuatan bathin atau rohani. bukan pengobatan dengan obat-obatan.29
Jadi dapat di simpulkan bahwa terapi adalah usaha pengobatan yang di lakukan oleh seorang konselor untuk penyem klien. Dengan terapi seorang klien berusaha untuk menyembuhkan penyakit atau gangguan yang di alaminya.
Tereapi jugamemberikan mamfaat untuk menjadikan keadaan seseorang menjadi lebih baik lagi.
Dalam dunia kesehatan maupun ilmu psikologi, terapi bukanlah hal yang asing. Makna terapi adalah Asy Syifa yaitu pengobatan dan penyembuhan, sedangkan dalam bahasa Arab theraphy sepadan dengan kata (Al- Isytisyfa’) yang berasal dari kata syafa-yasyfi-syifaa’un yang artinya penyembuhan.30 Penjelasan atas posisi al-
28 J.P, Kamus lengkap Psikologi, (Jakarta PT. Raja Grafindo, 2001), hlm 50.
29 Rusna Mala Dewi,Terapi Penyimpangan seksual lesbian menurut islam, (Semarang CV Aneka Ilmu, 2003), hlm 34
30 Ibid, hlm. 35
18 Quran sebagai terapis, difirmankan oleh Allah Swt., dalam Quran Surah. Al-Israa
َ لََّو ََۙنْيِىِمْؤُمْلِّل ٌةَمْحَزَّو ٌءۤاَف ِش َىُه اَم ِنٰاْسُقْلا َنِم ُلِّزَنُهَو
ً زا َس َخ َّ ِالْ َنْيِمِل ّٰظلا ُدْيِصَي
Artinya:Dan kami turunkan dari al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu tidaklah manambah kepada orang-orang yang zalim selain rugi.31
Ibn’Qayyim menjelaskan bahwa al-Quran adalah obat penyembuh total dari berbagai penyakit, baik penyakit hati maupun penyakit fisik. Namun demikian, tidak semua orang diberi keahlian untuk menjadikan al-Quran sebagai media terapi. Seseorang dapat menjadikan al-Quran sebagai terapi alternatif yang handal dan akan menyembuhkan secara total, apabila dirinya meyakini sepenuh hati dan memenuhi syarat-syaratnya. Al-Quran banyak memuat ayat yang mengupas sifat penciptaan manusia, menjelaskan ihwal jiwa yang berbeda-beda, menerangkan sebab-sebab penyeimbang dan penyakit jiwa, serta metode pembinaan, pendidikan dan penyembuhan jiwa. Sebuah kemungkinan mendapatkan petunjuk yang mendasari keselarasan dan kesempurnaan kepribadian manusia dan terwujudnya kesehatan jiwa manusia. Di antara kebutuhan umat manusia yaitu mempersiapkan jalan untuk membangun suatu psikologis yang hasil dan tingkat kebenarannya sesuai dengan hakikat manusia itu sendiri.32Allah Swt. telah meletakkan setiap ayat dalam al-Quran sebagai daya penyembuhan, yaitu apabila ayat-ayat yang dimaksud dibaca dengan bilangan atau dibaca secara berulang-ulang
31 Al-Quran Surah Al-Isra’ [17] 82
32 Mas’udi, Terapi Qur’ani Sebagai Penyembuhan Jiwa, Stain Kudus, Vol.8 No.1, juni 2017, Hal, 45.
19 dalam jumlah tertentu diiringi dengan kenyakinan akan kebenaran firman-Nya. membaca ayat-ayat al-Quran secara berulang-ulang atau dengan jumlah tertentu mampu mensugesti diri pada setiap orang.33
b. Implikasi Terapi Qurani
Semenjak lahir, manusia secara alamiah terlahir secara fitrah. Dilihat dari segi bahasa (Linguistik) fitrah mencakup bawaan alamiah yang asli ditanamkan Allah dalam proses penciptaan manusia tersebut. Secara fitrah manusia mempunyai potensi kesucian jiwa yang artinya suatu ketidaksesuaian jiwa yang diderita manusia dapat dikembalikan pada keadaan semula.34
Seorang manusia yang melakukan hal bertolak belakang dari fitrah dirinya dan cenderung melanggar ajaran agama, seperti ketidakjujuran, kesalahan, dan tindakan buruk, hal tersebut bisa mempengaruhi kerja otak dan sel-sel otak menjadi tegang dan lelah. Kondisi yang dimaksud ini membuat sel-sel mengalami beban yang sangat besar, dalam jangka waktu lama kelelahan- kelelahan ini terakumulasi sehingga timbul kekacauan pada sistem kerja sel-sel yang mengakibatkan banyak penyakit psikis dan penyakit fisik. Oleh karena itu, untuk mengembalikan nutrisi-nutrisi sel itu membaca al-Quran mampu menjadi pembangkit bagi kesucian-kesucian yang bisa terbangun dalam diri setiap pribadi.35
Pembacaan (tilawah) al-Quran merupakan kumpulan frekuensi suara yang sampai pada telinga kemudian diteruskan ke sel-sel otak dan memberi pengaruh di dalamnya melalui medan listrik yang dihasilkan di dalam sel. Sel-sel ini kemudian merespon medan listrik dan memodifikasi getarannya. Perubahan dari getaran ini adalah apa yang dirasakan dan dipahami
