DISKUSI TOPIK PSIKOFARMAKA
Disusun oleh:
1. Adhitya Fajriyadi I4061222003 2. Syarief Amarul Alkadrie I4061222057
KEPANITERAAN KLINIK STASE IlMU JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA RS JIWA PROVINSI
SINGKAWANG 2022
Pembimbing
dr. Fitri Dona, Sp.KJ
Anti psikotik diklasifikasikan menjadi 2:
Tipikal (Generasi 1) Atipikal (Generasi 2)
Anti psikotik generasi 1 berkerja sebagai antagonis dopamiin 2 yang
berada di pathway dopamin mesolimbik
Contoh :
Haloperidol, Perphenazine, Trifluoperrazine, Chlorpromazine
Anti psikotik generasi 2 berkerja sebagai antagonis dopamin 2 dan
reseptor 5HT-2 (serotonin tipe 2) Contoh :
Risperidon, clozapin, quetapin, olanzapin
Anti Psikotik : Obat
Anti Psikotik Tipikal Anti Psikotik Atipikal Phenotiazin
Chlorpomazine Thioridazine Trifluoperazine Flufenazin Perfenazin
Dibenzodiazepine Clozapine
Olanzapine Quetiapine Zotepine Aripiprazole Butirofenon
Haloperidol Droperidol
Benzisoxazole Risperidone Paliperidone Difenilbutil piperidin
Pimozide
Banzamide Sulpiride
Indikasi Kontraindikasi
1. Skizofrenia 2. Gejala psikotik akibat
kerusakan otak-> stroke, cedera kepala, dll 3. Phenotiazine -> mual,
muntah 4. Promethazine ->
antiemetic, sedative, dan efek antihistamin
1. Ketusakan hati 2. PJK 3. Parkinsonism
4. CVD
5. Bone marrow depression 6. Severe hypotension /
hypertension 7. Coma
Indikasi dan Kontraindikasi
Anti Psikotik : Mekanisme Kerja
• Absorpsi : duodenum
• Bergabung secara intensif dengan protein plasma (92-99%) ->
dimetabolisme hati -> ekskresi melalui empedu dan ginjal
• Lipid-soluable -> memasuki sistem saraf pusat dan jaringan tubuh yang lain
Farmakokinetik
Anti Psikotik : Mekanisme Kerja
Antispikotik menghambat berbagai reseptor diantaranya dopamin, reseptor ɑ- adrenergeik, muskarinik, histamin H1, dan reseptor serotonin 5HT2 dengan afinitis yang berbeda.
Farmakodinamik
Dosis dan Efikasi
Anti Psikotik : Cara Penggunaan
Pertimbangkan gejala psikotik yang dominan dan efek samping obat :
1. Chlorpromazin dan thioridazin -> sedatif kuat -> gejala dominan : gaduh gelisah, hiperaktif, sulit tidur, kekacauan pikiran, perasaan, dan perilaku
2. Trifluoperazin, flupenazin dan haloperidol -> sedatifnya lemah -> gejala
dominan : apatis, menarik diri, perasaan tumpul, kehilangan minat dan inisiatif, hipoaktif, waham dan halusinasi
3. Apabila dalam riwayat penggunaan obat anti-psikotik sebelumnya efektif dan ditolerir dengan baik efek sampingnya -> dipilih kembali
4. Gejala negatif lebih menonjol dari gejala positif -> anti-psikotik atipikal perlu dipertimbangkan
Anti Psikotik : Dosis
Terapi inisial :
• Diberikan segera setelah diagnosis ditegakkan
• Dimulai dari dosis anjuran
• Naikkan setiap 2-3 hari hingga dosis efektif
• Evaluasi tiap 2 minggu dan bila perlu naikkan hingga dosis optimal
Terapi pengawasan :
• Setelah peroleh dosis optimal
• Pertahankan 8-12 minggu
Terapi pemeliharaan :
• Dosis optimal diturunkan tiap 2minggu hingga didapatkan dosis maintenance -> pertahankan selama 6 bulan-2 tahun
