PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Bagaimana pelaksanaan pemanfaatan Tanah Nagari Ulayat di Kecamatan Inderapura, Kecamatan Pancung, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Bagaimana ulasan etika bisnis Islam terhadap pelaksanaan pemanfaatan Tanah Ulayat Nagari di Kecamatan Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat.
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian
Penelitian Terdahulu
3Ariansyah Jaya Saputra, “Kerjasama Pengelolaan Lahan Pertanian Dalam Perspektif Ekonomi Islam, Studi Kasus di Desa Ngulak 1 Desa Sanga Kecamatan Musi Banyuasin” (Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2016). 4Mutawaddiah dan Syaharuddin, “Pelaksanaan Gadai Tanah Dalam Perspektif Ekonomi Islam di Desa Bajiminasa Bulukumba” (UIN Alauddin Makassar, 2016).
Metode Penelitian
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian terhadap pelaksanaan tata guna lahan Nagari Ulayat di Kecamatan Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan peneliti di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat. Informan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) orang pejabat Nagari yang terdiri dari tokoh adat, tokoh Nagari dan 2 (dua) orang pedagang tradisional serta anggota Himpunan Mahasiswa Nagari Inderapura (HIMANPURA) dan masyarakat adat Nagari Inderapura yang menjadi peneliti. Dianggap sangat penting dan cukup untuk mendapatkan informasi dengan menggunakan teknik wawancara di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
Sumber data utama dalam penelitian ini adalah 2 (dua) orang pejabat Nagari yang terdiri dari tokoh adat, tokoh Nagari, dan 2 (dua) orang pedagang tradisional serta anggota Organisasi Himpunan Pelajar Nagari Inderapura (HIMANPURA) dan masyarakat adat Nagari. Inderapura yang peneliti anggap mampu memberikan data dengan menggunakan teknik wawancara di Kenagarian Inderapura Kecamatan Pancung Kabupaten Soal Pesisir. Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian karena tujuan utama penelitian adalah memperoleh data. Dengan demikian, data-data yang terkumpul akan dideskripsikan sehingga memberikan gambaran yang akurat dan jelas mengenai peristiwa-peristiwa yang sebenarnya terjadi dengan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan pokok dalam penelitian ini.
Sistematika Penulisa
Implementasi pemanfaatan Tanah Nagari Ulayat di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Tidak ada pembagian hasil atau keuntungan dari pemanfaatan Tanah Ulayat Nagari di kabupaten Inderapura baik kepada masyarakat adat maupun kepada Masyarakat Adat Nagari (KAN) Inderapura. Analisis Implementasi Pemanfaatan Tanah Nagari Ulayat Oleh Desa Adat Nagari (KAN) Inderapura di Kenagarian Inderapura Kecamatan Pancung Soal Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat.
Kajian Etika Bisnis Islam pada Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah Ulayat Nagari oleh Ikatan Adat Nagari (KAN) Inderapura di. Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa pelaksanaan pemanfaatan tanah adat Nagari oleh Persatuan Adat Desa (KAN) Inderapura tidak sesuai dengan etika bisnis Islam. Penerapan pemanfaatan lahan Nagari Ulayat oleh Desa Adat Nagari (KAN) di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung Soal, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, tidak sesuai dengan etika bisnis Islam, namun memenuhi unsur tujuan keseluruhan. dari perekonomian Islam.
KAJIAN TEORI
Jenis Tanah Ulayat
Tanah Ulayat Nagari adalah tanah milik bersama beserta kekayaan alam di atas dan di dalamnya yang merupakan hak kelola ninik mamak Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kepentingan masyarakat nagari, sedangkan pemerintah nagari bertindak sebagai pihak yang mengatur penggunaannya. Tanah adat adalah kepemilikan atas sebidang tanah beserta kekayaan alam yang ada di atasnya dan didalamnya merupakan milik bersama seluruh anggota suku tertentu yang penguasaannya dan penggunaannya diatur oleh para pemimpin adat. Tanah guna hasil adat adalah hak milik atas sebidang tanah beserta kekayaan alam diatas dan didalamnya yang merupakan hak milik seluruh anggota suku yang terdiri atas jurai/paruik yang penguasaan dan pemanfaatannya diatur oleh mamak jurai/kepala mamak. ahli waris.
Tanah ulayat Rajo adalah hak milik atas sebidang tanah beserta kekayaan alam diatasnya dan didalamnya, yang penguasaan dan penggunaannya diatur oleh laki-laki tertua dari pihak ibu yang saat ini masih bermukim di sebuah nagari di provinsi Sumatera Barat.