33 Ibid, hlm 50.
34 Ibid, hlm51.
35 Ibid, hlm 53.
20 setelah percobaan dan pengulangan tilawah, sistem sel-sel otak sesuai fitrah Allah Swt. tersusun secara seimbang.36
Al-Quran adalah kitab suci yang di turunkanAllah Swt. Tuhan semesta alam kepada Nabi Muhammda Saw.
melalui malaikat jibril untuk di sampaikan kepada seluruh umat.37 Sebagai kitab sucuyang terakhir,Alqur’anbagaikan miniature alam raya yang memuat segala disiplin ilmu pengetahuan, serta sarana peneyelesaian segala permasalahan sepanjang hidup manusia. A-Quran merupakan wahyu Allah yang maha agung dan nyata kebenarannya.38
Abdul Wahhab Khalaf secara singkat mendefinisikan Al-Quran sebagai firman Allah yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas, serta diturunkan melalui Jibril ke dalam hati Rasulullah Saw. Untuk menjadi penguat (hujjah) atas kerasululan beliau serta menjadi petunjuk dan undang- undang bagi manusia.39
Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa Al-Quran adalah kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan bentuk lafal arab denganpearantara malaikat Jibril.
Membaca sebagai proses visual. Proses penerjemahan simbol tulisan kedalam bunyi lisan. Jadi dapat disimpulkan pengertian membaca adalah aktivitas visual serta berfikir untuk menerjemahkan simbol dengan melisankannya sehingga memberikan arti dan makna.
36 Ibid, hlm, 55
37 Inu Kencana, Al-Quran dan Ilmu Administrasi, (Jakarta: PT Renika Cipta 2000), hlm. 2
38 Ibid. Hal 3
39 Rusdie Anwar, Pengantar Ulumul Qur’an dan Ulumul Hadis teori dan Metodologi, (Jogjakarta, Irisod, 2015), hlm. 21.
21 J. METODE PENEITIAN
1. Jenis Penelitian.
Adapun jenis penelitian ini adalah peneliti menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Pendekatan deskriptif ini lebih fokus dalam memanfaatkan konsep yang telah ada atau menciptakan konsep-konsep baru secara logika dan ilmiah yang berfungsi klarifikasi bagi fenomena sosial yang dipermasalahkan.40
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini kualitatif adalah proses mencari mengatur secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan yang lain telah dikumpulkan atau dihimpun oleh peneliti, melakukan proses pengambilan data dari lapangan, setelah itu baru dikaji dan dianalisis serta diberi penjelasan yang menyangkut segala aspek yang terkait dengan ayat dan topik maslah, lalu diambil kesimpulan.
3. Teknik Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah penting dalam suatu penelitia. Tanpa mengetahui pengumpulan data dengan baik dan benar, maka tidak akan diperoleh data penelitian yang memenuhi standard, valid dan reliable.
a. Wawancara.
Wawancara atau interview dipandang sebagai teknik pengumpul data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya interview atau wawancara dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak yang lain sebagai sumber
40 Beni Achamd Saebani, Metode Penelitian, (Bandung: CV.Pustaka Setia, 2008), hlm. 90.
22 data (interviewe) dengan memanfaatkan saluran-saluran komunikasi dengan wajar dan lancar.41
Wawancara adalah salah satu kaedah mengumpulkan data yang paling bisa digunakan dalam penelitian social.42 Wawancara atau interview dipandang sebagai teknik pengumpul data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya interview atau wawancara dilakukan oleh dua orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak yang lain sebagai sumber data (interviewe) dengan memanfaatkan saluransaluran komunikasi dengan wajar dan lancar.
