PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) merupakan kelanjutan dari program Bantuan Sosial Beras Sukses (Rastra), dimana pemerintah hanya memberikan 10 kilogram beras per keluarga penerima manfaat (KPM). Oleh karena itu, peneliti ingin mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa.
Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa telah menyalurkan Kartu Kombo sejak Oktober 2018 melalui BNI sebagai Bank Penyalur yang ditunjuk oleh Menteri Sosial di Kabupaten Gowa dan terdapat tambahan data Pangan non tunai Penerima Bantuan (BPNT) di kemudian hari. Pandemi Covid-19 ini. Komunikasi antar organisasi dalam pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Untuk karakteristik ideal dalam program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep dan Teori
- Konsep Kebijakan Publik
- Konsep Implementasi Kebijakan Publik
- Konsep Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
Implementasi kebijakan berproses secara linier dari kebijakan publik, pelaksana dan kebijakan publik menurut Meter dan Horn (Nugroho, 2009). Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis implementasi kebijakan mengenai konservasi energi adalah teori yang dikemukakan oleh George C. Implementasi kebijakan ini harus diterima oleh semua pihak dan personel agar dapat memahami secara jelas dan tepat maksud dan tujuan kebijakan tersebut.
Jika kita merujuk pada model di atas, maka jelas bahwa implementasi kebijakan sangat dipengaruhi oleh rancangan kebijakan yang pada dasarnya lahir atau ditentukan oleh perumusan kebijakan itu sendiri. Implementasi kebijakan memerlukan hubungan antar organisasi untuk membawa perubahan kebijakan umum menjadi aturan yang jelas, dan hal ini terjadi secara terus menerus dalam suatu proses sosial yang dapat mengubah arah kebijakan melalui tindakan. Salah satu caranya adalah agar implementasi kebijakan dapat dipenuhi dalam suatu organisasi... secara lebih efektif dan efisien, sehingga memerlukan kerjasama dan koordinasi dengan berbagai organisasi, atau bagian dari organisasi tersebut.
Oleh karena itu, birokrasi tingkat bawah menjadi aktor kunci dalam implementasi kebijakan pemerintah, dan kinerjanya sangat sesuai dengan standar program mengenai kegiatannya (Parawangi Target Audience Behavior). orang, organisasi, atau individu penerima layanan yang berperan tidak hanya dalam hal dampak kebijakan, namun juga mempengaruhi kinerja implementasi program melalui tindakan positif dan negatif (Winter, 2003).
Kerangka Pikir
Proses pengeluaran dana bantuan dapat digambarkan sebagai berikut: 1) Kedatangan; KPM menghadirkan kartu gabungan ke e-warong yang diberi tanda khusus cashless dan telah bekerja sama dengan bank penyalur. Pilih jenis bahan makanan, beras dan/atau telur sesuai jumlah yang diinginkan, lakukan pembelian dengan memasukkan nominal harga dan PIN di EDC bank. Untuk melihat implementasi program BPNT yang disalurkan KPM di Parangloa Kabupaten Gowa, peneliti mengangkat beberapa indikator menurut Metro dan Horn (Nugroho, 2009), yaitu komunikasi antar organisasi, karakteristik pelaksana, ekonomi, sosial dan politik. kondisi dan disposisi atau. Sikap kontraktor.
Fokus Penelitian
Yang dimaksud dalam penelitian ini adalah agar sumber daya atau pelaksana dapat melakukan kegiatan secara kondusif dan terkoordinasi dengan baik dalam proses pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai di Kabupaten Parangloe. Data primer adalah data yang diperoleh dari observasi langsung (observasi) dan wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan yang benar-benar mengetahui bagaimana pelaksanaan program bantuan pangan nontunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Komunikasi dalam pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui e-Warong di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, pada awal pelaksanaan program tidak terjadi miskomunikasi antar aktor di tingkat kecamatan/desa dan kabupaten.