• Selingi dengan drug holiday 1-2 hari/minggu
• Tappering off : dosis diturunkan tiap 2-4 minggu -> stop
Anti Psikotik : Efek Samping
• Sedasi dan inhibisi psikomotor
• Gangguan otonomik
• Gangguan ekstrapiramidal
• Gangguan endokrin
• Pemakaian jangka panjang -> diskinesia tardif -> anti psikotik perlahan-lahan dihentikan -> berikan reserpin 2,5mg/hari -> ganti anti psikotik dengan clozapin 50-100/hari
• Penggunaan CPZ injeksi (IM) -> hipotensi orthostatik -> injeksi nor-adrenalin ->
dicegah dengan tidak langsung bangun
• Haloperidol -> gejala EPS atau sindrom parkinson -> THP 3-4 x 2 mg/hari atau Sulfus atropin 0,5-0,75 mg (IM)
Anti Psikotik : Efek Samping
• Reksi idiosinkrasi -> neuroleptic malignant syndrome (NMS)
• Kondisi yang mengancam kehidupan akibat reaksi idiosinkrasi terhadap obat anti psikotik
• Suhu badan > 38°C (hiperpireksia)
• EPS berat (rigiditas)
• Disfungsi otonom (inkontinensia urin)
• Perubahan status mental dan kesadaran
Antidepresan
Antidepresan adalah obat- obatan yangg dapat mengatasi gejala depresi.
Trisiklik Tetrasiklik MAO-I SSRI Atipikal
Amitriptilin Maprotilin Moclobemide Setralin Mirtazapin
Imipramin Mianserin Fluvoxamin Trazodon
Clomipramin Amoxapine Fluoxetin Venlafaxine
Tianeptin Paroxetin
Anti Depresan : Mekanisme Aksi
Mekanisme kerja :
• TCA -> memblokade reuptake dari norepinefrin dan serotonin yang menuju neuron sinaps
• SSRI -> memblokade reuptake dari serotonin
• MAOI -> bekerja di sinaps -> menghambat enzim yang memecah serotonin -> jumlah serotonin yang dilepaskan ke celah sinaps bertambah -> pasca sinaps juga bertambah
Hipotesis penyebab depresi:
Sindrom depresi disebabkan oleh defisiensi relative salah satu atau beberapa“aminergic neurotransmitter”
(noradrenaline, serotonin, dopamine) pada celah sinaps neuron di SSP
(khususnya pada sistem limbik) sehingga aktivitas serotonin menurun
Sediaan dan efikasi
Anti Depressan : Cara Penggunaan
1. Pemilihan obat
Tergantung toleransi pasien terhadap efek samping, penyesuaian efek samping, terhadap kondisi pasien
Misalnya :
a. Trisiklik -> efek samping relatif besar -> untuk pasien usia muda dan untuk meredakan agitasi
b. Tetrasiklik dan atipikal -> efek samping relatif kecil -> dengan gejala ansietas dan insomnia yang menonjol
c. SSRI -> efek samping minimal -> usia dewasa dan lanjut; dengan gangguan lain d. MAO-I -> efek samping hipotensi ortostatik -> hati-hati pada pasien usia lanjut
Anti Depressan : Cara Penggunaan
2. Pemberian Dosis Pertimbangkan :
- Onset efek primer : 2-4 minggu - Onset efek sekunder : 12-24 jam
- Waktu paruh : 12-48 jam (pemberian 1-2x/hari)
Proses pengaturan dosis :
- Initiating dosage/test dose (minggu 1)
- Titrating dosage/optimal dose (minggu 2-4) - Stabilizing dosage (2-3 bulan)
- Maintaining dosage (3-6 bulan) (1/2 optimal dose) - Tapering dosage (1 bulan)
Efek Samping
1.
Hipotensi
2.
Gangguan jantung
3.
Gejala gangguan saraf otonom
4.
Gejala gangguan sususnan saraf pusat
5.
