1. Saat ini telah dikenal sistem perencanaan wilayah yg bersifat comprehensive planning,
a. Jelaskan yang dmaksud dengan perencanaan wilayah yang bersifat comprehensive planning! (Skor 10)
b. Jelaskan prinsip-prinsip perencanaan wilayah dan pentingnya penataan ruang dalam perencanaan pengembangan wilayah (Skor 10)
a. Pengertian Perencanaan Wilayah yang Bersifat Comprehensive Planning
Perencanaan wilayah yang bersifat comprehensive planning adalah suatu pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan integratif, yang mempertimbangkan berbagai aspek dan sektor dalam pengembangan wilayah secara terpadu. Pendekatan ini tidak hanya fokus pada satu sektor atau aspek saja, melainkan menggabungkan aspek ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, dan fisik secara simultan untuk mencapai tujuan pembangunan yang optimal dan berkelanjutan. Comprehensive planning melibatkan proses analisis kondisi saat ini, peramalan perkembangan masa depan,
penetapan tujuan dan sasaran, serta penentuan langkah-langkah dan lokasi kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan secara terkoordinasi antar sektor dan wilayah. Dengan demikian,
perencanaan ini bertujuan untuk menciptakan kehidupan wilayah yang efisien, nyaman, dan lestari dengan memanfaatkan potensi sumber daya secara maksimal dan mengatasi keterbatasan yang ada6 8 .
b. Prinsip-Prinsip Perencanaan Wilayah dan Pentingnya Penataan Ruang dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah
Prinsip-prinsip Perencanaan Wilayah:
Integratif dan Komprehensif: Perencanaan harus melibatkan berbagai sektor dan aspek yang saling terkait, seperti sosial, ekonomi, fisik, dan lingkungan, agar pembangunan wilayah dapat berjalan seimbang dan berkelanjutan.
Berorientasi Masa Depan: Perencanaan harus didasarkan pada proyeksi dan ramalan kondisi masa depan untuk mengantisipasi perubahan dan kebutuhan yang akan datang.
Partisipatif: Melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan.
Rasional dan Sistematis: Menggunakan data dan analisis yang cermat untuk memilih alternatif terbaik dalam mencapai tujuan pembangunan.
Efisiensi dan Optimalisasi Sumber Daya: Memanfaatkan sumber daya yang ada secara maksimal dan efisien untuk mencapai hasil yang optimal.
Pengendalian dan Pengawasan: Menetapkan aturan dan mekanisme pengendalian agar pelaksanaan perencanaan sesuai dengan rencana yang telah disusun2 6 8 .
Pentingnya Penataan Ruang dalam Perencanaan Pengembangan Wilayah:
Penataan ruang merupakan bagian penting dalam perencanaan wilayah karena menentukan
"dimana" suatu kegiatan pembangunan akan dilakukan. Wilayah tidak bersifat homogen, sehingga penataan ruang membantu mengelola penggunaan lahan dan sumber daya secara tepat sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah tersebut. Dengan penataan ruang yang baik, dapat tercipta:
Penggunaan lahan yang efisien dan terorganisir sehingga menghindari konflik fungsi lahan.
Perlindungan terhadap kawasan yang memiliki fungsi khusus seperti kawasan pesisir, kawasan lindung, dan kawasan historis.
Pengendalian pertumbuhan wilayah agar tidak terjadi penyebaran yang tidak terkendali (urban sprawl).
Penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan terjangkau oleh masyarakat.
Mendorong pembangunan yang berkelanjutan dengan menjaga keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan2 6 .
Secara keseluruhan, penataan ruang dalam perencanaan wilayah berfungsi sebagai landasan untuk mengarahkan pembangunan secara terencana, terkoordinasi, dan berkelanjutan demi tercapainya kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.
2. Sebutkan regulasi yang mengatur tentang penyelenggaran penatan ruang, mulai dari
UU sampai dengan peraturan pelaksananya (PP dan Permen)!
