• Tidak ada hasil yang ditemukan

spesies fitoplankton yang ditemukan di batang suliti

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "spesies fitoplankton yang ditemukan di batang suliti"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIES FITOPLANKTON YANG DITEMUKAN DI BATANG SULITI MUARALABUH KECAMATAN SUNGAI PAGU

KABUPATEN SOLOK SELATAN

ARTIKEL ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1)

DIAN RAHMA NIM.10010044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2017

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL ILMIAH

Spesies Fitoplankton Yang Ditemukan Di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Nama : Dian Rahma

NIM : 10010044

Program Studi : Pendidikan Biologi

Institusi : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Padang, Maret 2017

Disetujui oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Nurhadi, M.Si Abizar, M.Si

Mengetahui:

Ketua Program Studi

Rina Widiana, M.Si.

(3)

SPESIES FITOPLANKTON YANG DITEMUKAN DI BATANG SULITI MUARALABUH KECAMATAN SUNGAI PAGU

KABUPATEN SOLOK SELATAN

Dian rahma, Nurhadi dan Abizar

Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat e-mail: dianrahma.dr92@gmail.com

ABSTRACT

Fitoplankton merupakan mikroorganisme nabati yang hidup melayang-layang di dalam air.

Fitoplankton sangat penting dalam produktivitas perairan, karena fitoplankton merupakan produsen primer yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi total di dalam ekosistem perairan. Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan dilakukan penambangan pasir dan berada dekat pasar Muaralabuh sehingga menimbulkan pengaruh terhadap fitoplankton yang ada di sungai tersebut dengan memasukan alat berat dan limbah pasar ke sungai fitoplankton menjadi terganggu. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2016 di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif, sampel diambil langsung di lapangan.

Penetepan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode proposive sampling berdasarkan kondisi perairan Sungai Batang Suliti dengan menetapkan tiga stasiun. Stasiun I kondsi sungai masih alami dekat hutan kondisi perairan berbatu dan deras, stasiun II masyarakat melakukan penambangan pasir sehingga kondisi perairan relatif dalam dan stasiun III daerah pinggiran pasar tradisional Muaralabuh dengan kondisi perairan berbatu dan berpasir. Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan terdiri dari 30 Spesies yaitu Navicula sp 1, Navicula sp 2, Navicula sp 3, Navicula cryptocephala, Navicula gregaria, Navicula pseudolanceolata, Neidium hitchcockii, Pinnularia gibba, Fragillaria vaucherie, Synedra ulna, Surirella ovalis, Achnanthes sp, Cymbella ventricosa Cosmarium leave, Cosmarium fastidiosum, Cosmarium speciosum, Closterium dianae, Euastrum sinuosum, Euastrum bidentatum, Desmidium sp, Pediastrum duplex, Scenedesmus obliquus, Scenedesmus opoliensis, Pandorina morum, Oedogonium sp, Cladophora glomerata, Phacus anaceolus, Phacus orbicularis, Oscillatoria tenuis, dan Homoeonthrix janthina yang tergolong ke dalam Kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Euglenophyceae. Kualitas air Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan yaitu (suhu, pH, oksigen terlarut, karbon dioksida (CO2) bebas dan padatan tersuspensi total) berada pada kisaran normal untuk mendukung kehidupan fitoplankton.

Kata kunci: Fitoplankton, Batang Suliti, Spesies, faktor fisika dan kimia air.

ABSTRACT

Phytoplankton is a plant microorganism that is lived foating in the river in the water.

Phytoplankton is crucial for equatic productivity study. Because phytoplankton is a prime produser that has been given greatest contribution toward equatic ecosystem. Batang Suliti Muaralabuh market this it could fluence the phytoplankton at that river. It couse by machice and waste of market to the river. It could distrurb the phytoplankton. This is research was conducted on November 2016 in Batang Suliti Muaralabuh Sungai Pagu South Solok District. The research data were collected throught descriptive observation. Sample choosed at the field. Choosing the location based or proposive sampling method. It based on the condition of Batang Suliti river equatic based on choosing three station. Station I the condition of the river was natural, near the forest, so many stoon and also swift. Station II, the society have done sand mining this the condition of river was deep and last station III traditional market the condition of equatic was still have stoon and have sand. Phytoplankton Species that found at Batang Suliti Muaralabuh Sungai Pagu South Solok District.

