• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Sektor Perkebunan Tebu terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Way Kanan

N/A
N/A
sandrina via laviola

Academic year: 2024

Membagikan "Peran Sektor Perkebunan Tebu terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Way Kanan"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Kabupaten Way Kanan merupakan penghasil tebu terbesar di Provinsi Lampung dan diharapkan mampu meningkatkan perekonomian dan produksi gulanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah subsektor perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan merupakan sektor basis dan untuk mengetahui peranan subsektor perkebunan tebu terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Way Kanan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa subsektor perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan merupakan sektor basis dan berperan dalam pertumbuhan perekonomian.

Peranan subsektor perkebunan tebu terhadap pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kanan; Halaman Sri Defi Silalahi;. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah subsektor perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan merupakan sektor fundamental dan untuk mengetahui peranan subsektor perkebunan tebu terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Way Kanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perkebunan tebu di kabupaten Way Kanan tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan merupakan sektor basis dengan nilai LQ sebesar 1,48.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan merupakan sektor fundamental dan berperan dalam pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Way Kanan. Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peranan Subsektor Perkebunan Tebu Dalam Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Way Kanan”.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Selain sebagai kebutuhan pokok, gula juga berkontribusi terhadap perekonomian dengan menciptakan lapangan kerja (Schmit, 2014; Tarimo & History menyebutkan bahwa industri gula merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia (Yunitasari, 2015 Di Indonesia, gula juga merupakan salah satu industri perkebunan tertua dan terpenting di Indonesia (Yunitasari, 2015). salah satu bahan baku perkebunan yang memegang peranan penting, baik dari segi sosial maupun ekonomi.

Berdasarkan Gambar 1.1 dapat dijelaskan bahwa Provinsi Lampung mempunyai produksi tebu terbesar kedua setelah Jawa Timur. Provinsi Lampung mempunyai 3 kabupaten yang mempunyai potensi produksi tebu, yaitu: Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten Way Kanan. Berdasarkan Gambar 1.2, produksi tebu menurut kabupaten pada tahun 2018, produksi terbesar terdapat di Kabupaten Way Kanan sebanyak 63.422 ribu ton, disusul dua kabupaten terbesar yaitu Lampung Tengah sebanyak 46.483 ton dan Lampung Utara sebanyak 29.404 ton.

Cara Kabupaten Kanan sangat membantu pertumbuhan perekonomian di provinsi lampung dilihat dari sektor perkebunan khususnya tanaman tebu. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten terbaru di Provinsi Lampung yang mengalami pertumbuhan yang semakin meningkat. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu kabupaten yang berkomitmen mengembangkan sektor perkebunannya untuk menunjang pembangunan daerah, serta memiliki kekayaan sumber daya alam dan berbagai hasil pertanian yang sangat menunjang pertumbuhan perekonomian yang ada.

Dilihat dari potensi lahan, Kabupaten Way Kanan mempunyai potensi yang sangat besar untuk pengembangan perkebunan tebu yang terdiri dari lahan milik pribadi dan lahan milik masyarakat untuk menghasilkan bahan baku. Gambar 1.3 menjelaskan bahwa luas lahan dan produksi tebu di Kabupaten Way Kanan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Perkebunan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pertumbuhan perekonomian pada setiap daerah yang mempunyai potensi berbeda-beda, khususnya tanaman tebu.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Peranan Subsektor Perkebunan Tebu Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Way Kanan”.

Gambar 1.1 produksi tebu menurut provinsi tahun 2018                                  Sumber: Statistik tebu diindonesia,2018 (diolah)
Gambar 1.1 produksi tebu menurut provinsi tahun 2018 Sumber: Statistik tebu diindonesia,2018 (diolah)

Rumusan Masalah

TINJAUN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1 Landasan Teori

Teori Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Kuznets, pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan keamanan jangka panjang negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang ekonomi bagi penduduknya. Suatu daerah dapat dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi pesat jika mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun ke tahun, sedangkan pertumbuhan lambat terjadi jika mengalami penurunan atau fluktuasi dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya di wilayah tersebut atau dengan wilayah lainnya.

