• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan model Contextual Teaching Learning (CTL) dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas V di SDN 2 Nambahrejo Kec. Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal." ) Q.S Ali 'Imron : 190 (..menyelesaikan pelatihan di Program Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) PGMI (Jurusan Tarbiyah STAIN Jurai Siwo Metro untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam) S.Pd.I (. Enizar, M.Ag selaku Kepala VLEK Jurai Siwo Metro, Bpk. Suhendi, M.Pd dan Bpk. Sudirin, M.Pd sebagai supervisor yang sangat berharga dalam membimbing dan memotivasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak

Latar Belakang Masalah

Proses pembelajaran yang dilakukan siswa hanya berupa hafalan materi berupa konsep-konsep yang tidak secara langsung memahami materi tersebut. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran IPA yang ideal adalah pembelajaran yang memberikan pengalaman langsung bagi siswa. Model Contextual Teaching and Learning (SOL) adalah model pembelajaran yang menekankan pada proses keterlibatan penuh siswa untuk menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi nyata.

Dengan model Contextual Teaching and Learning, materi keilmuan yang dipelajari siswa dianggap tidak hanya sebagai pembelajaran biasa, tetapi siswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan pembelajaran seperti konstruktivis, mencari (inquiry), bertanya (question), masyarakat belajar (learning community). , pemodelan (modelling), refleksi (reflection) dan penilaian autentik (authentic assessment) agar materi yang diberikan guru menjadi lebih bermakna.

Identifikasi Masalah

Pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan akan lebih mudah dipahami siswa dibandingkan dengan hanya menugaskan siswa untuk menghafal materi pembelajaran. Siswa lebih memahami isi materi pembelajaran, karena kegiatan pembelajaran melibatkan siswa secara aktif dalam membangun dan menemukan sendiri pengetahuannya. Rendahnya hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas V SDN 2 Nambarejo Kec. Kota Gajah.

Pemilihan model pembelajaran yang digunakan guru dalam pembelajaran IPA tidak tepat sehingga menyebabkan hasil belajar siswa kelas V SDN 2 Nambarejo Kec.

Batasan Masalah

Tujuan Penelitian

Kota Gajah Kabupaten Lampung Tengah melalui penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada mata pelajaran IPA tahun pelajaran 2015/2016.

Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

Penelitian dengan judul Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Contextual Teaching and Learning (CTL) Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V MI Jamiatul Hidayah Tahun Ajaran Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode observasi, tes kinerja pembelajaran dan formulir observasi untuk kegiatan guru. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas siswa secara keseluruhan meningkat sebesar 5,8% dari 75,4% pada Siklus I menjadi 81,2% pada Siklus II.

Kemudian hasil belajar meningkat 37% dari 45% pada siklus I menjadi 82% pada siklus II, dan aktivitas guru meningkat 18% dari 71% pada siklus I menjadi 89% pada siklus II.

Kajian Tentang Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA1.Pengertian IPA

توم َسلا ِىفَام ُهَل لق

Hasil Belajar

Pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang menekankan pada proses melibatkan siswa secara penuh sehingga mereka dapat menemukan materi yang dipelajari dan mengaitkannya dengan situasi kehidupan nyata. Agar penerapan model pembelajaran kontekstual (CTL) dapat berjalan dengan baik, terlebih dahulu kita harus memahami ciri-ciri model pembelajaran kontekstual.Komponen model pembelajaran kontekstual adalah hal-hal yang menjadi ciri yang ada dalam penerapannya dalam proses pembelajaran di kelas.

Keberhasilan pembelajaran SOL sangat dipengaruhi oleh penerapan komponen-komponen SOL dalam setiap aspek kegiatan pembelajaran IPA Langkah-langkah penerapan Contextual Teaching Learning Model (SOL).

Hipotesis Tindakan

Definisi Operasional Variabel

Menurut Sedermayanti dan Syarifudin Hidayat, “Definisi operasional adalah definisi yang pada hakekatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dan tegas dari suatu konsep”. Variabel menurut Sugiono adalah “segala sesuatu dalam bentuk apapun yang ditentukan oleh peneliti untuk diteliti sehingga diperoleh informasi tentangnya, kemudian ditarik kesimpulannya”. sesuatu yang dijadikan obyek pengamatan penelitian. Model Contextual Teaching Learning (SOL) adalah teknik pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara penuh dalam menemukan materi yang dipelajari dan mengaitkannya dengan situasi kehidupan nyata.