Hasil sosialisasi dikomunikasikan kepada komunitas keluarga penerima manfaat di Kecamatan Parangloe agar masyarakat mengetahui isi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) secara detail melalui e-Waronga. Hal serupa juga diungkapkan TKSK Parangloe dalam proses penyaluran BPNT di Kabupaten Parangloe berdasarkan Pedoman Umum Bantuan Pangan Non Tunai (PEDUM BPNT) yang dapat dijadikan pedoman dalam bertindak. Pengaruh faktor ini mempunyai pengaruh. yang menonjol karena keberhasilan pelaksanaan kegiatan program bantuan pangan nontunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
Berdasarkan informasi tersebut, penulis mengkategorikan bahwa implementasi komunikasi dengan masyarakat penerima Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe belum optimal. Hal ini patut menjadi perhatian para agen pelaksana guna mencapai keberhasilan penerapan kebijakan bantuan pangan nontunai melalui Gotong Royong Warung Elektronik (E-Warong) di Kecamatan Parangloe. Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi yang berkesinambungan dengan tujuan untuk menggali informasi pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
Pengaruh faktor tersebut mempunyai pengaruh yang menonjol terhadap keberhasilan pelaksanaan kegiatan Program Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Dukungan pihak eksekutif atau pemerintah sudah dirasakan oleh KPM di Kabupaten Parangloe. Karakteristik implementasi; Karakteristik pelaksana dalam proses penerapan kebijakan bantuan pangan nontunai melalui Warung Gotong Royong secara elektronik (e-Warong) di Kecamatan Parangloe sudah optimal dan dirasakan masyarakat.
Di Kabupaten Parangloe, kondisi sosial dapat dikatakan masih kurang baik karena masih terdapat sebagian warga yang buta huruf sehingga kesulitan dalam melakukan transaksi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui e-Warong.
Deskripsi Fokus Penelitian
METODE PENELITIAN
Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif merupakan jenis penelitian yang memberikan gambaran mengenai pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif, didukung dengan data kualitatif, dimana peneliti berupaya mengungkap suatu fakta atau realitas pelaksanaan program bantuan pangan nontunai di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa.
Sumber Data
Informan Penelitian
Teknik Pengumpulan Data
Melaksanakan kegiatan untuk memperoleh data-data yang diperlukan dengan cara mencari dan mempelajari dokumen-dokumen yang ada.
Teknik Analisis Data
Keabsahan Data
Kantor Kecamatan Parangloe merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintahan Gowa. Berikut pandangan pemahaman program BPNT yang diketahui oleh informan yang mewakili seluruh pemangku kepentingan dalam pelaksanaan BPNT di Kabupaten Parangloe. Para pekerja TKSK Kecamatan Parangloe bersama dan dihadiri oleh pemerintah desa dan kecamatan di Parangloe” (Hasil wawancara dengan MT tanggal 29 September 2020).
Pendapat di atas juga dibenarkan oleh salah satu agen di kecamatan Parangloe yang merupakan agen BNI di Desa Bontoparang. Struktur birokrasi dianggap sebagai karakteristik, norma, dan pola relasional dalam tubuh eksekutif yang mempunyai dampak aktual atau potensial terhadap apa yang dilakukan dalam kebijakan. Lebih khusus lagi karakteristik tersebut berkaitan dengan kemampuan dan kriteria staf tingkat pengawasan (control) yang bersifat hierarkis terhadap pengambilan keputusan sub unit dalam proses pelaksanaan program Bantuan Pangan Non Tunai di Kabupaten Parangloe. Semua pihak menjalankan tugasnya masing-masing berdasarkan peraturan yang ada dan saling berkomunikasi terkait proses penyaluran BPNT di Kecamatan Parangloe.
Berdasarkan uraian di atas, diketahui bahwa Kabupaten Parangloe dalam upaya menyukseskan implementasi kebijakan bantuan pangan non tunai melalui E-Warong telah berupaya melakukan sosialisasi mengenai kebijakan tersebut kepada masyarakat. Kecamatan Parangloe merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gowa yang merupakan salah satu pelaksana program BPNT dengan jumlah KPM sebanyak 1.747 orang. Sikap/kecenderungan para pelaksana yang terlibat dalam program ini khususnya di Kabupaten Parangloe telah menjalankan tugas, prinsip dan fungsinya masing-masing.
