Kuliah
Manajmen Konstruksi Semester VII
SKS 2
Dr. Mardiaman ST.MT
1
.
Industri Konstruksi
Setelah mempelajari bab ini Mahasiswa diharapkan dapat:
- Mengetahui karakteristik industri konstruksi - Mengetahui pelaku dalam industri konstruksi
- Mengetahui permasalahan industri konstruksi secara umum
- Mengetahui jenis-jenis sumber daya konstruksi
Peran IndustriKonstruksi
▪ Industri konstruksi dapat dikategorikan sebagai salah satu industri yang berperan penting pada proses pembangunan ekonomi suatu negara.
▪ Industri konstruksi juga memberikan kontribusi pada pembukaan lapangan kerja dan distribusi pendapatan bagi masyarakat lapisan bawah.
▪ Kontribusi industri konstruksi terhadap total produk domestik bruto pada negara maju lebih kurang 7-10%.
Pendapatan domestik bruto sektor konstruksi di Indonesia pada tahun 2009, 2010 dan 2011 berturut turut sebesar 7,2%; 7,3% dan 7,0% (Kadin 2009). Di negara sedang berkembang, industri konstruksi menghasilkan 3-6% dari total produk domestik bruto.
Beberapa pelaku industeri yang dapat diidentifikasi secara langsung adalah :
1. Kementerian Pekerjaan Umum. Merupakan regulator utama sektor industri jasa konstruksi dan pemilik Proyek.
2. Para pelaku usaha jasa konstruksi. Kontraktor untuk Jasa Pekerjaan konstruksi dan konsultan jasa konsultansi.
3. Perusahaan penyedia bahan dan peralatan konstruksi (vendor).
4. Konsumen pengguna dari jasa konstruksi secara langsung.
5. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia sebagai wakil konsumen jasa konstruksi, seperti konsumen jalan tol.
6. Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Saat ini menteri pekerjaan umum memiliki kewenangan untuk melakukan sertifikasi kompetensi dan badan usaha (UU No 2 tahun 2017, dan PP No. 2 tahun 2020).
7. Setiap pelaku proyek mempunyai keterkaitan yang saling mendukung. Diagram keterkaitan antar pelaku proyek disajikan pada Gambar 2.1.
Bon (2000) mendefinisikan industri konstruksi secara luas terdiri dari pelaksanan kegiatan di lapangan beserta pihak- pihak yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung seperti kontraktor, konsultan, penyedia bahan, penyedia peralatan, penyedia angkutan, tenaga kerja, dan perbankan.
Bon (2003) mendefinisikan konstruksi sebagai suatu proses transformasi input berupa bahan mentah menjadi suatu produk akhir dengan melibatkan berbagai macam industri yang lain.
Sumber daya proyek konstruksi
SDM konstruksi adalah pelaku pekerjaan di bidang konstruksi yang terdiri atas perencana, pelaksana, dan pengawas.
Bentuk hubungan kerja
Dari bentuk hubungan kerja antar pihak yang bersangkutan, tenaga kerja proyek khususnya tenaga konstruksi dibedakan menjadi dua, yakni
:▪
Tenaga kerja langsung (direct hire), yaitu tenaga kerja yang direkrut dan menandatangani ikatan kerja perseorangan dengan perusahaan kontraktor. Tenaga kerja mendapat pelatihan, sampai dianggap cukup memiliki pengetahuan dan kecakapan.
▪
Tenaga kerja borongan, yaitu tenaga kerja yang bekerja berdasarkan ikatan kerja antara perusahaan penyedia tenaga kerja (labour supplier) dengan kontraktor untuk jangka waktu tertentu. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, dengan memperhatikan usaha untuk menyeimbangkan antara jumlah tenaga dan pekerjaan yang tersedia. Umumnya kontraktor memilih untuk mengkombinasikan tenaga kerja langsung dengan tenaga kerja borongan.
Sedangkan untuk pengawas yang terampil akan tetap dipertahankan meskipun volume pekerjaanya rendah.
a. Sumber daya manusia
Pekerja mencakup tidak terampil, semi terampil, dan terampil;
b. Teknisi terampil mencakup terampil administrasi dan teknis;
c. Teknisi ahli dan profesional;
d. Tenaga manajerial dikelompokkan menjadi tenaga manajer terampil dan ahli;
e. Tenaga profesional.
Dilihat dari tingkat pendidikan, struktur tenaga kerjaa SDM konstruksi pada umumnya adalah :
a. Pekerja : SD, SLTP b. Teknisi terampil : SMU c. Teknisi Ahli : D3 atau S1
d. Tenaga manajer terampil SMU, tenaga ahli D3atau S1 e. Tenaga profesional : berpendidikan S2 dan S3
dalam merencanakan jumlah tenaga kerja proyek yang realistis perlu memperhatikan berbagai faktor yaitu: 1) produktivitas tenaga kerja, 2) keterbatasan sumber daya, 3) jumlah tenaga kerja di lapangan 4) dan perataan jumlah tenaga kerja guna mencegah gejolak perubahan kebutuhan (fluctuation) yang tajam.
Sumber Daya Bahan
▪ Dari penelitian (Stukhart 1996) dinyatakan bahwa biaya bahan menyerap 50 - 70% dari biaya proyek
Bahan konstruksi dalam sebuah proyek dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: bahan yang menjadi bagian tetap dari struktur (bahan permanen) dan bahan yang dibutuhkan untuk melaksankan proyek tetapi tidak akan menjadi bagian tetap dari struktur.
Menurut (Stukhart 1996) terdapat tiga kategori bahan:
• Bahan rekayasa Produk khusus yang dibuat berdasarkan perhitungan teknis dan perencanaan. Bahan ini secara khusus dirinci dalam gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut.
• Bahan curah
Produk yang dibuat berdasarkan standar industri tertentu. Bahan jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena jenisnya beraneka macam misalnya kabel, pipa dan lain-lain.
• Bahan fabrikasi
Produk yang dirakit di luar lapangan, tidak pada tempat bahan digunakan, produk tersebut akan digunakan di dalam lokasi proyek misalnya kusen, rangka baja, pra cetak dan lain-lain.
Dalam pemilihan bahan dan alat apa yang akan digunakan untuk suatu bangunan, maka beberapa hal perlu dipertimbangkan, yaitu :
− Jenis gedung dan kegunaannya.
− Kebutuhan pemilik gedung.
− Peraturan perencanaan bangunan pada suatu daerah.
− Kendala peraturan.
− Kendala lokasi.
− Dana yang tersedia.
− Kebijakan jangka panjang untuk pemeliharaan dan
penyesuaian.
Sumber Daya Peralatan
Pada proyek konstruksi kebutuhan peralatan antara 7-15% dari biaya proyek (Fahan 2005).
Peralatan konstruksi yang dimaksud adalah alat/peralatan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan konstruksi secara mekanis. Ini dapat berupa crane, grader, scraper, truk, pengeruk tanah (back hoe), kompresor udara, dan lain-lain.
a.Cara operasi alat
Alat berat dipilih berdasarkan arah mendatar maupun vertikal dan jarak gerakan, kecepatan, frekuensi gerakan, dan lain-lain.
a.Jenis proyek
Ada beberapa jenis proyek yang umumnya menggunakan alat berat. Proyek-proyek tersebut antara lain proyek gedung, pelabuhan, jalan, jembatan, irigasi, pembukaan hutan, dam dan sebagainya.
a.Jenis pekerjaan pada proyek
Terdapat berbagai jenis pekerjaan dalam suatu proyek konstruksi yang akan membedakan dalam penggunaan peralatan. Misalnya pekerjaan galian, pasangan, pengangkatan dan lain lain.
