• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - Repository IAIN Bengkulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "skripsi - Repository IAIN Bengkulu"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

iv PERSPEKTIF ISLAM DAN PEMAHAMAN MASYARAKAT

KECAMATAN SELEBAR TERHADAP CRYPTOCURRENCY

(2)

v SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE.)

OLEH:

JULIA AYU WIDHIARTI (1811130014)

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI

SUKARNO (UINFAS) BENGKULU BENGKULU, 2022 M/1443 H

(3)

vi

(4)

vii

(5)

viii

(6)

ix

(7)

x

(8)

xi ABSTRAK

Perspektif Islam dan Pemahaman Masyarakat Kecamatan Selebar Terhadap Cryptocurrency

Oleh Julia Ayu Widhiarti, NIM. 1811130014

Cryptocurrency merupakan salah satu dari banyaknya fenomena digitalisasi yang kini ada dan menjadi topik panas di kalangan masyarakat belahan dunia. Adanya cryptocurrency memunculkan tanya di masyarakat terutama di kalangan muslim terkait dengan bagaimana status hukumnya dalam Islam.

Oleh karena itu, penelitian dalam bentuk kualitatif ini ditujukan untuk mencari tahu sejauh mana pemahaman masyarakat Kecamatan Selebar terhadap fenomena cryptocurrency, bagaimana sistem transaksi cryptocurrency serta tinjauan hukumnya dari perspektif Islam. Untuk menjawab masalah tersebut, peneliti melakukan wawancara terhadap beberapa sampel mulai dari ahli yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, dan juga 20 sampel yang berasal dari masyarakat Kecamatan Selebar. Hasilnya, didapati bahwa dari 20 sampel masyarakat, hanya 9/20 atau 45% nya yang menyatakan tahu akan cryptocurrency, sedangkan 11/20 atau 55% sisanya menyatakan ketidaktahuan. Dan 2/20 atau 10% nya menyatakan pernah berinvestasi cryptocurrency, sementara 18/20 atau 90% nya menyatakan belum pernah. Selain itu, dari penelitian juga didapati bahwa dalam transaksi cryptocurrency, memuat 2 hal yang dilarang dalam Islam, sehingga hukumnya haram.

Kata kunci : Cryptocurrency, Hukum Islam, Investasi

(9)

xii

(10)

xiii ABSTRACT

Islamic Perspective and The Understanding Of Selebar District‘s People About Cryptocurrency

By Julia Ayu Widhiarti, NIM. 1811130014

Cryptocurrency is one of the many digitalization phenomena that now exist and being hot issue among people around the world. The existence of cryptocurrency raises a question in the society, especially among the muslims related to how its law of Islam is. Therefore, this qualitative research aimed at finding out how far the understanding that people in Selebar District have about cryptocurrency, how the cryptocurrency system is and its law of Islam. To answer that question, the researcher interviewed several samples, which is from Industry and Trade Office of Bengkulu Province, and 20 samples from the people of Selebar District. And as a result, it was found that from 20 community samples, only 9/20 or 45%

stated that they knew about cryptocurrency, while the 11/20 or 55%

remaining stated that they didn‘t know. Also 2/20 or 10% of the samples said that they had invested on cryptocurrency, while 18/20 or 90% remaining said that they had not. In addition, the research also found out that cryptocurrency transactions contains at least 2 things that are prohibited in Islam, so it‘s illegal.

Keyword : Cryptocurrency, Law of Islam, Invest

(11)

xiv Kata Pengantar

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang mana berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “Perspektif Islam dan

Pemahaman Masyarakat Kecamatan Selebar Terhadap

Cryptocurrency. Dimana penulisan ini ditujukan untuk menjawab permasalahan terkait bagaimana pemahaman masyarakat di Kecamatan Selebar mengenai cryptocurrency serta pandangan Islam terkait cryptocurrency tersebut dan sekaligus sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian Program Strata Satu Program Studi Ekonomi Syariah yang sedang penulis tempuh di Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.

Dalam penyelesaian laporan ini, penulis tidak telepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. H. Zulkarnain Dali, M.Pd selaku Rektor UINFAS Bengkulu

2. Bapak Dr. H. Supardi Mursalin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UINFAS Bengkulu

3. Ibu Yenti Sumarni, S.E., M.M selaku Ketua Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu

4. Bapak Aan Shar, M.M selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu

5. Ibu Herlina Yustati, M.A. Ek selaku Koordinator Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UINFAS Bengkulu 6. Ibu Dr. Miti Yarmuida, M.Ag selaku Dosen Pembimbing Tugas

Akhir I yang telah membimbing saya dalam penulisan tugas akhir ini.

(12)

xv 7. Ibu Debby Arisandi, MBA selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir II

yang juga telah membimbing saya dalam penulisan tugas akhir ini.

8. Orang Tua dan keluarga saya yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi kepada saya.

9. Serta teman-teman yang telah menyemangati sekaligus tempat bertukar masalah selama menghadapi tugas akhir ini.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis menyadari bahwasanya masih terdapat kesalahan didalamnya. Oleh karena itu, penulis berharap banyak agar pembaca dapat memberikan kritikan dan sarannya untuk penulisan yang lebih baik lagi kedepannya.

Bengkulu, 21 Juni 2022 M 1443 H

(13)

xvi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Penelitian Terdahulu ... 6

F. Metode Penelitian... 12

1. Jenis Penelitian ... 12

2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 13

3. Informan Penelitian ... 13

4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel ... 14

5. Sumber Data ... 15

6. Teknik Pengumpulan Data ... 16

7. Teknik Analisis Data... 16

G. Sistematika Penulisan ... 17

BAB II KAJIAN TEORI ... 19

A. Cryptocurrency ... 19

(14)

xvii

1. Definisi Cryptocurrency ... 19

2. Sejarah Cryptocurrrency ... 19

3. Jenis-Jenis Cryptocurrency ... 21

4. Landasan Hukum Cryptocurrency ... 22

5. Indikator Pemahaman Cryptocurency ... 26

B. Perspektif Islam Terhadap Investasi Syariah ... 27

1. Definisi Investasi Syariah ... 27

2. Akad-Akad Investasi Syariah ... 28

3. Prinsip-Prinsip Investasi Syariah ... 29

4. Larangan-Larangan dalam Investasi Syariah ... 31

BAB III GAMBARAN OBJEK PENELITIAN ... 38

A. Sejarah Singkat Wilayah Penelitian... 38

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu ... 38

2. Kecamatan Selebar ... 39

B. Gambaran Umum Wilayah Penelitian... 39

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu ... 39

2. Kecamatan Selebar ... 41

C. Letak Geografis Wilayah Penelitian ... 42

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu ... 42

2. Kecamatan Selebar ... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 45

A. Hasil Penelitian... 45

1. Pemahaman Masyarakat Kecamatan Selebar Terhadap Cryptocurrency ... 45 2. Pandangan Islam Terhadap Transaksi

(15)

xviii

Cryptocurrency ... 47

B. Pembahasan ... 49

1. Pemahaman Masyarakat Kecamatan Selebar Terhadap Cryptocurrency ... 49

2. Pandangan Islam Terhadap Transaksi Cryptocurrency ... 52

BAB V PENUTUP... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 59 LAMPIRAN

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Teknologi digital terus berkembang, dibuktikan dengan banyaknya pengguna internet yang ada di penjuru dunia, tak ketinggalan Indonesia. Dalam 2021 saja, diperkirakan ada lebih dari 200 juta pengguna internet atau lebih dari 65% penduduk Indonesia telah mengenal dan menggunakan internet.1 Kegiatan manusia pun tak terlepas dari adanya peran digital, mulai dari komunikasi, pendidikan, sampai dengan pengambilan kebijakan semuanya menggunakan produk digital, fenomena inilah yang disebut dengan digitalisasi.2.