Permasalahan pembangunan daerah yang menjadi fokus perhatian para ahli ekonomi bidang penataan ruang merupakan permasalahan yang muncul dalam proses pertumbuhan ekonomi dan pembangunan yang stabil. Sirojuzilam (2007) berpendapat bahwa perbedaan teori pertumbuhan ekonomi daerah dengan teori pertumbuhan ekonomi nasional terletak pada sistem keterbukaan proses input dan output barang atau jasa. Pertumbuhan ekonomi daerah yaitu peningkatan pendapatan masyarakat yang terjadi di suatu daerah adalah peningkatan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut yaitu peningkatan seluruh nilai tambah (value edit) yang terjadi.

Berdasarkan model neoklasik, pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan ditentukan terutama oleh kemampuan daerah tersebut dalam meningkatkan kegiatan produktifnya, sedangkan kegiatan produktif suatu daerah tidak hanya ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi juga potensi yang dimiliki daerah tersebut. bertekad. dari mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar wilayah. Teori pertumbuhan ekonomi daerah menganalisis suatu daerah sebagai sistem perekonomian terbuka yang terhubung dengan daerah lain melalui aliran pergerakan faktor-faktor produksi dan pertukaran barang, hal ini akan mendorong suatu daerah untuk menurunkan tingkat aktivitas perekonomiannya. Jika pertumbuhan ekonomi daerah mengalami peningkatan volume variabel ekonomi suatu subsistem spasial suatu bangsa dan negara, berarti terjadi peningkatan kesejahteraan suatu daerah.

Pertumbuhan ekonomi daerah merupakan peningkatan pendapatan masyarakat yang terjadi di wilayah tersebut, yaitu peningkatan seluruh nilai tambah yang terjadi di wilayah tersebut. Teori Ekonomi Klasik, yaitu sistem perekonomian pasar bebas akan menciptakan efisiensi, membawa perekonomian pada lapangan kerja penuh, dan menjamin pertumbuhan ekonomi hingga tercapai kondisi stabil. Richardson (1973), Dasar Teori Ekonomi mendasarkan pandangannya bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah ditentukan oleh besarnya ekspor dari daerah tersebut.

Dasar teori ekonomi menyatakan bahwa faktor utama penentu pertumbuhan ekonomi suatu daerah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari suatu daerah.

Peran Sub sektor Perkebunan terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Umumnya perkebunan berkembang di daerah pedesaan dan terpencil, sehingga perkembangan subsektor perkebunan akan berdampak pada daerah tersebut. Hal ini disebabkan karena pembangunan daerah sangat erat kaitannya dengan perkembangan sektor perekonomian di daerah tersebut. Hal ini sesuai dengan data aktual produksi tebu yang menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun.

Penelitiannya berjudul Daya Saing Pertanian Tebu Terhadap Produk Yang Ada Di Wilayah Kerja Pabrik Gula Wonolangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2018. Judul penelitiannya adalah Analisis Potensi Produksi Tebu Dengan Pendekatan Fungsi Produksi Frontier Pada PT Perkebunan Nusantara PTPN dan Menganalisis Potensi Produksi Tebu di Wilayah Kerja kawasan PTPN X menggunakan pendekatan batas. Nilai rata-rata efisiensi teknis, alokatif dan ekonomi budidaya tebu di PTPN dengan harga gula yang masih belum memberikan keuntungan bagi petani tebu. Secara statistik terlihat bahwa pada taraf signifikansi 0,05 maka variabel luas lahan, jumlah pupuk dan jumlah tenaga kerja yang digunakan mempunyai nilai signifikansi (prob) kurang dari 0,05 yang berarti ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik. berpengaruh nyata terhadap jumlah produksi tebu di Jawa Tengah.