Penguasaan Dan Pemilikan Tanah Ulayat
Kedudukan dan Fungsi Tanah Ulayat
Tanah Kaum Ulayat adalah tanah garapan yang berstatus “Gangam Bauntuak, Pagang Bamansiang” oleh anggota marga yang pengelolaannya dilakukan oleh kepala ahli waris ninik mamak sesuai dengan hukum adat Minang Kabau. 34; Gangam Bauntuak, Pagang Bamansiang” oleh anggota sanak saudara ahli waris raja, yang pengurusannya dilakukan oleh laki-laki tertua ahli waris raja sesuai dengan hukum adat Minang Kabau. Fungsi tanah ulayat sendiri sesuai dengan Pasal 6 UUPA yang menyatakan, “Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial”.
Adanya asas fungsi sosial hak atas tanah dalam hukum pertanahan merupakan landasan mendasar bagi terwujudnya tanah yang bermanfaat bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dalam negara kesejahteraan.18 Pasal 7 Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 .
Subjek Hukum dan Pemegang Hak Tanah Ulayat
Dalam kaitannya dengan tanah ulayat suku, yang berperan sebagai pemegang hak subyek adalah pemimpin suku yang berstatus hak milik. Sehubungan dengan Tanah Ulajet, marga sebagai subjek pemegang hak adalah anggota marga dan kepala ahli waris sebagai status hak milik d. Prinsip utama tanah ulayat adalah bersifat permanen berdasarkan falsafah adat Minang Kabau “Jua Ndak Makan Bali, Gadai Ndak Makan Sando”.
Asas sepihak, yaitu hukum waris atas tanah adat yang berlaku dalam suatu hubungan menurut keturunan pihak ibu. Pemanfaatan tanah adat oleh pihak lain yang bukan anggota hukum adat yang bersangkutan berlangsung atas dasar asas saling menguntungkan dan pembagian risiko sesuai aturan. Tujuan pengaturan Tanah Ulayat dan pemanfaatannya adalah untuk tetap menjaga keberadaan Tanah Ulayat berdasarkan hukum adat Minang Kabau dan memanfaatkan tanah tersebut termasuk sumber daya alamnya, demi kelangsungan hidup dan kehidupan secara turun-temurun dan tidak terputus-putus antar generasi. masyarakat hukum adat dan wilayah yang bersangkutan.
Meminjamkan tanah kepada orang lain
Muzara’ah
Mukhabarah
Penyewaan lahan atau tanah
Namun, kontraktor harus sejak awal menyepakati harga sewa kavling sesuai keinginan pemilik. Seorang wirausaha yang ahli dapat menghitung keuntungan yang besar sejak awal dan tidak perlu membaginya kepada pihak lain. Pada gilirannya, pemilik tanah juga akan mendapatkan keuntungan dari hal ini, karena sejak awal sudah ada pendapatan yang terjamin dan sewa biasanya dibayar di muka.
Etika Bisnis Islam
- Aktivitas dalam etika bisnis Islam
Bentuk pemerintahan Nagari Inderapura, Kecamatan Pancung, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, dapat dilihat pada Gambar 3.1. Menurut Kairul Saleh (Rky. Maharajo Gerang), Ketua Dewan Adat Nagari Inderapura (KAN), Tanah Ulayat Nagari di Kenagarian Inderapura pada umumnya dimanfaatkan untuk kepentingan masyarakat adat Nagari Inderapura. Menjelaskan bahwa masyarakat jelas dirugikan dengan pemanfaatan tanah adat Nagari, dimana kesepakatan penyerahan tanah Ulayat Nagari kepada Kenagarian Inderapura oleh Tanah Adat Desa (KAN) Inderapura sebagai pengatur atau pengelola Tanah Ulayat Nagari hanya memberikan keuntungan pribadi kepada Masyarakat Adat. Nagari Tanah Inderapura (KAN). .
Dalam pelaksanaan pemanfaatan tanah adat Nagari di wilayah kabupaten Inderapura dapat dinilai adanya ketidakjujuran terhadap Tanah Adat Desa (KAN) Desa Inderapura, sehingga masyarakat adat desa Inderapura merasa dirugikan dengan adanya pemanfaatan tersebut. Tanah adat Nagari. Dalam pelaksanaan pemanfaatan tanah ulayat nagari oleh Tanah Adat Desa (KAN) Inderapura terlihat jelas adanya ketidakadilan, yaitu Masyarakat Adat Desa (KAN) Inderapura mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri, sedangkan masyarakat adat tidak mendapatkan keuntungan apapun. . Pelaksanaan Pemanfaatan Tanah Ulayat Nagari oleh Tanah Adat Desa (KAN) Inderapura di Kenagarian Inderapura Kecamatan Pancung Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatera Barat yaitu tanah Nagari Ulayat diserahkan kepada investor sejak tahun 1987 dalam bentuk sewa tanah hingga tahun 2080.