Cryptocurrency merupakan salah satu dari banyaknya fenomena digitalisasi yang kini ada dan sedang marak-maraknya di kalangan masyarakat belahan dunia.3 Cryptocurrency ialah aset digital berupa uang virtual yang dibuat dengan menggunakan sistem kode kriptografi dan menggunakan blockchain sebagai alat bantu pengamanan sistem transaksi keuangan dan verifikasinya.4.

1Ary Mazharuddin Shidiqqi, ―Penggunaan Internet Dan Teknolohi IOT Untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan,‖ Jurnal Segawati 4, no. 3 (2020): 235.

2Dadan Abdul Aziz Mubarok, ―Pengaruh Celebrity Endorsment Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Pada Konsumen Mahasiswa Kelas Reguler Sore STIE INABA Bandung),‖ Jurnal Indonesia Membangun 15, no. 3 (2016): 23.

3Maisyarah Rahmi Hasan, ―Regulasi Penggunaan Uang Digital Dagcoin Dalam Prespektif Hukum Islam Dan Hukum Positif,‖ el-Buhuth:

Borneo Journal of Islamic Studies 1, no. 1 (2018): 1–24.

4Shabrina Puspasari, ―Perlindungan Hukum Bagi Investor Pada Transaksi Aset Kripto Dalam Bursa Berjangka Komoditi,‖ Jurist-Diction 3,

(17)

2 Keberadaan cryptocurrency mendapatkan izin dari pihak BAPPEPTI untuk dijadikan sebagai komoditi dan dinyatakan boleh untuk diperjualbelikan di Bursa Berjangka.5 BAPPEPTI atau Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi berada dalam naungan Kementerian Perdagangan RI (KEMENDAGRI), dan bertugas dalam pembinaan, pengaturan, dan pengawasan setiap kegiatan perdagangan berjangka.6 Komoditi sendiri diartikan sebagai semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya, dari komoditi, yang dapat diperdagangkan dan menjadi subjek kontrak.7 Sedangkan Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli dari komoditi tersebut. 8

Ditinjau dari segi Islam, setiap kegiatan ekonomi sifatnya mubah atau boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Dan dalam Fatwa DSN MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 dijelaskan bahwa dalam investasi syariah terdapat beberapa tindakan yang no. 1 (2020): 303; Monia Milutinović, ―Cryptocurrency,‖ Ekonomika 64, no. 1 (2018): 105–122; Septiana Sihombing, Muhammad Rizky Nasution, and Isfenti Sadalia, ―Analisis Fundamental Cryptocurrency Terhadap Fluktuasi Harga: Studi Kasus Tahun 2019-2020,‖ Jurnal Akuntansi, Keuangan, dan Manajemen 2, no. 3 (2021): 213–224; Muhammad Fuad Zain, ―Mining- Trading Cryptocurrency Dalam Hukum Islam,‖ Al-Manahij: Jurnal Kajian Hukum Islam 12, no. 1 (2018): 119–132.

5Ervan Septia and Wiwin Yulianingsih, ―Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Transaksi Cryptocurrency,‖ Revolusi Indonesia 1, no. 8 (2021):

6 Peraturan Menteri Perdagangan RI Nomor 01/m-dag/3/2005

7DPR, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011, 2011.

8Muhammad Mashuri, ―Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi,‖ Yurijaya: Jurnal Ilmiah Fakultas Hukum, 2017,

http://yurijaya.unmerpas.ac.id/index.php/fakultas_hukum/article/view/3/3.

(18)

3 dengan jelas dilarang atau diharamkan, yang diantaranya termasuk dengan maysir atau perjudian, gharar atau ketidakpastian, riba atau kelebihan atas kembalian pinjaman, ihtikar atau penimbunan, dharar atau tindakan yang membahayakan, tadlis, taghrir dan lainnya.9

Dalam investasi uang kripto, tidak ada kegiatan usaha yang benar-benar berjalan, dimana investor hanya berpaku pada fluktuasi (perubahan) harga kripto yang dipengaruhi oleh situasi permintaan pasar, sehingga memiliki tingkat resiko kerugian yang sangat tinggi.10 Adanya cryptocurrency juga masih belum memiliki kejelasan hukumnya sendiri, sehingga semua resiko ditanggung oleh para investor. Jadi jika terjadi tindak pencucian uang atau hal lainnya, maka investor tidak dapat mengajukan tuntutan, dikarenakan keberadaan cryptocurrency belum memiliki kekuatan hukum.11

Meski begitu, masyarakat tetap menujukkan besarnya minat mereka terhadap kripto, ini dibuktikan oleh hasil survey dari GlobalWebIndex yang menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-5 sebagai pengguna cryptocurrency terbanyak di

9Elif Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris,‖ Economica: Jurnal Ekonomi Islam 8, no. 2 (2017): 337–373.

10Devin J. Mills and Lia Nower, ―Preliminary Findings on Cryptocurrency Trading among Regular Gamblers: A New Risk for Problem Gambling?,‖ Addictive Behaviors 92 (2019): 136–140; Ezra Putranda Setiawan, ―Analisis Potensi Dan Risiko Investasi Cryptocurrency Di Indonesia,‖ Jurnal Manajemen Teknologi 19, no. 2 (2020): 130–144.

11Ervan Septia and Wiwin Yulianingsih, ―Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Transaksi Cryptocurrency,‖ Revolusi Indonesia 1, no. 8 (2021): 791–810.

(19)

4 dunia,12 dimana terhitung pada Mei 2022 terdapat sekitar 14, 1 juta pengguna yang telah tercatat oleh pihak BAPPEPTI.13 Selain itu, keberadaan kripto semakin menyebar di Indonesia berkat pengaruh dari kalangan artis dan influencer, tidak hanya berivestasi, bahkan ada beberapa yang sampai menciptakan token kriptonya sendiri, seperti Luna Maya, dan Anang Hermansyah.14

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan oleh peneliti terhadap narasumber Mulyadi (48 tahun, Pagar Dewa, Kecamatan Selebar), selaku investor kripto. Beliau mengaku mengalami kerugian dalam berinvestasi kripto, hal ini bermula ketika ia mengetahui bahwa seorang kenalannya mendapatkan keuntungan besar dari investasi kripto, yang akhirnya membuat beliau ikut tergiur untuk berinvestasi. Saat itu, di akhir tahun 2021 harga bitcoin sempat mencapai puncak dengan harga kisaran Rp. 900 Juta per satuan bitcoin, beliau kemudian memutuskan untuk berinvestasi sebesar Rp. 30 Juta, namun ternyata harga bitcoin kini justru anjlok dan hanya bernilai kisaran Rp. 300 juta-an untuk persatuannya.

Beliau mengakui bahwa kerugian yang dialami tersebut, salah satunya disebabkan oleh kurangnya pemahaman beliau

12Nurul Huda and Risman Hambali, ―Risiko Dan Tingkat Keuntungan Investasi Cryptocurrency,‖ Jurnal Manajemen dan Bisnis (Performa) 17, no. 1 (2020): 72–84.