Berdasarkan hasil penelitian, maka tujuan dari program Bantuan Pangan Non Tuna (BPNT) melalui E-Warung di Kabupaten Parangloe salah satu tujuannya yaitu untuk meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan pangan untuk KPM yang belum dilaksanakan dikarenakan permasalahan yang terjadi pada mesin EDC sehingga. Terdapat tiga unsur yang mempengaruhi implementasi dalam implementasi kebijakan, yaitu pemahaman, respon pelaksana terhadap implementasi, dan intensitas respon pelaksana program bantuan pangan nontunai di Kabupaten Parangloe. pelaksana dan pemerintah daerah sudah terwujud dengan baik di masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terkait dengan topik permasalahan penulisan skripsi ini, sebagaimana diuraikan dan dijelaskan terkait dengan pelaksanaan Program Bantuan Pangan Non Tunai (NCFA) di Kecamatan Parangloe Kabupaten Gowa, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut ditarik.
Sosialisasi yang dilakukan oleh pelaksana dilakukan dengan baik dan berkesinambungan, yaitu sebelum dimulainya program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) melalui e-Warong di Kecamatan Parangloe dan pertemuan bulanan pendamping kelompok sasaran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Implementasi Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT)
- Komunikasi Interorganisasional
- Karakteristik Pelaksana
- Kondisi Ekonomi, Sosial dan Politik
Peserta/penerima Bantuan Pangan Non Tunai adalah keluarga yang selanjutnya disebut Keluarga Penerima Bantuan Pangan Non Tunai (KPM). Apabila KPM yang namanya terdaftar di DPM telah mempunyai rekening penyaluran program bansos lainnya, maka rekening tersebut dapat digunakan untuk menerima program bansos pangan non tunai tersebut. Sebab dalam pelaksanaan program Kemensos sebelumnya telah memberikan sosialisasi yang cukup baik mengenai tujuan program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT).
Dalam hal ini, penilaian terhadap sejauh mana kontribusi lingkungan eksternal terhadap keberhasilan kebijakan publik, khususnya dalam pelaksanaan program bantuan pangan nontunai. Lingkungan sosial dan ekonomi yang tidak kondusif dapat menjadi sumber permasalahan akibat kegagalan pelaksanaan program bantuan pangan nontunai. Ungkapan di atas menjelaskan bahwa implementasi kebijakan Bantuan Pangan Non Tunai melalui E-Warong dalam penerapan kebijakan tersebut belum optimal.
Berdasarkan hasil survei, salah satu tujuan Program Bantuan Pakan Tuna (BPNT) melalui E-Warung di Kecamatan Parangloe adalah untuk meningkatkan ketepatan sasaran dan waktu penerimaan bantuan pakan bagi KPM yang tidak terlaksana karena mengatasi permasalahan yang terjadi pada mesin EDC yang mengakibatkan tidak terpenuhinya target Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), yaitu bertambahnya target dan waktu penerimaan bantuan pangan bagi KPM. Proses penyaluran bantuan pangan non moneter (NFA) sangat memerlukan pelayanan yang baik dan sikap ramah operator terhadap keluarga penerima manfaat (KPM) dalam hal ini masyarakat miskin yang menjadi peserta program NFA. Bantuan Pangan Non Tunai (NBA) merupakan program pemerintah pusat untuk membantu masyarakat miskin dan rawan pangan mendapatkan pangan untuk kebutuhan rumah tangganya.
Dengan demikian, komunikasi dalam Program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) antara semua pihak berjalan dengan baik. Sikap atau sikap pemberi adalah peserta menyikapi dengan baik pelaksanaan program bantuan pangan nontunai (BPNT) yang nantinya akan mencapai tujuannya dengan baik. Diperlukan bantuan lebih lanjut terkait kondisi sosial yang kurang menggembirakan melalui penerapan program bantuan pangan nontunai (BPNT).