• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

MADRASAH DINIAH DARUL MUTAFAWWIQIN ARDISAENG PAKEM BONDOWOSO

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

DINDA TRI UTAMI HANDAYANI NIM.: T20171053

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

2021

(2)

MELALUI PUASA SENIN KAMIS SANTRI MADRASAH DINIAH DARUL MUTAFAWWIQIN

ARDISAENG PAKEM BONDOWOSO TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Diajukan kepada

Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq Jember Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Program Studi Pendidikan Agama Islam

Oleh :

DINDA TRI UTAMI HANDAYANI NIM.: T20171053

Disetujui Pembimbing

Dr. H. MUNDIR, M.Pd NIP. 196311031999031002

(3)

MADRASAH DINIAH DARUL MUTAFAWWIQIN ARDISAENG PAKEM BONDOWOSO

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

SKRIPSI

Telah diuji dan diterima untuk memenuhi salah satu Persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam

Hari : Selasa

Tanggal : 16 November 2021

Tim Penguji Ketua

M.Pd.I Mahrus,

Drs. H.

NIP.196705252000121001

Sekretaris

Hatta, S.Pd.I., M.Pd.I NUP.20160363 Anggota

1. Dr. H. Mursalim, M.Ag ( )

2. Dr. H. Mundir, M.Pd. ( )

Menyetujui

Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Dr. Hj. MUKNI'AH, M.Pd.I NIP.19640511 199903 2 001

(4)

MOTTO

اًنْ يَع يِّرَ قَو ِبَِرْشاَو يِلُكَف ِنََْٰحَّرلِل ُتْرَذَن ِّنِّإ ِلِوُقَ ف اًدَحَأِرَشَبْلا َنِم َّنِيَرَ ت اَّمِإَف ۖ

اِّيِسْنِإ َمْوَ يْلا َمِّلَكُأ ْنَلَ ف اًمْوَص

Artinya : Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini (QS. Maryam:26).1

1 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya (Jakarta:PNRI Dharma Art, 2015).307

(5)

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin...

Rasa syukur kepada Allah SWT, atas segala Rahmat-nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir dengan segala kekurangan saya. Terimakasih kepada engkau yang telah memberikan jalan kemudahan serta telah menghadirkan orang-orang yang selalu membantu, memberi motivasi, semangat dan do‟a kepada saya. Sesungguhnya karena-Mu lah mereka ada, karena-Mu lah tugas akhir ini dapat terselesaikan.

Dengan penuh syukur dan do‟a skripsi ini saya persembahkan :

1. Kedua orang tua tercinta ibu Siti Khadijah dan Alm. Bapak Dafif Juhaeri yang selama ini memberikan saya kekuatan dan dukungan dengan penuh do‟a yang tidak pernah putus hingga bisa ketahap ini adalah berkat do‟anya.

2. Kakak kandung saya Alfan jufrianto yang telah menguatkan saya dan memberikan motivasi sehingga tugas akhir ini selesai.

(6)

الله الرحمن الرحيممسب

Segenap puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala anugerah, nikmat dan hidayah-Nya penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Pembinaan Kecerdasan Spiritual Melalui Puasa Senin Kamis Santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021”

sebagai salah satu syarat menyelesaikan program serjana, dapat terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kehadirat Nabi Muhammad SAW yang telah membawakan kita dari zaman jahiliyah menuju jalan yang terang benderang.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak.

Penenulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam penulisan skripsi ini. Namun berkat usaha, dukungan, bimbingan dan do‟a dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terimakasih yang sedalam- dalamnya kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM selaku Rektor UIN Jember yang

telah memberikan fasilitas yang memadai selama kita menuntut ilmu di UIN Jember.

2. Ibu Prof. Dr. Hj. Mukni'ah, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Jember yang telah membimbing kami dalam proses perkuliahan.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I selaku ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam UIN Jember yang telah sabar, ikhlas, dan support demi

(7)

4. Bapak Dr. H. Mundir, M.Pd, selaku dosen pembimbim Skipsi yang telah sabar, ikhlas, dan tlaten dalam meluangkan waktunya demi membimbing peneliti menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak Dr. Abdul Mu‟is, S.Ag. M.Si., selaku kepala perpustakaan UIN Jember, beserta karyawan yang telah memberikan pelayanan dalam hal fasilitas referensi bagi penulis.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya selama proses perkuliahan.

7. Ibu Hayani, M.Pd.I selaku Kepala Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso yang telah berkenan dan memberikan ijin untuk mengadakan penelitian dilembaganya.

8. Terimakasih pula kepada sahabat-sahabatku (Audini, Zuhro) dan teman-teman seperjuangan Kelas A2 yang telah memeberikan semangat, motivasi dan mendo‟akan untuk selalu tidak putus asa dari awal kuliah hingga dapat menyelesaikan skripsi ini, semoga do‟a dan semangatnya kembali kepada kalian hingga menjadi orang yang sama-sama sukses dunia akhirat.

Dalam penyusunan Skripsi ini, Penulis telah berusaha dengan segala kemampuan yang penulis miliki, namun penulis menyadari bahwa penyusunan Skripsi ini masih kurang sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna perbaikan dan penyempurnaan.

(8)

terkait pada khususnya dan juga semoga semua amal yang telah dilakukan akan menjadi amal sholih yang diridhoi Allah SWT. amin.

Bondowoso, 19 November 2021

Penulis

(9)

Dinda Tri Utami Handayani, 2021: Pembinaan Kecerdasan Spiritual Melalui Puasa Senin Kamis Santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021.

Kata Kunci: pembinaan, Kecerdasan Spiritiual, Puasa senin Kamis

Pada dasarnya setiap santri di madrasah telah memiliki kemampuan spiritual yang dibawanya sejak lahir. Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas seseorang, kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk berbuat lebih manusiawi, sehingga dapat menjangkau nilai-nilai luhur yang mungkin belum tersentuh oleh akal pikiran manusia. Untuk mengembangkan kemampuan ini pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu, untuk melahirkan manusia yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan pengembangan aspek kognitif saja, melainkan sekaligus aspek spiritual.

Fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana pembinaan kecerdasan spiritual santri melalui puasa senin kamis di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021? (2) Bagaimana hasil pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021?

Tujuan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian Studi Kasus. Subjek penelitian dipilih dengan cara purposive. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga teknik, yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumenter. Sedangkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif model interaktif milik Miles dan Huberman dengan langkah- langkah: 1) kondensasi data, 2) Penyajian data, dan 3) Penarikan kesimpulan.

Metode keabsahan data yang diperoleh peneliti menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian: (1) Pembinaan kecerdasan spiritual santri melalui puasa senin kamis dilakukan dengan, mengajarkan Baca Tulis Al-Qur'an (BTQ), pencerahan spiritual (siraman rohani), keteladanan, pembiasaan, mengontrol pelaksanaan sholat berjamaah, sosialisasi aturan-aturan madrasah, pemberian hukuman dan pemberian hadiah. (2) Hasil pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri dapat menjadikan santri memiliki sikap kejujuran, rendah hati dan disiplin.di samping itu dengan puasa senin kamis, dapat menundukkan hawa nafsu yang mendorong tindakan maksiat. Menjadi latihan bagi santri untuk bersabar dalam menahan lapar, haus, dan mencegah hawa nafsu.