13 Kupas Bengkulu, Minat Investor Tidak Berpeengaruh Saat Bitcoin Turun, pada https://www.kupasbengkulu.com/minat-investor-tidak- berpengaruh -saat-bitcoin-turun , diakses pada 17 Juli 2022, Pukul 17:00 WIB

14Shelma Rachamyanti, 6 Artis Tanah Air yang Luncurkan Token Kripto, Siapa Saja?, https://economy-okezone-com.cdn.ampproject.org/

diakses pada Sabtu, 16 Juli 2022, Pukul 10:26 WIB

(20)

5 akan situasi dan seluk-beluk terkait kripto, dimana beliau hanya ikut-ikutan dalam berinvestasi kripto, tanpa memahami terlebih dulu bagaimana situasinya dan yang kemudian berujung dengan kerugian besar.

Masalah inilah yang menjadi alasan mengapa peneliti memilih untuk melakukan penelitian terkait dengan “Perspektif Islam dan Pemahamaan Masyarakat Kecaamatan Selebar Terhadap Cryptocurrency”.

Adapun alasan peneliti memilih melakukan penelitian di Kecamatan Selebar, yaitu dikarenakan secara geografis kecamatan selebar memiliki luas wilayah terbesar dibandingkan dengan kecamatan lain yang ada di Kota Bengkulu, serta berbatasan dengan banyak wilayah lainnya15, sehingga diharapkan dapat lebih menggambarkan bagaimana keadaan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Selebar terhadap cryptocurrency?

2. Bagaimana pandangan Islam terhadap sistem transaksi cryptocurrency?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat Kecamatan Selebar terhadap cryptocurrency

15 BPS, ―Kecamatan Selebar Dalam Angka 2020,‖ 2020.

(21)

6 2. Mengetahui bagaimana pandangan Islam terhadap sistem

transaksi cryptocurrency D. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

a. Memberikan sumbangan keilmuan bagi masyarakat luas mengenai cryptocurrency.

b. Menambah ilmu pengetahuan bagi peneliti terkait dengan cryptocurrency.

2. Secara Praktis

Sebagai acuan dan pertimbangan keputusan bagi para investor dan calon investor dalam melakukan investasi pada cryptocurrency.

E. Penelitian Terdahulu

1. F. Yudhi Priyo Amboro dan Agustina Christi melalui

―Prospek Pengaturan Cryptocurrrency Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia (Studi Perbandingan Hukum Jepang dan Singapura)‖ dengan menggunakan metode kajian pustaka menemukan bahwa pada tahun 2014 perusahaan di Jepang, Mt. Gox pernah mengalami kasus cybercrime yang menghilangkan 850.000 Bitcoin atau saat itu setara 500$ US, sehingga pada tahun 01 April 2017 dibuat aturan yang jelas mengenai hukum perlindungan pengguna cryptocurrency, lalu Singapura menyusul dengan rancangan hukum mengenai sistem pembayaran bitcoinn paad 21 November 2017. Namun

(22)

7 untuk di Indonesia sendiri sampai saat ini pemerintah masih melarang penggunaan mata uang kripto dalam transaksi pembayaran di Indonesia.16

2. Clara dan Siti Nurbaiti pada ―Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang‖, dengan menggunakan metode kualitatif, penelitian ini mendapati bahwa sesuai dengan isi Pasal 2 ayat 1 UU Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang yang berbunyi

―Mata uang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Rupiah‖, yang artinya keberadaan Bitcoin tidak diakui sebagai bentuk mata uang di Indonesia.17

3. M. Najibur Rohman dalam ―Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Regulasi Mata Uang Kripto (Crypto Currency) Di Indonesia‖, melalui metode kualitatif mendapati bahwa terdapat perbedaan pandangan antara pihak Bank Indonesia yang menganggap uang kripto sebagai mata uang digital jadi dilarang untuk alat pembayaran dan pihak kementerian perdagangan yang menganggap uang

16F. Yudhi Priyo Amboro dan Agustina Christi, ―Prospek Pengaturan Cryptocurrency Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia (Studi Perbandingan Hukum Jepang dan Singapura)‖, Journal Of Juridical Review, Vol.21, No.2, (2019).

17Clara dan Siti Nurbaiti, ―Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang‖, Jurnal Hukum Adigama, no.1, (2019).

(23)

8 kripto sebagai asset digital, dan dibolehkan untuk dijadikan aset yang diperdagangkan di Bursa Berjangka.18 4. Andi Siti Nur Azizah dan Irfan pada ―Fenomena

Cryptocurrency Dalam Perspektif Hukum Islam‖, dengan menggunakan metode kajian pustaka mendapati bahwa 1).

Mata uang kripto adalah mata uang virtual yang dijalankan dengan sistem jaringan. 2). Keberadaan mata uang kripto di Indonesia masih menuai pro dan kontra dari masyarakatnya. 3). Dalam hukum Islam, mata uang kripto memiliki peluang unsur gharar dan gambling sehingga diharamkan.19

Tabel Perbandingan Antara Penelitian yang Dilakukan dan Penelitian Terdahulu

Judul Peneliti Persamaan Perbedaan

Prospek Pengaturan Cryptocurrre- ncy Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia

F. Yudhi Priyo Amboro dan Agustina Christi

Penelitian sama-sama membahas mengenai tema cryptocurrency

1. Metode penelitian terdahulu

menggunakan

metode kajian pustaka sementara penelitian saat ini menggunakan

18M. Najibur Rohaman, ―Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Regulasi Mata Uang Kripto (Crypto Currency) Di Indonesia‖, Jurnal Supremasi, Vol.11, No.2, (2021).

19Andi Siti Nur Azizah dan Irfan, ―Fenomena Cryptocurrency Dalam Perspektif Hukum Islam‖, Jurnal Shautuna, Vol. 1, No. 1, (2020).

(24)

9 (Studi

Perbandingan Hukum Jepang dan Singapura

metode kualitatif.

2. Fokus penelitian terdahulu ialah mengenai prospek atau kemungkinan perkembangan

hukum dari

cryptocurrency, sementara penelitian saat ini berfokus mencari tahu sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap cryptocurrency serta bagaimana sistem transaksi dari cryptocurrency dan tinjauannya menurut Islam.

Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia

Clara dan Siti

Nurbaiti

1. Sama-sama mengkaji tema terkait cryptocurren -cy.

2. Sama-sama

Fokus penelitian terdahulu ialah mengenai tinjauan hukum undang-undang dari salah satu jenis uang kripto yaitu

(25)

10 Berdasarkan

Undang- Undang

Nomor 7

Tahun 2011 Tentang Mata Uang.

menggunkan metode kualitatif.

Bitcoin. Sementara penelitian saat ini berfokus mencari tahu

sejauh mana

pengetahuan

masyarakat terhadap cryptocurrency serta bagaimana sistem transaksi dari cryptocurrency dan tinjauannya menurut Islam.

Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Regulasi Mata Uang Kripto

(Crypto Currency) Di Indonesia

M.

Najibur Rohman

1. Sama-sama mengkaji tema terkait cryptocurren- cy.

2. Sama-sama menggunkan metode kualitatif.

Fokus penelitian terdahulu ialah mengenai tinjauan hukum yuridis normatif terhadap cryptocurrency.

Sementara penelitian saat ini berfokus mencari tahu sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap cryptocurrency serta bagaimana sistem

(26)

11 transaksi dari cryptocurrency dan tinjauannya menurut Islam.

