• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Oleh: ADE PERMANA NIM. 1611210189 TAHUN 2021

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI Oleh: ADE PERMANA NIM. 1611210189 TAHUN 2021"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Identifikasi Masalah

Batasan Masalah

Dengan kata lain, diharapkan peserta didik kelak memiliki ciri-ciri sosok manusia yang memiliki keislaman yang tinggi, sekaligus memiliki sikap toleransi terhadap peserta didik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga membatasi permasalahan penulis dalam penelitian ini yaitu: nilai-nilai multikultural berdasarkan materi pendidikan agama Islam sarat toleransi (studi kasus di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu)”.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Pengertian Nilai-nilai Multikultural

Dalam hal ini pendidikan agama Islam yang materi kemasannya bersumber dari nilai-nilai Islam. Tentu saja, nilai-nilai yang baik dapat membuat orang menjadi lebih baik, hidup lebih baik, dan memperlakukan orang lain dengan lebih baik.

Pendidikan Agama Islam

  • Pengertian Pendidikan Agama Islam
  • Dasar Pendidikan Agama Islam
  • Tujuan Pendidikan Agama Islam
  • Materi Pendidikan Agama Islam

Dalam kaitannya dengan pendidikan agama Islam, ada dua konsep yang menjadi kunci, yaitu pendidikan Islam dan pendidikan agama Islam.18 Pendidikan Islam merupakan tuntunan seseorang menuju perkembangan yang optimal sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian, pendidikan agama Islam adalah proses penyampaian materi dan pengalaman belajar atau penanaman nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana diatur secara sistematis dalam ilmu-ilmu keislaman kepada peserta didik yang beragama Islam. Pendidikan agama Islam lebih menekankan pada perbaikan perilaku, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Oleh karena itu, pendidikan agama Islam harus mendorong dan mendorong peserta didik untuk mengamalkan ilmunya. Pendidikan agama Islam merupakan upaya untuk mendorong dan membina peserta didik agar selalu dapat memahami ajaran Islam secara utuh. Pendidikan Agama Islam (SI) sebagai suatu disiplin ilmu memiliki karakteristik dan tujuan yang berbeda dengan disiplin ilmu lainnya.

Pusat Kurikulum Kemendiknas mengisyaratkan bahwa pendidikan agama Islam di Indonesia ditujukan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan. Menurut Nizar, tujuan pendidikan agama Islam secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu: jismiyyat, ruhiyat dan aqliyat. Dalam pendidikan agama Islam, hal ini berarti bahwa materi tersebut diharapkan dapat mengantarkan peserta didik untuk mencapai sosok yang religius, yang tercermin dalam dimensinya.

Sikap toleransi

  • Pengertiaan Sikap Toleransi

Komponen konatif atau sering disebut dengan komponen perilaku dalam struktur sikap menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan bertindak yang ada pada diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, budaya, orang lain yang dianggap penting, media massa, lembaga atau lembaga pendidikan dan lembaga keagamaan, serta faktor emosional dalam diri individu. Secara harfiah, toleransi berarti sikap menoleransi (menghargai, membiarkan) sudut pandang (pendapat, pandangan, keyakinan dan sebagainya).

Oleh karena itu perlu ditegaskan kembali bahwa tidak tepat memahami toleransi sebagai pengebirian hak individu atau kelompok tertentu untuk menyesuaikan diri dengan kondisi atau keadaan individu atau kelompok lain. Tumbuhnya toleransi pada setiap individu dan kelompok dapat berupa dialog untuk berkomunikasi dan menjelaskan perbedaan serta adanya saling pengakuan. Oleh karena itu, perlu adanya penyadaran di kalangan siswa tentang toleransi di sekolah melalui pendidikan agama yang berperspektif multikultural.

Nilai-nilai multikultural yang terkandung dalam materi pendidikan agama Islam harus berorientasi pada toleransi siswa. Pengakuan hak semua orang; sikap mental yang mengakui hak setiap orang untuk menentukan tingkah laku dan sikapnya sendiri tanpa melanggar hak orang lain. Menghormati kepercayaan orang lain; tidak dibenarkan bagi seseorang atau kelompok tertentu untuk bersikeras memaksakan kehendaknya sendiri kepada orang atau kelompok dalam hal kepercayaan atau perbedaan.