a.Lokasi proyek
Lokasi proyek juga merupakan hal lain yang perlu diperhatikan dalam pemilihan peralatan yang berbeda dengan lokasi proyek misalnya penggunaan di dataran rendah dan tinggi.
a.Jenis dan daya dukung tanah
Jenis tanah di lokasi proyek dan jenis bahan yang akan dipakai dapat mempengaruhi alat berat yang akan dipakai. Tanah dapat dalam kondisi padat, lepas, keras, atau lembek.
a.Keadaan lapangan
Kondisi lapangan yang sulit dan baik merupakan faktor lain yang mempengaruhi pemilihan alat berat.
a.Nilai ekonomi penggunaan alat apakah beli atau sewa.
Jumlah dan jenis alat berat yang digunakan akan tergantung oleh beberapa faktor, antara lain:
a.Fungsi yang harus dilaksanakan
Alat berat dikelompokkan berdasarkan fungsi, seperti: menggali, mengangkut, meratakan permukaan, dan lain lain.
a.Kapasitas peralatan
Pemilihan alat berat didasarkan pada volume total
atau berat bahan yang harus diangkut atau
dikerjakan. Kapasitas alat yang dipilih harus sesuai
sehingga pekerjaan dapat diselesaikan pada waktu
yang telah ditentukan
“
”
Jenis peralatan kegunaan fungsi
• truk
• flat bed truck
• dozer
• grader
• loader
• crane
• fork lift
• scraper
• back hoe
• kompresor udara
• bar bender
• alat pengelasan
• pompa tekan
• kendaraan servis lapangan
• Mengangkut bahan/tanah
• Mengangkut bahan dan peralatan
• Mendorong bahan/tanah
• Menggali/mengangkut bahan/tanah
• Memuat dan meratakan tanah
• Mengangkat bahan dan peralatan
• Memindahkan barang
• Memotong dan mengangkut tanah
• Mengeruk dan mengambil tanah
• Memberikan tekanan udara
• Membengkokan besi beton/logam
• Mengerjakan pengelasan
• Menguji coba tekanan
• Melayani perbaikan
Pemilik proyek
Dapat perorangan atau badan hukum yang mempunyai gagasan dan dana untuk melaksanakan suatu proyek yang dapat dikerjakan sendiri atau diberikan kepada pihak lain karena alasan tertentu. Tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
▪ Berwenang penuh menentukan dan mengangkat konsultan manajemen konstruksi, perencana, dan kontraktor utama
▪ Memberi keputusan akhir yang mengikat mengenai penyelesaian konstruksi.
▪ Mengurus erijinan dan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pihak-pihak yang terkait dalam penyelesaian konstruksi
▪ Wajiban menyediakan biaya-biaya perencanaan, pengawasan dan pelaksanaan proyek sesuai dengan perjanjian kontrak.
▪ Bersama-sama atau tanpa konsultan ikut mengawasi dan memantau progres pekerjaan dan berhak memberi instruksi kepada kontraktor baik langsung maupun melalui konsultan.
▪ Memiliki wewenang penuh melaksanakan proyek sehingga berhak menerima atau menolak perubahan kerja akibat force majeure (bencana alam/gempa), pekerjaan tambah maupun kurang.
▪ Berhak menolak pekerjaan yang tidak sesuai dengan gambar bestek dan memutuskan kontrak kerja apabila kontraktor dipandang tidak mampu menyelesaikan tugas dan kewajiban.
▪ Menandatangani dokumen kontrak.
▪ Menetapkan besar denda jika terjadi keterlambatan penyelesaian proyek.
▪ Memberikan kemudahan pekerjaan dan fasilitas yang diperlukan agar pekerjaan proyek lebih lancar dan tidak terlambat.
▪ Menentukan syarat pelaksanaan dan administrasi sesuai dokumen kontrak.
▪ Meminta laporan dan pelaksanaan kerja kontraktor pelaksana secara lisan dan tertulis.