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI... iii

MOTTO... iv

ABSTRAK... ix

DAFTAR ISI... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

A. Konteks Penelitian ... 1

B. Fokus Penelitian ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Istilah ... 10

F. Sistematika Pembahasan ... 11

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu ... 13

B. Kajian Teori ... 16

BAB III : METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 43

B. Lokasi Penelitian ... 43

C. Subyek Penelitian ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 44

E. Analisis Data ... 47

PERSEMBAHAN... v

KATA PENGANTAR... vi

(11)

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 49 BAB IV : GAMBARAN OBYEK PENELITIAN

A. Gambaran Obyek Penelitian ... 51 B. Penyajian dan Analisis Data ... 56 C. Pembahasan Temuan ... 76 BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ... 88 B. Saran-saran ... 88 DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

No Uraian Hal 2.1 persamaan, perbedaan dan penelitian terdahulu dengan peneliti ... 15 4.1 Data pendidik dan kependidikan Madrasah Diniyah Mutafawwiqin Tahun

pelajaran 2020/2021 ... 54 4.2 Data pesertadidik Madrasah Diniyah Mutafawwiqin Tahun pelajaran

2020/2021 ... 56

(13)

Pelajaran 2020/2021 ... 55

(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi yang dikembangkan di Madrasah harus menjamin pertumbuhan keimanan dan ketakwaan santri kepada Allah SWT, penguasaan keterampilan hidup, penguasaan kemampuan akademik, seni dan pengembangan kepribadian yang paripurna. Dengan pertimbangan ini, maka disusun kurikulum nasional Pembelajaran Agama di Madrasah Diniyah berbasis kompetensi yang mencerminkan kebutuhan keberagamaan peserta didik atau santri di Madrasah secara nasional. Standar ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai acuan dalam mengembangkan kurikulum Akidah Akhlak di Madrasah sesuai dengan kebutuhan madrasah. Oleh karena itu, peranan dan efektivitas pembelajaran agama di Madrasah sebagai landasan bagi pengembangan spiritual terhadap kesejahteraan masyarakat mutlak harus ditingkatkan. Yang dijadikan landasan pengembangan nilai spiritual yang dilakukan dengan baik, maka kehidupan masyarakat akan lebih baik.

Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan tradisional Islam yang mempunyai kekhasan tersendiri dan berbeda dengan lembaga pendidikan lainya. Madrasah Diniyah dan santri merupakan subkultur (sub-culture) Islam Indonesia dan menjadi penjaga keilmuan dan intelektual Islam yang berasal dari sumber aslinya yaitu Al-Quran dan Hadist. Santri adalah orang yang mendalami agama Islam dengan berguru di tempat pesantren dan beribadat dengan sungguh-sungguh agar menjadi orang yang sholeh. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Soebahar bahwa santri adalah

(15)

peserta didik yang belajar atau menuntut ilmu di pesantren.2

Di samping menuntut ilmu di madrasah, para santri juga diajarkan untuk istiqomah adlam menjalankan puasa. Lebih-lebih puasa sunah senin kamis. Secara khusus, puasa ini dinyatakan Rasululloh dalam sebuah hadits yang diriwayatkan HR. Muslim dari Abi Qatadah Al-Anshariy r.a yang artinya sebagai berikut :

Rasulullah saw. Pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, Beliau menjawab: Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan Beliau ditanya tentang puasa Asyura dan menjawab:

Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu. Beliau ditanya lagi tentang puasa senin kamis, lalu menjawab: Pada hari itu adalah hari dimana aku dilahirkan, aku dijadikan seorang utusan (Rasul), dan pada hari itu juga aku menerima wahyu. (HR. Muslim dari Abi Qatadah Al- Anshariy r.a).3

Dalam kaitannya dengan puasa ini, Allah berfirman dalam surat Al- Baqarah ayat 183 sebagai berikut

ْمُكِلْبَ ق ْنِم َنيِذَّلا ىَلَع َبِتُك اَمَك ُماَيِّصلا ُمُكْيَلَع َبِتُك اوُنَمآ َنيِذَّلا اَهُّ يَأ َيَ

َنوُقَّ تَ ت ْمُكَّلَعَل

Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-baqarah: 183).4

Menurut Hasbiyallah, puasa dapat mendidik umat untuk disiplin terhadap berbagai peraturan.Bagaimanapun kedudukan dan pangkat seseorang, dia harus tunduk pada peraturan yang berlaku.Sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, umat dididik untuk disiplin berbakti kepada Allah SWT.Walaupun dia dapat saja makan dan minum, bahkan berhubungan seks

2 Abd. Halim Soebahar, Modernisasi Pesantren, (Yogyakarta:PT. LKiS Printing

Cemerlang, 2013),7.

3 Miftah Al-Mansyur, Mukjizat Puasa Senin Kamis, (Jakarta: Bintang Indonesia),28.

4 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: Pustaka Al-Hanan,

2007),.28.

(16)

tanpa diketahui oleh orang lain, tetapi puasa mengajarkan dia kejujuran dan pengabdian sepenuhnya hanya kepada Allah SWT.5

Dengan demikian, puasa itu dapat mendidik seseorang untuk disiplin karena pada awalnya kedisiplinan dikaitkan dengan ajaran agama. Pada zaman Rasulullah, Beliau mengajarkan kepada umatnya dalam bersikap disiplin terutama disiplin di jalan Allah seperti shalat, memerangi orang-orang kafir dan lain sebagainya. Jika dikaitkan antara kedisiplinan dengan beribadah kepada Allah, tentu saling berketerkaitan karena dalam ajaran Islam tidak lepas dari penerapan disiplin kepada umatnya, hal ini lebih banyak ditanamkan terutama dalam ibadah shalat, puasa, dan zakat dimana dalam menjalankan ibadah tersebut harus sesuai dan tunduk pada peraturan atau ketentuan- ketentuan baik dari Allah SWT ataupun dari Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan pendapat diatas dapat diketahui bahwa dengan berpuasa dapat melatih seseorang untuk disiplin dalam hal apapun, contohnya seperti aturanaturan yang sudah diterapkan, mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari, guna untuk berbakti dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebagian besar, mayoritas umat muslim pasti tidak asing lagi yang namanya puasasunnah, contohnya yaitu puasa senin kamis, apalagi di sekolah-sekolah Islam seperti di pondok pesantren, tentunya banyak yang sudah mengetahui apa itu puasa senin kamis bahkan pasti sudah banyak yang mengamalkannya.

Pada umumnya banyak sekolah Islam tentunya yang mengajarkan dan mengamalkan puasa senin kamis apalagi di pondok pesantren pada umumnya

5 Hasbiyallah. Fiqh dan Ushul Fiqih, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013),219.

(17)

yang terkenalnya dengan sekolah Islami dan lebih banyak pengetahuan Agama dibandingkan sekolah-sekolah umum lainnya, seperti contohnya yaitu Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng akan tetapi tidak semua di madrasah tersebut menerapkan untuk puasa senin kamis. Berdasarkan informasi, di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng sudah ada program untuk berpuasa senin kamis.

Namun realitanya, tidak semua santri di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng yang melaksanakan puasa sunnah senin kamis, karena puasa sunnah Senin Kamis bukan suatu kewajiban yang harus dijalankan, tetapi suatu amal yang dilakukan dari diri pribadi setiap seorang yang ingin menjalankan puasa sunnah. Seperti pernyataan ibu Hayani selaku Kepala Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng yang mengatakan bahwa :

Awalnya memang ingin ada program untuk berpuasa Senin Kamis,akan tetapi kami kesulitan karena dari pihak yang memasak di dapur belum mampu melayani. Meskipun begitu sebagian besar santri yang ada di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng khususnya di Asrama Putri itu menjalankan ibadah puasa Senin Kamis.6

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan qalbu yang berhubungan dengan kualitas seseorang, kecerdasan ini mengarahkan seseorang untuk berbuat lebih manusiawi, sehingga dapat menjangkau nilai-nilai luhur yang mungkin belum tersentuh oleh akal pikiran manusia. Dalam hal ini kecerdasan spiritual harus dimilki oleh seorang santri, agar mepunyai akhlak yang arif dan bijak. Kecerdasan Spiritual adalah kecerdasan manusia dalam memberi makna. Dalam kondisi yang sangat buruk dan tidak di harapkan, kecerdasan

6 Hayani, diwawancarai oleh Penulis, Bondowosso 8 Februari 2021.

(18)

manusia dapat menuntun menemukan makna. Manusia dapat memberi makna melalui dari berbagai macam keyakinan. Agama (Religi) dapat mengarahkan manusia untuk mencari makna dengan pandangan yang lebih jauh.