Pengertian, Tujuan Dan Prinsip Ekonomi Islam
- Tujuan Ekonomi Islam
- Prinsip-Prinsip Ekonomi Islam
GAMBARAN UMUM KENAGARIAN INDERAPURA
Geografis
Nagari Inderapura mempunyai satu kecamatan yaitu Kecamatan Pancung Soal yang berbatasan dengan wilayah lain yaitu : 55. Seperti desa lainnya di Indonesia, Nagari Inderapura mempunyai iklim kering dan hujan yang berdampak langsung pada pola budidaya di kawasan Nagari Inderapura.
Demografis
- Keadaan Penduduk Dan Ekonomi
- Keadaan Sosial
- Keadaan pendidikan
- Keadaan keagamaan
Penduduk Nagari Inderapura pada umumnya merupakan masyarakat agraris dengan sebagian besar perekonomiannya terdiri dari petani, PNS, pedagang, nelayan, pegawai swasta, kuli bangunan, dll. Warga kabupaten Inderapura kini lebih mengutamakan perekonomian pada sektor tanaman pangan dan perkebunan. pertanian. Sektor pertambangan masyarakat Nagari Inderapura memanfaatkan aliran sungai dengan cara mengambil mineral C berupa pasir dan karang.58 Berikut data penghidupan masyarakat Nagari Inderapura berdasarkan pekerjaan.
Dan pendidikan merupakan salah satu jalan terang menuju kehidupan yang lebih baik karena dengan pendidikan seseorang akan mempunyai ilmu pengetahuan, dengan ilmu tersebut kepribadiannya akan terbentuk dengan baik dan apa yang diinginkan serta tujuan yang diinginkan akan mudah tercapai. Begitu pula bagi masyarakat Nagari Inderapura, pendidikan adalah suatu masalah dan menjadi perhatian utama orang tua terhadap putra-putrinya. Kenagarian Inderapura memiliki 7 Sekolah Dasar (SD), 3 Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan 2 Sekolah Menengah Atas (SMA). Sedangkan bagi yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi, putra-putri masyarakat Nagari Inderapura sebagian besar bersekolah di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, Kota Painan Kabupaten Pesisir Selatan dan Kecamatan Balai Selasa Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat - the propinsi.
Kepemerintahan
Fungsinya untuk mengatur segala persoalan adat, termasuk persoalan Tanah Ulayat di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Pelaksanaannya diatur oleh Persatuan Adat Nagari Inderapura (KAN) yang melaluinya Tanah Ulayat Nagari dialihkan kepada investor mulai tahun 1987, karena masyarakat adat Nagari Inderapura tidak dapat memanfaatkannya. Mengenai pemanfaatan Tanah Ulayat Nagari di Kenagarian Inderapura, Kecamatan Pancung, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat, pada prinsipnya berdasarkan kesepakatan antara masyarakat hukum adat dengan Desa Adat (KAN) Inderapura sebagai pengawas atau pengurus Nagari. daerah. Tanah Ulayat yaitu menyetujui pengalihan Tanah Ulayat Nagari kepada investor dengan status Hak Guna Usaha (HGU) yang habis masa berlakunya sampai dengan tahun 2080, dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan perekonomian di wilayah Nagari Inderapura.61.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti dapat menganalisis bahwa Tanah Ulayat Nagari di Kenagarian Inderapura pada umumnya digunakan untuk kepentingan masyarakat adat Nagari Inderapura, namun pada kenyataannya tidak. Penyelenggaraannya diatur oleh Persatuan Adat Nagari Inderapura (KAN), yang mana Tanah Ulayat Nagari diserahkan kepada investor karena masyarakat adat Nagari Inderapura tidak mampu memanfaatkannya. Sedangkan bentuk penguasaan tanah Ulayat Nagari di Kenagarian Inderapura merupakan sistem sewa tanah pada tahun 1987 hingga tahun 2080.
Setelah penulis mengulas hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya mengenai permasalahan sistem tata guna tanah Nagari Ulayat di Kenagarian Inderapura Kecamatan Pancung, maka permasalahan Kabupaten Pesisir Selatan Sumatera Barat ditinjau dari Ekonomi Islam yang diteliti oleh penulis. Berdasarkan penelitian ini, kami berharap masyarakat adat dan masyarakat adat Desa Inderapura (KAN) selaku pengatur atau pengelola tanah Nagari Ulayat di Kenagarian Inderapura semakin menambah pengetahuannya dalam pemanfaatan tanah Nagari Ulayat.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN