PENDAHULUAN
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
- Tujuan Umum
- Tujuan Khusus
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat perbedaan kadar asam urat pada pasien yang tidak berpuasa dan pasien yang berpuasa 8, 10 dan 12 jam.
Manfaat
- Manfaat Ilmiah
- Manfaat Praktis
- Manfaat bagi Peneliti
Orisinalitas Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
- Definisi Asam Urat
- Penyakit Asam Urat
- Kadar Asam Urat
- Etiologi Asam Urat
- Gejala Klinis
- Diagosis
- Pengobatan
- Definisi Puasa
- Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Laboratorium Asam Urat
- Kerangka Teori
- Kerangka Konsep
- Hipotesis Penelitian
Penyebab lain dari peningkatan kadar asam urat darah adalah obesitas (kegemukan), mongolisme (kelainan bawaan), intoleransi fruktosa, penyakit penyimpanan glikogen, dan defisiensi glukosa-6-fosfat-dehidrogenase (G6PD). Rata-rata kadar asam urat dalam darah atau serum tergantung pada usia dan jenis kelamin. Kadar asam urat pada wanita biasanya tetap rendah, pada usia pramenopause kadarnya dalam darah berkisar 4 mg/dl.
Setelah menopause, kadarnya kembali meningkat hingga mendekati kadar asam urat pria, yang bisa mencapai 4,7 mg/dl atau bahkan lebih. Peningkatan kadar asam urat dalam urin dan serum tergantung pada fungsi ginjal, laju metabolisme purin dan asupan makanan yang mengandung purin (Hamdani, 2012). Produksi asam urat juga dapat meningkat karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia, anemia hemolitik), obat-obatan (alkohol, obat kanker, vitamin B12, diuretik, asam salisilat dosis rendah).
Kadar asam urat darah normal pada pria dewasa adalah kurang dari 7 mg/dl dan pada wanita kurang dari 6 mg/dl. Jika konsentrasi asam urat serum lebih besar dari 7,0 mg/dl dapat menyebabkan penumpukan kristal monosodium urat. Serangan asam urat tampaknya berhubungan dengan kenaikan atau penurunan kadar asam urat serum secara tiba-tiba.
Kristal asam urat yang mengendap di persendian menyebabkan reaksi peradangan dan memicu serangan asam urat. Keluhan nyeri pada persendian sering terdengar dari penderitanya, bahkan seringkali dikatakan menderita radang sendi. Meski kenyataannya tidak semua nyeri disebabkan oleh kadar asam urat yang tinggi.
Diagnosis pasti arthritis ditegakkan berdasarkan deteksi kristal MSUM (Monosodium Urate Monohydrat) dalam cairan sinovial. Kadar asam urat dalam darah diperiksa pada saat pasien dalam keadaan sehat dan tidak dalam keadaan asam urat akut. Pengobatan asam urat secara medis ada 2 cara, yaitu pengobatan jangka pendek dan pengobatan jangka panjang (Sunanto H, 2009).
Kadar asam urat dalam darah diperiksa menggunakan plasma simpanan, sehingga sampel disimpan dalam lemari es pada suhu 2-8ºC. Terdapat perbedaan kadar asam urat pada pasien tidak puasa dan pasien puasa 8 jam, 10 jam, dan 12 jam.
METODE PENELITIAN
Desain Penelitian
Variabel Penelitian
- Variabel Bebas
- Variabel Terikat
Definisi Operasional
Populasi dan Sampel
- Populasi
- Sampel
Alat dan Bahan
- Alat
- Bahan
Prosedur Penelitian
Tangan pesakit masih digenggam, hujung jari telunjuk kiri pemeriksa mencari lokasi salur darah yang akan ditebuk. Kemudian lengan diikat cukup kuat dengan tourniquet untuk menghentikan aliran darah, tetapi tidak terlalu ketat, kerana ini boleh merosakkan saluran darah. Kulit diregangkan dengan jari telunjuk dan ibu jari kiri supaya saluran darah tidak bergerak, kemudian jarum dimasukkan dengan sisi senget ke atas membentuk sudut 25°.
Jarum dimasukkan sepanjang urat 1-1.5 cm, kemudian alur keluar picagari ditarik perlahan-lahan dengan tangan kiri sehingga darah memasuki picagari. Sementara itu, penumbuk dibuka dan jalur pembendungan diregangkan atau dilepaskan sehingga jumlah darah yang diperlukan diperolehi. Kemudian jarum dikeluarkan dari picagari dan darah segera dipindahkan (jangan disembur) ke dalam tiub yang tersedia melalui dinding tiub.