Madrasah Diniyah merupakan lembaga pendidikan yang berfungsi untuk meningkatkan kualitas moral, pengetahuan, ketrampilan, sosial terutama spiritual santri. Berbagai program dilaksanakan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Selain itu para guru juga memiliki peran sama pentingnya seperti halnya orang tua. Mampu membimbing serta mengarahkan santri menuju hal yang lebih baik, salah satu contohnya yaitu dengan membiasakan mereka berpuasa sunnah Senin Kamis. Berpuasa Senin Kamis bagi sebagian orang menjadi sebuah kerutinan amal yang mudah dilakukan, namun bagi sebagian lagi banyak yang merasa berat untuk berpuasa, terlebih bagi para remaja yang tinggal di lingkungan umum, bukan lingkungan santri. Butuh sekali bimbingan dari orang dewasa untuk melakukan kebiaasaan berpuasa, baik itu dari orang tuanya di rumah maupun gurunya di madrasah.

Pembiasaan berpuasa sunnah biasanya diterapkan di Pondok Pesantren Salafiyah yang berada di bawah naungan Kementrian Agama,. Tetapi berbeda dengan Madrasah Diniyah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem. Di madrasah ini menerapkan pembiasaan berpuasa sunnah Senin Kamis yang dilakukan dengan cara mengingatkan kepada santrinya ketika hari Rabu dan Ahad untuk berpuasa sunnah Senin Kamis, penyampaiannya dilakukan oleh guru mata Pelajaran Agama Islam pada setiap jam terakhir.

Berdasarkan hasil wawancara di awal penelitian dengan kepala madrasah menunjukkan bahwa aktivitas puasa dapat berpengaruh terhadap

(19)

peningkatan spiritual santri terutama puasa yang dijalankan secara fungsional terutama shaumul khawash, wa khawashul khawash, sebab melalui puasa santri akan lebih memahami dirinya sendiri, sadar eksistensi, dan terus mencari hakikat kehidupan. Adapun pengaruh yang disebutkan oleh beliau antara lain yaitu menambah rasa rendah hati (tawadhu‟), membersihkan jiwa (tazkiyatun nafsi), menambah rasa sabar, menambah syukur, tawakkal dan memperbaiki akhlak.

Pada dasarnya setiap anak didik begitupun santri yang ada di madrasah telah memiliki kemampuan spiritual yang dibawanya sejak lahir, untuk mengembangkan kemampuan ini pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu, untuk melahirkan manusia yang memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, dibutuhkan pendidikan yang tidak hanya memperhatikan pengembangan aspek kognitif saja, melainkan sekaligus aspek spiritual.

Dengan demikian lahirlah lembaga pendidikan manusia yang benar-benar utuh. Masih jarang sekali lembaga pendidikan khususnya sekolah ataupun madrasah yang benar-benar memperhatikan ranah ini, kebanyakan madrasah hanya memperhatikan ranah kognitif yang cenderung dianggap sebagai tolak ukur keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Peran Madrasah Diniyah di sini menjadi sangat penting dalam rangka mengembangkan ketiga aspek ini khususnya dalam aspek spiritual santri. Terlebih untuk jenjang Madrasah Diniyah, pada masa remaja awal ini, diperlukan perhatian yang sangat intens dari setiap madrasah.

Mengacu pada hasil observasi pendahuluan yang dilakukan peneliti di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng pembiasaan berpuasa

(20)

sunnah Senin Kamis yang dilakukan di madrasah ini diyakini menjadi salah satu bagian dari kegiatan untuk mengembangkan aspek spiritual santri, sesuai pernyataan dari salah satu guru PAI di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin.

Berdasarkan studi pendahuluan yang di laksanakan oleh peneliti di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin, melalui wawancara dengan Kepala Madrasah diperoleh beberapa informasi yang menarik, yaitu santri kurang mendapatkan pembelajaran agama di keluarga (Broken Home), santri yang di titipkan karena kesalahan di dalam pergaulan (nakal dikelas, bolos, bermain di luar madrasah, berani kepada kedua orang tua dan males beribadah), santri mengalami kegelisahan, dan kecemasan dalam hidup, baik disebabkan oleh masalah-masalah duniawi maupun masalah-masalah yang berkaitan dengan kehausan spiritual. Santri yang berasal dari keluarga broken home dan kesalahan dalam pergaulan kurang lebih 10% dari jumlah 24 santri.7

Untuk mengatasi hal tersebut, Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin, mempunyai upaya pembinaan yang menitikberatkan pada pengembangan kecerdasan spiritual. kecerdasan spiritual baru bisa dilihat ketika seseorang tersebut melakukan sesuatu. Visi pembelajaran tersebut yaitu santri wajib melanggengkan wudhu baik keadaan mau shalat atau tidak, membaca Al- Quran,bermutolaah dengan guru, melakukan shalat ashar secara berjamaah, khusus setiap malam Jumat di pimpin oleh Kepala Madrasah, Puasa Sunnah Senin dan kamis, dan mujahadah dengan dzikir qalbun salim.

Semua orang mempunyai instink untuk menghidupkan kecerdasan spiritual, sebagai hakikat manusia yang terdalam hati selalu berada di sisi Allah SWT. Demikian sebaliknya Allah SWT berada dalam hati orang-orang yang suci. Hati menjadi elemen yang penting dalam kecerdasan spiritual.

Bahkan sumber kecerdasan spiritual justru terletak pada suara hati nurani.

inilah suara yang relatif jernih dalam hiruk pikuk kehidupan kita yang tak bisa ditipu oleh siapapun termasuk diri kita sendiri dan suara hati fitrah akan sama

7 Hayani, diwawancarai oleh Penulis, Bondowosso 8 Februari 2021.

(21)

dirasakan oleh manusia di seluruh dunia

Dari Latar belakang yang yang telah dipaparkan di atas, maka penulis tertarik ingin mengadakan penelitian mengenai Pembinaan Kecerdasan Spiritual Melalui Puasa Senin Kamis Santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021.

B. Fokus Penelitian

1. Bagaimana pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021?

2. Bagaimana hasil pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021.

2. Mendeskripsikan hasil pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri di Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Tahun Pelajaran 2020/2021.

(22)

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang akan diperoleh dari penelitian ini baik secara teoritis maupun secara praktis adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri Madrasah Diniah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso.

2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, pengalaman dan pengembangan pemikiran, bahwasannya pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santrisangat penting untuk diterapkan, sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Bagi UIN Kiai Haji Achmad Siddiq Jember

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif dan dapat menjadi pengetahuan yang lebih bermanfaat, dan semoga penelitian ini dapat menambah referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih berkembang dan mendala.

c. Bagi Madrasah Darul Mutafawwiqin Ardisaeng Pakem Bondowoso Dapat digunakan sebagai referensi terkait dengan pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri dalam proses belajar mengajar.

d. Bagi Pendidik

(23)

Dapat memberikan kontribusi dalam pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri.

e. Bagi Peserta Didik

Diharapkan dapat meningkatkan minat dan semangat belajar untuk meraih prestasi belajar dan memiliki kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri dan berakhlakul karimah.

E. Definisi Istilah

Definisi istilah mencakup tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titi perhatian peneliti dalam judul. Tujuannya agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap makna istilah sebagaimana maksud oleh peneliti.

1. Pembinaan

Pembinaan adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sadar, berencana, terarah, dan teratur secara bertanggung jawab dalam rangka penumbuhan, peningkatan dan mengembangkan kemampuan.

8Pembinaan diartikan sebagai membina, pembinaan ini merupakan suatu proses yang dilakukan untuk merubah tingkah laku yang tidak baik menjadi baik

2. Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan jiwa yang membentuk seseorang mengembangakan dirinya melalui penciptaan untuk menerapkan nilai-nilai positif. Kecerdasasan spiritual merupakan bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan sebelumnya, yakni

8Simanjuntak, B., I. L Pasaribu, Membina dan mengembangkan Generasi Muda, (Bandung: Tarsito, 1990) 84

(24)

kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.9 Kecerdasan spiritual mengandung beberapa aspek diantaranya shiddiq, istiqomah, fathanah, amanah, dan tabligh.

