PROPOSAL USAHA
KERUPUK BASAH MURMER
Disusun oleh :
Sonia F1081221041
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
2025
ii
DAFTAR ISI
COVER ... i
DAFTAR ISI ... ii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
1.3 Manfaat ... 1
BAB II PROFIL USAHA ... 2
2.1 Nama Usaha ... 2
2.2 Jenis Usaha ... 2
2.3 Lokasi Usaha ... 2
2.4 Visi dan Misi ... 2
2.5 Ruang Lingkup Usaha ... 3
2.6 Struktur Organisasi usaha ... 3
2.7 Keberalnjutan Usaha ... 3
BAB III ANALISA USAHA ... 4
3.1 Aspek Pemasaran ... 4
3.2 Analisis SWOT ... 4
BAB IV ANALISIS KEUANGAN ... 7
4.1 Estimasi Kebutuhan Modal Awal ... 7
4.2 Estimasi Biaya Operasional Bulanan ... 7
4.3 Estimasi Pendapatan ... 8
4.4 Estimasi Laba Bersih Bulanan... 8
4.5 Analisis Break Even Point (BEP) ... 8
4.6 Analisis Keuntungan dan Pengembalian Modal ... 8
BAB V ANALISIS KELAYAKAN USAHA ... 9
5.1 Aspek Pasar ... 9
5.2 Aspek Operasional... 9
5.3 Aspek Keuangan ... 9
5.4 Aspek Manajerial... 10
5.5 Simpulan Kelayakan ... 10
BAB VI PENUTUP... 11
6.1 Kesimpulan ... 11
6.2 Saran ... 11
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini, bisnis kuliner menjadi salah satu sektor usaha yang sangat berkembang dan menjanjikan. Banyak pelaku usaha berlomba-lomba menciptakan inovasi makanan dengan tampilan menarik dan cita rasa yang unik. Salah satu bahan pangan yang sering digunakan adalah ikan, karena kandungan gizinya yang tinggi, terutama proteinnya. Namun, masyarakat mulai merasa jenuh dengan olahan ikan yang monoton dan kurang inovatif. Di sisi lain, meningkatnya kesadaran akan pola makan sehat, khususnya bagi penderita kolesterol, membuat ikan semakin diminati karena merupakan sumber protein hewani yang rendah lemak dan menyehatkan.
Melihat peluang tersebut, penulis berinisiatif mengembangkan produk olahan ikan dalam bentuk kerupuk basah, makanan khas dari Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Kerupuk ini dibuat dari ikan tenggiri atau belida yang dipadukan dengan tepung sagu, bawang putih, dan bumbu lainnya, kemudian dikukus hingga matang. Teksturnya yang kenyal dan rasanya yang gurih menjadi ciri khas yang disukai banyak orang, apalagi bila dinikmati bersama sambal kacang. Usaha ini tidak hanya bertujuan untuk mengenalkan kuliner lokal ke pasar yang lebih luas, tetapi juga membuka peluang kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Dengan harga yang terjangkau dan nilai gizi yang tinggi, kerupuk basah memiliki prospek cerah dalam dunia usaha kuliner.
1.2 Tujuan
a. Mengembangkan usaha di bidang kuliner lokal.
b. Meningkatkan produk makanan yang murah, enak, dan terjangkau.
1.3 Manfaat
a. Mengasah kreativitas dan inovasi dalam berwirausaha sehingga menciptakan peluang bisnis yang menguntungkan.
b. Meningkatkan pendapatan pemilik usaha serta membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat
2 BAB II PROFIL USAHA
2.1 Nama Usaha
Nama usaha ini adalah “Kerupuk Basah Murmer”, dengan pemilik usaha adalah Sonia. Usaha ini akan didirikan pada bulan Maret 2025, dengan soft opening pada 15 April 2025 dan grand opening pada 20 April 2025.
2.2 Jenis Usaha
Usaha ini bergerak di bidang kuliner dengan fokus pada produksi dan penjualan kerupuk basah khas Kapuas Hulu. Produk ini dibuat dari ikan tenggiri atau ikan belida, tepung sagu, serta bumbu dapur lainnya.
Kerupuk basah ini disajikan dengan sambal kacang yang memberikan cita rasa pedas dan manis. Usaha ini dimulai secara individu dengan beberapa karyawan yang membantu dalam proses produksi dan pemasaran.
2.3 Lokasi Usaha
Lokasi usaha ini akan berada di area Ruko 88 , yaitu di Jalan Danau Sentarum, Sungai Bangkong, Kecamatan Pontianak Kota, Kota Pontianak, Kalimantan Barat. Ruko ini berada di tepi jalan raya Danau Sentarum sehingga mudah dijangkau oleh para pengguna jalan dan muka ruko langsung menghadap ke jalan raya.