Penelitian Terdahulu

Penelitian Arief Darmawan berjudul Peran Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Toleransi Antar Umat Beragama Bagi Siswa SMK Karya Rini YHI. Kowani Yogyakarta.33 Dalam tesis ini disimpulkan bahwa sikap toleransi antar umat beragama di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta cukup baik dalam realitas interaksi di lingkungan sekolah. Selanjutnya, pendidikan agama Islam berperan penting dalam menumbuhkan sikap toleransi antar siswa yang berbeda agama.

Selain itu, sikap toleransi antar siswa yang berbeda agama dipengaruhi oleh penambahan materi toleransi antar umat beragama dalam pendidikan agama Islam berkelanjutan di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta yang beragama Islam. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian ini membahas peran pendidikan agama Islam dalam memupuk sikap toleransi antar umat beragama di SMK Karya Rini YHI Kowani Yogyakarta. Penelitian Itsna Fitria Rahma berjudul Membina Toleransi Siswa Berbeda Agama Melalui Mata Pelajaran Pendidikan Religiusitas Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.34 Dalam tesis ini disimpulkan bahwa munculnya mata pelajaran pendidikan agama dilatarbelakangi oleh perkembangan masyarakat Yogyakarta yang majemuk.

Siswa Lintas Agama SMK Karya Rini YHI Kowani, (Yogyakarta: PAI Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga: 2007). Pendidikan religiusitas dapat meningkatkan sikap toleran siswa yang berbeda agama di kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta, baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat pada umumnya. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan adalah bahwa penelitian ini membahas tentang pemajuan toleransi siswa yang berbeda agama melalui mata pelajaran Pendidikan Keagamaan Kelas XI SMA BOPKRI 1 Yogyakarta.

Kerangka Berpikir

Materi yang terkandung dalam PAI dapat mengantarkan siswa pada nilai-nilai multikultural salah satunya toleransi. Nilai-nilai multikultural bukanlah mata pelajaran, tetapi saling terintegrasi dalam kehidupan siswa sebagai bagian dari kehidupannya. Menghormati kepercayaan orang lain; tidak dibenarkan oleh seseorang atau kelompok tertentu yang bersikeras memaksakan kehendaknya sendiri. Saling mengerti; tidak saling menghina, tidak saling membenci dan selalu saling menghormati.

Nilai adalah standar perilaku dan sikap yang menentukan siapa diri kita, bagaimana kita hidup dan bagaimana kita memperlakukan orang lain.

METODE PENELITIAN

  • Tempat dan Waktu Penelitian
  • Informat Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Keabsahan Data
  • Teknik Pegelolahan dan Analisis Data

Lokasi penelitian nilai multikultural berbasis bahan ajar agama Islam dilakukan di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu. Untuk memperoleh data nilai-nilai multikultural berdasarkan materi ajar agama Islam yang mengandung toleransi di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu. Metode observasi ini digunakan penulis untuk memperoleh data tentang kondisi riil SMP Negeri 25 Kota Bengkulu.

Sarana dan prasarana yang tersedia di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu tercantum dalam tabel 4.3 di bawah ini. Siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu menghargai atau menghormati realitas pluralitas budaya yang ada di lingkungan sekolah. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan peneliti saat melakukan penelitian, peneliti mengamati sikap siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu.

SMP Negeri 25 Kota Bengkulu memiliki banyak budaya, suku dan agama yang berbeda. 1. Bagaimana nilai-nilai multikultural berbasis materi pendidikan agama Islam yang sarat toleransi di SMP Negeri 25 kota Bengkulu. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi peneliti mengenai sikap toleransi siswa di SMP Negeri 25 kota Bengkulu.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penyajian hasil Penelitian

Ya, di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu, perbedaan agama bukanlah masalah ketimpangan dalam bidang agama. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu menghargai realitas pluralitas budaya di lingkungan sekolah dengan cara saling menghargai dan menghargai perbedaan yang ada di sekolah. ada. lingkungan, terutama masalah perbedaan agama, budaya dan suku. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu mencerminkan sikap pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia di lingkungan sekolah dengan siswa saling membantu dan saling membantu. untuk berbagi, tanpa memandang latar belakang, lingkungan sekolah yang berbeda, terutama masalah perbedaan agama, budaya dan suku.