Regulasi Penyelenggaraan Penataan Ruang 1. Undang-Undang (UU)
UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Mengatur prinsip, kebijakan, pembagian kewenangan, perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, dan sanksi dalam penataan ruang.
2. Peraturan Pemerintah (PP)
PP No. 21 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang
Peraturan pelaksana UU No. 26/2007 yang mengatur secara rinci tentang perencanaan, pemanfaatan, pengendalian, pengawasan, pembinaan, dan kelembagaan penataan ruang.
3. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Permen ATR/BPN)
Permen ATR/BPN No. 15 Tahun 2021 tentang Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang
Mengatur mekanisme koordinasi antar instansi dan tingkat pemerintahan dalam pelaksanaan penataan ruang.
Permen ATR/BPN No. 21 Tahun 2021 tentang Penilaian Pelaksanaan Ketentuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR)
Mengatur mekanisme pengendalian dan penilaian kesesuaian kegiatan pemanfaatan ruang serta sanksi administratif.
3, Sebutkan salah satu produk penataan ruang yang sering dimanfaatkan dalam pelayanan
dan kebijakan pertanahan! Bagaimana cara memanfaatkannya (Skor 25)
Salah satu produk penataan ruang yang sering dimanfaatkan dalam pelayanan dan kebijakan pertanahan adalah peta Informasi Ketersediaan Tanah.
Cara Memanfaatkan peta Informasi Ketersediaan Tanah:
Produk ini berupa dokumen yang memberikan data tentang ketersediaan tanah yang dapat digunakan untuk kegiatan investasi atau pengembangan wilayah.
Investor atau pemohon dapat mengajukan permohonan Informasi Ketersediaan Tanah di kantor pelayanan pertanahan, seperti Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Untuk mendapatkan layanan ini, pemohon harus melengkapi persyaratan seperti akta pendirian badan hukum, NPWP, izin investasi, dan dokumen pendukung lainnya.
Setelah dokumen Informasi Ketersediaan Tanah diterbitkan, investor diberi waktu 14 hari untuk memenuhi persyaratan administrasi agar dapat melanjutkan proses pelayanan pertanahan berikutnya, seperti pengukuran tanah, penetapan hak atas tanah, dan pendaftaran hak.
Jika persyaratan tidak dipenuhi dalam waktu yang ditentukan, maka booking tanah otomatis batal dan tanah tersebut dapat digunakan oleh pihak lain.
4. Kebijakan perijinan pemanfaatan ruang dan izin lokasi sudah terintegrasi dalam KKPR. Jelaskan apa yang anda ketahui tentang KKPR dan sebutkan
lingkup perizinannya!
Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) adalah jenis perizinan yang menggantikan
izin lokasi dan izin pemanfaatan ruang dalam rangka perizinan berusaha. KKPR berfungsi
sebagai dokumen yang menyatakan kesesuaian antara rencana kegiatan pemanfaatan ruang
dengan Rencana Tata Ruang (RTR) atau Rencana Detail Tata Ruang (RDTR). KKPR menjadi
persyaratan dasar yang wajib dipenuhi oleh pelaku usaha sebelum melanjutkan proses
perizinan berusaha dan juga menjadi syarat untuk mengajukan Persetujuan Pembangunan Gedung (PBG)3 4 5 .
Lingkup Perizinan KKPR
Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN RI Nomor 13 Tahun 2021, lingkup KKPR dibagi menjadi tiga jenis:
KKPR untuk Kegiatan Berusaha
Meliputi kegiatan usaha mikro, kecil, menengah, dan besar yang memerlukan perizinan berusaha.
KKPR untuk Kegiatan Non Berusaha
Meliputi kegiatan yang tidak bertujuan komersial, seperti pembangunan fasilitas umum atau kegiatan sosial.
KKPR untuk Kegiatan yang Bersifat Strategis Nasional
Meliputi kegiatan yang memiliki dampak besar dan penting bagi kepentingan nasional.