Wawancara dilakukan agar dapat mendapatkan informasi tentang masalah yang dihadapi siswa, hal ini juga dilakukan untuk mendapatkan responden yang lebih mendalam. Wawancara juga merupakan pertemuan dengan orang lain untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab. Dalam hal ini peneliti sebagai pencari data dan guru BK MTs Darul Anshor Batunyala sebagai sumber data.
Ada tiga jenis wawancara, yakni wawancara terstandar dalam istilah Esterbeg disebut dengan wawancara terstruktur, wawancara semi standar (wawancara bebas terpimpin), dan wawancara tidak terstandar (terstruktur), peneliti dalam penelitiannya menggunakan wawancara terstruktur dan tak terstruktur atau wawancara tidak standar digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Dalam teknik ini, peneliti bermaksud menggunakannya untuk memperoleh data dari narasumber yakni beberapa siswa di lokasi penelitian, yang akan menjadi objek penelitian dengan cara menanyakan hal-hal yang diinginkan peneliti sesuai tujuan penelitian dan menanyakan secara tidak struktur (babas) karena dalam penelitian ini peneliti mengunakan dua metode wawancara
41Ibid, hlm 92
42 Mita rosaliza, “wawancara, sebuah interaksi komunikasi dalam penelitian kualitatif”, jurnal ilmu budaya, vol.11, nomor2, februari2015
23 yang wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.43
b. Observassi.
Observasi yaitu mengamati secara langsung di sekolah tentang bagaimana program Guru dalam melaksanakan layanan konseling untuk meningkatkan kedisiplinan belajar peserta didik di MTs Darul Anshor.
Secara terminologis observasi dimaknai sebagai pengamatan atau peninjauan secara cermat. Sutrisno hadi (1986), mengemukakan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis.44
Ada dua jenis observasi yang digunakan oleh observer atau peneliti adalah sebagai berikut:
1) Observasi Partisipatif
Merupakan seperangkat strategi penelitian yang tujuannya adalah untuk mendapatkan satu keakraban yang dekat dan mendalam dengan satu kelompok indvidu dan prilaku mereka melalui satu keterlibatan yang intensif dengan orang dilingkungan alamiah mereka. Observasi partisipatif merupakan teknik berpartisipasi yang sifatnya intraktif dalam situasi yang alamiah dan melalui penggunaan waktu serta catetan observasi untuk menjelaskan apa yang terjadi.
2) Observasi Non-partisipatif
Observasi Non-partisipatif adalah observasi yang dilakukan dimana si peneliti mengamati perilaku dari jauh tanpa ada interaksi dengan subjek yang sedang diteliti, observasi non partisipatif sama dengan istilah pengamatan biasa. Dalam penelitian, ini peneliti menggunakan metode atau teknik pengumpulan data dengan metode observasi partisipatif, karena dengan metode observasi partisipatif ini peneliti dapat berintraksi secara langsung kepada
43 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Alfabeta: Cv 2016), hlm 137
44 Ibid, hlm. 138
24 informannnya selain itu juga dengan menggunakan metode ini peniliti bisa diskusi langsung kepada informennya.
c. Dokumentasi.
Dokumentasi adalah sumber informasi yang digunakan peneliti sebagai bukti dalam penelitian.
Dokumentasi dilakukan untuk menggumpulkan data seperti mengambil foto atau video ketika sedang melakukan penelitian.45 Hal yang perlu disiapkan ketika melakukan dokumentasi adalah membawa kamera atau handphone untuk mengambil foto. Biasanya dokumentasi sangat penting untuk menjadi Dokumentasi adalah sumber informasi yang digunakan peneliti sebagai bukti dalam penelitian.46
45 Ibid. hlm, 141
46 Ibid. hlm 140
25 BAB II
PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum MTs Darul Anshor
1. Letak Geografis.47
Yayasan ponpes Darul Anshor terletak di dusun Pegading desa Batunyala kecamatan Praya tengah kabupaten Lombok Tengah. Yayasan ini berada di sebuah pemukiman kecil yang langsung berbatasan dengan desa sebelah yaitu desa pejanggik.
