• Tidak ada hasil yang ditemukan

KODE ETIK PSIKOLOGI id. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KODE ETIK PSIKOLOGI id. docx"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

KODE ETIK PSIKOLOGI

(Contoh Pelanggaran Kode Etik Psikologi)

Nama: Devi Prihastuti

NIM: 1024090238

KELAS: Senin, 07:50 – 09:30 (AC6005)

Program Studi Psikologi

Universitas Persada Indonesia Y.A.I

Jakarta

(2)

Contoh Kasus pelanggaran kode etik psikologi:

Seorang ibu membawa anaknya yang masih duduk di bangku dasar kelas 2 ke psikolog di

biro psikologi Y. sang ibu meminta kepada psikolog agar anaknya diperiksa apakah anaknya

termasuk anak autisme atau tidak. Sang ibu khawatir bahwa anaknya menderita kelainan autism

karena sang ibu melihat tingkah laku anaknya berbeda dengan tingkah laku anak – anak

seumurnya.

Psikolog itu kemudian melakukan test terhadap anaknya. Dan hasilnya sudah diberikan

kepada sang ibu, tetapi sang ibu tersebut tidak memahami istilah – istilah dalam ilmu psikologi.

Ibu tersebut meminta hasil ulang test dengan bahasa yang lebih mudah dipahami. Setelah

dilakukan hasil tes ulang, ternyata anak tersebut didiagnosa oleh psikolog yang ada di biro

psikologi itu mengalami autis. Anak tersebut akhirnya diterapi.

Setelah beberapa bulan tidak ada perkembangan dari hasil proses terapi. Ibu tersebut

membawa anaknya kembali ke biro psikologi yang berbeda di kota X, ternyata anak tersebut

tidak mengalami autis, tetapislow learned. Padahal anak tersebut sudah mengkonsumsi obat –

obatan dan makanan bagi anak penyandang autis. Setelah diselediki ternyata biro psikologi Y

tersebut tidak memiliki izin praktek dan yang menangani bukan psikolog, hanyalah sarjana

psikologi (S1). Ibu tersebut ingin melaporkan kepada pihak yang berwajib, tetapi ibu tersebut

(3)

Kasus di atas dalam kode etik psikologi melanggar pasal – pasal yaitu:

Pasal 4

Penyalahgunaan di bidang Psikologi

b) Pelanggaran sedang yaitu:

Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi karena kelalaiannya dalam melaksanakan proses maupun penanganan yang tidak sesuai dengan standar prosedur yang telah ditetapkan mengakibatkan kerugian bagi salah satu tersebut di bawah ini:

i. Ilmu psikologi ii. Profesi Psikologi

iii. Pengguna Jasa layanan psikologi.

iv. Individu yang menjalani Pemeriksaan Psikologi v. Pihak-pihak yang terkait dan masyarakat umumnya.

Dalam kasus Psikolog lalai dalam melaksanakan proses dan mendiagnosa klien sehingga menimbulkan kerugian bagi klien dan keluarga klien.

Pasal 7

Ruang Lingkup Kompetensi

1) Ilmuwan Psikologi memberikan layanan dalambentuk mengajar, melakukan penelitian dan/atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan, pelatihanatau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam kasus, individu yang ada di biro psikologi itu bukan psikolog, melainkan hanya ilmuan psikologi yaitu sarjana S1 yang tidak berhak membuka praktek dan melakukan intervensi terapi, karena kompetensi melakukan terapi dan intervensi adalah kompetensi psikolog.

Pasal 65

Interpretasi Hasil Asesmen

Psikolog dalam menginterpretasi hasil asesmen psikologi harus mempertimbangkan berbagai faktor dari instrumen yang digunakan, karakteristik peserta asesmen seperti keadaan situasional

(4)

Pasal 66

Penyampaian Data dan Hasil Asesmen

(1) Data asesmen Psikologi adalah data alat/ instrument psikologi yang berupadata kasar,respon terhadap pertanyaan atau stimulus, catatan serta rekam psikologis.Data asesmenini menjadi kewenangan Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang melakukan pemeriksaan.Jika diperlukan

data asesmen dapat disampaikan kepada sesama profesi untuk kepentinganmelakukan tindak lanjut bagi kesejahteraan individu yang menjalani pemeriksaan psikologi.

(2) Hasil asesmen adalah rangkuman atau integrasi data dari seluruh proses pelaksanaan asesmen. Hasil asesmen menjadi kewenangan Psikolog yang melakukan pemeriksaan dan hasil dapat disampaikan kepada pengguna layanan. Hasil ini juga dapat disampaikan kepada sesama

profesi, profesi lain atau pihak lain sebagaimana yangditetapkan oleh hukum. (3) Psikolog harus memperhatikan kemampuan pengguna layanan dalam menjelaskan hasil

asesmen psikologi. Hal yang harus diperhatikan tikan adalah kemampuan bahasa dan istilahPsikologi yang dipahami pengguna jasa.

Jadi, psikolog tersebut harusnya menyampaikan secara jelas hasil pemeriksaan psikologis klien dengan bahasa yang mudah dipahami. Hal ini dikarenakan agar klien tidak merasa dirugikan ketika datang ke praktek psikologi. Selain itu, ketika klien meminta tes ulang, bisa saja sudah terjadi bias di dalam tes, karena klien sudah mengetahui tentang apa – apa yang ingin dilakukan tes atau pemeriksaan.

Pasal 73

Informed Consent dalam Konseling dan Terapi

(1) Konselor/Psikoterapis wajib menghargai hak pengguna layanan psikologi untuk melibatkan diri atau tidak melibatkan diri dalam proses konseling psikologi/psikoterapi sesuai denganazas

kesediaan. Oleh karena itu sebelum konseling/psikoterapi dilaksanakan, konselor/psikoterapis perlu mendapatkan persetujuan tertulis (Informed Consent) dari orang yang menjalani layanan psikologis. Persetujuan tertulis ditandatangani oleh klien setelah mendapatkan informasi yang

Referensi

Dokumen terkait

Sistem dan klasifikasi yang tepat akan berdampak pada tata kerja yang efisien dan hal ini akan berpengaruh bagi peningkatan efisiensi kerja semua pihak

Dalam pelaksanaannya, kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan ini mamiliki beberapa tujuan yang harus dicapai oleh mahasiswa PPL sehingga praktikan dapat lebih

Penilaian beban kerja dilakukan dengan mengukur berat badan tenaga kerja, mengamati aktivitas tenaga kerja dan menghitung kebutuhan kalori berdasarkan pengeluaran

Reviu adalah kegiatan penelaahan atas penyelenggaraan tugas pokok dan fungi-fungsi Rumah Sakit, dilakukan oleh Pemeriksa SPI yang kompeten untuk memberikan keyakinan terbatas

Disamping itu mengenai aliran – aliran seni rupa yang perlu kita perhatikan yaitu : Aliran Neo-Klasik, Aliran Romantik, Aliran Realisme, Aliran Naturalisme,

Analisis Regresi Variabel Moderating Model Unstandardized Coefficients B Std. Sedangkan nilai ttabel sebesar 1,989 pada tingkat signifikansi 5%. Jadi dapat dikatakan H4

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang ditelah dipaparkan serta dengan adanya pebedaan argumentasi atau pendapat diatas tersebut, maka penulis tertarik menarik judul

08 02 01 02 003, Mahasiswa Program Studi Muamalah Jurusan Syari’ah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Qaimuddin Kendari, telah diuji dan dipertahankan dalam ujian