Consist of thirty (30) Species are Navicula sp 1, Navicula sp 2, Navicula sp 3, Navicula cryptocephala, Navicula gregaria, Navicula pseudolanceolata, Neidium hitchcockii, Pinnularia gibba, Fragillaria vaucherie, Synedra ulna, Surirella ovalis, Achnanthes sp, Cymbella ventricosa Cosmarium leave, Cosmarium fastidiosum, Cosmarium speciosum, Closterium dianae, Euastrum sinuosum, Euastrum bidentatum, Desmidium sp, Pediastrum duplex, Scenedesmus obliquus, Scenedesmus opoliensis, Pandorina morum, Oedogonium sp, Cladophora glomerata, Phacus anaceolus, Phacus orbicularis, Oscillatoria tenuis, and Homoeonthrix janthina yang tergolong ke dalam Kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae and Euglenophyceae. The quality of Batang Suliti Muaralabuh water are Themperature, pH, Disolved Oxygen, Carbon dioxide (CO2) free and Total suspended solid is in the normal range for phytoplanktonlife support.

Keyword: Phytoplankton, Batang Suliti, Species, factor physics and water chemistry.

(4)

PENDAHULUAN

Fitoplankton merupakan mikroorga nisme nabati yang hidup melayang-layang di dalam air. Fitoplankton sangat penting dalam studi produktivitas perairan, karena fitoplankton merupakan produsen primer yang memberikan kontribusi terbesar terhadap produksi total di dalam ekosistem perairan (Yuliana, 2012). Fitoplankton memerlukan cahaya matahari untuk dapat melakukan proses fotosintesis. Jika perairan keruh, maka keberadaan tersebut dapat menghambat penetrasi cahaya matahari sehingga proses fotosintesis terganggu (Nybakken, 1988).

Fitoplankton pengikat bagian terbesar energi matahari walaupun fitoplankton hanya penghuni suatu lapisan permukaan perairan yang terdapat cukup cahaya matahari. Perkembangan fitoplankton dapat dijadikan sebagai indikasi dari kesuburan perairan. Dapat dikatakan fitoplanktan menjadi tiang penopang pada suatu perairan (Isnaini, 2012). Fitoplankton sebagai penyedia sebagian besar zat organik yang dibutuhkan oleh organisme lain pada ekosistem tersebut dan fitoplankton diklasifikasikan berdasarkan pigmen fotosintetiknya (Syalihin, 2014).

Keadaan fitoplankton sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan. Suhu air, pH, oksigen terlarut (DO), karbondioksida bebas (CO2), dan padatan tersuspensi total. Faktor fisika, kimia serta biologis suatu perairan, sangat menentukan jenis fitoplankton pada perairan tersebut (Djuhanda, 1980). Perairan yang kaya akan berbagai Spesies fitoplankton dengan jumlah individu yang banyak merupakan perairan yang subur untuk perikanan. Setiap Spesies fitoplankton berbeda reaksi fisiologis dan tingkah lakunya terhadap perubahan kualitas lingkungan (Fachrul, 2007). Sifat air juga menetukan Spesies fitoplankton yang hidup di sungai, fitoplankton yang di sungai bergantung pada cepat aliran, kedalaman, kandungan mineral dan kepadatan nutrien dalam air sungai tersebut (Sastrawijaya, 2009).

Sungai merupakan salah satu media bagi organism perairan, seringkali tidak dapat terhindarkan dari masalah penurunan kualiatas perairan sebagai akibat perkembangan manusi, seperti adanya aktivitas disekitar daerah aliran sungai (Susilowati, 2001).

Batang Suliti merupakan salah satu sungai yang ada di Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan yang letaknya strategis dari pemukiman warga sekitar pasar muaralabuh. Batang Suliti ini memiliki panjang 37,50 km dan memiliki lebar rata-rata 25 m dan merupakan salah satu sungai terpanjang yang berada di Kabupaten Solok Selatan. Batang Suliti ini mengalir sepanjang daerah Muaralabuh Kabupaten Solok Selatan, hulu sungai ini berada di desa Ulu Suliti dan mengalir sampai ke Sungai Batang Bangko Koto Baru Muaralabuh.

Berdasarkan hasil observasi di lapangan pencemaran dapat tejadi karena aktivitas manusia atau bertambahnya bahan asing yang berlebihan karena proses alam.