2.4 Visi dan Misi
Visi : “Menciptakan usaha kuliner kerupuk basah yang inovatif dan berkualitas, menghadirkan cita rasa khas dengan harga terjangkau, serta memberikan pengalaman kuliner terbaik bagi setiap pelanggan.”
Misi : Mengutamakan kualitas produk agar tetap mempertahankan rasa khas kerupuk basah dengan harga yang terjangkau.
3 2.5 Ruang Lingkup Usaha
Usaha ini berfokus pada produksi dan penjualan kerupuk basah khas Kapuas Hulu, dengan target pasar yang luas mulai dari masyarakat lokal hingga wisatawan.
2.6 Struktur Organisasi Usaha
Struktur organisasi dari usaha ini adalah sebagai berikut :
2.7 Keberlanjutan Usaha
Kerupuk basah memiliki potensi besar dalam dunia kuliner karena cita rasanya yang unik dan banyak diminati masyarakat. Dengan strategi pemasaran yang tepat, usaha ini diharapkan dapat berkembang secara berkelanjutan dan menjadi salah satu ikon kuliner di daerah Kalimantan Barat
Pemilik Usaha Sonia Kerupuk Basah
Murmer
Penanggung jawab kebersihan
Karyawan Penanggung jawab
keuangan Karyawan Juru Masak
Karyawan
4 BAB III ANALISIS USAHA
3.1 Aspek Pemasaran a. Target Konsumen
Target konsumen usaha ini adalah wisatawan, mahasiswa, dan masyarakat umum yang tinggal di Pontianak.
b. Ukuran dan trend pasar
Pasar kuliner di Pontianak cukup berkembang, dengan permintaan tinggi terhadap makanan khas dari berbagai daerah. Produk kerupuk basah ini diharapkan dapat mengikuti tren pasar yang terus berkembang.
c. Situasi persaingan
Persaingan dalam usaha kuliner cukup ketat, terutama untuk makanan khas daerah. Namun, keunikan cita rasa, harga terjangkau, dan strategi pemasaran yang efektif menjadi keunggulan dalam menghadapi persaingan.
d. Strategi pasar
Strategi pemasaran meliputi:
1) Promosi melalui media sosial dan pemasaran langsung.
2) Penawaran diskon pada soft opening.
3) Menjaga kualitas rasa dan pelayanan terbaik.
e. Penetapan harga
Harga ditentukan berdasarkan biaya produksi dan kondisi pasar, dengan harga tetap sebesar Rp10.000,- per porsi.
3.2 Analisis SWOT
Perkembangan dunia usaha saat ini mengalami kemajuan cukup pesat, namun tingkat persaingan cukup ketat, disamping itu banyak
5
bermunculan berbagai macam jenis produk baru, yang mempunyai satu tujuan yang sama yaitu keinginan untuk bisa menghasilkan produk yang bermutu dan dapat memberikan kepuasan bagi pelanggan atau konsumen serta memperoleh keuntungan yang besar.
Analisis disini diperlukan untuk menentukan apakah usaha yang dilakukan sekarang cukup layak dari segi bisnis dalam arti bisa dipasarkan secara luas namun bisa diterima semua kalangan masyarakat. Analisis juga dilakukan menggunakan SWOT sebagai berikut :
a. Strengths (Kekuatan)
Dalam usaha ini memiliki Strengths (Kekuatan), antara lain : 1) Keunggulan produk
penulis menawarkan suatu produk makanan sehat dengan harga yang ekonomis dan rasa yang lezat.
2) Kreativitas
penulis menawarkan kreativitas baru dalam mengolah ikan dengan kerupuk basah ikan yang menarik,
3) Bahan baku mudah di dapat
Bahan baku pembuatan kerupuk basah ini tersedia banyak dan mudah di dapat serta harganya terjangkau.
b. Weakness (Kelemahan)
Dalam usaha produk ini memiliki Weakness (Kelemahan), antara lain : 4) Produk tidak tahan lama karena tidak menggunakan pengawet.
5) Memerlukan tenaga kerja yang memahami proses pembuatan agar cita rasa tetap terjaga.
c. Opportunities (Peluang/Kesempatan)
Dalam usaha produk ini memiliki Opportunities (Peluang/kesempatan), antara lain :
1) Banyaknya konsumen
Banyaknya masyarakat yang menggemari berbagai olahan makanan
6
dari bahan baku ikan, karena merupakan makanan yang sudah siap dan mudah diolah. Dengan adanya kerupuk basah akan menambah variasi baru makanan olahan dari menu ikan menawarkan cita rasa baru bagi masyarakat pada umumnya.
2) Sistem pemasaran
Pemasaran yang akan penulis lakukan cukup mudah. Penulis akan memasarkannya dilingkungan rumah dan teman-teman kampus.
d. Threats (Ancaman)
Ancaman di dalam usaha baso aci saya antara lain : 1) Produk mudah ditiru oleh pesaing.