Penggunaan model pembelajaran kontekstual )CTL( dalam materi ilmiah yang dipelajari siswa tidak hanya dianggap sebagai pembelajaran biasa, tetapi siswa akan terlibat dalam berbagai kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran CTL. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebabkan oleh variabel lain, tetapi variabel yang diberikan juga dapat berupa variabel bebas maupun variabel terikat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Pengetahuan IPA (IPA) diperoleh melalui tes hasil belajar yang dilakukan sebelum dimulainya pembelajaran (pretest) dan setelah penyampaian bahan ajar (posttest). Desa, Kecamatan Kota Gajah, Kabupaten Lampung Tengah Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai lokasi penelitian karena peneliti telah mengetahui lingkungan, kondisi dan karakteristik guru dan siswa di SD Negeri 2 Nambarejo Kec.Kota Gajah.

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 2 Nambahrejo Kec. Kota Gajah pada mata pelajaran IPA Semester II) genap ( tahun ajaran. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN 2 Nambahrejo Kec. Kota Gajah dengan menggunakan model Contextual Teaching Learning) CTL (model pembelajaran IPA.

Prosedur Penelitian

Materi yang akan dibahas pada penelitian siklus pertama ini terdiri dari satu kompetensi dasar yaitu mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. 2(Menyiapkan sumber belajar berupa buku teks IPA Kelas V beserta sumber lain yang relevan yaitu Lembar Kerja Siswa) (LKS) Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengelola proses belajar mengajar dengan model pembelajaran kontekstual.

Kompetensi Dasar

Tujuan

Karakter siswa yang diharapkan

Materi

Pendekatan, Model & Metode Pendekatan : Kontekstual

  • Kegiatan Pembelajaran

1(Memberikan semangat belajar kepada siswa agar semangat belajar dan memotivasi anak bahwa ilmu pengetahuan akan sangat bermanfaat dalam kehidupan nyata. Penyebarluasan informasi berupa pemahaman konsep tentang sifat cahaya merambat lurus dan menembus benda bening , definisi benda bening dengan menghadirkan alat peraga tentang sifat-sifat cahaya )Kardus tebal, 3 buah jepitan seragam kayu, gunting,. Kemudian buat kolaborasi model dengan . menggunakan alat peraga dengan siswa.. pemodelan dengan alat peraga dengan guru.

Penyampaian dan penyajian subjek untuk pemahaman tentang sifat-sifat cahaya di lingkungan sekitarnya. Mengarahkan siswa untuk melihat model guru yang divisualisasikan dengan media dan alat ajar yang telah disiapkan sebelumnya. Kemudian pastikan setiap anggota memahami dan mengetahui jawaban dari soal yang sudah ada di LKK atau soal yang sudah diberikan oleh guru. menit.

Kegiatan ini dilakukan selama proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh informasi yang lebih mendasar tentang proses pembelajaran yang dilakukan dari awal hingga akhir pembelajaran. Refleksi dalam penelitian tindakan kelas meliputi analisis, sintesa dan evaluasi hasil observasi terhadap tindakan yang dilakukan, apabila terdapat permasalahan dari proses refleksi maka dilakukan proses review melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan: perencanaan ulang,- tindakan dan pengamatan ulang, sehingga masalah dapat dipecahkan. diselesaikan. 27. Pada tahap ini guru atau peneliti dapat melakukan refleksi terhadap hasil observasi yang telah dicatat untuk melakukan tindakan perbaikan pada siklus berikutnya.

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, pembelajaran siklus II akan dapat memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pada siklus II tahapan yang sama disampaikan pada siklus I dilanjutkan dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar atau lanjutan.

Teknik Pengumpulan Data

Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I, maka pembelajaran siklus II dapat memperbaiki kekurangan pada siklus I. Pada siklus II tahapannya sama dengan siklus I, dilanjutkan dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan materi dasar. atau lanjutan. kompetensi.. indikator. sengaja berupa pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap dan nilai”. Tes hasil belajar ini digunakan peneliti untuk mengukur hasil belajar siswa dalam kaitannya dengan mata pelajaran dengan hasil belajar yang sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). “cara yang digunakan untuk memperoleh dari sumber tertulis atau dokumen – dokumen berupa buku, jurnal, peraturan, risalah rapat, catatan harian dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat tersebut, jelaslah bahwa dokumen yang dimaksud berupa model pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dengan mencatat beberapa masalah yang didokumentasikan oleh sekolah. Penggunaan metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk menganalisis kurikulum guna menentukan standar kompetensi dan kompetensi inti dalam kurikulum dan kurikulum yang akan diajarkan kepada siswa.

