• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPEECH ACTS DIRECTIVES IN BUMI NOVEL BY TERE LIYE

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SPEECH ACTS DIRECTIVES IN BUMI NOVEL BY TERE LIYE"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

SPEECH ACTS DIRECTIVES IN BUMI NOVEL BY TERE LIYE

By:

Erik Perdinan,1 Putri Dian Afrinda, M. Pd,2 Wahyudi Rahmat, M. Hum3.

1). Students STKIP PGRI West Sumatra

2). 3). Lecturer Language Study Program and Literature Indonesia PGRI STKIP West Sumatra.

ABSTRACT

This research is motivated by three speech acts, locutions, illocutionary and perlocutionary act. This study discusses the directive speech acts in the novel Bumi Tere Liye. This study describe the speech acts that are used in the novel Bumi Tere Liye. Directive speech acts examined included, ask the speech act, speech act advocated, prohibiting speech act, speech act rule, and begged speech acts.

The research is a qualitative research with descriptive methods. The data source of this research is the novel Bumi Tere Liye. In order for this research can be done in a systematic and purposeful, encapsulated formulation of the problem is how to shape the directive speech acts that are used in the novel Bumi Tere Liye.

he results showed the directive speech acts can be seen through speech-speech that contained the characters in the novel Bumi Tere Liye. Of speech acts directive covering speech acts request, speech act advocate, speech act prohibits, speech act to govern, and the speech act pleaded can be seen in the novel Bumi Tere Liye in the show by going through speech acts figure disappeared, both oarng parents disappeared, Seli Ali, Mrs. Selena, Guest, Ilo, Vey, Ou, and Av.

Keyswords: Speech Acts Directives In Bumi Novel Tere Liye

(5)

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL BUMI KARYA TERE LIYE

Oleh:

Erik Perdinan,1 Putri Dian Afrinda, M. Pd,2 Wahyudi Rahmat, M. Hum3.

1). Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat

2). 3). Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia SDTKIP PGRI Sumatera Barat.

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tiga tindak tutur yaitu, lokusi, ilokusi dan perlokusi.

Penelitian ini membahas tindak tutur direktif dalam novel Bumi karya Tere Liye. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tindak tutur yang digunakan dalam novel Bumi karya Tere Liye.

Tindak tutur direktif yang diteliti meliputi, tindak tutur meminta, tindak tutur menganjurkan, tindak tutur melarang, tindak tutur memerintah, dan tindak tutur memohon.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data penelitian ini adalah novel Bumi karya Tere Liye. Agar penelitian ini dapat dilakukan sistematis dan terarah, dirumuskan rumusan masalah yaitu bagaimana bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam novel Bumi karya Tere Liye.

Hasil penelitian menujukkan pada tindak tutur direktif dapat dilihat melalui tuturan- tuturan para tokoh yang terdapat di dalam novel Bumi karya Tere Liye. Jenis tindak tutur direktif yang meliputi tindak tutur meminta, tindak tutur menganjurkan, tindak tutur melarang, tindak tutur memerintah, dan tindak tutur memohon dapat dilihat dalam novel Bumi karya Tere Liye yang di tampilkan oleh melalui tindak tutur tokoh Raib, kedua oarng tua Raib, Seli, Ali, Ibu Selena, Tamu, Ilo, Vey, Ou, dan Av.

Kunci : Tindak Tutur Direktif Dalam Novel Bumi Karya Tere Liye

(6)

PENDAHULUAN

Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan semua yang terdapat di dalam pikirannya. Hal tersebut dapat dilihat pada seorang sastrawan, melalui bahasa seorang sastrawan mengekspresikan pikirannya melalui tuturan-tuturan tokoh dalam cerita. Secara umum, tuturan-tuturan yang dituturkan memiiki tujuan tertentu.

Bahasa tidak hanya berfungsi sebagai alat komunikasi, tetapi dengan bahasa manusia dapat mengekspresikan semua yang terdapat di dalam pikirannya. Hal tersebut dapat dilihat pada seorang sastrawan, melalui bahasa seorang sastrawan mengekspresikan pikirannya melalui tuturan-tuturan tokoh dalam cerita. Secara umum, tuturan-tuturan yang dituturkan memiiki tujuan tertentu.

Pada proses komunikasi tersebut terjadi peristiwa tutur dan tindak tutur. Peristiwa tutur merupakan semua yang terdapat di dalam pertuturan (kegiatan komunikasi), baik penutur, lawan tutur, situasi, dan lain-lain. Tindak tutur adalah ujaran atau ucapan yang di dalamnya terdapat tindakan yang harus dilakukan. Jadi, dalam kegiatan komunikasi atau pertuturan tidak hanya terjadi proses penyampaian informasi tetapi terdapat respon berupa tindakan dari lawan tutur atau pendengar.

Tindak tutur terdiri dari tindak lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Tindak tutur ilokusi terbagi atas tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif, tindak tutur komisif, dan tindak tutur deklaratif. Masing-masing tindak tutur ilokusi tersebut memiliki pembagian lagi.

Salah satu tindak tutur ilokusi tersebut adalah tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berbentuk memerintah, menasehati, meminta, menganjurkan, dan memohon.

Melalui tuturan, si penutur mengharapkan lawan tutur atau mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang ia tuturkan.

Pada dasarnya tindak tutur yang dihasilkan bergantung pada tujuan atau arah tuturan untuk mencapai tujuan, tindak tutur harus disesuaikan dengan situasi tuturan. Situasi tuturan tersebut merupakan situasi sosial yang aktual karena terjadi dalam lingkungan masyarakat yang luas dan berbeda.Jadi situasi tutur dapat mempengaruhi tercapai tujuan tuturan. Maksudnya seorang penutur harus mengetahui dan melihat situasi dan lingkungan masyarakat dimana seorang penutur melakukan tuturan kepada mitra tuturnya (pendengar), sehinggaapa yang akan dituturkan kepada mitra tuturnya dapat dipahami dan dimengerti sesuai dengan tujuan dan situasi.