Alergi
6.
Gejala hematologic
7.
Gejala psikis lain (maniacal, gelisah dan
delirium)
Antimania : PENGGOLONGAN
PROFILAKSIS MANIA MANIA AKUT
30%
70%
Haloperidol, Carbamazepine, Valproic Acid, Divalproex
Lithium Carbonate
HIPOTESIS : Sindrom
mania disebabkan oleh tingginya kadar serotonin dalam celah sinaps neuron, khususnya pada sistem limbik, yang berdampak terhadap “dopamine receptor supersensitivity”
PATOFISIOLOGI
Lithium
Carbonate
● Mengurangi “dopamine receptor supersensitivity” dengan meningkatkan
“cholinergic-muscarinic activity”
● Menghambat “Cyclic AMP &
Phosphoinositides
Lithium Carbonate
● Mengurangi “dopamine receptor supersensitivity” dengan meningkatkan
“cholinergic-muscarinic activity”
● Menghambat “Cyclic AMP &
Phosphoinositides
● Headache, dry mouth, polydipsia, polyuria, polyphagia, GI distress, fine hand tremor, dizziness, sedation, Thyroid function may be decreased.
● Renally eliminated, hati hati pada pasien gangguan ginjal, dan dapat digunakan pada pasien gangguan hati
MOA
Adverse Effect
Excretion
Starting dose : 250- 500mg/ 1-2x/hari
Dosis Lithium
Carbonate
Dosis dinaikkan
250mg/hari tiap minggu Dosis efektif dan optimal 1200-1800 mg/hari
Pertahankan 6 bulan (Sindrom mania Akut)
Diteruskan hingga beberapa tahun sesuai dengan indikasi (Gangguan Afektif dan Bipolar)
Dosis minimum dengan kadar therapeutic index terendah
Tapering Off
PERHATIAN KHUSUS PENGGUNAAN LITHIUM CARBONATE
● Kadar serum Lithium diukur setiap hari pada terapi profilaksis
● Fungsi Ginjal (Serum Creatinine)
● Fungsi Kelenjar Tiroid (T3 & T4)
● Wanita Hamil kontraindikasi
Valproic Acid
● Valproate-mediated gamma-aminobutyric acid (GABA)-transaminase inhibition.
Valproate (VPT) inhibits GABA transaminase, preventing the metabolic breakdown of GABA and increasing GABA concentrations in the axon and in glial cells.
● GABA merupakan Inhibitor Action potential
Nama Dagang Depakene
Sediaan 250mg/5ml
Dosis 2 x 250mg/ hari
Carbamazepine
Mechanism of Action Memblok Voltage Sensitive Sodium Channels VSSCs, langsung pada sisi yang membuka kanal ion dari VSSCs sub unit
αDosis
300-600 mg/2-3x/hariEfek Samping Nausea, Sedation, Ataxia, Rash, Hyponatremia, Weight Gain, Teratogenicity, Osteoporosis
Penggunaan
●Digunakan pada Mania Akut dan serta profilaksis sindrom mania/ depresi pada gangguan afektif bipolar
●
Juga dapat digunakan sebaga obat anti kejang
Steven Johnson
syndrome Induced by Carbamazepin
●
Steven Johnson Syndrome kelainan kulit yang memiliki UKK makul dan shaped lesion yang memiliki potensial sebagai penyakit yang lethal
●
Steven Johnson Syndrome merupakan
hipersensitivitas yang disebabkan kelainan farmakogenetik dan abnormalitas imunologis
●
Hipersensitivitas terjadi pada 1/1000 kasus
1. Bae HM, Park YJ, Kim YH, Moon DE. Stevens-johnson syndrome induced by carbamazepine treatment in a patient who previously had carbamazepine induced pruritus - a case report -. Korean J Pain. 2013 Jan;26(1):80-3. doi:
10.3344/kjp.2013.26.1.80.