Berdasarkan observasi dan wawancara dengan peneliti di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu, peneliti menemukan bahwa siswa berperilaku bertanggung jawab sebagai siswa di lingkungan sekolah. Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu telah menunjukkan sikap tanggung jawab sebagai siswa di lingkungan sekolah dengan menjunjung tinggi tata tertib yang ada di sekolah dan menjaga tata tertib yang baik. nama. sekolah. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu sudah mencerminkan sikap mengakui hak orang lain di lingkungan sekolah melalui siswa yang tidak membeda-bedakan teman. dan menghargai pendapat orang lain yaitu teman.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu mencerminkan sikap saling pengertian di lingkungan sekolah agar siswa tidak saling menghina dan membenci. satu sama lain dan selalu menghormati satu sama lain. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan peneliti saat melakukan penelitian di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu, peneliti melihat sikap siswa di sekolah ini yaitu siswa sudah menyatakan sikap setuju terhadap perbedaan. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu mencerminkan sikap menyetujui perbedaan lingkungan sekolah dengan cara siswa saling menghargai dan menghormati serta berbuat baik. tidak membeda-bedakan teman dan tetap menjaga kerukunan dalam perbedaan.

Pembahasan Hasil Penelitian

Ya, sikap kami adalah menerima perbedaan yang ada di sekolah ini, misalnya perbedaan agama, saling menghargai dan menghormati satu sama lain.”67. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan menurut H.A.R Tilaar pada bab II bahwa nilai-nilai multikultural pada umumnya memiliki tiga nilai inti yaitu pertama penghargaan terhadap realitas pluralitas budaya dalam masyarakat, kedua pengakuan terhadap harkat dan martabat manusia dan kemanusiaan. hak, ketiga, tanggung jawab pembangunan masyarakat dunia. Karena faktor lingkungan dan pendidikan yang dilakukan guru di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu sangat membantu siswa untuk selalu bersikap toleran dan sebagian sudah memahami keadaan mereka yang hidup dengan berbagai karakter dan latar belakang yang berbeda dalam satu lingkungan sekolah.

Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan, menurut Umar Hasyim pada bab II bahwa bentuk sikap nilai multikultural memiliki empat indikator, yaitu pertama menghormati keyakinan orang lain, kedua, pengakuan hak setiap orang, ketiga, saling pengertian , keempat, setuju dalam setuju (setuju dalam perbedaan).69. Nilai-nilai multikultural berbasis materi ajar agama Islam yang mengandung toleransi sangat penting bagi siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu mengingat latar belakang siswa yang berbeda-beda, melalui nilai-nilai multikultural yang sarat dengan toleransi yaitu: pertama, penghayatan terhadap realitas pluralitas budaya. dalam masyarakat, kedua, pengakuan terhadap martabat manusia dan hak asasi manusia, ketiga, pengembangan tanggung jawab masyarakat dunia. Toleransi Siswa SMP Negeri 25 Kota Bengkulu Dalam hal ini toleransi siswa cukup baik, mereka saling menghargai dan menghargai perbedaan yang ada disekitarnya.

Karena faktor lingkungan dan pendidikan dari para guru di SMP Negeri 25 Kota Bengkulu sangat membantu siswa untuk selalu bersikap toleran dan sebagian sudah memahami keadaannya. Bagi guru pendidikan agama Islam agar lebih menekankan pada materi pendidikan agama Islam yang mengandung toleransi agar anak dapat lebih memahami apa itu toleransi, bukan sekedar mengetahui. Toleransi dan kebebasan beragama dalam Islam sebagai landasan dialog dan kerukunan antar umat beragama, Surabaya: PT.

PENUTUP

Saran-saran

Pendidikan Multikultural di Pesantren Kajian Kurikulum Pesantren Modern Assalam Surakarta, Yogyakarta: Perpustakaan Siswa.

Referensi

Dokumen terkait

Menanamkan rasa saling terbuka dan menyakini akan sebuah perbedaan agama yang dianut oleh seluruh siswa (2) Cara guru dalam menanamkan n nilai- nilai toleransi pada diri