Konsultan Manajemen Konstruksi (MK)
▪
Konsultan MK adalah suatu perusahaan atau perorangan yang bersifat multi disiplin, bekerja untuk dan atas nama pemilik proyek, menjalankan proses perencanaan sampai pelaksanaan pekerjaan mampu bekerjasama dengan perencana dari suatu proyek.
▪
Konsultan MK mempunyai fungsi sebagai berikut :
▪
Membantu pengelolaan proyek dalam mengembangkan sasaran yang akan dicapai dari aspek biaya, waktu dan mutu sejak saat perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan.
▪
Mengatur, mengarahkan dan mengendalikan pelaksanaan kontraktor dalam aspek mutu, biaya, waktu dan kesehatan dan keselamatan kerja.
▪
Mempersiapkan, mengawasi dan melaporkan hasil pelaksanaan proyek.
▪
Mengadakan rapat koordinasi yang dihadiri oleh pemberi tugas, konsultan perencana dan kontraktor pelaksana.
▪
Membantu pemilik dalam proses pengadaan konsultan perencana dan kontraktor.
▪
Mengendalikan dan mengarahkan kinerja usulan perencana.
▪
Memeriksa gambar detail pelaksanaan (shop drawing).
▪
Membuat laporan progres pekerjaan lapangan.
▪
Memeriksa hasil pekerjaan kontraktor.
Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah orang atau badan usaha di bidang perencanaan.
Rencana struktur dan hitungan gambar rencana, rencana biaya, serta peraturan dan syarat-syarat seperti keinginan pemilik meliputi perencanaan struktur, arsitektur dan mekanikal elektrikal
Konsultan perencana mempunyai fungsi sebagai berikut :
a.Membuat rencana pelaksanaan dan gambar kerja, rencana alat dan bahan yang digunakan, metode pelaksanaan dan membuat rencana anggaran biaya proyek sesuai ide dan gagasan pemilik, baik rancang struktur dan arsitektur berdasarkan peraturan-peraturan dan syarat-syarat kerja yang telah ada.
b.Merencanakan setiap perubahan rencana dari rencana awal karena kendala fisik di lokasi dan dapat mempertanggungjawabkan hasil rencana perubahan kepada pemilik proyek.
c.Memberikan penjelasan tentang waktu rapat, susunan dokumen pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala
dan melaporkannya pada kontraktor.
Kontraktor
Kontraktor adalah orang atau badan usaha baik swasta maupun pemerintah yang dinyatakan menang dalam lelang dan telah mengadakan perjanjian kontrak dengan pemilik proyek untuk melaksanakan suatu proyek menurut syarat yang disetujui.
Tugas, wewenang dan tanggung jawab kontraktor
a. Menerima sejumlah biaya pelaksanaan pekerjaan dari pemberi tugas sesuai dengan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborongan.
b. Melakukan pekerjaan sesuai dengan peraturan dan syarat yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak perjanjian pemborong (gambar kerja, bestek).
c. Membuat dokumen pekerjaan yang telah dilaksanakan dan diserahkan kepada pemilik.
d. Mengasuransikan pekerjaan dan kecelakaan kerja tenaga kerja.
e. Membuat laporan hasil pekerjaan laporan progres pekerjaan.
f. Melakukan perbaikan atas kerusakan atau kurang sempurnanya pekerjaan selama pelaksanaan dan menanggung semua biayanya.
g. Bertanggung jawab penuh kepada pengawas atau wakil pemilik yang ditunjuk untuk melaksanakan proyek.
h. Menyediakan tempat gudang, memenuhi kebutuhan bahan dan peralatan yang digunakan selama pelaksanaan kerja.
i. Menyerahkan hasil pekerjaan setelah selesai kepada pemilik dan melaksanakan pemeliharaan paska proyek sesuai dengan kontrak.
j. Memberikan laporan hasil pekerjaan kepada pengawas secara harian, mingguan dan bulanan yang memuat pelaksanaan pekerjaan, prestasi kerja yang telah dicapai, jumlah tenaga kerja bahan yang masuk dan hal-hal yang menghambat pekerjaan.
k. Berhak mengajukan permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada pengawas dalam hal keterlambatan pekerjaan yang diakibatkan oleh hal yang bersifat di luar dugaan dan mempertanggung jawabkan hasil pekerjaan kepada pemilik.
l. Menghadiri rapat koordinasi proyek.
