Kebijakan Dividen
SAHRIR, S.E.,M.Ak
Pengertian dan Jenis- Jenis Dividen
1
Jenis-Jenis Dividen Pengertian
Dividen
Bagian dari keuntungan yang diperoleh perusahaan dalam periode tertentu yang dibagikan kepada
pemilik (pemegang saham).
Bentuknya
Dividen Kas Dividen Saham
Pola Pembagiannya Dividen Reguler Dividen Ekstra Dividen Properti
Prosedur Pembagian
Dividen
Tanggal pengumuman (Declaration Date)
Tanggal pencatatan (Record Date) Tanggal Pembayaran (payment date) Divide
n
DIVIDEN DILIHAT DARI BENTUKNYA
Dividen Kas
Deviden perl em ba r saham =
����� ������� ���� h
���� ����������
����� ������ ��h��������� h Deviden perl em ba r saham =
����� ������� ���� h
���� ����������
����� ������ ��h��������� h
Dividen yang dibayarkan dalam bentuk kas (tunai) dan biasanya dibayarkan melalui transfer ke masing-masing rekening pemegang saham.
Contoh:
Sebuah perusahaan memperoleh keuntungan pada periode berjalan sebesar Rp 1 milyar. Dari keuntungan tersebut, sebesar 60% atau Rp 600 juta dibagikan sebagai deviden, sedangkan sisanya 40% ditahan di perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana dalam rangka membiayai investasi yang sudah direncanakan.
Jumlah saham perusahaan yang beredar saat ini sebanyak 10 juta lembar. Maka berapakah besarnya dividen per lembar saham?
DIVIDEN DILIHAT DARI BENTUKNYA
Devidensaham per lembar saham =
����� ������ ������� h
��h�� �����������������
����� ������ ��h��������� h Devidensaham per lembar saham =
����� ������ ������� h
��h�� �����������������
����� ������ ��h��������� h
Dividen yang dibagikan kepada pemegang saham bukan berupa kas melainkan dalam bentuk lembar saham.
Contoh:
Perusahaan akan membagikan dividen sebesar Rp 600 juta. Harga pasar yang berlaku atas saham perusahaan tersebut Rp 1.000 per lembar. Dengan demikian, jumlah lembar saham yang akan dibagika sebagai dividen sama dengan 600.000 lembar
Dividen Saham
Dampak Dividen Saham terhadap Kepemilikan
Neraca perusahaan sebelum pembagian dividen saham (Rp juta)
Aktiva Lancar 3.500 Utang 1.500
Aktiva Tetap 9.000 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa (10 jt lbr) 10.000
Saldo Laba 1.000
Total aktiva 12.500 Total Pasiva 12.500
Neraca perusahaan setelah pembagian dividen saham (Rp juta)
Aktiva Lancar 3.500 Utang 1.500
Aktiva Tetap 9.000 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa (10,6 jt lbr) 10.600
Saldo Laba 400
Total aktiva 12.500 Total Pasiva 12.500
Pembagian dividen salam bentuk saham tidak berpengaruh tehadap nilai kepemilikan.
Dampak Dividen
Saham terhadap Dilusi Kepemilikan
Dilusi saham adalah turunnya harga saham sebagai akibat bertambahnya jumlah saham yang beredar, sementara nilai perusahaan secara keseluruhan tidak berubah.
• Harga pasar saham pada perusahaan adalah Rp 1.000 per lembar. Dengan saham beredar 10 juta lembar nilai pasar dari saham perusahaan = 10 juta x Rp 1.000 = Rp 10 milyar.
• Setelah pembagian dividen saham, jumlah saham beredar menjadi 10,1 juta nilai pasar per lembar saham = Rp 10 milyar/10,1 juta lembar = Rp 990,1 per lembar. Dengan demikian terjadi dilusi saham sebesar Rp 9,9 per lembar. Namun nilai pasar saham perusahaan secara keseluruhan tidak berubah yaitu Rp 10 milyar.