2) Perubahan harga bahan baku yang tidak stabil.
7 BAB IV
ANALISIS KEUANGAN
4.1 Estimasi Kebutuhan Modal Awal
Modal awal yang dibutuhkan dalam memulai usaha kerupuk basah terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel untuk satu kali produksi. Adapun rincian kebutuhan modal awal sebagai berikut:
- Biaya Tetap (Fixed Cost)
No Nama Barang Jumlah Harga Satuan Jumlah Harga 1 Tabung Gas 3 Kg 1 buah Rp 23.000 Rp 23.000
Total Rp 23.000
- Biaya Variabel (Variable Cost) /Per Produksi
No Nama Bahan Jumlah Harga
1 Ikan segar (toman) 1 kg Rp 45.000
2 Tepung kanji/sagu 500 gr Rp 10.000
3 Bawang putih 6 siung Rp 4.500
4 Merica bubuk ½ sdm Rp 3.000
5 Garam Secukupnya Rp 3.000
6 Penyedap rasa Sesuai selera Rp 3.000
7 Cabe rawit merah 10 buah Rp 5.000
8 Kacang tanah 200 gr Rp 12.000
9 Gula pasir Secukupnya Rp 8.000
Total Rp 93.500
- Total Modal Awal
= Biaya Tetap + Biaya Variabel
= Rp 23.000 + Rp 93.500
= Rp 96.500
4.2 Estimasi Biaya Operasional Bulanan
Asumsi produksi dilakukan 8 kali dalam sebulan (dua kali seminggu), maka:
- Biaya Tetap dibagi untuk 8 kali produksi:
Rp 23.000 : 8 = Rp 3.000 per produksi - Biaya Produksi Total per kali produksi:
8
Rp 3.000 (biaya tetap per produksi) + Rp 93.500 (biaya variabel) = Rp 96.500 - Total Biaya Operasional Bulanan
= Rp 96.500 x 8 kali produksi = Rp 772.000
4.3 Estimasi Pendapatan
Jika dalam satu kali produksi dihasilkan 50 buah kerupuk basah dan harga jual per buah adalah Rp 10.000:
- Pendapatan per Produksi
= 50 buah x Rp 10.000 = Rp 500.000 - Pendapatan Bulanan (8 kali produksi)
= Rp 500.000 x 8 = Rp 4.000.000
4.4 Estimasi Laba Bersih Bulanan
- Total Biaya Bulanan = Rp 772.000
- Total Pendapatan Bulanan = Rp 4.000.000
- Laba Bersih Bulanan = Rp 4.000.000 – Rp 772.000 = Rp 3.228.000
4.5 Analisis Break Even Point (BEP) BEP Produksi
= Total biaya produksi per kali produksi / Harga jual per unit
= Rp 93.500 / Rp 10.000 = 9,35 ≈ 10 buah
Artinya, untuk mencapai titik impas, minimal 10 buah kerupuk basah harus terjual dalam satu kali produksi dengan harga jual Rp 10.000 per buah
4.6 Analisis Keuntungan dan Pengembalian Modal - Keuntungan per Produksi
= Pendapatan – Total Biaya Produksi
= Rp 500.000 – Rp 93.500 = Rp 406.500 - Pengembalian Modal
= Total Modal Awal / Keuntungan per Produksi
= Rp 96.500 / Rp 406.500 ≈ 0,24
Maka, modal akan kembali dalam kurang dari 1 kali produksi penuh, atau maksimal 1 kali produksi.
9 BAB V
ANALISIS KELAYAKAN USAHA
5.1 Aspek Pasar
Kerupuk basah merupakan produk kuliner tradisional khas Kapuas Hulu yang belum banyak dikenal secara luas. Dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap makanan sehat dan rendah kolesterol, produk ini memiliki potensi pasar yang besar, khususnya di kalangan konsumen yang peduli kesehatan, pecinta kuliner lokal, hingga pelaku diet sehat.
Persaingan pasar untuk produk ini masih tergolong rendah, karena kebanyakan pelaku usaha lebih fokus pada kerupuk kering atau makanan instan lain. Hal ini menjadi peluang untuk mengenalkan kerupuk basah sebagai alternatif camilan sehat dan gurih. Strategi pemasaran dapat dilakukan melalui media sosial, penjualan langsung, serta menitipkan produk ke toko oleh-oleh dan UMKM lokal, dengan menonjolkan keunggulan rasa, tekstur, dan nilai gizinya.
