• Tidak ada hasil yang ditemukan

Slide: Kode Etik Psikologi

N/A
N/A
Lituhayu Leilani

Academic year: 2024

Membagikan "Slide: Kode Etik Psikologi"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Kode Etik Psikologi

Dosen Pengampu : Andhika Anggawira, M.

Psi., Psikolog

ioFondosBienvenidaPlanific.TareasPruebas

(2)

Anggota Kelompok

● Aldhito Febrino (20101157510003)

● Choriyah Chania (20101157510008)

● Fauziah Hana Meridet (20101157510014) Lituhayu Leilani (20101157510020)

● Silvia Ramadani (20101157510035)

● Windy Yosi Febriani (20101157510041)

InicioFondosBienvenidaPlanific.TareasPruebas

(3)

BAB XIII PSIKOEDUKASI

Pasal 69 Batasan Umum

Psikoedukasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk a. meningkatkan pemahaman dan atau

keterampilan sebagai usaha pencegahan dari munculnya dan atau meluasnya gangguan psikologis di suatu kelompok, komunitas atau masyarakat.

b. meningkatkan pemahaman bagi lingkungan (terutama keluarga) tentang gangguan yang dialami seseorang setelah menjalani psikoterapi.

Psikoedukasi dapat berbentuk (a) pelatihan dan (b)

(4)

Pasal 70

Pelatihan dan Tanpa Pelatihan

1. Pelatihan: Pelatihan telah diuraikan secara rinci pada Buku Kode Etik ini bab VIII tentang Pendidikan dan Pelatihan

2. Tanpa Pelatihan dapat dilakukan secara:

c.Langsung dalam bentuk ceramah dan pemberian penjelasan secara lisan.

d. Tidak langsung dalam bentuk penyebarluasan lea let, pam let, iklan layanan masyarakat ataupun bentuk-bentuk lain yang memberikan edukasi tentang suatu isue dan/atau masalah yang sedang berkembang di masyarakat.

e. Psikoedukasi Tanpa pelatihan dapat dilakukan oleh psikolog dan/atau ilmuwan psikologi yang memahami metode psikoedukasi maupun masalah yang ada dalam suatu komunitas dan/atau masyarakat.

f. Tahapan Psikoedukasi tanpa pelatihan yang harus dilakukan meliputi asesmen, perancangan program, implementasi program, monitoring dan evaluasi program

InicioFondosBienvenidaPlanific.TareasPruebas

(5)

e. Psikolog dan/atau ilmuwan psikologi dalam melakukan psikoedukasi non training harus sesuai kaidah-kaidah ilmiah serta bukti empiris yang ada dan berdasarkan hasil asesmen yang dilakukan.

e. Intervensi Psikoedukasi non training dihentikan jika berdasarkan hasil

monitoring dan evaluasi menunjukkan telah terjadi perubahan positif ke arah kesejahteraan masyarakat yang dapat dipertanggungjawabkan.

e. Jika terjadi dampak negatif sebagai akibat dari perlakuan tersebut, pelaksana Psikoedukasi non training berkewajiban untuk mengembalikan ke keadaan semula.

ioFondosBienvenidaPlanific.TareasPruebas

(6)

Thankyou

InicioFondosBienvenidaPlanific.TareasPruebas

Referensi

Dokumen terkait

(3) Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi

Ilmuwan Psikologi dan Psikolog menahan diri dari menerima barang, jasa atau remunerasi non-moneter lainnya dari pasien atau klien sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya,

(3) Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi karena kelalaiannya dalam melaksanakan proses maupun penanganan yang tidak sesuai dengan standar prosedur yang

(3) Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang telah dirumuskan dalam Kode Etik

3) Apabila Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi telah melakukan layanan Psikologi sesuai prosedur yang diatur dalam Kode Etik dan tidak bertentangan dengan kaidah-kaidah ilmiah

Dalam  hal  pendelegasian  dan  pengawasan  terhadap  mereka  yang  membantu  Ilmuwan  Psikologi  dan  Psikolog, mereka wajib 

dengan prinsip serupa kode etik yang ditetapkan oleh APA, prinsip kode etik psikologi Indonesia bersifat mengikat mahasiswa, ilmuwan psikologi, atau psikolog yang menjadi hak anggota