• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengujian benih tanaman hutan

N/A
N/A
Najwa Maulida Zahra

Academic year: 2023

Membagikan "Pengujian benih tanaman hutan "

Copied!
68
0
0

Teks penuh

Standar ini mengatur cara pengambilan sampel uji, penentuan kadar air, analisis kemurnian, penentuan berat 1.000 butir dan daya kecambah untuk menentukan mutu benih tanaman hutan. 3.18. contoh duplikat. Contoh benih lain yang diperoleh dari contoh komposit yang sama diberi tanda 'contoh rangkap' yang kemudian disimpan oleh pemohon atau pemilik benih, sebagian contoh benih yang dikirimkan akan dilakukan pengujian 3.20. kirim contoh sebagian atau seluruh contoh benih komposit dikirim ke laboratorium penguji 3.21. sampel komposit.. campuran seluruh sampel primer yang diambil dari lot benih 3.22. contoh utama. sejumlah benih yang diambil dari satu titik contoh dalam lot benih 3.23. kapasitas perkecambahan..kemampuan benih untuk tumbuh menjadi kecambah normal pada kondisi optimum yang dinyatakan dalam persentase atau jumlah kecambah per berat benih. Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil sebagian kecil benih secara acak dari lot benih untuk mewakili lot benih.

Sampel komposit diperoleh dari lot benih dengan cara mengambil sampel primer dari berbagai posisi wadah dalam lot benih dan kemudian menggabungkannya. Petugas pengambilan sampel benih adalah pegawai lembaga sertifikasi atau instansi terkait yang mengetahui cara pengambilan sampel benih; Untuk lot benih dalam wadah berkapasitas lebih dari 100 kg atau lot benih tersebar, pengambilan sampel dilakukan sesuai Tabel 2.

Berat batch benih (kg) Jumlah sampel primer Sampai dengan 500 Minimal 5 sampel primer.. a) Sampel primer diambil dalam jumlah yang kurang lebih sama untuk setiap wadah atau dari setiap bagian batch benih;. Pengambilan sampel hendaknya dilakukan secara acak atau sistematis dari atas, tengah, dan bawah dan tidak hanya dari satu tempat dalam wadah, serta jumlah sampel primer harus sesuai dengan aturan pada Tabel 1 dan Tabel 2;

Gambar 1 - Pengambilan contoh benih  4.2     Peralatan
Gambar 1 - Pengambilan contoh benih 4.2 Peralatan

Contoh kirim

Penyerahan contoh kirim

Penanganan contoh benih

Prosedur

  • Pencegahan perubahan kadar air contoh
  • Contoh kerja
  • Penggilingan dan pemotongan
  • Penimbangan
  • Pengeringan/oven
    • Pengeringan pendahuluan
    • Metode yang digunakan

Untuk benih potong, sampel kerja harus cukup untuk setiap dua ulangan dengan berat sama dengan lima benih utuh per ulangan; Dua subsampel dalam wadah kemudian dipanaskan pada suhu 130 °C selama 5 menit hingga 10 menit, tergantung kadar airnya, untuk mengurangi kadar air hingga kurang dari 17. Dalam kasus spesies dengan kadar air benih lebih dari 30% , contoh benih harus dikeringkan semalaman;

Penghitungan hasil

Jika S1 adalah kadar air yang hilang pada tahap pertama, dan S2 adalah kadar air yang hilang pada tahap kedua, masing-masing dihitung seperti di atas dan dinyatakan dalam persentase, maka kadar air sebenarnya sampel dihitung dalam persentase sebagai berikut : Namun, apabila hasil tes ulang tidak ada toleransi antar pengulangan, periksa rata-rata toleransi kedua hasil tes tersebut. Jika semua rata-rata kedua pengujian tidak berada dalam toleransi, pengujian dianggap gagal dan penyebab kegagalan (peralatan dan prosedur) diperiksa dan pengujian dapat diulangi dari awal.