2. Sejarah singkat Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Anshor Yayasan ponpes darul anshor berdiri sejak tahun 1985 didirikan oleh Al Ustadz Syafi'i Husni, QH dimana dulu yayasan ini terletak di jantung desa Batunyala dan bernama yayasan pendidikan Darussalam. Yayasan ini sudah beberapa kali pindah tempat. Pada tahun 1990 an terjadi pergolakan politik di yayasan Darussalam sehingga yayasan Darussalam pindah ke dusun Jombang desa Batunyala. Dan beberapa tahun kemudian pendiri di berikan tanah hibbah untuk di jadikan madrasah sehingga yayasan pendidikan Darussalam pindah kembali ke dusun batunyala.48
Perkembangan pendidikan di yayasan pendidikan Darussalam berkembang begitu pesat. Mulai dari tahun 2000 sampai 2010 dalam satu kelas sampai menampung lebih dari 50 orang santri yang kategori kelas besar. Melihat perkembangan pendidikan di yayasan Darussalam yang begitu pesat, pergolakan pun kembali terjadi , berawal dari tahun 2008. Tak henti-hentinya yayasan ini di gempur dari segala penjuru karena ingin menyingkirkan semua elemen guru pada saat itu, dengan sangat sabar dan rendah hati, pendiri mempertahankan dan selalu memberikan semangat kepada semua dewan guru untuk tetap bertahan dengan segala cobaan yang ada.49
Pada akhirnya di akhir tahun 2010 tepatnya Oktober pendiri mengalah dan pindah ke dusun Pegading desa Batunyala, dan
47 Obsevasi, 15 Desember 2021
48 Dokumentasi Akta MTs 17 Desember 2021
49 Ibid
26 berdirilah yayasan pendidikan yang di beri nama oleh Al magfurlahu TGH. Muhammad Najamudin Makmun dengan nama yayasan pendidikan Darul Anshor dengan mengantongi izin lama atas nama yayasan pendidikan Darussalam. Begitu juga dengan Madrasah Tsanawayah (MTs) Darul Anshor yang berada di bawah naungan yayasan pondok Pesatren Darul Anshor sudah mampu bersaing dengan madrasah-madrasah lainnya.50
50 Ibid
27 3. Struktur Organisasi
a. Bagan Struktur Organisasi51
a.
b.
c.
51 Dokumentasi Data Sekolah 17 Desember 2021
WALI KELAS VII NURJANNAH, SP
WALI KELAS IX SYAMSUL RIZAL WALI KELAS VIII
SRI HARTUTI, S.Pd
TAT USAHA ZAR’AH PUSTAKAWAN
INDA APRIANTI, S.Pd
KEPALA ADMINISTRASI HAELUDDIN
KEPALA PERPUSTAKAAN Drs. DATANG SUHANTA
SEKRETARIS MTs BAHARUDIN, SPd
KEPALA MTs MUH. SYAFI’I, QH
28 b. Identitas satuan pendidikan52
Nama : MTS Darul Anshor Pegading
NPSN : 69727212
Alamat :Pegading Batunyala Kecamatan
Praya Tengah Kabupaten Lombok Tengah
Kode Pos :-
Desa /kelurahan : Batunyala
Kecamatan/Kota (LN) : Kecamatan Praya Tengah Kabupaten/Kota) : Kabupaten Lombok Tengah Provinsi/Luar Negeri : Nusa Tenggara Barat
Status Sekolah : Swasta
Waktu Penyelenggaraan : -/- hari Jenjang Pendidikan : MTS c. Dokumen dan Perizinan53
Naungan : Kementrian Agama NO. SK. Pendirian : D/Kw/MTS/27/2010 Tanggal SK. Operasional : 2010-11-25
File SK Operasional : 276263-377885-372925-21488727- 1831507802
Akreditasi : A
No. SK. Akreditasi : 31-12-2013 No sertifikat ISO :
d. Data Siswa
No Kelas Bayak siswa Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 VII 21 7 28
2 VIII 12 13 25
3 IX 8 14 22
Jumlah 75
52 Ibid
53 Ibid
29 e. Data Jumlah Guru MTs Darul Anshor
No Banyak Guru Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 13 7 20
f. Visi dan Misi MTS Darul Anshor Pegading54 1. Visi
Terwujudnya sumber daya manusia dan beriman, bertaqwa, terampil dan berkualitas.
2. indikator Misi Madrasah
a) Terwujudnya kader ummat yang mampu mejalankan ajaran agama secara utuh.
b) Terwujudnya kader ummat yang mampu bersaing dan berprestasi baik akademik dan non akademik.
c) Terwujudnya kader ummat yang berkualitas dalam mengaktualisasikan diri dimasyarakat.
3. Misi
a) Menumbuhkan penghayatan dan pengalaman terhadap ajaran agama islam.
b) Meningkatkan pengamalan nilai-nilai agama.
c) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara intensif sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.
d) Membimbing siswa agar terampil dalam bidang Non Akademik.
e) Memiliki nilai diatas standar rata-rata Ujian Nasional.
f) Mengupayakan agar saranadan prasarana KBM tersedia.