3. Puasa Senin Kamis

Menurut istilah agama Islam puasa adalah menahan diri dari sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.10 Menurut peneliti Puasa Senin Kamis merupakan puasa sunnah yang dimuliakan pahalanya, puasa ini sangat dianjurkan karena sering dilakukan oleh Nabi Muhammad.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan berisi tentang deskripsi alur pembahasan skripsi yang dimulai dari bab pendahuluan hingga bab penutup. Adapun sistematika pembahasannya meliputi:

Bab satu, Pendahuluan. Bab ini membahas ttentang latar belakang, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika pembahasan..

Bab kedua, kajian kepustakaan. Bab ini membahas tentang penelitian terdahulu yang membahas penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa orang, yang serupa dengan penelitian yang akan dilakukan. Dan kajian teori dijadikan landasan dalam melakukan penelitian yang sesuai dengan fokus penelitian.

9 Muhaimin, Azzet Akhmad, Mengembangkan Kecerdasan Spiritual Bagi Anak, (Jogjakarta: Katahati, 2010), 31

10 Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, (Bandung:Sinar Baru Algensindo, 2013) 220

(25)

Bab ketiga, metode penelitian. Bab ini membahas tentang metode penelitian, yang didalamnya terdapat pendekatan dan jenis penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data dan teknik keabsahan data serta tahap-tahap penelitian.

Bab keempat, penyajian data. Bab ini membahas tentang gambaran objek penelitian, penyajian data dan analisis, serta pembahasan temuan.

Bab kelima, penutup. Berisi tentang kesimpulan dan semua pembahasan yang telah diuraikan serta sasaran-sasaran untuk pihak tertentu.

(26)

BAB II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

A. Kajian Kepustakaan 1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menyajikan hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Relevan yang calon peneliti maksud bukan berarti sama dengan yang akan diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Dengan demikian, diharapkan penyajian penelitian terdahulu ini menjadi salah satu bukti keorisinalitasan penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang ditemukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a. Skripsi mahasiswi Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga oleh Asri Nariswari Hanyajani, 2017, Upaya Pembinaan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar. Hasil penelitian: upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, diantaranya: membaca Al-Qur‟an, shalat malam, melanggengkan wudhu, puasa senin kamis, mujahadah dengan dzikir qalbun salim.11

b. Skripsi mahasiswa Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto oleh Atiq Rifqi Mu‟akhiroh, 2019,

11 Asri Nariswari Hanyajani, “Upaya Pembinaan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin Karanganyar” (Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga, 2017)

(27)

peran puasa senin kamis dalam mengembangkan kecerdasan spiritual (sq) siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Purwokerto. Hasil penelitian:

peran puasa Senin Kamis dalam mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ) siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Purwokerto, dapat diambil kesimpulan bahwa puasa Senin Kamis mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa.

diantaranya adalah: mengembangkan kemampuan bersikap fleksibel, mengembangkan kesadaran diri yang tinggi, mengembangkan sikap jujur, sabar, empati yang tinggi dan sikap disiplin. 12

c. Skripsi mahasiswi Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Fakultas tarbiyah dan Keguruan Banda Aceh oleh Renitha Apriliani, 2019, Urgensi Pembiasaan Puasa Sunnah Senin Kamis Dalam Pembentukan Karakter Islami Siswa Di Smp It Luqmanul Hakim Aceh Besar. Hasil penelitian: pembiasaan puasa sunnah Senin Kamis dalam pembentukan karakter Islami siswa SMP IT Luqmanul Hakim Aceh Besar dilakukan dengan cara memberikan pemahaman tentang hikmah, keutamaan dan manfaat yang mencakup hubungannya dengan amalan puasa sunnah Senin Kamis, ini menjadi suatu motivasi siswa untuk semangat mengamalkan puasa sunnah Senin Kamis dalam membentuk pribadi dan karakter yang lebih baik.13

12 Atiq Rifqi Mu‟akhiroh, ”Peran Puasa Senin Kamis Dalam Mengembangkan Kecerdasan

Spiritual (SQ) Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Purwokerto” (Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto, 2019).

13 enitha Apriliani, “Urgensi Pembiasaan Puasa Sunnah Senin Kamis DalamPembentukan

Karakter Islami Siswa Di Smp It Luqmanul Hakim Aceh Besar” (Universitas Islam Negeri Ar- Raniry Fakultas tarbiyah dan Keguruan Banda Aceh, 2019).

(28)

Tabel 2.1

Persamaan, Perbedaan DanOrisinalitas Penelitian

No Nama Peneliti dan

Judul Penelitian Hasil penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4 5

1 Asri Nariswari Hanyajani, Upaya Pembinaan Kecerdasan Spiritual Santri Pondok Pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin

Karanganyar Tahun Pelajaran 2016/2017

Upaya meningkatkan kecerdasan spiritual santri di pondok pesantren As-salafiyah Nurul Yaqin

Karanganyar

dilaksanakan melalui beberapa kegiatan, diantaranya: membaca Al-Qur‟an, shalat malam,

melanggengkan wudhu, puasa senin kamis, mujahadah dengan dzikir qalbun salim

Upaya meningkatk an

kecerdasan spiritual santri

Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri.

2 Atiq Rifqi Mu‟akhiroh, peran puasa senin kamis dalam mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ) siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Purwokerto Tahun Pelajaran 2018/2019

Peran puasa Senin Kamis dalam mengembangkan kecerdasan spiritual (SQ) siswa kelas VIII SMP Negeri 8

Purwokerto, dapat diambil kesimpulan bahwa puasa Senin Kamis mempunyai peran yang sangat penting dalam mengembangkan kecerdasan spiritual siswa. diantaranya

Membahas tentang pengemban gan

kecerdasan spiritual (SQ) siswa

Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri yang ada di Madrasah Diniyah

3

adalah:

mengembangkan kemampuan bersikap fleksibel,

mengembangkan kesadaran diri yang tinggi,

mengembangkan sikap jujur, sabar, empati yang tinggi

(29)

dan sikap disiplin.

Renitha Apriliani, Urgensi pembiasaan puasa sunnah senin kamis dalam

pembentukan karakter islami siswa di SMP IT luqmanul hakim aceh besar Tahun Pelajaran 2018/2019

pembiasaan puasa sunnah Senin Kamis dalam pembentukan karakter Islami siswa SMP IT Luqmanul Hakim Aceh Besar dilakukan dengan cara memberikan

pemahaman tentang hikmah, keutamaan dan manfaat yang mencakup

hubungannya dengan amalan puasa sunnah Senin Kamis, ini menjadi suatu

motivasi siswa untuk semangat

mengamalkan puasa sunnah Senin Kamis dalam membentuk pribadi dan karakter yang lebih baik

Membahas tentang pembentuka n karakter Islami siswa

Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri.

Berdasarkan tabel tersebut, maka diketahui bahwa posisi penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yaitu : Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri, Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri yang ada di Madrasah Diniyah, dan Difokuskan pada pembinaan kecerdasan spiritual melalui puasa senin kamis santri.

B. Kajian Teori

1. Kecerdasan Spritual

Kecerdasan spiritual atau Spiritual Quotient (SQ) adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada di balik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu. Secara

(30)

teknis, kecerdasan spiritual yang sangat terkait dengan persoalan makna dan nilai ini pertama kali digagas dan ditemukan oleh Danah Zohar dan Ian Marshall. Danah Zohar dalam bukunya yang berjudul Spiritual Intelegence, The Ultimate Intelegence, menilai bahwa kecerdasan spiritual merupakan bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan antara kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional.

Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi karena erat kaitannya dengan kesadaran seseorang bisa memaknai segala sesuatu dan merupakan jalan untuk bisa merasakan sebuah kebahagiaan.14

Kecerdasan spiritual Spiritual Quotient (SQ) menurut Azzet adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri yang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu.

Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan untuk menghadapi persoalan makhluq, yaitu kecerdasan untuk menempatkan prilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan hanya kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain.15

Kecerdasan spiritual (SQ) erat kaitannya dengan keadaan jiwa, batin dan rohani seseorang. Ada yang beranggapan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan tertinggi dari kecerdasan lain seperti kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emsoional (EQ). Hal ini

14 Ulfa Dwiyanti, Pembentukan Kecerdasan Spiritual Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan (Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Uin Alauddin Makassar, 2018). 15

15 Muhaimin, Akhmad Azzet, 2010, 31

(31)

dikarenakan ketika orang sudah memiliki kecerdasan spiritual (SQ), orang itu mampu memaknai kehidupan sehingga dapat hidup dengan penuh kebijaksanaan. Hamid sebagaimana dikutip Desmita, menyebutkan empat dimensi spiritualitas, yaitu:

a. Berhubungan dengan sesuatu yang tidak diketahui atau ketidakpastian dalam kehidupan

b. Menemukan arti atau makna hidup, menyadari kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri

c. Mempunyai keterikatan dengan diri sendiri dan dengan Tuhan YME.16

Zohar dalam bukunya yang berjudul SQ (Spiritual Intelligence, The Ultimate Intelligence), menilai bahwa kecerdasan spiritual merupakan bentuk kecerdasan tertinggi yang memadukan kedua bentuk kecerdasan sebelumnya, yakni kecerdasan inteketual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang tertinggi karena erat kaitannya dengan kesadaran seseorang untuk bisa memaknai segala sesuatu dan merupakan jalan untuk bisa merasakan sebuah kebahagiaan.17

Bollinger sebagaimana dikutip Desmita dalam bukunya Psikologi Perkembangan Peserta Didik menggambarkan kebutuhan spiritual sebagai kebutuhan terdalam dari diri seseorang yang apabila terpenuhi individu akan menemukan identitas dan makna hidup yang

16Desmita, Psikologi Perkembangan Peserta Didik, Panduan Bagi Orang Tua Dan Guru Dalam Memahami Psikologi Anak Usia SD, SMP, dan SMA (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya, 2014) 277-278

17 Muhaimin, Akhmad Azzet, 2010,. 31

(32)

penuh arti.18

Kecerdasan spiritual adalah kemampuan potensial setiap manusia yang menjadikan ia dapat menyadari dan menentukan makna, nilai, moral, serta cinta terhadap kekuatan yang lebih besar dan sesama makhluk hidup, karena merasa sebagai bagian dari keseluruhan.

Sehingga membuat manusia dapat menempatkan diri dan hidup lebih positif dengan penuh kebijaksanaan, kedamaian, dan kebahagiaan yang hakiki. Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kemampuan jiwa yang dimiliki seseorang untuk membangun dirinya secara utuh melalui berbagai kegiatan positif sehingga mampu menyelesaikan berbagai persoalan dengan melihat makna yang terkandung didalamnya. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ) akan mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan melihat permasalahan itu dari sisi positifnya sehingg a permasalahan dapat diselesaikan dengan baik dan cenderung melihat suatu masalah dari maknanya.

2. Aspek-aspek Kecerdasan Spiritual a. Shiddiq

Salah satu demensi kecerdasan ruhaniah terletak pada nilai kejujuran yang merupakan mahkota kepribadian orang-orang mulia yang telaah dijanjikan Allah akan memperoleh limpahan nikmat dari-Nya. Seseorang yang cerdas secara Ruhaniah. Senantiasa memotivasi dirinya dan berada dalam lingkungan orang-orang yang memberikan makna kejujuran, sebagaimana firman-Nya :

18 Desmita, 2014. hlm. 265

(33)



















Artinya:orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar (jujur)”. (QS: At- Taubah:119)19

Shiddiq adalah orang benar dalam semua kata, perbuatan, dan keadaan batinnya.hati nuraninya menjadi bagian dari kekuatan dirinya karena dia sadar bahwa segala hal yang akan mengganggu ketentraman jiwanya merupakan dosa. Dengan demikian, kejujuran bukan datang dari luar, tetapi ia adalah bisikan dari qalbu yang secara terus menerus mengetuk-ngetuk dan memberikan percikan cahaya ilahi. Ia merupakan bisikan moral luhur yang didorong dari hati menuju kepada ilahi (mahabbah lillah).20

Kejujuran bukan sebuah keterpaksaan melainkan sebuah panggilan dari dalam (calling from withim)dan sebuah keterikatan (commitmen, aqad, i‟tiqad). Perilaku yang jujur adalah perilaku yang diikuti dengan sikap tanggung jawab atas apa yang diperbuatnya, karena dia tidak pernah berfikir untuk melemparkan tanggung jawab kepada orang lain, sebab sikap tidak bertanggung jawab merupakan pelecehan paling asasi terhadap orang lain, serta sekaligus penghinaan terhadap dirinya sendiri. Kejujuran dan rasa tanggung jawab yang memancar dari qalbu, merupakan sikap sejati

19Al-qur‟an dan Terjemah, (Bandung:Jabal Mushaf Al-Azhar 2010),187.

20Agus Germanto, Quantum Quatient “Cara cepat melejitkan IQ,EQ, SQ secara harmonis”,(Bandung:Nuansa, 2001), 114.

(34)

manusia yang bersifat universal, sehingga harus menjadi keyakinan dan jati diri serta sikapnya yang paling otentik, asli, dan tidak bermuatan kepentingan lain, kecuali ingin memberikan keluhuran makna hidup. Dalam usaha untuk mencapai spiritual sifat shiddiq seseorang harus melalui beberapa hal diantaranya adalah:

1) Jujur pada diri sendiri

Salah satu contoh jujur pada diri sendiri adalah pada saat seseorang melakukan sholat, begitu taat dan bersungguh- sungguh untuk mengikuti seluruh proses sejak dari takbir sampai salam, ritual sholat telah melahirkan nuansa kejujuran dan melaksanakan seluruh kewajiban dengan penuh tanggung jawab, bagiorang-orang yang shiddiq, esensi sholat tidak berhenti sampai ucapan assalamualaikum, tetapi justru ucapan itu merupan awal bagi dirinya untuk membuktikan hasil sholatnya dalam kehidupan secara aktual penuh makna dan manfaat.21

2) Jujur pada orang lain

Sikap jujur pada orang lain berarti sangat prihatin melihat penderitaan yang dialami oleh mereka. Sehingga seseorang yang shiddiq mempunyai sikap dan mempunyai jiwa pelayanan yang prima (sense of steweardship). Maka tidak mungkin seseorang serasa gelisah berada bersama-sama dengan kaum shiddiqiin karena mereka adalah sebaik-

21Agus Germanto, Quantum Quatient, 115.

(35)

baiknya temen yang menyantun dan penyayang serta direkomendasikan Allah. Tidak mungkin para shiddiqin itu akan mencelekakan orang lain karena di dalam jiwanya hanya ada kepedulian yang amat sangat untuk memberikan kebaikan.

3) Jujur terhadap Allah

Jujur terhadap allah berarti berbuat dan memberikan segala-galanya atau beribadah hanya untuk Allah, hal ini sebagaimana didalam do‟a iftitah, seluruh umat islam menyatakan ikrarnya bahwa sesungguhnya sholat, pengorbanan, hidup, dan mati mereka hanya diabdikan kepada Allah yang Maha mulia, pernyataan ini merupakan komitmen yang secara terus-menerus harus diperjuangkan agar tidak keluar atau menyimpang dari arah yang sebenarnya. Itulah sebabnya di dalam Al-Qur‟an banyak ditemukan kata shirath, syai‟ah, thariqah rabil dan minhaj, yang semuanya memberikan makna dasar “jalan”.22

4) Menyebarkan salam

Salam tidak hanya memberikan pengertian selamat, tetapi mempunyai kandungan bebas dari segala ketergantungann dan tekanan, sehingga hidupnya terasa damai, tenteram dan selamat, karena itu setiap muslim akanmengucapkan salam setiap akhir sholat, seakan-akan

22Agus Germanto, Quantum Quatient,116

(36)

mereka ingin membuktikan bahwa hasil audensinya dengan Allah akan dinyatakannya secara nyata dan aktual dalam kehidupannya, yaitu ikut berpartisipasi dari dirinya sendiri merupakan bagian dari salam tersebut. Dengan demikian, makna salam merupakan benang merah dan indentitas paling monumental yang menjadi misi dan hiasan kepribadian sera sikap dan prilaku seorang muslim.

b. Istiqamah

Istiqomah diterjemahakan sebagai bentuk kualiatas batin yang melahirkan sikap konsisten (taat asas) dan teguh penderian untuk menegakkan dan membentuk sesuatu menuju pada kesempurnaan atau kondisi yang lebih baik, sebagaimana kata taqwin merujuk pula pada bentuk yang sempurna (qiwam).