Pelaporan hasil

  • Peralatan a) Meja kemurnian;
  • Prosedur
    • Persiapan contoh kerja
    • Pemisahan bagian contoh kerja
  • Penghitungan hasil
  • Pelaporan hasil

Jika semua rata-rata kedua pengujian tidak berada dalam toleransi, pengujian dianggap gagal dan penyebab kegagalan (peralatan dan prosedur) diperiksa dan pengujian dapat dilakukan kembali dari awal. . Standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan bukan untuk penggunaan komersial.” CATATAN Bila terdapat selisih lebih dari 5% berat contoh kerja, uji analisis kemurnian ditolak dan pengujian harus diulang a) Hasil analisis kemurnian ditulis dalam persentase dengan satu tempat desimal.

Tabel 4 - Jumlah desimal pada penimbangan berat contoh kerja dan komponennya  Berat contoh kerja (g)  Jumlah minimal desimal
Tabel 4 - Jumlah desimal pada penimbangan berat contoh kerja dan komponennya Berat contoh kerja (g) Jumlah minimal desimal
  • Peralatan
  • Prosedur
  • Penghitungan hasil
  • butir dan jumlah benih per kilogram dihitung dengan rumus
  • butir (g)=rata - rata berat 100 benih ×10 Jumlah benih per kg = 1.000
    • Pelaporan hasil

Jika nilai CV masih lebih besar dari 4,0, hilangkan ulangan (n) yang besarnya 2 kali simpangan baku dari mean, lalu hitung kembali meannya. Pelaporan hasil berat 1.000 benih dan jumlah benih/kg disesuaikan dengan jumlah desimal pada Tabel 4.

Peralatan dan bahan a) Germinator;

8 Perkecambahan 8.1 Prinsip umum. Standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan bukan untuk penggunaan komersial.” e) Baki perkecambahan; .. j) Alat pengukur intensitas cahaya (luxmeter); ..k) Alat pengukur suhu dan kelembaban (thermohygrometer);.

  • Rumah kaca
  • Germinator
  • Perkecambahan benih a) Perkecambahan di rumah kaca

Alat bekas harus disterilkan terlebih dahulu dalam oven bersuhu 70°C selama 24 jam untuk mencegah kontaminasi jamur. Pengujian perkecambahan pada germinator dapat menggunakan metode UAK, UDK dan UKDdp; penjelasan masing-masing metode pada Lampiran D (Tabel D.1);

Penghitungan hasil

Rata-rata persentase perkecambahan (%) Toleransi (%)

Pelaporan Hasil

Berat sampel benih, metode pengambilan sampel dan peralatan Tabel A.1 – Berat lot benih maksimum, sampel pengiriman minimum, dan sampel kerja.

Berat contoh benih, metode dan peralatan pengambilan contoh Tabel A.1 – Berat maksimal lot benih, minimal contoh kirim, dan contoh kerja

  • Metode mekanis
    • Metode pembagi kerucut (Boerner type)
    • Metode pembagi tanah
  • Metode paruhan yang dimodifikasi
  • Metode sendok
  • Metode acak paruhan

Ketika katup dibuka, benih masuk karena adanya gaya tarik bumi pada kerucut yang akan tersebar merata pada saluran dan ruang. -Setiap wadah akan berisi setengah dari benih yang dituangkan dari atas. Standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan, dan bukan untuk penggunaan komersial.” Instrumen ini digunakan untuk memisahkan sampel tanah, tetapi juga dapat digunakan untuk menyiapkan sampel benih.

Bagian-bagian berbentuk persegi panjang tersebut disusun dalam suatu bingkai, dengan celah wadah terbuka bergantian ke kanan dan kiri.

Tabel A1 - lanjutan (3 dari 3)
Tabel A1 - lanjutan (3 dari 3)

Jenis dan metode persiapan benih untuk penetapan kadar air

Perlakuan pendahuluan

Penentuan benih murni

Bagian biji yang lebih besar dari ½ ukuran aslinya, dengan atau tanpa kulit buah/testa. Bagian dari benih yang lebih besar dari ½ ukuran aslinya, kecuali jika di dalamnya tidak terlihat jelas embrio benih; dengan atau tanpa testa. Bagian biji yang lebih besar dari ½ ukuran aslinya, dengan atau tanpa kulit buah/testa.