Cara Pemanfaatan KKPR
Pelaku usaha mengajukan permohonan KKPR melalui sistem elektronik Online Single Submission (OSS) untuk kegiatan berusaha, atau secara offline untuk kegiatan non berusaha3 6 .
Dokumen yang harus dilampirkan antara lain koordinat lokasi (GIS), kebutuhan luas lahan, informasi penguasaan tanah, jenis usaha (KBLI), serta rencana teknis
bangunan jika diperlukan3 6 .
Setelah permohonan lengkap, KKPR diterbitkan dalam jangka waktu maksimal 20 hari kerja3.
KKPR memberikan hak eksklusif kepada pelaku usaha untuk mengembangkan lokasi yang bukan milik sendiri selama masa berlaku KKPR (3 tahun, dapat diperpanjang)5.
KKPR menjadi dasar untuk melanjutkan perizinan lain seperti perizinan lingkungan dan Persetujuan Pembangunan Gedung (PBG)3 5 .
Dengan demikian, KKPR mengintegrasikan kebijakan perizinan pemanfaatan ruang dan izin lokasi dalam satu dokumen yang memudahkan pengelolaan dan pengawasan pemanfaatan ruang sesuai dengan tata ruang yang berlaku.
5. Beberapa media saat memberitakan problematikan
penataan ruang dalam Pembangunan IKN. Jelaskan
permasalahan yang anda ketahui terkait penataan
ruang dalam Pembangunan IKN dan berikan alternatif solusinya
Permasalahan penataan ruang terkait kasus pagar laut, khususnya di perairan Kabupaten Tangerang, meliputi beberapa hal berikut:
Pembangunan tanpa izin resmi
Pagar laut sepanjang sekitar 30 kilometer dibangun sejak Agustus 2024 tanpa izin Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang Laut (KKPRL), melanggar UU No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil serta Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2021 tentang Penataan Ruang1 3 6 .
Dampak negatif terhadap masyarakat nelayan
Pagar laut menghambat akses nelayan tradisional ke area penangkapan ikan, menyebabkan penurunan hasil tangkapan dan kerugian ekonomi yang signifikan1 6 7 .
Kerusakan ekosistem laut
Struktur pagar laut, terutama yang berbahan bambu, merusak terumbu karang dan habitat alami biota laut, mengganggu keseimbangan ekosistem pesisir2 3 4 .
Konflik kewenangan antar lembaga
Terdapat tumpang tindih kewenangan antara KKP, TNI AL, dan Kementerian ATR/BPN yang menyebabkan kebingungan dalam penanganan dan pengawasan pagar laut5.
Potensi penyalahgunaan ruang laut
Dugaan adanya upaya klaim wilayah laut untuk keuntungan pribadi melalui penerbitan hak guna bangunan (HGB) di perairan yang dipagari, yang bertentangan dengan prinsip
pengelolaan ruang laut yang berkelanjutan dan adil5 6 . Alternatif Solusi Mengatasi Permasalahan Pagar Laut
Penegakan hukum dan pembongkaran pagar ilegal
Pemerintah melalui KKP telah melakukan penyegelan dan memberikan waktu kepada pemilik pagar untuk membongkar secara sukarela. Jika tidak, pemerintah dapat melakukan
pembongkaran paksa1 3 7 .
Penguatan perizinan dan pengawasan KKPRL
Memastikan semua kegiatan pemanfaatan ruang laut harus memiliki izin KKPRL yang ketat, dengan memperhatikan kepentingan nelayan tradisional dan kelestarian ekosistem laut3.
Koordinasi lintas lembaga yang jelas
Membangun sinergi antara KKP, TNI AL, Kementerian ATR/BPN, dan pemerintah daerah untuk menghindari tumpang tindih kewenangan dan mempercepat penyelesaian masalah5.
Pelibatan masyarakat nelayan dalam pengelolaan ruang laut
Melibatkan komunitas nelayan dalam perencanaan dan pengawasan pemanfaatan ruang laut agar hak dan akses mereka terlindungi3.