Ilustrasi
Walaupun menyebabkan dilusi terhadap harga saham, dividen saham tidak menyebabkan dilusi kepemilikan
Tidak tersedia cukup kas di perusahaan
Harga pasar saham yang berlaku dinilai terlalu tinggi
Untuk menghindari pajak seandainya dividen dibagikan dalam bentuk kas
Untuk memenuhi aturan dari bursa efek tentang jumlah minimal lembar saham beredar
Deviden saham memberikan sinyal positif tentang prospek perusahaan ke depan
Alasan Pembagian
Dividen Saham
Dividen yang dibagikan dalam bentuk aset non kas, misalnya dalam bentuk produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
DIVIDEN DILIHAT DARI BENTUKNYA
Dividen Properti
J umlah atau nilai aset yang akandibagikan =
����� ������� h
�����������������
h��������� ��� ���� ����
�����������������
Tidak tersedianya cukup kas di dalam perusahaan Menghindari terjadinya dilusi kepemilikan
Alasan Pembagian Dividen Aset Non Kas
Dividen yang dibagikan secara periodik kepada pemegang saham dan biasanya berbentuk kas.
Dividen yang dibagikan secara insidental atau pada periode- periode tertentu saja.
Dividen ekstra hanya berperan sebagai dividen tambahan terhadap dividen reguler.
DIVIDEN DILIHAT DARI POLA PEMBAGIANNYA
Dividen Reguler Dividen Ekstra
Prosedur Pembagian Dividen
Tanggal Pengumuman
(Declaration Date)
Tanggal Pencatatan
(Record Date)
Tanggal Pembayaran
(Payment Date) May 15
Declaration date
May 28 Ex-dividend
date
June 16 Payment
date May 30
Record date
Cum-
dividend Ex-
Dividend
Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
• Pengumuman dilakukan di media masa
• Isi pengumuman mencakup informasi tentang besarnya dividen per lembar saham, tanggal pencatatan para pemegang saham yang tidak berhak atas dividen, tanggal berlakunya ex-dividend dan cum- dividend, tanggal pembayaran dan cara pembayaran
May 15 Declaration
date
May 28 Ex-dividend
date
June 16 Payment
date May 30
Record date Cum-
dividend Ex-
Dividend
Tanggal Pencatatan (Record Date)
• Perusahaan mencatat mana saja pemegang saham yang berhak untuk menerima dividen periode berjalan pada tanggal yang telah ditetapkan atau disebut tanggal pencatatan.
• Ex-dividend merupakan batas waktu atau tanggal, biasanya 3 hari sebelum tanggal pencatatan, dimana jika terjadi transaksi jual beli atas saham setelah tanggal pengumuman dan sebelum tanggal tersebut, maka yang berhak atas dividen adalah pemegang saham baru. Harga yang harus dibayar pemegang saham baru adalah harga saham termasuk nilai dividen yang yang akan diterima (cum-dividend).
• Jika transaksi jual beli setelah tanggal tersebut maka yang berhak atas dividen adalah pemegang saham lama dan harga yang harus dibayar tidak termasuk dividen yang akan dibagikan (ex-dividend)
May 15 Declaration
date
May 28 Ex-dividend
date
June 16 Payment
date May 30
Record date Cum-
dividend Ex-
Dividend
Tanggal Pembayaran (Payment Date)
• Pembayaran dilakukan melalui transfer ke rekening pemegang saham setelah dipotong pajak atas dividen.
May 15 Declaration
date
May 28 Ex-dividend
date
June 16 Payment
date May 30
Record date Cum-
dividend Ex-
Dividend
Pengertian dan
Pentingnya Kebijakan Dividen
2
“
Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen mempengaruhi
harga saham dan dengan
sendirinya mempengaruhi
nilai perusahaan.
Deviden merupakan unsur utama
return atau pendapatan
yang diharapkan investor selain
capital gain.
Kebijakan Dividen menetapkan besar keuntungan
yang dibagikan sebagai dividen,
berapa yang ditahan dan bagaimana pola pendistribusianny
a
Dividend Payout Ratio
(Rasio Pembagian
Dividen)
Jenis Ukuran Dividen
Dividend per Share (Dividen
per lembar saham)
Dividend Yield (Tingkat Pendapatan
Dividen)
Dividend per Share
(Dividen per Lembar Saham)
Dividen per lembar saham mencerminkan besar kecilnya pendapatan dalam rupiah yang diperoleh oleh setiap lembar saham.