Teknik Analisis Data

Kriteria Keberhasilan

Deskripsi Hasil Penelitian

  • Sejarah Singkat Berdirinya SD Negeri 2 Nambahrejo
  • Denah SD Negeri 2 Nambahrejo
  • WC 9. Parkir
  • Siklus I
  • Hasil Belajar Siklus I
  • Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1
  • Siklus II
  • Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
  • Hasil Observasi Aktivitas BelajarSiswa

Pembelajaran pada siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan, pertemuan pertama sebelum dilakukan tindakan proses pembelajaran dengan menggunakan Contextual Model of Teaching and Learning (CTL) diberikan tes pendahuluan (untuk mengetahui kemampuan awal siswa) dan pada akhir pembelajaran. pertemuan siklus post test (untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran setelah menggunakan model contextual teaching and learning (CTL). Guru menugaskan siswa menyebutkan contoh sifat-sifat cahaya yang dapat dibiaskan dalam kehidupan sehari-hari Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat diketahui bahwa setelah pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dengan 3 kali pertemuan, nilai ketuntasan siswa pada kegiatan pre-test sebesar 75% dan pada kegiatan post-test sebesar 87,5. %.

Setelah dilakukan refleksi dan tindakan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa pada siklus I, aktivitas belajar siswa ini akhirnya meningkat pada siklus II hingga mencapai target yang telah ditetapkan. D. Dari tabel 4.8 dan gambar 4.5 di atas terlihat bahwa hasil postes pada siklus II lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang tuntas 21 siswa tuntas dan 3 siswa tuntas . belum selesai.

Berdasarkan penerapan model Contextual Teaching and Learning (CTL) pada kelas IPA kelas V di SDN 2 Nambahrejo telah menunjukkan keefektifan yang nyata, pada model Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat diterapkan pada pembelajaran IPA untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa. Pembelajaran Pembelajaran yang bermakna memungkinkan siswa memecahkan masalah dengan baik dan meningkatkan hasil belajar siswa. Karena upaya tersebut maka pada Siklus II terjadi peningkatan hasil belajar siswa yang sudah mencapai lebih dari 85% dan memenuhi kriteria keberhasilan, sehingga pada penelitian ini peneliti tidak melanjutkan tindakan ke siklus berikutnya. Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan materi pelajaran yang aktif dan serius memperhatikan guru pada siklus I sebesar 68,5%. Berani mengemukakan pendapat dalam kelompok pada siklus I sebesar 62,4%, rendahnya keaktifan proses pembelajaran ini dikarenakan siswa masih malu dan ragu ketika ingin mengemukakan pendapatnya.

Akhirnya pada siklus II kegiatan ini mencapai 81,4%, kegiatan ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan sebesar 19%. Berani menjelaskan materi di depan kelas ini pada siklus I dengan 63,8%, hal ini dikarenakan siswa masih kurang percaya diri. Model pembelajaran kontekstual (CTL) dapat membuat siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran di kelas, hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktivitas proses pembelajaran yang dilakukan siswa pada siklus 1 sebesar 64,38% dan pada siklus II meningkat. sebesar 20,28% menjadi 84,66%.

Karena pada penelitian siklus II nilai persentase kegiatan pembelajaran sudah melebihi standar ketuntasan yang telah dibuat, maka peneliti tidak melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.

Gambar 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1
Gambar 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1

SALAM PEMBUKAAN YANG SISWA-SISWI LAKUKAN UNTUK GURU SEBELUM MEMULAI PEMBELAJARAN

GURU MEMBERIKAN SALAM PEMBUKA PERTEMUAN

GURU DAN SISWA BERSIAP-SIAP UNTUK MENYANYIKAN LAGU SIFAT-SIFAT CAHAYA (TAHAPAN

KONSTRUKTIVISTIK)

SALAH SEDANG BERTANYA KEPADA GURU TENTANG SIFAT CAHAYA YANG DIKETAHUINYA (BERTANYA DAN

SISWA SEDANG MELAKUKAN PENGAMATAN DAN BERDISKUSI BERSAMA KELOMPOK (MASYARAKAT

SETIAP KELOMPOK MAJU KE DEPAN UNTUK

MELAKUKAN PEMODELAN TERHADAP PENGAMATAN YANG SEBELUMNYA TELAH DILAKUKAN (TAHAP

MELAKUKAN REFLEKSI TERHADAP PEMBELAJARAN YANG TELAH DILAKUKAN UNTUK MENGETAHUI

RESPON SISWA-SISWI TERHADAP KEJADIAN, AKTIVITAS DAN PENGETAHUAN BARU YANG DITERIMA (REFLEKSI)

MEMBERIKAN SOAL TES EVALUASI DI AKHIR

PERTEMUAN PEMBELAJARAN UNTUK MENGUMPULKAN INFORMASI TENTANG PERKEMBANGAN BELAJAR

SISWA-SISWI (PENILAIAN SEBENARNYA)

Gambar

Gambar 3.1 Penelitian Tindakan Model Hopkins 26
Gambar 4.4 Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) pada reaksi reduksi oksidasi mata pelajaran kimia siswa kelas X IPA 2 pada SMA Negeri 1 Calang