Bagian benih yang lebih besar dari ½ ukuran aslinya, kecuali jika di dalamnya jelas tidak tampak embrio benih; dengan atau tanpa testa. Bagian biji lebih besar dari ½ ukuran aslinya dengan atau tanpa testa. 32. Leguminosae) - Biji dengan atau tanpa testa. Lythraceae - Benih dengan atau tanpa sayap, kecuali jelas tidak terlihat embrio benih di dalamnya;.

Sterculiaceae - Benih dengan atau tanpa sayap, kecuali di dalamnya terdapat embrio benih yang terlihat jelas;. Toona sinensis Meliaceae - Benih dengan atau tanpa sayap, kecuali jelas tidak ada embrio benih di dalamnya;.

Tabel C - lanjutan (2 dari 12)
Tabel C - lanjutan (2 dari 12)

Pengujian perkecambahan benih

Hak Cipta oleh Badan Standar Nasional, salinan standar ini dibuat untuk Komite Teknis 65-01: Pengelolaan Hutan dan bukan untuk penggunaan komersial."

Tabel D2 - (lanjutan 2 dari 6)  No.
Tabel D2 - (lanjutan 2 dari 6) No.

Blangko pengujian benih

Dilengkapi oleh laboratorium) (Nomor contoh uji/Jenis/Instansi Penguji

KETERANGAN CONTOH BENIH Contoh benih diambil oleh Petugas/Pemilik

Nama 2. Alamat

Nomor Telepon/Fax/e- mail

Keterangan Lot Benih 1. Jenis Tanaman

  • Nama Sumber Benih 3. Nomor Sumber Benih

Keterangan Contoh Benih 1. Nama pengambil contoh

  • Tanggal ambil contoh 4. Berat contoh
  • Metode pengambilan contoh

Pengujian yang diperlukan

Tanggal penerimaan contoh

Berat wadah + tutup + benih sebelum

Berat wadah + tutup + benih setelah

Benih lain

Kotoran

Uji belah benih tidak tumbuh Jumlah benih keras (butir) Jumlah benih segar (butir) Jumlah benih mati (butir) Jumlah benih kosong (butir) Jumlah benih terserang hama (butir).

Tabel E.5 - Blangko pengujian daya berkecambah  No. Uji (nomor contoh uji/jenis/institusi penguji
Tabel E.5 - Blangko pengujian daya berkecambah No. Uji (nomor contoh uji/jenis/institusi penguji

KOP SURAT INSTANSI Nomor

Keterangan Pemilik Benih 1. Nama

  • Alamat

Hasil Pengujian

Bibliografi

1] Komtek Perumusan SNI

Ir. Untung Agus Pramono;

Herta Pari, S.Hut., MM;

Haryo Pambudi, S.Hut, M.Sc;

Dr. Alan Purbawiyatna;

Ir. Akhmad

3] Konseptor Rancangan SNI

4] Sekretariat pengelola Komite Teknis Perumusan SNI Pusat Standardisasi Lingkungan dan Kehutanan

Gambar

Gambar 1 - Pengambilan contoh benih  4.2     Peralatan
Tabel 2 - Jumlah contoh primer yang dibutuhkan untuk wadah dengan kapasitas di atas  100 kg dan lot benih terhampar
Gambar 2 - Pengambilan contoh dan alat pengambilan contoh  4.3.2.2     Contoh komposit
Gambar 3 - Proses pembuatan contoh kerja dengan acak paruhan
+7

Referensi

Dokumen terkait

standar ini dibuat untuk Sub KT 91-01-S4 Bahan,Sain,Struktur & Konstruksi Bangunan, dan tidak untuk dikomersialkan” be = ukuran fondasi efektif B = setengah dari dimensi terkecil pada