Karakteristik Proyek Kontruksi
Ciri Khas Proyek Konstruksi:
1. Selalu berkembang berdasarkan teknologi setiap waktu.
2. Industri konstruksi bersifat sangat terpecah-pecah dan kadang-kadang terpisah-pisah, namun pada waktu mendesak industri konstruksi dapat memobilisasi sumber daya yang dimiliki.
3. Kompleksitas. Persyaratan teknologi menentukan jenis organisasi yang tepat. Proyek kontruksi yang sangat khusus perlu diawasi seperti proyek pembangkit listrik tenaga nuklir berbiaya tinggi yang rumit. Proyek jenis ini akan memerlukan jaminan perusahaan yang jauh lebih canggih dari pada proyek perkantoran.
4. Ukuran dan sifat pekerjaan. Proyek menggunakan tenaga kerja dalam jumlah besar dan durasi lama mempunyai struktur organisasi yang lebih rumit dari pada proyek skala kecil dengan waktu pendek.
5. Sumber daya yang dibutuhkan. Setiap organisasi proyek yang terbentuk perlu tenaga kerja dan bahan untuk mengantar penyelesaian proyek. Bahkan proyek berulang akan mempunyai perbedaan dalam hal faktor tenaga kerja dan bahan.
6. Informasi dan sistim kendali. Menurut sifat proyek, setiap organisasi akan memberikan informasi yang benar supaya berbagai personil manajemen dapat mengendalikan durasi dan biaya proyek yang berbeda dengan efektif.
Karakteristik penting proyek konstruksi yaitu:
1. Tujuan. Apa rencana proyek yang perlu dicapai? Perusahaan harus semakin meningkatkan peluang sehingga proyek dapat memenuhi tujuan awal tanpa toleransi.
2. Jadwal. Target durasi dan tanggal penyelesaian proyek harus dipenuhi. Organisasi harus berjalan efisien sehingga fungsinya tidak akan menganggu jadwal.
Lingkup proyek konstruksi mencakup
perumahan,gedung selain perumahan, industri seperti pabrik pengolahan, penyulingan, pabrik penggilingan, konstruksi berat seperti jembatan, terowongan, rel kereta api, dan pelabuhan.
Sumber daya di dalam proyek konstruksi ada lima yaitu: 1) waktu, 2) uang, 3) mesin, 4) manusia, dan 5) bahan
Umur hidup proyek harus dikaji meliputiempat tahap :
1) pemikiran (conceive), gambar rencana awal dan diagram balok dihasilkan. Karena lingkup semakin jelas, anggaran dan jadwal awal digunakan untuk menetapkan kelayakan ekonomi proyek. Penilaian dampak dimulai dengan menganggap persetujuan kelayakan proyek diterima dan proyek masuk ke dalam tahap berikutnya.
2) mengembangkan (develop), rencana yang sudah disusun selanjutnya dikembangkan dengan membuat rekayasa tambahan dan gambar kerja.
3) melaksanakan (execute), 4) penyelesaian (finish).
Industri jasa konstruksi adalah industri mencakup semua pihak yang terkait dengan proses konstruksi termasuk tenaga profesi, pelaksana dan pemasok yang bersama-sama memenuhi kebutuhan pelaku dalam industri (Hillebrandt 1985)
Jasa konstruksi adalah jasa yang menghasilkan prasarana dan sarana fisik, meliputi kegiatan studi, penyusunan rencana teknis/rancang bangun, pelaksanaan dan pengawasan dan pemeliharaan.