5.2 Aspek Teknis dan Operasional
Proses produksi kerupuk basah tidak memerlukan teknologi tinggi dan dapat dijalankan dengan peralatan rumah tangga sederhana seperti kompor, kukusan, wadah adonan, dan alat pengemas. Bahan baku seperti ikan segar (jenis toman), tepung sagu, bawang putih, dan rempah-rempah juga mudah diperoleh di pasar lokal dengan harga yang terjangkau.
Operasional usaha dapat dilakukan dari rumah, sehingga tidak memerlukan biaya sewa tempat. Kapasitas produksi awal bisa disesuaikan dengan permintaan pasar, misalnya 50 buah per produksi. Proses produksi mulai dari pencampuran bahan, pencetakan, pengukusan, hingga pengemasan memakan waktu yang efisien dan bisa dilakukan oleh 1–2 orang dalam skala rumahan.
5.3 Aspek Keuangan
Dari analisis keuangan, usaha ini tergolong sangat layak secara finansial. Berikut ringkasannya:
10
- Modal awal: Rp 96.500 (gabungan biaya tetap dan variabel) - Pendapatan per produksi (50 buah x Rp 10.000): Rp 500.000 - Total biaya per produksi: Rp 93.500
- Laba bersih per produksi: Rp 406.500 - BEP (Break Even Point): 10 buah
- Estimasi laba bersih bulanan (8x produksi): Rp 3.228.000 - Waktu pengembalian modal: Kurang dari 1 kali produksi
Keuntungan bersih yang tinggi dengan modal minim menunjukkan bahwa usaha kerupuk basah memiliki potensi penghasilan yang baik dan risiko kerugian yang rendah.
5.4 Aspek Manajerial
Struktur manajerial pada tahap awal masih sederhana dan dapat dijalankan oleh satu orang pelaku usaha. Pemilik dapat merangkap sebagai produsen, manajer produksi, dan pemasaran. Namun seiring pertumbuhan usaha, struktur organisasi dapat dikembangkan dengan membagi tugas ke dalam beberapa bagian, seperti produksi, pengemasan, distribusi, dan pemasaran.
Kegiatan operasional harian dapat dijalankan oleh pemilik dibantu anggota keluarga atau tenaga kerja lokal. Keputusan bisnis akan diambil langsung oleh pemilik usaha, sehingga prosesnya efisien dan fleksibel.
Kegiatan pencatatan keuangan juga penting agar arus kas dan keuntungan bisa dimonitor secara rutin.
5.5 Simpulan Kelayakan
Berdasarkan hasil analisis dari aspek pasar, teknis, keuangan, dan manajerial, dapat disimpulkan bahwa usaha “Kerupuk Basah Murmer”
layak untuk dijalankan. Produk ini memiliki prospek pasar yang luas, proses produksi yang mudah, biaya operasional yang rendah, serta potensi keuntungan yang tinggi. Dengan manajemen sederhana dan strategi pemasaran yang tepat, usaha ini dapat berkembang secara berkelanjutan dan berkontribusi dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal.
11 BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Usaha kerupuk basah merupakan bentuk inovasi dari kuliner tradisional yang diolah secara sehat dan bernilai jual tinggi. Berdasarkan hasil analisis dari berbagai aspek, mulai dari pasar, teknis, keuangan, hingga manajerial, usaha ini dinilai layak untuk dijalankan. Modal awal yang dibutuhkan relatif kecil, proses produksi sederhana, bahan baku mudah diperoleh, dan potensi keuntungannya besar. Dengan strategi pemasaran yang tepat, kerupuk basah dapat menjangkau pasar yang lebih luas, sekaligus memperkenalkan kuliner khas Kapuas Hulu ke masyarakat di luar daerah.
Tidak hanya memiliki potensi ekonomi, usaha ini juga berkontribusi dalam pelestarian budaya kuliner lokal serta dapat membuka peluang kerja bagi masyarakat sekitar. Dengan demikian, kerupuk basah bukan hanya menjadi peluang usaha, tetapi juga sarana pemberdayaan masyarakat secara nyata.
6.2 Saran
Agar usaha kerupuk basah ini dapat berkembang secara optimal, disarankan untuk memperkuat strategi pemasaran, terutama melalui media digital seperti media sosial dan platform penjualan online. Selain itu, penting untuk menjaga kualitas produk, baik dari segi rasa, kebersihan, maupun kemasan, agar konsumen tetap loyal. Pelaku usaha juga perlu terus melakukan inovasi, baik dari sisi varian rasa maupun tampilan produk, agar tetap menarik di tengah persaingan pasar yang ketat. Pengurusan legalitas usaha seperti izin PIRT, sertifikasi halal, dan Nomor Induk Berusaha (NIB) juga sangat dianjurkan untuk meningkatkan kredibilitas produk dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas. Terakhir, pencatatan keuangan yang teratur dan transparan perlu dilakukan agar usaha dapat berkembang secara profesional dan berkelanjutan.