Devidensaham per lembar saham =
����� ������ ������� h
��h�� �����������������
����� ������ ��h��������� h
Contoh:
Perusahaan ingin membagikan keuntungannya sebesa
Rp600 juta sebagai dividen. Jumlah lembar saham perusahaan yang beredar adalah sebesar 10 juta lembar.
Maka besar dividen per lembar saham perusahaan adalah
Dividend Payout Ratio
(Rasio Pembagian Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan (rasio) antara jumlah (bagian) keuntungan yang disediakan untuk dividen dengan jumlah seluruh keuntungan yang diperoleh perusahaan pada periode tertentu dan dinyatakan dalam presentase.
D ������� ������ �����= Jumlah dividen
J umlah Keuntungan × 100 %
Contoh:
Laba yang diperoleh perusahaan sebesar Rp 1 milyar, sedangkan jumlah dividen yang akan dibagikan adalah Rp 600 juta. Maka besar dividend payout ratio dari perusahaan tersebut adalah
Semakin besar angka dividend payout ratio, maka semakin tinggi komitmen manajemen terhadap pembagian dividen dibanding komitmen terhadap pertumbuhan perusahaan melalui pemanfaatan kembali keuntungan.
Dividend Yield
(Tingkat Pendapatan Dividen)
Ukuran besar kecilnya dividen yang dinyatakan dalam bentuk perbandingan antara dividen per lembar saham dengan harga pasar yang berlaku atas saham yang bersangkutan dan dinyatakan dalam presentase.
D ������� �����= Dividen per lembar saham
Harga per lembar saham × 100 %
Contoh:
Dividen per lembar saham perusahaan adalah Rp 60 sedangkan harga pasar dari saham tersebut adalah Rp 1.000 per lembar. Maka dividend yield perusahaan tersebut adalah
Dividend yield mencerminkan tingkat pendapatan atas investasi ke dalam saham.
Dengan dividend yield sebesar 6% berarti investasi ke dalam saham perusahaan senilai Rp 1.000 akan memperoleh pendapatan dividen sebesar Rp 60 per periode.
Kebijakan Dividen Reguler
Jenis-Jenis
Kebijakan Dividen
Kebijakan Inisisasi Dividen
Kebijakan Inisiasi Dividen (initial dividend policy)
berapa dan kapan dividen
pertama dibayarkan terkait dengan
pembayaran dividen pertama sejak
perusahaan go-public.
Dividen pertama merupakan titik
permulaan (starting point)
bagi pembayaran dividen reguler
periode selanjutnya
Nilai dividen yang dibayarkan
tinggi
Perusahaa n tidak mampu
mempertahan -kan nilai
dividen
Risiko penurunan nilai dividen
pada periode berikutnya.
Kebijakan Deviden Reguler
Kebijakan yang terkait dengan penetapan besaran dan pola pendistribusian dividen reguler.
Kebijakan Dividen Stabil Kebijakan Dividen Residual
Kebijakan Dividen Stabil
Berupaya menjaga stabilitas pembayaran
dividen dari periode ke
periode Sejauh mana perusahaan
mampu berupaya menghindari penurunan atau
tidak terbayarkannya dividen (dividend
cut) Sejauh mana
perusahaan mampu mempertahan-
kan ke depan nilai yang telah
dibayarkan pada masa lalu.
Stabilitas dividen per lembar saham (dividend per share) Stabilitas dividend payout ratio
Stabilitas dividend yield Tidak
berlaku secara simultan
Contoh: sebuah perusahaan memutuskan untuk membayar dividen per lembar saham secara stabil sebesar Rp 60 per lembar. Di sisi lain, harga saham dan keuntungan perusahaan selama lima tahun bervariasi.