Akumulasi bahan organik ini dapat mengakibatkan pembusukan berlebihan sehingga mengakibatkan keanekaragaman hayatinya rendah. Permasalahan fisik berikutnya adalah partikel padat tersuspensi tinggi sehingga cahaya terhambat masuk ke dalam air dan kehidupan fitoplankton di dalamnya dapat terancam. di Batang Suliti tersebut dilakukan penambangan pasir dan berada dekat pasar Muaralabuh sehingga menimbulkan pengaruh terhadap fitoplankton yang ada di sungai tersebut karena dengan memasukkan alat berat dan limbah pasar ke sungai fitoplankton menjadi terganggu.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan dan mengetahui faktor fisika kimia air yang diukur di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey deskriptif, sampel diambil langsung di lapangan. Penetepan lokasi penelitian dilakukan dengan menggunakan metode proposive sampling berdasarkan kondisi perairan Sungai Batang Suliti dengan menetapkan tiga stasiun. Stasiun I kondisi sungai masih alami dekat hutan kondisi perairan berbatu dan deras, stasiun II masyarakat melakukan penambangan pasir sehingga kondisi perairan relatif dalam, dan stasiun III daerah pinggiran pasar tradisional Muaralabuh.

(5)

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2016 di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan. Identifikasi sampel fitoplankton telah dilakukan di Laboratorium Botani jurusan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat dan Balai Laboratorium Kesehatan Padang.

ALAT DAN BAHAN

Alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah plankton net (No.25), thermometer Alkohol, botol sampel ukuran 25 ml, mikroskop listrik binokuler, pH meter, kamera, pipet tetes, labu elemeyer 250 ml, kaca objek, kaca penutup, ember plastik 10 L, kertas label, selotip, dan alat tulis. Bahan yang digunakan adalah fitoplankton dan formalin 37%, H2SO4 pekat, amilum 1%, Na2SO4,

KOH/KI, MnSO4, PP (Penofpthalein 1%), NaOH 0,02 N, Na2S2O3.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil penelitian didapatkan Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan sebanyak 30 spesies. Pada stasiun I ditemukan 17 spesies, stasiun II ditemukan 14 spesies, dan stasiun III ditemukan 15 spesies.

Tabel 1. Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan

Kelas / Spesies Stasiun

I II III Bacillaryophyceae

1. Achnantes sp.

2. Cymbella ventricosa 3. Fragillaria vaucherie

4. Navicula sp. 1

5. Navicula sp. 2 - - 

6. Navicula sp. 3  

7. Navicula cryptocephala   

8. Navicula gregaria - 

9. Navicula pseudolanceolata  - 10. Neidium hitchcockii  - 11. Pinnularia gibba -   12. Surirella ovalis   

13. Synedra ulna  - 

Chlorophyceae

14. Cladophora glomerata

15. Closterium dianae

16. Cosmarium laeve

17. Cosmarium fastidiosum 18. Cosmarium speciosum

19. Desmidium sp.

20. Euastrum bidentatum

21. Euastrum sinuosum

22. Pediastrum duplex

23. Pandorina morum

24. Scenedesmus obliquus 25. Scenedesmus opoliensis

26. Oedogonium sp.

Cyanophyceae

27. Homoeonthrix janthina 28. Oscillatoria tenuis Euglenophyceae

29. Phacus anaceolus 30. Phacus orbicularis

Jumlah 17 14 15

Keterangan: Ditemukan () Tidak ditemukan (-)

Dari Tabel 1 dapat dilihat bahwa Spesies yang paling banyak ditemukan yaitu pada stasiun I sebanyak 17 Spesies, dan yang paling sedikit ditemukan pada stasiun II sebanyak 14 Spesies, dan pada stasiun III sebanyak 15 spesies. Hal ini disebabkan karena pada stasiun I kondisi sungai yang dekat hutan dan substrat berbatu dan deras.

Pada stasiun II masyarakat melakukan penambangan pasir sehingga kondisi perairan relatif dalam dan berpasir. Pada stasiun III daerah pinggiran pasar tradisional muaralabuh dengan kondisi perairan berbatu dan berpasir.

Tabel 2. Faktor Fisika Kimia Air di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan.

Kondisi perairan secara umum sangat berpengaruh terhadap kualitas suatu perairan yang ditempati oleh fitoplankton.