Fenomena Cryptocurren cy Dalam Perspektif Hukum Islam

Andi Siti Nur

Azizah dan Irfan

Penelitian sama-sama membahas mengenai tema cryptocurrency

1. Metode penelitian terdahulu

menggunakan

metode kajian pustaka sementara penelitian saat ini menggunakan metode kualitatif.

2. Fokus penelitian terdahulu hanya berfokus mengkaji secara teori terkait tinjauan Islam akan cryptocurrency, sementara penelitian saat ini berfokus mencari tahu sejauh mana pengetahuan masyarakat terhadap cryptocurrency serta bagaimana sistem

(27)

12 transaksi dari cryptocurrency dan tinjauannya menurut Islam.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Metode penelitian ini ialah kualitatif yaitu metode penelitian ilmiah yang bersumber dari fenomena sosial dan ditampilkan dalam bentuk data deskriptif baik berupa lisan dan tulisan, tanpa adanya unsur perhitungan. 202122

Penelitian kualitatif juga diartikan sebagai bentuk strategi inquiri yang berfokuskan pada penemuan arti, definisi, konsep, karakter, gejala, simbol dan deskripsi mengenai fenomena dan poin yang bersifat alami dan holistik, mengutamakan kualitas, serta disajikan secara naratif.

Penelitian jenis ini bertujuan untuk mendapatkan penemuan-

20Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019).

21Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta:Prenada Media Group, 2015).

22Tohirin, Metode Penelitian Kualitatif Dalam Pendidikan dan Bimbingan Konseling: Pendekatan Praktis Untuk Peneliti Pemula dan Dilengkapi Dengan Contoh Transkrip Hasil Wawancara Serta Model Penyajian Data (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013).

(28)

13 penemuan yang tidak bisa didapatkan melalui prosedur statistik, perhitungan atau dengan cara kuantitatif.23

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan berlokasikan di Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu, serta di Wilayah Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu, dimana penelitian dilakukan selama 10 hari yaitu pada tanggal 27 Mei - 06 Juni 2022.

3. Informan Penelitian

Adapun informan atau subjek penelitian yang berperan dalam memberikan informasi mengenai masalah yang akan dikaji dalam penelitian24 atau orang-orang yang dijadikan sasaran untuk menjawab permasalahan dalam penelitian.25

Menurut Martha dan Kresno, dalam penelitian kualitatif tidak ditetapkan jumlah sampel minimum.26 Sehingga, untuk menjawab masalah dalam penelitian ini digunakan informan sebanyak 21 orang, yang terdiri dari Masyarakat Kecamatan Selebar dan juga ahli terkait dengan cryptocurrency. Adapun yang dimaksud sebagai ahli menurut KBBI ialah orang yang

23Umar Shiddiq dan Miftachul Choiri, ―Metode Penelitian Kualitatif di Bidang Pendidikan‖, Journal of Chemical Information and Modeling 53, No.9, (2019).

24Boedi Abdullah, dkk, Metodologi Penelitian Ekonomi Islam:

Muamalah, (Bandung:Pustaka Setia, 2014).

25Edy Yusmin, ―Kesulitan Belajar Siswapada Pelajaran Matematika (Rangkuman Dengan Pendekatan Meta-Ethnography)‖, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan 9, No.1, (2017).

26 Evi Martha & Sudarti Kresno, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016)

(29)

14 mahir, paham sekali dalam suatu ilmu.27 Ahli juga diartikan sebagai orang yang dianggap terpercaya dan mampu memberikan penilaian serta memutuskan sesuatu dengan baik dan benar sesuai dengan bidang tertentu, dalam hal ini terkait kripto.28

4. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

a. Populasi: Merupakan wilayah generalisasi dari obyek ataupun subyek yang mempunyai kualitas dan karakter tertentu untuk dipelajari dan diambil kesimpulan29 Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh masyarakat Kecamatan Selebar, Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu, yaitu berjumlah 69.340 orang.

b. Sampel : Adalah bagian dari jumlah dan karakter yang dimiliki dalam populasi30 dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak dua puluh (20) orang masyarakat Kecamatan Selebar, dan 1 orang ahli dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bengkulu.

c. Teknik pengambilan sampel : Menggunakan teknik accidental sampling yaitu menetukan objek/sampel

27Kbbi Web, ―Ahli‖, https://kbbi.web.id/ahli, diakses pada 17 Juli 2022 Pada Pukul 17:16 WIB

28Wikipedia, ―Pakar,‖ last modified 2020, https://id.wikipedia.org/wiki/Pakar#:~:text=Pakar atau ahli ialah seseorang,khayalak dalam bidang khusus tertentu.

29 Garaika & Darmanah, Metodologi Penelitian, (Lampung : CV. Hira Tech, 2019), 48

30 Garaika & Darmanah., 48

(30)

15 berdasarkan kebetulan, dimana peneliti bisa mengambil sampel pada siapa saja yang ditemui dan tanpa perencanaan sebelumnya.31

5. Sumber Data

Penelitian ini mengggunakan sumber data primer dan data sekunder.

a. Data primer ialah sumber data yang didapat langsung dari pihak kesatu, yaitu narasumber. Data primer dapat dikumpulkan melalui proses wawancara, serta pembagian kuisioner dan angket.32 Adapun keunggulan dari menggunakan data primer ialah dimana hasil yang didapatkan berupa informasi yang menggambarkan kebenaran serta sesuai dengan fakta lapangannya, sehingga informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat dan dapat dipercaya.33

b. Data sekunder ialah sumber data yang diambil dari sumber kedua atau sumber yang tidak berkaitan langsung dengan peristiwa. Sumber data sekunder dapat berupa buku, jurnal, koran dan lainnya. 34

31 Sugiyono, Metode Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung:

Alfabeta, 2019).

32Suteki dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat Teori dan Praktek, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2020).

33Titin Pramiyati, dkk, ―Peran Data Primer Pada Pembentukan Skema Konseptual Yang Faktual (Studi Kasus: Skema Konseptual Basisdata Simbumil)‖, Jurnal Simetris 8, No.2, (2017).

34Suteki dan Galang Taufani, Metodologi Penelitian Hukum: Filsafat Teori dan Praktek, (Depok: RajaGrafindo Persada, 2020).

(31)

16 6. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi.

Obeservasi merupakan teknik pengamatan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang ingin diteliti.35

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan antara dua pihak, yaitu pewawancara dan terwawancara yang bertujuan untuk memperoleh informasi.36

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan untuk menelusuri data historis.37 Dokumentasi dalam penelitiaan ini yaitu berupa foto atau gambar yang diambil secara langsung dalam proses penelitian.

7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun data-data yang telah dikumpulkan secara sistematis, dalam penelitian ini melalui proses wawancara. Dengan cara menggolongkannya pada kelompok dan unit tertentu.

35Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik Dan Ilmu Sosial (Jakarta: Prenada Media Group, 2015).

36Emzir, Metode Penelitian Kualitatif: Analisis Data (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 2012).

37 Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif” (Jakarta: Kencana, 2007), 125

(32)

17 Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis kualitatif yang dilakukan dengan mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola, lalu mencari bagian-bagian penting dan sumber jawaban atas permasalahan dan kemudian memamaparkan serta menjabarkan hasilnya melalui bentuk deskriptif.38 G. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penelitian ini akan dibagi menjadi lima bab. Bab pertama adalah pendahuluan, bab ini menguraikan secara keseluruhan tentang latar belakang permasalahan yang berisi fakta dan data. Kemudian terdapat rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penelitian terdahulu, metode penelitian, dan terakhir yaitu sistematika penulisan yang menguraikan secara singkat bagian-bagian dari penelitian.