Abu aaali ad-Daqqaq berkata ada tiga derajat pengertian istiqomah, yaitu menegakkan atau membentuk sesuatu (taqwim), menyangkut disiplin jiwa, iqomah berkaitan dengan penyempurnaan, dan istiqomah berhubungan dengan tindakan pendekatan diri kepada Allah. Sikap istiqomah menunjukkan kekuatan iman yang merasuki seluruh jiwanya, sehingga dia tidak mudah goncang atau cepat menyerah pada tantangan atau tekanan, mereka yang memiliki jiwa istiqomah itu adalah tipe manusia yang merasakan ketenangan luar biasa (iman,aman, muthmainah) walau

(37)

penampakannya di luar bagai orang yang gelisah.23 Dia merasa tentram karena apa yang dia lakukan merupakan rangkaian ibadah sebagai bukti “yakni”kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sikap istiqomah ini dapat terlihat pada orang-orang:

1) Mempunyai tujuan

Sikap istiqomah hanya mungkin merasuki jiwa seseorang bila mereka mempunyai tujuan atau ada sesuatu yang ingin dicapai. Mereka mempunyai visi yang jelas dan dihayati dengan penuh makna, mereka pun sadar bahwa pencapaian tujuan tidaklah datang begitu saja, melainkan harus diperjuangkan dengan penuh kesabaran, kebijakan, kewaspadaan, dan berbuatan yang memberikan kebaikan semata.

2) Kreatif

Orang yang memiliki sifat istiqomah akan tampak dari kreativitasnya, yaitu kemampuan untuk menghasilkan sesuatu melalui gagasan-gagasannya yang segar, mereka mampu melakukan deteksi dini terhadap permasalahan yang dihadapinya, harus akan informasi, dan mempunyai rasa ingin tahu yang besar (curiousity) serta tidak takut pada kegagalan.

3) Menghargai waktu

23Zainuddin, Studi Islam di Indonesiam,dalam jurnal Komunikasi Perguruan Tinggi (Perta, 2002), 52.

(38)

Waktu adalah aset ilahiyah yang paling berharga bahkan merupakan kehidupan itu yang tidak dapat disia- siakan.24

4) Sabar

Sabar merupakan suasana batin yang tetap tabah, istiqomah pada awal dan akhir ketika menghadapi tantangan, dan mengemban tugas dengan hati yang tabah dan optimis, sehingga dalam jiwa orang yang sabar tersebut terkandung beberapa hal yang diantaranya sebagai berikut, menerima dan menghadapi tantangan dengan tetap konsisten dan berpengharapan, berkeyakinan Allah tidak akan memberikan beban di luar kemampuannya.

Mereka tetap mengendalikan dirinya dan mampu melihat sesuatu dalam perspektif yang luas, tidak hanya melihat apa yang tampak, tetapi melihat sesuatu dalam kaitannya dengan yang lain.

c. Fathanah

Fathanah diartikan sebagai kemahiran, atau penguasaan terhadap bidang tertentu, pada hal makna fathonah merujuk pada demensi mental yang sangat mendasar dan menyeluruh. Seorang yang memiliki sikap fathonah, tidak hanya menguasai bidangnya saja begitu juga dengan bidang-bidang yang lain, keputusan-

24Zainuddin, Studi Islam di Indonesiam,53.

(39)

keputusannya menunjukkan warna kemahiran sorang profesional yang didasarkan sikap moral atau akhlak yang luhur, memiliki kebijaksanaan atau kearifan dalam berpikir dan bertindak.

d. Amanah

Amanah menjadi salah satu aspek ruhaniah bagi kehidupan manusia, seperti halnya agama dan amanah yang dipikulkan Allah menjadi titik awal dalam perjalanan manusia menuju sebuah janji.

Janji untuk dipertemukan dengan Allah SWT, dalam hal ini manusia dipertemukan dengan dua dinding yang harus dihadapi secara sama dan seimbang antara dinding jama‟ah di dunia dan dinding kewajiban insan di akhirat nanti. Sebagai makhluk yang paling sempurna dari ciptaan Allah SWT dibandingkan dengan makhluk yang lain, maka amanah salah satu sifat yang dimiliki oleh manusia sebagai khalifah di buka bumi. Di dalam nilai diri yang amanah itu ada beberapa nilai yang melekat.

1) Rasa ingin menunjukkan hasil yang optimal

2) Mereka merasakan bahwa hidupnya memiliki nilai ada sesuatu yang penting. Mereka merasa dikejar dan mengejar sesuatu agar dapat menyelesaikan amanahnya dengan sebaik- baiknya.

3) Hidup adalah sebuah proses untuk saling mempercayai dan dipercayai.25

25Zainuddin, Studi Islam di Indonesiam,54.

(40)

e. Tabligh

Fitrah manusia sejak lahir adalah kebutuhan dirinya kepada orang lain. Kita tidak mungkin dapat berkembang dan survive kecuali ada kehadiran orang lain. Seorang muslim tidak mungkin bersikap selfish, egois, atau ananiyah” hanya mementingkan dirinya sendiri‟. Bahkan tidak mungkin mensucikan dirinya tanpa berupaya untuk menyucikan orang lain. Kehadirannya di tengah- tengah pergaulan harus memberikan makna bagi orang lain bagaikan pelita yang bersinar memberi cahaya terang bagi mereka yang kegelapan. Mereka yang memiliki sifat tabligh mampu membaca suasana hati orang lain dan berbicara dengan karangka pengalaman serta lebih banyak belajar dari pengalaman dalam menghadapi persoalan-persoalan hidup.

Berdasarkan kelima aspek-aspek kecerdasan ruhaniah maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan atau kapasitas seseorang untuk pengunaan nilai-nilai agama baik dalam berhubungan secara vertikal atau hubungan dengan Allah SWT (Hab lum minannas) yang dapat dijadikan pedoman suatu perbuatan yang bertanggung jawab di dunia maupun di akhirat.

Dengan kata lain kecerdasan spiritual di mana kondisi seseorang yang telah dapat mendengar suara hati, karena pada dasarnya suara hati manusia masih bersifat universal, tapi apabila seseorang telah mampu memunculkan beberapa sifat-sifat dari Allah yang telah

(41)

diberikan-Nya kepada setiap jiwa manusia dalam bentuk yang fitrah dan suci maka akan memunculkan sifat taqwa.26

3. Ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan Spiritual yang berkembang

Seperti yang dikemukakan di atas bahwa kecerdasan spiritual (SQ) adalah kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna dan nilai dan ciri-ciri orang yang memiliki kecerdasan spiritual (SQ) yang tealah berkembang dalah sebagai berikut.

a. Kemampuan bersikap fleksibel (adaptifsecara spontan dan aktif)

b. Tingkat kesadaran yang tinggi

c. Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan

d. Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit e. Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai f. Kengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu g. Kecendrungan untuk melihat keterkaiatan anatara berbagai hal h. Kecendrungan nyata untuk bertanya “mengapa?” atau

bagaimana jika?”untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar.27

26Taufik Pasiak, Manajemen kecerdasan” memberdayajan IQ, EQ, dan SQ untuk kesuksesan hidup”,(Bandung:Mizan, 2003), 225.

27Danah Zahar dan Ian Marshal, SQ:Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual, (Bandung:Mizan, 2001), 14.