Darah vena yang terkumpul dimasukkan ke dalam tabung reaksi kimia dan disentrifugasi selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm. Kemudian dipipet 500 µl reagen asam urat ke dalam tabung kimia, kemudian ditambahkan 10 µl serum darah, kemudian homogenkan reagen dan serum agar tercampur rata, dan inkubasi selama 10 menit. Setelah inkubasi 10 menit, sampel dibaca pada fotometer Erba Manheim Chem5 V3 dan hasil tes kadar asam urat dicatat.
Alur Penelitian
Teknik Pengolahan dan Analisis Data
- Teknik Pengolahan Data
- Analisis Data
Tempat dan Waktu Penelitian
Data penelitian merupakan hasil yang diperoleh dengan mengukur kadar asam urat menggunakan fotometer Erba Mannheim Chem5 V3. Berdasarkan data analisis deskriptif di atas, dapat diketahui bahwa kadar asam urat pada sampel yang tidak berpuasa lebih tinggi atau meningkat dibandingkan dengan kadar asam urat pada sampel yang tidak berpuasa 8 jam, 10 jam, dan 12 jam. sampel. dan terjadi penurunan kadar asam urat secara terus menerus pada sampel yang tidak berpuasa. Berdasarkan Gambar 4.1 mengenai grafik kadar asam urat pada berbagai variasi sampel, terlihat bahwa kadar asam urat tertinggi pada setiap sampel adalah kadar asam urat pada sampel tidak puasa yang ditandai dengan garis hijau.
Kadar asam urat mengalami penurunan dari sampel tidak puasa ke sampel puasa 8 jam, kemudian menurun lagi dari sampel puasa 8 jam menjadi sampel puasa 10 jam, dan dari sampel puasa 10 jam menjadi sampel puasa 12 jam terjadi penurunan lagi. Kadar asam urat meningkat pada sampel #5 dimana kriteria sampel puasa 12 jam ditandai dengan garis ungu dan kadar yang diperoleh adalah 9,0 mg/dl. Hasil uji parametrik One-Way Anova terhadap kadar asam urat dengan variasi sampel puasa yang berbeda menunjukkan nilai signifikansi yang diperoleh adalah P-value = 0,423 yang berarti P-value > 0,05 atau sama dengan 5%.
Berdasarkan grafik 4.1 Kadar asam urat di atas pada berbagai variasi sampel puasa, diketahui bahwa kadar asam urat pada sampel no. Berdasarkan hasil statistik penelitian menggunakan uji Anova satu arah P-value = 0,423 yang berarti P-value > 0,05 menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara kadar asam urat pada sampel tidak berpuasa dan sampel berpuasa 8 jam, 10 jam dan 12 jam. Hasil pemeriksaan kadar asam urat pada pasien tidak puasa dan pasien puasa 8 jam, 10 jam, dan 12 jam menunjukkan perbedaan klinis.
Peningkatan kadar asam urat dapat disebabkan oleh faktor luar seperti makanan dan minuman yang dapat merangsang pembentukan asam urat (Kertia N, 2009). Peningkatan kadar asam urat kemungkinan disebabkan oleh pasien yang melakukan diet ketat makanan yang mengandung purin tanpa diperiksa oleh peneliti. Berdasarkan hasil dan pembahasan yang diperoleh pada penelitian perbedaan kadar asam urat pada pasien tidak puasa dan pasien puasa 8, 10 dan 12 jam di Laboratorium Klinik Nurfalah Ciamis dapat disimpulkan sebagai berikut :.
Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar asam urat pasien tidak puasa dengan pasien puasa 8, 10 dan 12 jam, karena P-value = 0,423 lebih besar dari 5% atau > 0,05 yang berarti hipotesis ditolak. Jumlah Kuadrat Df Mean Square F Sig. PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PASIEN TIDAK PUASA DENGAN PUASA 8 JAM, 10 JAM, DAN 12 JAM. Peneliti yang merupakan mahasiswa pengajar DIV Health Analyst di Universitas Muhamadiyah Semarang, saat ini sedang meneliti perbedaan kadar asam urat pada pasien tidak puasa dan pasien puasa 8 jam, 10 jam, dan 12 jam.
Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perbedaan kadar asam urat pada pasien tidak puasa dan pasien yang berpuasa 8 jam, 10 jam, dan 12 jam. Pasien yang dipilih menjadi subjek penelitian ini adalah seluruh pasien rawat jalan yang menderita radang sendi yang menjalani pemeriksaan di Laboratorium Klinik Nurfalah Ciamis pada tanggal 9-10. Agustus 2016. PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PASIEN TIDAK PUASA DAN PASIEN PUASA, JAM 10 DAN JAM 12”.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pembahasan