Dampak Stabilitas Dividen per Lembar Saham
Keterangan Periode Pembayaran Dividen
1 2 3 4 5
Harga saham per lembar (rp) 1.000 1.100 1.000 1.200 1.250
Keuntungan (Rp Milyar) 1 1,2 0,9 1 1,3
Dividend per share (Rp) 60 60 60 60 60
Dividend payout ratio 60% 50% 67% 60% 46%
Dividend yield 6% 5,5% 6% 5% 4,8%
Jumlah saham beredar = 10 juta lembar
Jumlah Dividen = (10 juta x Rp 60) = Rp 600.000.000
Walaupun DPS stabil tetapi keuntungan dan
harga saham
berfluktuasi
Interpretasi terhadap Ukuran Stabilitas Dividen
Stabilitas dividend per share
• Mengisyaratkan adanya kepastian dalam hal pendapatan rupiah yang bisa diperoleh setiap lembar sahamnya.
• Sangat baik bagi investor yang yang mengharapkan kepastian arus kas masuk tiap periode.
• Rentan terhadap risiko kenaikan inflasi
Stabilitas dividend payout ratio
• Mencerminkan stabilitas atas persentase atau porsi dari keuntungan yang disediakan sebagai dividen.
• Konsekuensi kebijakan ini menjadikan besar dividen naik dan turun sesuai naik turunnya keuntungan yang diperoleh perusahaannya.
Stabilitas dividend yield
• Mencerminkan stabilitas jumlah dividen yang dibagikan relatif terhadap harga saham yang berlaku.
• Konsekuensi kebijakan ini menjadikan besarnya dividen naik turun sesuai naik turunnya harga saham yang berlaku.
Penghalusan Aliran Dividen (Dividend Smoothing)
Tujuan
memperhalus aliran dividen
Menghindari fluktuasi aliran dividen investor lebih menyukai aliran dividen stabil
Menghindari kemungkinan terjadinya penurunan dividen di masa mendatang
1956, John Litner mengemukakan bahwa besar dividen (payout dividend) ditentukan dengan model persamaan
Kebijakan Dividen Model Lintner
Keterangan:
dividen per lembar saham periode berjalan konstanta
= koefisien yang menunjukkan tingkat penyesuaian untuk dividen per lembar saham periode yang akan datang DT = dividen target (dividen payout ratio x earning per share)
Merepresentasikan bagaimana perusahaan sebaiknya
menaikkan dividen agar tidak terjadi penurunan pada periode-periode berikutnya.
Kenaikan dividen harus disesuaikan dengan dividen periode sebelumnya dan laba yang dicapai perusahaan pada periode berjalan.
Contoh:
sebuah perusahaan memiliki kebijakan dividend payout ratio sebesar 50% dan pada periode seblumnya membayar dividen Rp 300 per lembar saham, dan memperoleh EPS sebesar Rp 1.000 pada periode berjalan. Dengan konstanta sebesar 15 dan koefisien penyesuaian misal sebesar 0,33. maka kenaikan dividen pada tahun berjalan adalah
= 15 + 0,33 {(0,5 x 1.000) – 300} = 81
Deviden per lembar saham periode berjalan sebaiknya Rp 300 + Rp 81 = Rp 381 Jika tanpa penghalusan = 50% x Rp 1.000 = Rp 500/lbr saham
Penurunan dividen
Memberi sinyal buruk tentang
prospek perusahan
Membagikan dividen kas dengan kenaikan
yang wajar
Investor merespon
negatif
Nilai perusahaan
turun
Kebijakan Dividen Residual
Besar kecilnya dividen yang akan dibagikan bergantung pada ketersediaan dana dari keuntungan setelah digunakan untuk mencukupi atau memenuhi kebutuhan perusahaan
Pecking order theory Perusahaan akan mendahulukan pemenuhan kebutuhan dana dari sumber dana internal (keuntungan) sebelum memanfaatkan sumber dana eksternal (utang dan ekuitas) semakin besar kebutuhan dana maka semakin kecil dividen yang bisa dibagikan, dan sebaliknya.
Kebijakan dividen residual digunakan untuk perusahaan yang masih dalam fase pertumbuhan.
Faktor-Faktor Lain yang Mempengaruhi Dividen
2 Kebutuha
n Dana
1 Likuiditas Perusahaan
3 Kontrol terhadap Perusahaan
5 Target Struktur
Modal
6 Perjanjian
Kredit 4 Biaya Modal atas
Sumber Dana Reksternal
Likuiditas Perusahaan
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi mampu membayarkan dividen kas lebih besar dibandingkan dengan perusahaan dengan kondisi likuiditas yang rendah.