2. Khoo ABS, Ali FR, Yiu ZZN, et al. BMJ Case Rep Published online: [please include Day Month Year] doi:10.1136/bcr-2016- 214926
Rekomendasi Terapi untuk Episode Mania
Pilihan Jenis Obat
Lini I Lithium/Divalporat +
(Risperidone/Quetiapine/Olanzapine/Aripiprazole/Asenapine) Lini II ● Monoterapi :Carbamazepine, Carbamazepine ER
● Terapi Kombinasi :Lithium + Divalporat
Lini III ● Monoterapi :Chlorpromazine, Clozapine, Tamoxifen
● Terapi Kombinasi :Lithium atau divalporat + Haloperidol, Lithium + Carbamazepine
Borland R, Verduin ML, Ruiz P, editor. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Clinical Psychiatry Fifth Edition. Philadelphia : Wolters Kluwer,2023
Antiansietas
Penggolongan
Non-
Benzodiazepine
Sulpiride, Buspirone
Benzodiaze pine
Diazepam,
Chlordiazepoxide,
Lorazepam, Clobazam,
Bromazepam, Alprazolam
Sindrom Ansietas
● Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistikterhadap2 atau lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax)
● Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala gejala berikut
Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot atau rasa gemetar 2. Otot tegang/kaku/pegal linu 3. Tidak bisa Diam
4. Mudah Menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat 6. Jantung Berdebar-debar 7. Telapak tangan basah-dingin 8. Mulut Kering
9. Kepala pusing/rasa melayang 10. Mual, mencret, perut tak enak 11. Muka panas/badan menggigil 12. Buang air kecil lebih sering 13. Sukar menelan/rasa tersumbat
Kewaspadaan 14. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
15. Mudah terkejut/kaget 16. Sulit konsentrasi pikiran 17. Sukar tidur
18. Mudah Tersinggung
Profil Efek Samping
Efek samping dapat berupa:
1. Sedasi
2. Relaksasi Otot
● Penghentian obat secara mendadak, akan menimbulkan gejala putus obat (Rebound phenomena): Pasien menjadi irritable, bingung, gelisah, insomnia, tremor, palpitasi, keringat dingin, konvulsi
● Obat benzodiazepine dengan waktu paruh pendek (Clobazam)lebih cepat dan hebat gejala putus obatnya dibandingkan dengan obat benzodiazepine dengan waktu paruh panjang.
● Untuk mengurangi risiko ketergantungan obat, maksimum lama pemberian = 3 bulan (100 hari)dalam rentang dosis teraupetik
Spesifikasi
● Clobazam : 1,5 benzodiazepine =
psychomotor performance paling kurang terpengaruh, untuk pasien dewasa dan usia lanjut yang ingin tetap aktif
● Lorazepam : Short half life
benzodiazepine & no significant drug accumulation at clinical close, untuk pasien pasien dengan kelainan fungsi hati dan ginjal
● Alprazolam : Efektif untuk anxietas antisipatorik, “onset of action” lebih cepat dan mempunyai komponen anti- depresi
● Sulpiride-50 : Efektif untuk meredakan gejala somatik dari sindrom anxietas dan paling kecil resiko ketergantungan obat
● Steady state, keadaan dengan jumlah obat yang masuk kedalam badan sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan dicapai setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari (half life = <24 jam).
Onset of action cepat dan langsung memberikan efek
● Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai “steady state”
Pengaturan Dosis
Cara dan Lama Pemberian
Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran)
Naikkan dosis setiap 3-5 hari sampai mencapai dosis optimal
dipertahankan 2-3 minggu
diturunkan 1/8x setiap 2-4 minggu
dosis minimal yang masih efektif
(maintenance dose) Bila kambuh dinaikkan lagi
dan bila tetap efektif
pertahankan 4-8 minggu Tappering off
● Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal, pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan
● Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom anxietas dapat diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi tertentu
(anticipatory anxiety), serta terjadinya tidak sering
● Penghentian selalu bertahap (stepwise) agar tidak menimbulkan gejala lepas obat