Untuk mengetahui kualitas air maka diperlukan faktor fisika kimia yaitu:

Faktor Fisika Kimia I

Stasiun II III

1. Suhu (ºC) 26 27 27

2. pH air 7,4 7,5 7,6

3. Oksigen terlarut (mg/L)

6,77 6.43 6,77 4. Karbondioksida (CO2)

bebas (mg/L)

8,8 8,8 8,8

5. Padatan Tersuspensi Total (mg/L)

17 20 16

(6)

Dari Tabel 2 dapat dilihat dari kelima faktor fisika kimia yang diukur maka pada pH air dan padatan tersuspensi total relatif berbeda dibandingkan dengan faktor fisika kimia lainnya. Hal ini diduga karena kondisi Batang suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan pada masing- masing stasiun yang berbeda. Stasiun I dekat dengan hutan, stasiun II tempat penambangan pasir dan stasiun III daerah pinggiran pasar tradisional muaralabuh tidak berpengaruh terhadap kualitas air.

Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan pada stasiun I, II dan III. Jumlah spesies berkaitan dengan kondisi fisika kimia pada masing- masing stasiun, karena kualiatas air ditentukan oleh lingkungan pada stasiun yang berbeda. pada stasiun I ditemukan lebih banyak dibandingkan dengan stasiun II karena pada stasiun I memiliki kadar oksigen terlarut 6,77 mg/L, lebih tinggi dibandingkan stasiun II yaitu 6,43 mg/L. menurut Suin (2002) oksigen terlarut merupakan kebutuhan dasar untuk kehidupan tanaman dan hewan di dalam air.

Konsentrasi oksigen terlarut yang terlalu rendah mengakibatkan binatang air yang membutuhkan oksigen akan mati, kehidupan di air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut minimal 5 mg/L, selebihnya tergantung pada ketahanan organisme dan derajat keaktifannya.

Sebanyak 30 spesies yang ditemukan terdapat 3 spesies yang menempati semua stasiun yaitu Navicula cryptocephala, Surirella ovalis, Pandorina morum hal ini disebabkan karena faktor fisika kimia pada stasiun pengamatan yang mendukung pada masing- masing spesies.

Sebaliknya spesies yang jarang menempati pada setiap stasiun yaitu Navicula sp 2, Navicula gregaria, Navicula pseudolanceolata, Neidium hitchcockii, Achnantes sp. Cladophora glomerata, Desmidium sp, Cosmarium laeve, Cosmarium fastidiosum, Euastrum sinuosum, Euastrum bedentatum, Scenedesmus obliquus, Scenedesmus opoliensis, Homoeonthrix janthina, Phacus anaceolus dan Phacus orbicularis.

Keempat Kelas tersebut Spesies yang banyak ditemukan adalah dari Kelas Bacillaryophyceae dan Chlorophyceae

masing- masing 13 Spesies. Menurut Rudiyanti (2009) Banyak Species yang ditemukan karena Kelas Bacillaryophyceae dan Chlorophyceae merupakan kelompok besar penyusun komunitas fitoplankton yang ads di perairan. Spesies yang sedikit adalah Cyanophyceae dan Euglenophyceae masing- masing 2 Spesies. Menurut Sachlan (1974) bahwa kelas Cyanophycea dan Euglenophyceae ini hidup dalam perairan yang kaya zat organik.

Perbedaan kondisi faktor fisika kimia air Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan pada setiap stasiun dapat dilihat pada suhu, pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas dan padatan tersuspensi total. Suhu dari ketiga stasiun relatif stabil yaitu berkisar antara 26 - 27°C. Menurut Effendi (2003), alga kelas chlorophyceae dan diatom (Bacillariophyceae) akan tumbuh dengan baik pada kisaran suhu 30 - 35°C dan 20- 30°C, dikarenakan penyerapan panas matahari yang masuk ke badan perairan oleh partikel- partikel baik yang tersuspensi maupun terlarut. Nilai pH air berkisar 7,4 - 7,6. Menurut Effendi (2003) sebagian besar organisme akuatik sensitif terhadap perubahan pH 7- 8,5.

Karbondioksida (CO2) bebas ketiga stasiun pengamatan sama yaitu 8,8 mg/L.