Pembayaran dividen menurunkan likuiditas adanya arus kas keluar untuk membayarkan dividen
Contoh:
PT XXX memutuskan dividen payout ratio periode berjalan sebesar Rp 40%.
Keuntungan perusahaan periode tersebut adalah Rp 100. sehingga dividen yang akan dibagikan adalah Rp40.
Likuiditas Perusahaan
Neraca perusahaan sebelum pembagian dividen saham (Rp juta)
Aktiva Lancar 50 Utang 40
Aktiva Tetap 100 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa 65
Saldo Laba 45
Total aktiva 150 Total Pasiva 150
Neraca Perusahaan setelah pembagian dividen saham (Rp juta)
Aktiva Lancar 10 Utang 40
Aktiva Tetap 100 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa 65
Saldo Laba 5
Total aktiva 110 Total Pasiva 110
Tingkat likuiditas Perusahaan sebelum pembagian dividen Current ratio = aktiva lancar/utang lancar
= 50/40 = 1,25
Tingkat likuiditas Perusahaan setelah pembagian dividen Current ratio = aktiva lancar/utang lancar
= 10/40 = 0,25
Kebijakan dividen kontra produktif akibat pembayaran dividen, alat likuid tidak mampu membiayai operasional perusahaan Mengganggu profitabilitas perusahaan
Alternatif pembiayaan dividen lain pembagian dividen non-kas, pembiayaan dividen dari sumber dana eksternal
Kebutuhan Dana
Perusahaan yang memiliki peluang investasi yang menguntungkan membutuhkan dana untuk merealisasikan peluang investasi tersebut
Penggunaan dana keuntungan untuk membiayai proyek-proyek investasi bersifat rasional
Dana dari keuntungan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi
Dana dari keuntungan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan investasi
Tingkat pengembalian (return on investment) >
biaya modal atas dana dari laba ditahan
Tingkat pengembalian (return on investment) <
biaya modal atas dana dari laba ditahan
Dana keuntungan dibagikan sebagai dividen
Kontrol terhadap Perusahaan
Pemenuhan kebutuhan dana dari sumber eksternal (penerbitan saham baru) kurang disukai pemilik atau pemegang saham
karena mengurangi posisi kontrol pemegang saham lama
Kebutuhan dana dipenuhi dari keuntungan perusahaan atau dikenal dengan pembiayaan secara internal atau pembiayaan
sendiri(internal atau self-financing)
Jika perusahaan memenuhi kebutuhan dana dengan alasan menghindari tersebarnya kontrol perusahaan kepada pemegang saham baru, maka semakin kecil dividen yang bisa
dibagikan.
Biaya Modal atas Sumber Dana Eksternal
Jika biaya modal atas sumber dana eksternal lebih besar dibandingkan dengan dana internal (keuntungan) maka penggunaan dana internal lebih menguntungkan.
Biaya modal dana
internal kecil Perusahaan memaksimalkan
penggunaan dana internal Dividen yang dibagikan kecil
Target Struktur Modal
• Target struktur modal menjadi batasan pembagian dividen
• Target struktur modal merupakan rasio struktur modal (rasio utang) yang menjadi acuan perusahaan atau sebagai rasio struktur modal maksimal perusahaan.
Target struktur modal PT ABC = 40%
Aktiva Lancar 75 Utang 80
Aktiva Tetap 125 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa 75
Saldo Laba 45
Total aktiva 200 Total Pasiva 200
Keuntungan maksimal yang dapat dibagikan Debt to asset ratio = Target Struktur modal 80 / (200 – x) = 50%
80 / (200 – x) = 50 / 100
80 x 100 = 50 (200 – x)
8.000 = 10.000 – 50x
50 x = 10.000 – 8.000
x = 2.000 / 50
= 40
Keuntungan maksimal yang dapat dibagikan Debt to asset ratio = Target Struktur modal 80 / (200 – x) = 50%
80 / (200 – x) = 50 / 100
80 x 100 = 50 (200 – x)
8.000 = 10.000 – 50x
50 x = 10.000 – 8.000
x = 2.000 / 50
= 40
Hasil dividen maksimal yang bisa dibagikan adalah Rp40.