Bab kedua adalah kajian teori, pada bab ini disajikan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian yang akan dibahas. Yaitu cryptocurrency dan perspektif Islam terhadap investasi syariah.

Bab Ketiga merupakan gambaran objek penelitian yang berisikan sejarah singkat, gambaran umum, dan letak geografis dari wilayah penelitian.

Bab keempat merupakan hasil dan pembahasan, yang akan menjawab rumusan masalah yang ada terkait dengan

38Lexy J. Moelong, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta:Rosdakarya, 2019), hal. 247

(33)

18 pandangan masyarakat Kecamatan Selebar terkait cryptocurrency, dan bagaimana transaksi cryptocurrency dari perspektif Islam.

Bab kelima, adalah bab penutup. Pada bab ini berisikan kesimpulan dari pembahasan-pembahasan yang telah diuraikan, dengan mengungkapkan keterbatasan penelitian dan saran dari seluruh kegiatan dalam penelitian untuk kepentingan penelitian selanjutnya.

(34)

19 BAB II

KAJIAN TEORI A. Cryptocurrency

a. Definisi Cryptocurrency

Cryptocurrency ialah sebuah aset dalam bentuk uang virtual yang dijalankan dengan sistem digital (internet) menggunakan kode kriptografi dan sistem blockchain yang membantu dalam proses transaksi serta verifikasinya.39Adanya sistem blockchain membuat uang kripto atau cryptocurrency hanya dapat diakses oleh pihak pemiliknya saja, sehingga menjamin keamanan dan kerahasiaan pemilik kripto itu sendiri.40

b. Sejarah dan Perkembangan Cryptocurrency

Cryptocurrency pertama kali diperkenalkan di Jepang oleh Satoshi Nakamoto pada tahun 2009 dengan nama bitcoin, namun baru mulai menarik minat masyarakat pada sekitar tahun 2012 dan saat ini sudah banyak jenis uang kripto yang bermunculan, seperti cardano, dogecoin, litecoin dan lainnya. Meskipun begitu, bitcon masih menjadi uang kripto yang paling banyak diminati, hal ini bisa dilihat

39Sihombing, Rizky Nasution, and Sadalia, ―Analisis Fundamental Cryptocurrency Terhadap Fluktuasi Harga: Studi Kasus Tahun 2019-2020‖;

Milutinović, ―Cryptocurrency‖; Puspasari, ―Perlindungan Hukum Bagi Investor Pada Transaksi Aset Kripto Dalam Bursa Berjangka Komoditi.‖

40Zain, ―Mining-Trading Cryptocurrency Dalam Hukum Islam.‖

(35)

20 dengan nilainya yang paing tinggi diantara jenis uang kripto yang lain.41

Di Indonesia sendiri salah satu tempat penukaran uang kripto adalah di Indodax, yang mana dapat diakses melalui laman indodax.com. Menurut datanya, di dapati bahwa per desember 2020 telah terdapat sekitar 2,3 juta akun yang telah mendaftarkan diri di laman Indodax. Bahkan menurut penuturan Oscar Darmawan, selaku CEO dari Indodax, ia menyatakan bahwa pernah terjadi transaksi harian yang mencapai nilai sebesar 1 triliun rupiah terhadap uang kripto yang ada di Indodax, hal ini terjadi ketika akun yang terdaftar masih berkisar 1,1 juta akun. Sedangkan untuk cakupan global, transaksi terhadap uang kripto jauh lebih besar. Berdasarkan data dari coinmarketcap.com, setidaknya saat ini sudah ada sekitar 7.950 jenis mata uang kripto yang telah diedarkan, dengan total kapitalisasinya mencapa nilai 533 milyar US$, dan bitcoin menjadi jenis yang paling populer dan mendominasi pasar dengan persentase sebesar 62.8%.42

41Hanna Halaburda and Neil Gandal, ―Competition in the Cryptocurrency Market,‖ SSRN Electronic Journal (2014); Riza Cadizza and Trio Yusandy, ―Pengaturan Cryptocurrency Di Indonesia Dan Negara-Negara Maju,‖ Jurnal Hukum dan Keadilan “MEDIASI” 8, no. 2 (2021): 137–149.

42M. Najibur Rohman, ―Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Regulasi Mata Uang Kripto (Crypto Currency) Di Indonesia,‖ Jurnal Supremasi 11, no. April 2020 (2021): 1–10.

(36)

21 c. Jenis-Jenis Cryptocurrrency

Cryptocurrency atau kripto memiliki begitu banyak jenis yang saat ini telah diperdagangkan, dimana diperkirakan mencapai lebih dari 10.000 jenis.43 Untuk di Indonesia sendiri terdapat 229 jenis aset kripto yang telah secara resmi terdaftar di Badan Pengawas Berjangka Komoditi (Bappepti).

Dimana diantaranya ialah sebagai berikut44:

1. Bitcoin, dengan kapitalisasi pasar: 901 milyar dollar AS 2. Ethereum, kapitalisasi pasar : 472 milyar dollar AS 3. Binance Coin, kapitalisasi pasar: 94 milyar dollar AS 4. Tether (USDT), kapitalisasi pasar: 76 milyar dollar AS 5. Solano (SOL), kapitalisasi pasar: 53 milyar dollar AS 6. Cardano, kapitalisasi pasar: 42 milyar dollar AS

7. Koin USD (USDC), kapitalisasi pasar: 41 milyar dollar AS

8. XRP, kapitalisasi pasar: 39 milyar dollar AS 9. Polkadot, kapitalisasi pasar: 26 milyar dollar AS 10. Terra (LUNA), kapitalisasi pasar: 24 milyar dollar AS 11. Dogecoin, kapitalisasi pasar: 22 milyar dollar AS

12. Avalanche (AVAX) kapitalisasi pasar: 20 milyar dollar AS

43 Hanna Halaburda and Neil Gandal, ―Competition in the Cryptocurrency Market,‖ SSRN Electronic Journal 1, no. 33 (2014): 2.

44 Jujuk Ernawati, ―Jenis dan Kategori Cryptocurrency Terlengkap Yang Perlu Anda Tahu Agar Untung maksimal‖, https://inews.id/finance/keuangan/ jenis-dan-kategori-cryptocurrency- terlengkap-yang –perlu-anda-tahu –agar-untung-maksimal , diakses pada 17 Juni 2022 Pukul 20:42 WIB

(37)

22 d. Landasan Hukum Cryptocurrency

Secara hukum formal, cryptocurrency belum memiliki naungan hukum yang melindungi. Selain itu, cryptocurrency sendiri juga masih belum bisa digunakan sebagai alat tukar dan pembayaran sebagaimana fungsi dari mata uang rupiah.45 Hal ini dengan jelas disinggung dalam Undang-Undang Nomor.7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang, yang mana pada pasal 1, berbunyi :

―Mata Uang Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Rupiah‖.