54 Ibid
30 B. Bentuk-Bentuk Perilaku Kurang Disiplin Di MTs Darul Anshor
Pegading Batunyala
Perilaku kurang disiplin merupakan perilaku yang kurang baik, maka jika suatu lembaga pendidikan tidak menerapkan kedisiplinan terhadap para peserta didiknya, maka tentu akan terjadi suasana pembelajaran yang kurang efektif, oleh karena itu setiap lembaga pendidikan harus menerapkan system kedisiplinan yang tinggi agar terbentuknya keperibadaian peserta didik yang yang bertanggung jawab baik dalam ucapan ataupun tindakan.
Hal itu juga di terapkan oleh salah satu lembaga pendidikan Madrasah Tsanawiyah Darul Anshor Pegading Batunyala Lombok Tengah, namun walaupun demikian masih terdapat beberapa orang di anatara peserta didik yang masih kurang disiplin. di anatara bentuk- bentuk pelanggaran kedisiplinan yang di langgar adalah sering terlambat masuksekolah, sering bolos, ketiduran di dalam kelas.
Sebagaimana yang di jelaskan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Anshor, yaitu:
“Di madrasah ini kami telah menerapkan kedisiplinan seperti memberikan hukuman. Namun walaupun demikian masih ada beberapa peserta didik kami yang masih kurang disiplin, bantuk-bentuk kurang disiplin yang di lakukan oleh beberapa peserta didik kami adalah sering terlambat masuk ke madrasah, sering bolos, tidak ikut shalat berjamaa’ah, sehingga kami juga selaku pendidik tidak bosan-bosannya menasihati mereka sebelum mereka masuk ke ruangan kelas supaya mereka menjadi pribadi yang lebih baik dan bertanggung jawab”.55
Hal ini juga dijelaskan oleh Ustadzah Jamilatul selaku guru BK dengan ungkapannya yaitu:
“Memang di Madrasah tercinta ini, kami sudah berusaha menegakkan kedisiplinan, namun walaupun demikian masih ada yang belum bisa mematuhinya, sehingga bentuk hukuman yang kami berikan sebagai penegakan kedisiplinan yaitu setiap yang peserta didik yang melakukan pelanggaran seperti yang
55 Wawancara, Syafi’I, QH (Kepala MTs Darul Anshor) 16 Februari 2022
31 disebutkan oleh Bapak kepala Madrasah di atas adalah di berikan hukuman membaca Al-Quran satu Juz dan membersihkan lingkungan madrasah bagi pelanggar tata tartib yang telah tetapkan”56
Dari hasil wawancara di atas dapat peneliti simpulkan bahwa di antara beberapa oarng peserta didik di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Anshor Pegading Batunyala masih ada beberapa peserta didik yang masih sering melanggar aturan di madrasah, bentuk-bentuk tindakan pelanggaran yang di lakukan oleh beberapa oarang peserta didik tersebut adalah sering terlambat, boslos, tidak ikut shalat berjamaah dan juga sering tidur di jam pelajaran di kelas.
C. Latar Belakang Perilaku Kurang Disiplin di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Anshor Pegading Batunyala
Bagaimanapun madrasah menerapkan kedisiplinan, namun tidak semua peserta didik bisa patuh pada aturan yang di terapkan madrasah, karena peserta didik tidak sepenuhnya berada di lingkungan madrasah, mereka di lingkungan madrasah hanya 6-7 jam dan selebihnya mereka tinggal di lingkungan keluarga masing- masing, jadi ada di antara mereka yang kurang disiplin di lingkungan mereka tinggal, sehingga kebiasaan-kebiasaan buruk di luar lingkungan madrasah di bawa ke madrasah. Sebagaimana yang di jelaskan oleh Guru BK Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul Anshor, yaitu:
“Di madrasah ini kami telah menerapkan kediplinan, namun ada empat peserta didik kami yang belum bisa menjalankan aturan yang kami tetapkan di madrasah ini, ke empat peserta didik kami yang masih kurang disiplin ini semuanya duduk di bangku kelas VIII, mereka adalah LR, MY, MYP, dan R”.57
Pendidik tidak bisa memberikan mereka bimbingan dan arahan sepenuhnya karena keterbatasan waktu,. Oleh karenanya keluarga konseli juga harus berperan aktif dalam membirikan perhatian, bimbingan serta arahan supaya konseli bisa terkontro dengan baik,.
56 Wawancara, Jamilatul (Guru BK) 16 Februari 2022
57 Ibid