Tindak tutur direktif merupakan tindak tutur yang berbentuk memerintah, meminta, menganjurkan, melarang dan memohon. Melalui tuturan, si penutur mengharapkan lawan tutur atau mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai dengan apa yang dituturkan. Leech (1993:327) menyebutkan verba direktif meliputi meminta, memberi perintah, menganjurkan, menuntut, melarang, dan memohon.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apa saja bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam novel Bumi karya Tere Liye?

Sesuai rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk “Mendeskripsikan bentuk tindak tutur direktif yang digunakan dalam novel Bumi karya Tere Liye”.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Menurut Moleong, (2010:4) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat

diamati.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Moleong (2010:11) metode deskriptif adalah metode yang dilakukan dengan jalan menganalisis data yang sudah dikumpulkan berupa kata-kata lisan (ujaran) langsung dari objek yang diamati.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian yang dilakukan dengan menggunakan sumber data novel Bumi karya Tere Liye mengangkat kisah tentang seorang gadis remaja yang berumur 15 tahan dimana ia mempunyai kekuatan yang tanpa disadarinya dan dia bisa menghilang dengan menutup matanya dengan kedua telapak tangannya. Dan dia ingin mencari jawaban tentang dirinya sesungunya di Dunia Bayangan (Klan Bulan) bersama dua orang teman.

(7)

Penelitian ini pembahasan mengenai jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam novel Bumi karya Tere Liye ditinjau berdasarkan kajian pragmatik. Dalam penelitian ini, ditemukan 54 tindak tutur direktif yang kemudian dikelompokkan berdasarkan jenis tindak tutur direktif digunakan.

Penelitian ini difokuskan pada tindak tutur direktif yaitu, meminta, menganjurkan, melarang, memerinta, dan memohon. Data yang ditemukan di dalam tuturan tokah dalam novel Bumi karya Tere Liye yang meliputi tindak tutur direktif terdiri dari meminta, menganjurkan, melarang, memerintah, dan memohon.

Berdasarkan data penelitian ditemukan jenis tindak tutur direktif, yaitu tindak tutur direktif meminta 10 tuturan, tindak tutur direktif menganjurkan 9 tuturan, tindak tutur direktif melarang 17 tuturan, tindak tutur direktif memerintah 15 tuturan, dan tindak tutur direktif memohon 3 tuturan.

Tindak tutur direktif merupakan tuturan yang membuat pengaruh kepada lawan tutur untuk melakukan apa yang dituturkan oleh penutur. Pembahasan jenis tindak tutur direktif yang terdapat di dalam novel Bumi karya Tere Liye berdasarkan pada fokus masalah penelitian yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan.

Berdasarkan temuan penelitian, jenis tindak tutur direktif yang terdapat di dalam novel Bumi karya Tere Liye adalah tindak tutur meminta, menganjurkan, melarang, memerintah, dan memohon. selain itu. Tindak tutur direktif yang dominan digunakan para tokoh dalam novel Bumi karya Tere Liye adalah melarang dan memerintah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur direktif yang digunakan dalam novel Bumi karya Tere Liye 54 tuturan. Dari 5 jenis tindak tutur yang ada, terdapat tindak tutur direktif meminta sebanyak 10 tuturan, tindak tutur direktif menganjurkan sebanyak 9 tuturan, tindak tutur direktif melarang sebanyak 17 tuturan, tindak tutur direktif memerintah sebanyak 15 tuturan, dan tindak tutur direktif memohon sebanyak 3 tuturan.

Tindak tutur direktif yang terdapat di dalam novel Bumi karya Tere Liye adalah tindak tutur meminta, menganjurkan, melarang, memerintah, dan memohon. Tindak tutur direktif yang banyak digunakan para tokoh dalam novel Bumi karya Tere Liye adalah melarang dan memerintah. Sesuai dengan penelitian, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan berikut ini.

Pertama, disarankan bagi mahasiswa dapat memperdalam ilmunya di bidang pragmatik, khususnya mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, karena pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna bahasa yang berhubungan dengan maksud sebuah tuturan yang disertakan konteks situasi tutur. Dengan memahami tindak tutur yang digunakan dalam tuturan maka akan terjadi kelancaran dalam berinteraksi dengan orang lain..

Kedua, bagi peneliti lain, dapat mengkaji pragmatik lebih dalam lagi karena dapat menambah memperluas khazanah ilmu bahasa. Peneltian bahasa tidak hanya meneliti di bidang bahasa lisan saja, tetapi juga bisa di bidang bahasa tulis seperti novel. Pada umunya mahasiswa mengkaji bahasa pada bentuk lisan, seharusnya mahasiswa dapat meneliti bahasa dengan sumber data karya sastra, agar ilmu pragmatik dapat dikembangkan karena pragmatik tidak hanya bisa dikembangkan pada bidang bahasa lisan saja tetapi juga bisa pada di bidang bahasa tulis seperti dalam karya sastra.

KEPUSTAKAAN

Lexy. J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Bandung.

Liye, Tere. 2014. Bumi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: UI Press

Meleong. J. Lexy. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rordakarya

Referensi

Dokumen terkait

Buina iba apang pedas nawang leluur kainé prasida ngurug pasih tur ngaé kreteg”(hal 15). Bentuk tindak tutur yaitu tindak tutur perlokusi. Makna tindak tutur yaitu