Melalui pasal tersebut, dijelaskan bahwa satu-satunya jenis uang yang diakui dan diterima sebagai alat tukar dan pembayaran yang sah di Indonesia hanyalah uang rupiah.46

Meskipun begitu, pihak kementerian perdagangan menjelaskan bahwasanya cryptocurrency dibolehkan untuk dijadikan sebagai aset atau komoditi digital yang diperjualbelikan di Bursa Berjangka, dengan catatan bahwa

45Haruli Dwicaksana and . Pujiyono, ―Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Mengenai Cryptocurrency Sebagai Alat Pembayaran Di Indonesia,‖ Jurnal Privat Law 8, no. 2 (2020): 187; Nurfia Oktaviani Syamsiah, ―Kajian Atas Cryptocurrency Sebagai Alat Pembayaran Di Indonesia,‖ Indonesian Journal on Networking and Security 6, no. 1 (2017):

53–61; Ferry Mulyanto, ―Pemanfaatan Cryptocurrency Sebagai Penerapan Mata Uang Rupiah Ke Dalam Bentuk Digital Menggunakan Teknologi Bitcoin,‖ Indonesian Journal on Networking and Security 4, no. 4 (2015): 16.

46Clara and Siti Nurbaiti, ―Kedudukan Hukum Bitcoin Sebagai Mata Uang Virtual Di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Mata Uang,‖ Jurnal Hukum Adigama 1, no. 1 (2018): 1; Yudi Anton Rikmadani, ―Tantangan Hukum E-Commerce Dalam Regulasi Mata Uang Digital (Digital Currency) Di Indonesia,‖ SUPREMASI : Jurnal Hukum 3, no.

2 (2021): 177–192.

(38)

23 sebelumnya telah mendapatkan surat izin dari pihak Bappepti.47

Komoditi sendiri diartikan sebagai semua barang, jasa, hak dan kepentingan lainnya, dan setiap derivatif (nota perjanjian jual beli oleh pihak-pihak terkait) dari komoditi, yang dapat diperdagangkan dan menjadi subjek kontrak berjangka, kontrak derivatif syariah, dan/atau kontrak derivatif lainnya.48 Sedangkan Bursa Berjangka adalah badan usaha yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk kegiatan jual beli dari komoditi tersebut.49

Namun, pihak Bappebti menegaskan bahwa tidak semua orang bisa memperdagangkan aset kripto, karena harus terlebih dulu memenuhi syarat perdagangan komoditi yang tercantum dalam Peraturan Bappebti Pasal 8 ayat 1 No.9 Tahun 2019.50

Berikut ini syarat yang dimaksud dalam Peraturan Bappebti Pasal 8 ayat 1 No.9 Tahun 2019 ;

―Dalam berhubungan langsung dengan calon Nasabah, Wakil Pialang Berjangka wajib:

47Rohman, ―Tinjauan Yuridis Normatif Terhadap Regulasi Mata Uang Kripto (Crypto Currency) Di Indonesia.‖

48DPR, Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2011.

49Mashuri, ―Hubungan Hukum Para Pihak Dalam Perdagangan Berjangka Komoditi.‖

50Dwicaksana and Pujiyono, ―Akibat Hukum Yang Ditimbulkan Mengenai Cryptocurrency Sebagai Alat Pembayaran Di Indonesia.‖

(39)

24 1. Mengetahui latar belakang calon Nasabah yang mencakup pengetahuan, pengalaman transaksi di bidang Perdagangan Berjangka dan kemampuan keuangan sehingga diperoleh keyakinan bahwa calon Nasabah yang akan diterima merupakan calon Nasabah yang layak;

2. Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Keterangan Perusahaan berupa profil perusahaan yang telah disetujui Bappebti yang isinya berpedoman pada Formulir Nomor I.PPP.1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

3. Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dengan menggunakan Formulir Nomor II.PPP.2.A untuk Kontrak Berjangka dan Formulir Nomor II.PPP.2.B untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

4. Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Perjanjian Pemberian Amanat dengan - 4 - menggunakan Formulir Nomor III.PPP.1 untuk Kontrak Berjangka dan Formulir Nomor III.PPP.2 untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

(40)

25 5. Menyampaikan dan menjelaskan Peraturan

Perdagangan (Trading Rules);

6. Menjelaskan mengenai Kontrak Berjangka, Kontrak Derivatif Syariah dan/atau Kontrak Derivatif lainnya yang akan ditransaksikan;

7. Menyampaikan dan menjelaskan dokumen Aplikasi Pembukaan Rekening Transaksi, serta memeriksa apakah dokumen tersebut telah diisi seluruhnya secara lengkap oleh Nasabah sesuai dengan Formulir Nomor IV.PPP tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

8. Memberikan kesempatan kepada calon Nasabah untuk melakukan simulasi transaksi Perdagangan Berjangka, yang dibuktikan dengan pernyataan bahwa calon Nasabah telah melakukan simulasi transaksi Perdagangan Berjangka dengan menggunakan Formulir Nomor V.PPP tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini;

9. Memberikan kesempatan kepada calon Nasabah untuk membaca dan mempelajari isi dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dan dokumen Perjanjian Pemberian Amanat;

10. Menandatangani dokumen Pemberitahuan Adanya Risiko dengan menggunakan Formulir Nomor

(41)

26 II.PPP.2.A untuk Kontrak - 5 - Berjangka dan Formulir Nomor II.PPP.2.B untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini; dan k.

menandatangani dokumen Perjanjian Pemberian Amanat dengan menggunakan Formulir Nomor III.PPP.1 untuk Kontrak Berjangka dan Formulir Nomor III.PPP.2 untuk Kontrak Derivatif tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Badan ini.51

e. Indikator Pemahaman Cryptocurrency

Pemahaman berasal dari kaat ―paham‖ yang artinya mengerti, menguasai benar. Dalam KBBI, ―pemahaman‖

berarti hal, hasil kerja dari memahami atau sesuatu hal yang kita pahami dan kita mengerti dengan benar.

Menurut W.J.S Poerwodarminto, pemahaman berasal dari kata ―paham‖ yang artinya mengerti benar tentang sesuatu hal. Dan Winkel menjelaskan bahwa pemahaman adalah kemampuan seseorang dalam mengerti dan memahami sesuatu. Seseorang dikatakan memahami suatu hal apabila ia dapat memberikan terkait hal tersebut.52

Adapun indikator yang menunjukkan pemahaman adalah:

1. Mengetahui objek bahasan

2. Dapat memberikan definisi dari objek bahasan

51Indrasari Wisnu Wardhana, ―SK Kepala Bappepti,‖ 2019, 3–6.

52 Badriyah, Pemahaman Konsep, (Jakarta: MediaKita, 2011).

(42)

27 3. Dapat menyebutkan contoh ataupun jenis dari objek

bahasan53

B. Perspektif Islam Terhadap Investasi Syariah

Dalam Islam sendiri, setiap kegiatan ekonomi sifatnya mubah atau boleh kecuali ada dalil yang mengharamkannya.

a. Definisi Investasi Syariah

Investasi berasal dari bahasa Inggris investment, yang juga berasal dari kata dasar invest yang berarti menanam. Dalam bahasa Arab investasi disebut dengan istitsmar yang bermakna "menjadikan berbuah, berkembang dan bertambah jumlahnya. 54

Investasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kegiatan produktif yang bertujuan untuk mengembangkan harta. Investasi juga merupakan suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat sekarang dengan tujuan untuk memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi diawali dengan mengorbankan kegiatan konsumsi saat ini untuk mendapatkan manfaat yang lebih besar di masa yang akan datang.55

Islam sangat menganjurkan untuk berinvestasi karena investasi merupakan kegiatan yang memberikan dampak

53 Badriyah, Pemahaman Konsep.

54Sakinah Sakinah, ―Investasi Dalam Islam,‖ IQTISHADIA: Jurnal Ekonomi & Perbankan Syariah 1, no. 2 (2015): 248.