Menurut Suin (2006) menyatakan kadar karbondioksida (CO2) bebas dalam air tinggi pada waktu malam hari dibanding dengan siang hari, karena siang hari sebagian karbondioksida digunakan oleh tumbuhan untuk proses fotosintesis. Hasil pengukuran kandungan oksigen terlarut selama penelitian di dapatkan kisaran antara 6,43- 6,77 mg/L. Menurut Kristanto (2013) kehidupan air dapat bertahan jika terdapat oksigen terlarut 5 mg/L. Nilai padatan tersuspensi total yang didapatkan saat penelitian berkisar antara 16- 20 mg/L.

Menurut Effendi (2003) nilai padatan tersuspensi total kurang dari 25 mg/L tidak berpengaruh terhadap kelangsungan hidup fitoplankton.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

1. Spesies fitoplankton yang ditemukan di Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Kabupaten Solok Selatan terdiri dari 30 spesies yaitu Navicula sp 1,

(7)

Navicula sp 2, Navicula sp 3, Navicula cryptocephala, Navicula gregaria, Navicula pseudolanceolata, Neidium hitchcockii, Pinnularia gibba, Fragillaria vaucherie, Synedra ulna, Surirella ovalis, Achnanthes sp, Cymbella ventricosa Cosmarium leave, Cosmarium fastidiosum, Cosmarium speciosum, Closterium dianae, Euastrum sinuosum, Euastrum bidentatum, Desmidium sp, Pediastrum duplex, Scenedesmus obliquus, Scenedesmus opoliensis, Pandorina morum, Oedogonium sp, Cladophora glomerata, Phacus anaceolus, Phacus orbicularis, Oscillatoria tenuis, dan Homoeonthrix janthina yang tergolong ke dalam Kelas Bacillariophyceae, Chlorophyceae, Cyanophyceae dan Euglenophyceae

.

2. Faktor fisika kimia air Batang Suliti Muaralabuh Kecamatan Sungai Pagu Kabupaten Solok Selatan yaitu (suhu, pH, oksigen terlarut, karbondioksida (CO2) bebas dan padatan tersuspensi total) berada pada kisaran normal sehingga dapat mendukung kehidupan fitoplankton.

DAFTAR PUSTAKA

Djuhanda, T. 1980. Kehidupan Dalam Setetes Air dan Beberapa Parasit Pada Manusia. Bandung: ITB.

Effendi. H. 2003. Telaah Kualitas Air.

Yogjakarta. Kanisius.

Fachrul, M, F. (2007). Metode Sampling Bioekologi. Bumi aksara, Jakarta.

Isnaini, 2011. Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Banyuasin Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan. Jurnal Program Studi Ilmu Kelautan FMIPA. Universitas Sriwijaya.

Kristanto, P. 2013. Ekologi Industri.

Yogjakarta: Andi.

Nybakken, W, J. 1988. Biologi Laut Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia, Jakarta.

Rudiyanti, S. 2009. Kualitas Perairan Sungai Banger Pekalongan Berdasarkan Indikator Biologis.

Jurnal Program Studi Manajemen

Sumber Daya Perairan, Universitas Diponegoro. Semarang.

Sachlan, M. 1974. Planktologi Corespondensi Cour Center.

Jakarta.

Sastrawijaya, A. T. 2009. Pencemaran Lingkungan. Jakarta: Rineka Cipta.

Suin, N. M. 2002. Metode Ekologi.

Universitas Andalas. Padang.

dan R. Syafinah. 2006. Ekologi.

Bahan Ajar Laboratorium. Padang:

Andalas University Press.

Susilowati A, Wiryanto dan Ainur, R. 2001.

Kekayaan Fitoplankton dan Zooplankton pada Sungai- sungai Kecil di Hutan Jobolarangan.

Jurnal Jurusan Biologi FMIPA UNS Surakarta.

Syalihin, Andi Z, T. dan Said R. 2014.

Struktur Komunitas Fitoplankton di Perairan Muara Sungai Dompak Kota Tanjung Pinang. Jurnal Jurusan Manajemen Sumber Daya Perairan FKIP UMRAH.

Yuliana. 2012. Produktivitas Perairan.

Jakarta: Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Alokasi Dana Desa Peraturan Pemerintah PP Nomor 60 Tahun 2014 Setyadi 2019:25 tentang dana desa yang bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara adalah dana yang bersumber

HASIL DAN PEMBAHASAN Spesies Anura yang ditemukan di kebun kelapa sawit masyarakat di Kenagarian Dusun Tangah Kecamatan Sangir Batang Hari Kabupaten Solok Selatan 8 spesies 69