(42)

a. Pengertian Puasa

Puasa “saumu” menurut bahasa arab adalah “menahan dari segala sesuatu”, seperti makan, minum, nafsu, menahan bicara yang tidak bermanfaat dan sebagainya. Menurut istilah yaitu

“menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkannya, satu hari lamanya, muli dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat dan beberapa syarat.28 Shiyaam berasaldari kata „shaama‟ yang artinya „amsaka‟ (menahan). Puasa (shiyaam) secara istilah adalah menahan diri dari sesuatu yang khusus (misalnya, menahan diri dari makanan, minuman, dan berhubungan badan) dan dilakukan dengan niat puasa. Jika seorang menahan diri dari berbicara, maka dia dikatakan „orang yang berpuasa‟ (shaim). Karena, puasa secara bahasa adalah menahan diri.29 Allah berfirman dalam Surat Maryam (19) ayat 26 :

اًنْ يَع يِّرَ قَو ِبَِرْشاَو يِلُكَف ِّنِّإ ِلِوُقَ ف اًدَحَأ ِرَشَبْلا َنِم َّنِيَرَ ت اَّمِإَف ۖ

اِّيِسْنِإ َمْوَ يْلا َمِّلَكُأ ْنَلَ ف اًمْوَص ِنََْٰحَّرلِل ُتْرَذَن

Artinya : Maka makan, minum dan bersenang hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah:

"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini" (QS.

Maryam:26).30

Orang yang di sebut shaaim, artinya ia sedang menahan diri dari perkataan. Dalam istilah syariat islam, puasa atau shaum

28 Sulaiman Rasid, Fiqih Islam, (Bandung:Sinar Baru Algesindo, 2012) hal.220.

29 Syekh Mutawali Sya‟rawi, Keistimewaan Puasa Menurut Syariat Dan Kedokteran (kultum

media) hal. 4.

30 Departemen Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, (Bandung: Pustaka Al-Hanan, 2007) hal.307

4. Puasa Sunah Senin Kamis

(43)

berarti suatu bentuk ibadah berupa menahan diri dari makan, minum, hubngan seks, dan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai waktu maghrib dengan iat mencari Ridha Allah.31Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183 :





























Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa (Al-baqarah:

183).32

Dengan kata lain, puasa dapat menghindarkan diri dari berbagai maksiat. Sebab puasa bisa menundukkan hawa nafsu yang mendorong tindakan maksiat. puasa juga merupakan latihan bagi manusia untuk bersabar dalam menahan lapar, haus, dan mencegah hawa nafsu. Selanjutnyya, kesabaran yang dipelajari dari puasa akan diterapkan diseluruh aspek kehidupannya. Kesabaran merupakan tindakan terpuji yang diperintahkan Alloh kepada manusia untuk menjadikannya sebagai perhiasan.

b. Syarat Wajib dan Syarat Sah Puasa

Adapun syarat wajib dan sahnya puasa adalah sebagai berikut : 1) Islam, sudah dewasa (Baligh)

2) Berakal sehat

31 Miftah Faridl, Puasa, Ibadah Kaya Makna… hal 13.

32 Departemen Agama RI, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Bandung: Pustaka Al-Hanan, 2007) hal.28

(44)

3) Kuasa (mampu) mengerjakan puasa.33 c. Rukun Puasa

Rukun puasa adalah ketentuan-ketentuan yang harus dipenuhi oleh orang-orang yang sedang melakukan puasa, apabila rukun tersebut tidak di tunaikan maka puasanya tidak sah. 31 Diantara rukun-rukun puasa adalah sebagai berikut :

1) Niat

2) Menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.34

d. Hukum Puasa

Puasa di tinjau dari hukumya dibedakan menjadi empat macam yaitu puasa fadhu/wajib, puasa sunnah, puasa haram, dan puasa makruh.

1) Puasa fardhu/wajib a) Puasa Ramadhan b) Puasa Qadha' c) Puasa Nadzar

d) Puasa Kifarat (Denda karena suatu pelanggaran) 2) Puasa yang disunnahkan

a) Puasa pada bulan syawal b) Puasa senin kamis

c) Puasa arafah (9 dzulhijjah)

d) Puasa 'asyura (tanggal 10 mharram)

33 Imron Abu Amar, Fathul Qorib 1, (Kudus:Menara Kudus, tth), hlm. 182

34 Ubaidurrahim El-hamdy, Rahasia KedahsyatanPuasa Senin Kamis, (Jakarta:

WahyuMedia, 2010) hal. 8-10

(45)

e) Puasa tiga hari setiap bulan qamariyyah (tanggal 13,14,15) f) Puasa Nabi Daud As.

g) Puasa pada bulan sya'ban 3) Puasa yang di haramkan

a) Puasa pada dua hari raya b) Pusa pada hari tasrik

c) Puasa khusus pada hari jum'at d) Puasa sepanjang masa

e) puasa pada hari yang diragukan

f) Puasa seorang istri tanpa izin suami (pada saat selain puasa wajib)

4) Puasa yang di makruhkan

Puasa bisa dikatakan ibadah yang sangat istimewa.

Betapa tidak, di dalam hadis qudsi Allah SWT. telah menjamin akan memberikan balasan langsung kepada hamba-Nya yang mau menjalankan ibadah puasa. Namun, tidak selamanya puasa itu dianjurkan, atau bersifat wajib. Bahkan ada kalanya puasa itu menjadi makruh untuk dilakukan. Imam Zakariya al Anshari di dalam kitab Attahrirnya telah menerangkan beberapa macam puasa yang dimakruhkan. Di antaranya adalah sebagaimana berikut:

a) Pertama, puasanya orang sakit, orang yang bepergian, wanita hamil, wanita yang menyusui, dan orang yang

(46)

sudah tua renta jika dikhawatirkan adanya masyaqqah (beban) yang berat ketika mereka berpuasa. Bahkan pada beberapa kasus bisa mengarah kepada keharaman, yaitu jika benar-benar dapat dipastikan akan adanya bahaya.

b) Kedua, puasa sunnahnya seseorang yang masih memiliki utang qadha’ puasa fardlu yang ia tinggalkan dengan tanpa adanya udzur (halangan) yang jelas. Hal ini dikarenakan mendahulukan yang fardlu itu lebih penting.

Bahkan jika waktunya sudah sempit (misalnya mendekati Ramadan), maka ia haram berpuasa sunnah.

Adapun puasa fardlu ini lebih umum dari pada puasa Ramadan. Artinya puasa fardlu ini bisa berupa puasa nadzar, kafarat atau diyat.

c) Ketiga, menyendirikan puasa (khusus) pada hari Jumat, Sabtu atau Ahad. Karena terdapat hadits yang melarang puasa khusus di hari tersebut. Adapun hadits larangan puasa khusus di hari Jumat tersebut diriwayatkan oleh Imam al Bukhari dan Muslim. “Dari Muhammad bin Ibn Abbad, ia berkata: Aku bertanya kepada Jabir ra. Apakah Nabi Saw. melarang puasa di hari Jumat? Ia menjawab:

Iya. Selain Abi Ashim (rawi) menambahkan “yakni jika ia menyendirikan (mengkhususkan) puasa di hari Jumat.”

Sedangkan larangan puasa di hari Sabtu adalah

(47)

sebagaimana hadis yang dinilai hasan oleh Imam at Tirmidzi. “Rasulullah saw. bersabda: Janganlah kalian puasa di hari Sabtu kecuali hari yang telah Allah fardlukan kepada kalian,…….” Selain hadis tersebut, alasan pelarangan puasa di hari Sabtu karena orang Yahudi telah memuliakan hari Sabtu. Begitu pula dengan orang Nasrani yang memuliakan hari Ahad. Adapun tambahan hari Ahad adalah dari Imam Zakariya Al Anshari sendiri yang mengqiyaskan (menyerupakan) kepada larangan mengkhususkan puasa di hari Sabtu.

d) Keempat, puasa selama satu tahun bagi orang yang khawatir dapat membahayakan dirinya, atau dapat terbengkalainya hak atau kewajiban yang harus ia lakukan. Hal ini sebagaimana diceritakan dalam hadis suatu ketika Nabi Saw. yang menegur Abu al Darda‟

yang berpuasa terus menerus hingga istrinya Ummu al Darda‟ tidak terurus. Maka Nabi Saw. menyuruh berhenti puasa supaya dia memberikan hak untuk badannya, keluarganya, dan istrinya.

e) Kelima, puasa di hari Arafah bagi orang yang menunaikan haji, hukumnya adalah khilaful aula. Yakni menyalahi hal yang lebih utama yaitu disunnahkan tidak berpuasa bagi orang yang berhaji. Karena mengikuti Nabi Saw.

dan agar ia kuat dalam melaksanakan doa (dalam

(48)

berhaji).35 e. Tujuan Puasa

Para ulama berpendapat setidaknya ada tiga tujuan berpuasa. Pertama, mendekatkan diri kepada Allah yang wujudnya adalah kemampuan dan dengan kesadaran diri melaksanakan ibadah wajib dan sunah. Kedua, menggali dan mengembangkan potensi serta fitrah manusia. Ketiga, mewujudkan profesionalitas manusia dalam mengemban tugas keduniaan dengan sebaik- baiknya. Al-Qur‟an menghendaki agar manusia dididik supaya ia mampu merealisasikan tujuan hidupnya sebagaimana yang telah digariskan oleh Allah SWT. Tujuan diciptakannya manusia ialah untuk beribadah kepada-Nya. Ini sesuai dengan QS ad-Dzariat: 56.