55Mardhiyah Haryati, ―Investasi Menurut Perspektif Ekonomi Islam,‖

Journal of IslamicEconomics and Business) 1, no. 1 (2016): 66–78.

(43)

28 positif, investasi juga dapat menjadi sangat membantu bagi orang lain yang membutuhkan, sebaliknya uang yang diam dan tidak digunakan tidak akan memberikan manfaat baik bagi pemiliknya dan terlebih lagi bagi orang lain.56

b. Akad-Akad Investasi Syariah

Akad Menurut Islam, investasi syariah menerapkan beberapa akad yaitu diantaranya; akad musyarakah, mudharabah, ijarah, akad kafalah, serta wakalah.57

1. Akad Musyarakah, adalah perjanjian antar dua pihak atau lebih yang mana semua pihak terlibat dalam pemberian modal untuk kepentingan suatu usaha, dengan catatan bahwa setiap kentungan dan resiko ditanggung secara bersama-sama.58

2. Akad mudharabah, adalah perjanjian usaha bersama antar dua pihak atau lebih dimana salah satu pihak berperan sebagai penyedia modal, dan pihak lainnya sebagai pihak yang mengelola usaha.59

3. Ijarah, adalah perjanjian antar pihak pemilik barang/jasa dengan pihak penyewa dimana setelah adanya transaksi maka pihak pemilik barang/jasa akan

56Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah (Jakarta Selatan:

MediaKita, 2011).

57Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

58Dewi Wulan Sari and Mohamad Yusak Anshori, ―Pengaruh Pembiayaan Murabahah, Istishna, Mudharabah, Dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas (Studi Pada Bank Syariah Di Indonesia Periode Maret 2015 – Agustus 2016),‖ Accounting and Management Journal 1, no. 1 (2018): 1–8.

59Ibid.

(44)

29 memindahkan hak guna atau manfaat dari barang/jasa tersebut kepada pihak penyewa.60

4. Kafalah adalah perjanjian dimana pihak penjamin atau kafil memberikan jaminan kepada pihak yang dijamin atau makful anhu atas hal yang telah dijanjikan.

5. Wakalah, adalah perjanjian dimana pihak yang memiliki kewenangan memberikan kewenangannya kepada pihak yang diberi wewenang untuk melakukan suatu tindakan.61

c. Prinsip-Prinsip Investasi Syariah

Agar terhindar dari praktik investasi yang tidak islami maka ada beberapa hal prinsip dalam investasi yang harus menjadi acuan dan landasan bagi para investor yaitu:

1. Tidak mencari rizki pada hal yang haram, baik dari segi zatnya maupun cara mendapatkannya serta tidak menggunakannya untuk hal-hal yang haram;

2. Tidak mendzalimi dan tidak didzalimi;

3. Keadilan pendistribusian pendapatan;

4. Transaksi dilakukan atas dasar rida sama rida (antaradin);

5. Tidak ada unsur riba, maysir/perjudian/spekulasi dan gharar (ketidak jelasan/samar-samar).62

60Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

61Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.

62Sakinah, ―Investasi Dalam Islam.‖

(45)

30 Islam sangat menganjurkan investasi tapi tidak semua bidang usaha diperbolehkan dalam berinvestasi. Aturan- aturan diatas menetapkan batasan-batasan yang halal atau boleh dilakukan dan haram atau tidak boleh dilakukan.

Tujuannya adalah untuk mengendalikan manusia dari kegiatan yang membahayakan masyarakat. Jadi semua kegiatan investasi harus mengacu kepada hukum syariat yang berlaku.63

Investasi tidak boleh disalurkan kepada jenis industri yang melakukan kegiatan haram misalnya pembelian saham pabrik minuman keras, rumah bordil, resto yang menyajikan makanan yang diharamkan dan semua hal yang diharamkan oleh syariah harus ditinggalkan. Semua transaksi yang terjadi harus dilakukan atas dasar suka sama suka, tidak ada unsur pemaksaan, tidak ada pihak yang di dzalimi atau mendzalimi, tidak ada unsur riba, tidak ada unsur spekulatif atau judi (maysir). Semua transaksi harus transparan, haram jika ada unsur insider traiding. Inilah beberapa hal yang perlu dipatuhi para investor agar harta yang diinvestasikan mendapatkan berkah dari Allah, bermanfaat bagi orang banyak sehingga dapat dicapai kesjeahteraan di dunia dan juga diakhirat.64

63Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah (Bandung: Alfabeta, 2010).

64Sakinah, ―Investasi Dalam Islam.‖

(46)

31 d. Larangan-Larangan dalam Investasi Syariah

Berdasarkan Fatwa DSN MUI No. 80/DSN-MUI/III/2011 menjelaskan bahwa dalam investasi syariah secara jelas, terdapat 15 tindakan yang dengan jelas dilarang atau diharamkan, yang diantaranya termasuk dengan maysir, gharar, riba, ihtikar, dharar, tadlis, taghrir dan lainnya.65

1. Maysir

Maysir atau spekulasi secara bahasa diartikan sebagai judi, yang secara umum berupa mengundi nasib dimana setiap kegiatannya bersifat untung-untungan (spekulasi).

Maysir dilarang dalam Islam karena sifatnya menguntungkan satu pihak, dan merugikan pihak yang lainnya.66

a. Maysir dalam bentuk permainan

Maysir dalam bentuk permainan ini secara umum diartikan mengundi nasib dan setiap kegiatan yang sifatnya untung-untungan (spekulasi) dari permainan yang diikuti, contoh praktiknya ialah pembelian lotre.67 b. Maysir dalam bentuk taruhan

Maysir dalam bentuk taruhan ini secara umum diartikan mengundi nasib dan setiap kegiatan yang

65Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

66Ar Royyan Ramly, ―Konsep Gharar Dan Maysir Dan Aplikasinya Pada Lembaga Keuangan Islam,‖ Islam Universalia 1, no. 1 (2019): 62–82.

67habiburrahman Habiburrahman, Rudi Arahman, and Siti Lamusiah,

―Transaksi Yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, Dan Gharar Dalam Kajian Tindak Tutur,‖ Jurnal Ilmiah Telaah 5, no. 2 (2020): 28–35.

(47)

32 sifatnya untung-untungan (spekulasi) dari permainan yang diikuti. Dalam praktiknya di masyarakat ialah dengan mengikuti taruhan kecil-kecilan bahkan mengikuti judi dengan yang nyata.68

2. Gharar

Gharar secara bahasa berarti menipu, memperdaya, ketidakpastian. Adapun gharar bisa ditinjau dalam 3 peristiwa. 69

a. Jual beli ma‘dum, yaitu jual beli barang yang belum berwujud. Contohnya adalah jual beli janin yang masih dalam kandungan.

b. Jual beli barang majhul, yakni jual beli barang yang tidak jelas. Contohnya adalah jual beli mobil tanpa deskripsi.

c. Jual beli barang yang tidak dapat diserahterimakan Contohnya, jual beli ikan yang ada di laut.70

3. Riba

Riba secara bahasa berarti bertambah dan tumbuh.

Adapun riba dibagi menjadi dua jenis, yaitu riba fadl dan riba nasi‘ah.71

68Habiburrahman, dkk, ―Transaksi Yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, Dan Gharar Dalam Kajian Tindak Tutur‖.

69Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

70Habiburrahman, Arahman, and Lamusiah, ―Transaksi Yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, Dan Gharar Dalam Kajian Tindak Tutur.‖

71Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

(48)

33 a. Riba Fadl atau disebut juga riba buyu‘, yaitu riba yang timbul akibat pertukaran barang sejenis yang tidak memenuhi kriteria sama kualitasnya (mitslan bi mitslin), sama kuantitasnya (sawa-an bi sawa-in) dan sama waktu penyerahannya (yadan bi yadin).

