PENDAHULUAN
Latar Belakang
Masalah Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
Kajian Pustaka
Pemahaman membaca merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memahami isi bacaan melalui kegiatan pengenalan kata demi kata atau kalimat demi kalimat. Ia dianggap mampu memahami isi bacaan tingkat tinggi karena ia mempunyai kemampuan dasar membaca pada tingkat literal (tingkat pemahaman rendah). Berkaitan dengan hal tersebut, penulis perlu menonjolkan beberapa prinsip pembelajaran membaca pemahaman sebagai langkah awal guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman.
Brown (2001) berpendapat bahwa agar berhasil dalam pembelajaran pemahaman membaca, perlu memperhatikan beberapa prinsip dasar ketika merencanakan pengajaran pemahaman membaca. Menurut Burn, Roe, dan Ross (1996) dan Rhodes Marling (1988), tahapan pelaksanaan pembelajaran pemahaman membaca adalah sebagai berikut. Teori yang mendasari penggunaan simulasi kreatif dalam pengajaran pemahaman membaca adalah teori konstruktivisme dan teori psikodinamik.
Berdasarkan dua teori di atas, simulasi kreatif penting untuk digunakan sebagai model pengajaran pemahaman membaca di sekolah dasar. Penerapan format permainan dalam pembelajaran membaca pemahaman di sekolah dasar memerlukan prosedur (1) penyusunan kurikulum, (2) pelaksanaan kegiatan, dan (3) evaluasi proses dan hasil pembelajaran.
Kerangka Pikir
Hipotesis Tindakan
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Lokasi dan Subjek Penelitian
- Fokus Penelitian
- Prosedur Penelitian
- Instrumen Penelitian
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik Analisis Data
- Indikator Keberhasilan
Permasalahan penelitian ini berfokus pada penggunaan pendekatan proses model simulasi kreatif untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Inpres Kaluku Bodoa Kecamatan Tallo Makassar. Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian peningkatan keterampilan membaca melalui pendekatan proses model simulasi kreatif pada siswa kelas V SD Inpres Kaluku Bodoa. Penerapan pendekatan proses model simulasi kreatif dalam pembelajaran membaca pada mata pelajaran bahasa Indonesia, 3).
Hasil observasi aktivitas belajar siswa menggunakan model simulasi kreatif dalam meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Berdasarkan hasil analisis data aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman pada siklus I diperoleh bahwa ketercapaian tujuan aktivitas siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif rata-rata cukup. . Sebelum melaksanakan kampanye, peneliti dan guru kelas V bersama-sama menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan proses model simulasi kreatif dalam pembelajaran pemahaman membaca.
Dengan demikian pembelajaran simulasi kreatif dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman siswa kelas V SD Inpres Kaluku Bodoa. Format observasi penggunaan pendekatan model simulasi kreatif dalam meningkatkan pembelajaran dan pemahaman membaca siswa di SD Inpres Kaluku Bodoa Kecamatan Tallo Makassar.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Data keberhasilan guru dan siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman dikelompokkan menjadi tiga fase sesuai dengan fase pendekatan yang digunakan, yaitu fase pendekatan proses model simulasi kreatif, yaitu yang ketiga difokuskan pada tahap pra-membaca, saat membaca dan setelah membaca. Aktivitas siswa pada tahap ini ditujukan pada indikator yang menjadi tujuan pembelajaran, yaitu siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran pada tahap ini. Kegiatan siswa pada tahap ini adalah bertukar pikiran untuk menghasilkan bahan bacaan yang mereka sukai bersama guru.
Pada tahap ini aktivitas siswa masuk dalam kategori cukup karena siswa belum terlibat sepenuhnya. Keberhasilan guru pada tahap menulis diamati melalui aktivitas guru dalam menjelaskan bahan ajar dan membimbing siswa yang kesulitan memahami isi bacaan. Observasi (Observasi) pada Siklus I dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus I yaitu observasi pada fase pra-membaca, fase membaca, dan fase pasca membaca.
Aktivitas guru dalam membimbing siswa pada fase pra-membaca, pada fase membaca, dan pasca-membaca dikategorikan cukup. Hal ini terlihat dari indikator-indikator yang muncul, baik pada tahap pra-membaca, saat membaca, dan pasca-membaca. Hal ini terlihat dari indikator-indikator yang muncul seperti pada tahap pra-membaca, membaca dan pasca-membaca.
Data kinerja guru dan siswa dalam proses pembelajaran pemahaman membaca diklasifikasikan menjadi tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan pendekatan yang digunakan, yaitu tingkatan pendekatan proses yaitu yang ketiga terfokus pada pra-membaca, selama dan setelah membaca. membaca. - tingkat membaca. Kinerja guru pada tingkat membaca diamati melalui aktivitas guru dalam membimbing siswa yang mempunyai kendala dalam memahami isi bacaan dengan kategori sangat baik. Aktivitas siswa pada level ini ditujukan pada kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus I, yaitu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada level pembelajaran, mengembangkan pemahaman siswa terhadap isi bacaan.
Setelah pembelajaran, aktivitas siswa pada fase pasca membaca secara umum masuk dalam kategori sangat baik. Aktivitas mahasiswa pada tahap melakukan simulasi kreatif terdiri dari melakukan ilustrasi dalam bentuk permainan, tergantung isi perkuliahan. Observasi (Observasi) pada Siklus II dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran pada Siklus II yaitu observasi pada tahap prabaca, saat membaca, dan pascabaca.
Pembahasan
Akhirnya Malin Kundang berlayar bersama seorang nakhoda kapal dagang yang sukses di kampung halamannya. Selama berada di kapal, Malin Kundang banyak belajar tentang pelayaran dari awak kapal yang berpengalaman. Banyak pulau yang telah ia kunjungi hingga suatu hari di tengah perjalanan kapal Malin Kundang tiba-tiba diserang oleh bajak laut.
Malin Kundang berenang di tengah laut hingga kapal yang ditumpanginya akhirnya kandas di tepi pantai. Dengan sisa tenaganya, Malin Kundang bergerak menuju desa yang paling dekat dengan pantai. Ibu Malin Kundang yang setiap hari menunggu anaknya melihat sebuah kapal yang sangat indah memasuki pelabuhan.
Tidak lama kemudian, angin menderu kencang dan badai dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang. Setelah itu, perlahan tubuh Malin Kundang menjadi kaku, dan lama kelamaan akhirnya berubah menjadi batu. Dari balik semak-semak, Pak Boma mengamati dengan seksama pertarungan antara beruang dan raja hutan.
PENUTUP
Saran