Ash-Shaibani menyatakan perubahan yang diharapkan melalui proses pendidikan ibadah puasa adalah terjadinya perubahan tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, kehidupan masyarakat, dan alam sekitar. Proses itu sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai proporsi dari profesi asasi dalam masyarakat. Dengan demikian, puasa kita dipandang tidak berhasil atau tidak mencapai tujuan (takwa) apabila tidak ada perubahan pada diri kita setelah menyelesaikan suatu program pendidikan selama satu bulan penuh.36

Puasa yang merupakan Rukun Islam yang ketiga sangat

35 https://bincangsyariah.com/ubudiyah/macam-macam-puasa-yang-dimakruhkan/ (diakses pada 10 Oktober 2021, pukul 11.18)

36 https://www.beritasatu.com/archive/760581/tujuan-pendidikan-ibadah-puasa (diakses pada 10 Oktober 2021, pukul 11.28)

(49)

syarat dengan hikmah dan manfaat bagi kehidupan umat manusia.

Diantara hikmah puasa itu adalah mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang dilarang agama. Ibadah puasa mendidik orang- orang yang beriman untuk menahan diri dari lapar dan haus dan dari perbuatan-perbuatan godaan-godaan syaitan. Bayangkan saja dalam keadaan pengawasan tanpa siapapun dari manusia namun tetap orang-orang yang beriman itu tidak mau membetalkan puasanya (tidak makan tidak minum dan tidak mau melakukan sesuatu yang membatalkan ibadah puasa). Ibadah puasa juga bisa dijadikan sebagai benteng diri dari berbagai godaan dan kenikmatan dunia.

Segala sesuatu yang diperintahkan oleh Alloh SWT pasti mengandung manfaat dan tujuan. Dimana tujuan tersebut pada hakikatnya adalah untuk menyembah Alloh SWT. Adapun tujuan menurut beberapa ahli diantaranya adalah Kaysan menjelaskan tujuan ibadah puasa adalah untuk menahan nafsu dari berbagai syahwat, sehingga ia mampu menghadapi sesuatu yang menjadi puncak kebahagiaannya, menerima sesuatu yang menyucikannya, yang didalamnya terdapat kehidupannya abadi, mematahkan permusuhan nafsu terhadap lapar dan dahaga serta mengingatkannya dengan keadaan orang yang menderita kelaparan diantara orang-orang miskin, menyempitkan jalan setan pada diri

(50)

hamba dengan mnyempitkan jalan aliran makan dan minum.37 f. Pengertian Puasa Sunnah

Puasa sunnah adalah puasa yang tidak wajib dilakukan oleh umat Islam. Jika orang Islam melakukannya, maka dia akan mendapatkan pahala sedangkan jika dia tidak melakukannya maka dia tidak mendapatkan dosa.38

Puasa melatih dan mengajarkan untuk bergerak secara simultan dan bergerak dari keadaan yang kurang baik menjadi lebih baik. Apabila seseorang berpuasa secara benar dan sungguh- sungguh, maka akan bergerak secara vertikal dari nafs ammarah, ke nafs lawwamah, lalu ke nafs marhaman, hingga ke posisi puncak: nafs muthma‟innah.

Peringkat puasa sunnah di sebut dengan tathawu‟

(sukarela), yakni suatu yang dituntut dari seorang mukalaf namun bersifat anjuran dan tidak memaksa. Ibadah yang sukarela dan dianjurkan ini meskipun bukan kewajiban bagi setiap Muslim memiliki buah kebaikan yang hendaknya setiap Muslim berusaha untuk memetiknya. Dalam rangka menghadapi berbagai kelemahan yang sangat mungkin terjadi ini, seorang Muslim hendaknya tidak merasa cukup dengan batas minimal yang wajib, namun perbanyaklah ibadah sunah atau tathawu‟. Sebagian lagi dari buah kebaikannya adalah ia mempersiapkan seorang Muslim untuk semakin mengangkat derajat kedekatan (qurb) nya kepada Allah

37 Ahmad Tubagus Kaysan, Dahsyatnya dibalik puasa Senin Kamis (Yogyakarta:MultiPress 2010), 7

38https://brainly.co.id/tugas/35527266, (diakses pada 10 Oktober 2021, pukul 11.18)

(51)

SWT. hingga sampai ke derajat cinta (hub)-Nya. Penunaian kewajiban mengantarkann a ke “kedekatan” sedangkan penunaian sunnah mengantarkannya ke “cinta”

Puasa senin dan kamis adalah puasa yang dilakukan pada hari senin dan kamis. Nabi Muhammad SAW. Dilahirkan oleh ibundanya Siti Aminah pada hari senin pada tanggal 12 Robiul Awal, yang bertepatan dengan tanggal 20 April tahun 571 Masehi. Pada saat itu, Kota Mekkah sedang diserang oleh pasukan gajah, yang dipimpin oleh Abrahah, sehingga dikenal sebagai peristiwa permulaan tahun gajah.39

Secara khusus, puasa ini dinyatakan Rasulullah dalam sebuah hadits yang diriwayatkan HR. Muslim dari Abi Qatadah Al-Anshariy r.a yang artinya sebagai berikut :

Rasulullah saw. Pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, Beliau menjawab: Puasa itu menghapus dosa tahun yang lalu dan tahun yang akan datang. Dan Beliau ditanya

Gambar

Gambar 4.1  Struktur Kepengurusan  Madin Darul Mutafawwiqin
FOTO DOKUMENTASI PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

namun dalam proses perbaikannya, pembina juga harus ikut membantu pimpinan untuk menjadikan pola asuh terhadap santri menjadi lebih baik, dengan mematuhi aturan-aturan yang

Hukuman adalah suatu bentuk kerugian atau kesakitan yang ditimpakan kepada orang yang berbuat salah. 75 Pelaksanaan hukuman dimaksudkan untuk menghalangi santri

Terahir dalam kasus perbuatan yang dapat diberikan sanksi pidana ta’zir adalah hukuman yang diberikan kepada mereka yang melakukan perbuaatan melawan hukum atau perbuatan

untuk perempuan suku anak dalam yang sangat mematuhi aturan yang telah dibuat oleh nenek moyangnya, mereka sangat tegar menerima aturan yang telah digariskan kepada

Sifat dapat dihukum berkenaan dengan alasan-alasan yang membebaskan si pelaku dari hukuman. Adapun sifat melawan hukum adalah apabila perbuatan itu bertentangan dengan

7. Pelanggaran aturan-aturan kampanye dengan melakukan perbuatan- perbuatan yang melanggar hukum, seperti money politic pengerahan PNS dan lain-lainnya.. Manipulasi

Oleh karenanya, PPTI Al-Falah memiliki peraturan yang harus ditaati dan menerapkan hukuman ta‟zir ( punishment ) sebagai salah satu bentuk konsekuensi bagi santri

Didalam hukum islam perbuatan kebakaran hutan merupakan perbuatan yang dilarang oleh syara’ sehingga aturan mengenai sanksi hukuman terhadap pelakunya sudah diatur