Perlindungan dan rehabilitasi ekosistem pesisir
Melakukan pemulihan habitat laut yang rusak akibat pagar laut dan menerapkan pengelolaan pesisir yang berkelanjutan sesuai dengan regulasi lingkungan2 4 .
Transparansi dan pengawasan penerbitan hak atas ruang laut
Meninjau ulang dan mengawasi penerbitan hak guna bangunan atau hak milik di wilayah pesisir dan laut agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan pribadi
5. Beberapa media saat memberitakan problematikan penataan ruang dalam
Pembangunan IKN. Jelaskan permasalahan yang anda ketahui terkait penataan ruang dalam
Pembangunan IKN dan berikan alternatif solusinya
ermasalahan penataan ruang dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara mencakup beberapa aspek utama sebagai berikut:
Permasalahan Perizinan dan Disiplin Tata Ruang
Terdapat kendala dalam perizinan dan penerapan disiplin tata ruang yang menyebabkan ketidakteraturan pembangunan di sekitar kawasan IKN1.
Konflik Pertanahan dan Status Tanah
Masih banyak lahan yang statusnya tumpang tindih antara hak guna usaha pemerintah dan klaim masyarakat lokal, sehingga pembebasan lahan berjalan lambat dan menimbulkan konflik agraria5 6 7 .
Kurangnya Partisipasi Masyarakat Lokal
Pembangunan IKN kurang melibatkan masyarakat lokal dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, sehingga menimbulkan ketidakpuasan dan resistensi, terutama terkait skema ganti rugi yang dianggap sepihak7.
Dampak Lingkungan, Terutama pada Hutan Mangrove
Pembangunan IKN berpotensi merusak ekosistem penting seperti hutan mangrove yang memiliki fungsi ekologis vital3.
Keterbatasan Pembiayaan dan Infrastruktur Pendukung
Pembiayaan pembangunan dan kesiapan infrastruktur masih menjadi tantangan, termasuk pasokan material konstruksi dan pengelolaan aset yang belum optimal4 8 .
Sinkronisasi Tata Ruang dengan Wilayah Pertahanan
Penataan ruang wilayah pertahanan di IKN belum sepenuhnya sinkron dengan tata ruang nasional, yang dapat mengganggu fungsi pertahanan negara9.
Alternatif Solusi untuk Mengatasi Permasalahan Penataan Ruang di IKN
Perbaikan Sistem Perizinan dan Penegakan Disiplin Tata Ruang
Memperkuat mekanisme perizinan yang transparan dan konsisten serta penegakan aturan tata ruang untuk mencegah pembangunan yang tidak sesuai rencana1.
Penyelesaian Konflik Pertanahan dengan Pendekatan Partisipatif
Melibatkan masyarakat lokal secara aktif dalam proses pembebasan lahan dan memberikan kompensasi yang adil dan transparan, serta menyelesaikan tumpang tindih status tanah secara hukum6 7 .
Sosialisasi dan Edukasi Tata Ruang kepada Masyarakat
Melakukan sosialisasi yang intensif agar masyarakat memahami peruntukan lahan dan tata ruang sehingga dapat berpartisipasi dan menyesuaikan aktivitasnya dengan rencana tata ruang10.
Pengelolaan Lingkungan yang Berkelanjutan
Melindungi kawasan hutan mangrove dan ekosistem penting lainnya dengan memasukkan aspek lingkungan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan3.
Penguatan Pembiayaan dan Infrastruktur Pendukung
Mencari sumber pembiayaan alternatif dan meningkatkan koordinasi dalam pengadaan material serta pengelolaan aset untuk mendukung kelancaran pembangunan4 8 .
Sinkronisasi Tata Ruang dengan Fungsi Pertahanan
Melakukan koordinasi lintas sektor untuk menyelaraskan tata ruang wilayah pertahanan dengan rencana tata ruang nasional dan pembangunan IKN9.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan pembangunan IKN dapat berjalan sesuai dengan prinsip tata ruang yang baik, berkelanjutan, dan mampu mengakomodasi kepentingan berbagai pihak secara adil dan efektif.