• Jika pembagian dividen < Rp40 struktur modal perusahaan di bawah target struktur modal
• Jika pembagian dividen > Rp40 struktur modal perusahaan di atas target struktur modal
Hasil dividen maksimal yang bisa dibagikan adalah Rp40.
• Jika pembagian dividen < Rp40 struktur modal perusahaan di bawah target struktur modal
• Jika pembagian dividen > Rp40 struktur modal perusahaan di atas target struktur modal
Aktiva Lancar 35 Utang 80
Aktiva Tetap 125 Ekuitas Pemilik:
Saham biasa 75
Saldo Laba 5
Total aktiva 160 Total Pasiva 160
Aset setelah pembagian dividen
Perjanjian Kredit
• Perjanjian kredit dibuat untuk melindungi kepentingan pihak kreditur terhadap dana yang dipinjamkannya ke perusahaan.
• Salah satu perjanjian kredit adalah pembatasan pembagian dividen kepada pemegang saham
Contoh:
pembatasan dividend payout ratio maksimal misal 60% bagian keuntungan maksimal yang bisa disediakan dividen maksimal 60% ketersediaan arus kas perusahaan tidak terganggu kewajiban utang perusahaan dapat terpenuhi
Teori
Dividen
3
Hubungan kausal antara kebijakan dividen dengan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan dicerminkan oleh harga saham perusahaan.
Proposisi Irrelevansi
Dividen
Merton Miller &
Franco Modgliani (1961)
Proposisi Relevansi Dividen
Benjamin Graham &
David Dodd (1951) dan Myron Gordon (1959)
VS
Tidak ada pajak atas pendapatan dari
penerimaan dividen atau penerimaan realisasi capital gain
Tidak ada biaya transaksi dan tidak ada biaya emisi
perusahaan indifferent antara pembiayaan proyek investasi dengan sumber internal (keuntungan) maupun eksternal (saham&obligasi)
Manajemen dan investor memiliki informasi dan persepsi yang sama mengenai kondisi perusahaan
Proposisi Irrelevansi Dividen
“M&M Dividend Irrelevance Proposition”
“Kebijakan dividen yang diambil perusahaan tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan”
Pasar Sempurna
atau Pasar Efisien
Asumsi symmetric information
Asumsi Zero transaction and zero
floatation cost
Asumsi zero tax
Harga saham mencerminkan nilai sesungguhnya perusahaan
Tidak ada perbedaan antara menerima keuntungan dalam bentuk dividen maupun capital gain
Proposisi Relevansi Dividen
Proposisi Irrelevansi Dividen dianggap tidak realistis dan hanya berperan sebagai starting point dalam penjelasan teoritik tentang kebijakan dividen
Perfect market tidak relevan dengan realita Perfect market tidak relevan dengan realita
Informasi tidak tersebar merata (asimetri) antara manajer dan investor sehingga diperlukan biaya untuk memperoleh informasi tersebut
Informasi tidak tersebar merata (asimetri) antara manajer dan investor sehingga diperlukan biaya untuk memperoleh informasi tersebut
Pembiayaan dari sumber dana eksternal (penerbitan surat berharga) lebih mahal dibandingkan pembiayaan dari sumber internal
Pembiayaan dari sumber dana eksternal (penerbitan surat berharga) lebih mahal dibandingkan pembiayaan dari sumber internal
Tarip pajak yang dikenakan pada deviden berbeda dengan tarip pajak atas capital gain Tarip pajak yang dikenakan pada deviden berbeda dengan tarip pajak atas capital gain
Risiko dari pendapatan dalam bentuk dividen dianggap lebih kecil daripada risiko dari pendapatan dalam bentuk capital gain.
Risiko dari pendapatan dalam bentuk dividen dianggap lebih kecil daripada risiko dari pendapatan dalam bentuk capital gain.
“Kebijakaan dividen dianggap berpengaruh atau
relevan terhadap harga saham atau nilai perusahaan”
Terima
kasih