Pertukaran semisal ini mengandung gharar, yaitu ketidakjelasan bagi kedua pihak akan nilai masing- masing barang yang dipertukarkan.

b. Riba nasî‘ah, yaitu berasal dari kata (nasia) yang berarti menunda menangguhkan, atau menunggu, dan mengarah pada waktu yang diberikan bagi pengutang untuk membayar kembali utang dengan memberikan ―tambahan‖ atau ―premi‖. Karena itu, riba nasî‘ah mengacu kepada bunga dalam utang 4. Batil, yaitu jual beli yang tidak sesuai dengan

rukun dan akadnya (ketentuan asal/pokok dan sifatnya) atau tidak dibenarkan dalamsyariat Islam. 72 5. Bay‘ima‘dum, yaitu melakukan jual beli atas barang

yang belum dimiliki.73

6. Ihtikar atau penimbunan, yaitu membeli barang yang sangat dibutuhkan masyarakat (barang pokok) pada saat harga murah dan menimbunnya dengan

72Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris‖.

73Trisno Wardy Putra, ―Investasi Dalam Ekonomi Islam,‖ Ulumul Syar,i 7, no. 2 (2018): 49–57.

(49)

34 tujuan untuk menjual kembali pada saat harganya lebih mahal.74

7. Taghrir, yaitu upaya mempengaruhi orang lain, baik dengan ucapan maupun tindakan yang mengandung kebohongan, agar terdorong untuk melakukan transaksi.75

8. Ghabn, yaitu ketidakseimbangan antara dua barang (objek) yang dipertukarkan dalam suatu akad, baik dari segi kualitas dan kuantitas.76

9. Talaqqial-Rukbhan. yaitu merupakan bagian dari ghabn, jual beli dari atas barang dengan harga jauh dibawah harga pasar karena pihak penjual tidak mengetahui harga tersebut.77

10. Tadlis, yaitu tindakan menyembunyikan kecacatan objek akad yang dilakukan oleh penjual untuk mengelabuhi pembeli seolah-olah objek akad tersebut tidak cacat.78

11. Ghishsh, yaitu merupakan bagian dari tadlis, yaitu penjual menjelaskan atau memaparkan keunggulan

74Moch. Bukhori Muslim, ―Ihtikar Dan Dampaknya Terhadap Dunia Ekonomi,‖ Jurnal Studi Al-Qur’an; 6, no. 1 (2010): 1–14.

75Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam:

Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

76Muslim, ―Ihtikar Dan Dampaknya Terhadap Dunia Ekonomi.‖

77Putra, ―Investasi Dalam Ekonomi Islam.‖

78Muslim, ―Ihtikar Dan Dampaknya Terhadap Dunia Ekonomi.‖

(50)

35 atau keistimewaan barang yang dijual serta menyembunyikan kecacatan.79

12. Tanajush/Najsh, yaitu tindakan menawar barang dengan harga yang lebih tinggi oleh pihak yang tidak bermaksud membelinya. Untuk menimbulkan kesan banyak pihak yang berminat membelinya.80 13. Dharar, yaitu tindakan yang dapat menimbulkan

bahaya atau kerugian.81

14. Rishwah, yaitu suatu pemberian yang bertujuan untuk mengambil sesuatu yang bukan haknya, membenarkan yangbatil dan menjadikan yang batil sebagai sesuatu yang benar.82

15. Maksiat dan zalim, yaitu perbuatan yang merugikan, mengambil, atau menghalangi hak orang lain yang tidak dibenarkan secara syariah.

Sehingga dapat dianggap sebagai salah satu bentuk penganiayaan.83

79Putra, ―Investasi Dalam Ekonomi Islam.‖

80Putra, ―Investasi Dalam Ekonomi Islam.‖

81Habiburrahman, Arahman, and Lamusiah, ―Transaksi Yang Mengandung Unsur Riba, Maysir, Dan Gharar Dalam Kajian Tindak Tutur.‖

82Putra, ―Investasi Dalam Ekonomi Islam.‖

83 Pardiansyah, ―Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Islam: Pendekatan Teoritis Dan Empiris.‖

(51)

36 Larangan ini juga dengan jelas disebutkan dalam dalil dari ayat Al-Quran dan Hadist.

1. Sumber dari Al-Quran a. QS. Al-Maidah ayat 90

ُباَصََْ ْلْاَو ُزِسْيًَْناَو ُزًَْخْنا اًَََِّإ اىَُُيآ ٍَيِذَّنا اَهُّيَأ ا ََ ي

ْىُكَّهَعَن ُِىُبَُِت ْجاَف ٌِاَطْيَّشنا ِمًََع ٍِْي ٌسْجِر ُو َلَْسَ ْلْاَو ٌَىُحِهْفُت 

90. Hai orang-orang yang beriman, Sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah[434], adalah Termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan- perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

b.

QS. An-Nisa ayat 29, yang artinya berbunyi:

َناَىْيَأ اىُهُكْأَت َلَ اىَُُيآ ٍَيِذَّنا اَهُّيَأ اَي َّلَِإ ِمِطاَبْناِب ْىُكَُْيَب ْىُك

ْىُكُِْي ٍضاَزَت ٍَْع ًةَراَجِت ٌَىُكَت ٌَْأ اىُهُتْقَت َلََو َ

ْىُكَسُفََْأ اًًيِحَر ْىُكِب ٌَاَك َ َّاللَّ ٌَِّإ َ



29. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah

(52)

37 kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.

2. Sumber dari Hadist.

َىَّهَسَو ِّْيَهَع ُ َّاللَّ ىَّهَص ِ َّاللَّ ُلىُسَر ىَهََ

ٍَْعَو ِةاَصَحْنا ِعْيَب ٍَْع

ِرَزَغْنا ِعْيَب

Artinya: ―Rasullulah telah melarang jual beli hasah dan jual beli gharar.‖ (HR. Muslim)84

84 Rudiansyah Rudiansyah, ―Telaah Gharar, Riba, Dan Maisir Dalam Perspektif Transaksi Ekonomi Islam,‖ Al-Huquq: Journal of Indonesian Islamic Economic Law 2, no. 1 (2020): 98.

Gambar

Tabel Perbandingan Antara Penelitian yang Dilakukan dan  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Diharapkan dengan keberadaan UU Tindak Pidana Money Laundering dan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah maka dapat mencegah kegiatan pencucian

Diharapkan dengan keberadaan UU Tindak Pidana Money Laundering dan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah maka dapat mencegah kegiatan pencucian

Jaksa Agung Republik Indonesia tentang Kerjasama Penegakan Hukum Dalam Rangka Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan Tindak Pidana Korupsi, tanggal 27

Skripsi ini berbicara mengenai analisis yuridis penerapan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang terhadap hasil tindak pidana

Oleh sebab itu, tidak berlebihan jika keberadaan LHA dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang diberikan ketentuan

• Pada persidangan Rudi yang juga mengajukan mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK), Yunus Husein sebagai ahli tindak pencucian uang

Diharapkan dengan keberadaan UU Tindak Pidana Money Laundering dan Peraturan Bank Indonesia tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah maka dapat mencegah kegiatan pencucian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa; pertama, justifikasi partai politik sebagai korporasi dalam tindak pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang dapat dilihat