Judul penelitiannya adalah Analisis Produksi Tebu di Jawa Tengah yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh luas lahan terhadap produksi tebu, pengaruh benih terhadap produksi tebu, pupuk terhadap produksi tebu dan analisis tenaga kerja terhadap produksi tebu. Hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis model Cobb-Douglas menjelaskan bahwa secara statistik terlihat bahwa pada taraf signifikansi 0,05 variabel luas lahan, jumlah pupuk dan jumlah tenaga kerja yang digunakan mempunyai nilai signifikansi (mungkin) lebih kecil dari 0,05 memiliki , yang berarti ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik terhadap jumlah produksi tebu di Jawa Tengah. Dari hasil penelitiannya dengan menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif terlihat bahwa usahatani tebu petani di Lamongan layak dan berpotensi untuk diusahakan berdasarkan kriteria kelayakan usahatani yaitu R-C rasio yang mempunyai nilai sebesar 1,18. . pada tahun pertama dan 1,45 pada tahun kedua.

Judul : Daya Saing Budidaya Tebu Terhadap Bahan Baku Yang Ada Di Wilayah Kerja Pabrik Gula Wonolangan Kabupaten Probolinggo Tahun 2018. Nilai Rata-rata Efisiensi Teknis, Alokatif dan Ekonomis Budidaya Tebu Di Wilayah Kerja PTPN Gula Budidaya tebu efisien secara teknis, namun belum efisien secara alokatif dan ekonomis karena tingginya biaya produksi sementara harga gula masih bertahan. Tujuan: Menganalisis pengaruh luas lahan, pengaruh benih dan pupuk terhadap produksi tebu serta menganalisis tenaga kerja terhadap produksi tebu.

Secara statistik terlihat bahwa pada tingkat signifikansi 0,05 maka variabel luas lahan, jumlah pupuk dan jumlah tenaga kerja yang digunakan mempunyai nilai signifikansi (prob) kurang dari 0,05 yang berarti ketiga variabel tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan secara statistik. nilai. berdampak terhadap jumlah hasil tebu di Jawa Tengah. Budidaya tebu di Lamongan layak dan mempunyai potensi budidaya berdasarkan kriteria kelayakan usahatani R-C rasio yaitu 1,18 pada tahun pertama dan 1,45 pada tahun kedua. Judul: Produk Perkebunan Unggulan Berdasarkan Perkembangan Kabupaten di Wilayah Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.1 Jenis dan Sumber Data

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan tahun 2014 sampai dengan tahun 2018 berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan merupakan sektor basis dengan nilai LQ sebesar 2,7. Artinya perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan dapat mendongkrak perekonomian Kabupaten Way Kanan melalui ekspor ke daerah lain. Peranan subsektor perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan dengan nilai pengganda rata-rata berdasarkan pendapatan daerah atas dasar harga konstan sebesar 4,5 yang berarti perkebunan tebu mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan perekonomian di Kabupaten Way Kanan.

Diharapkan pemerintah daerah dapat memberikan dukungan permodalan atau pemahaman kepada petani atau masyarakat di Kecamatan Way Kanan akan pentingnya komoditas perkebunan tebu yang merupakan bahan baku produksi gula, dimana gula merupakan salah satu kebutuhan pokok. yang sangat diperlukan dalam masyarakat dan dapat memberikan kontribusi terhadap perekonomian. Diharapkan juga kepada pemerintah daerah untuk memberikan perhatian lebih agar pengembangan tebu di Kabupaten Way Kanan dapat meningkat, sehingga perkebunan tebu di Kabupaten Way Kanan dapat lebih bersaing dengan daerah lainnya.

Daftar pustaka

Kontribusi Pertanian terhadap Perekonomian New York, Sekolah Tinggi Ekonomi Terapan Dyson dan Sekolah Tinggi Manajemen Pertanian. Analisis Ketimpangan Ekonomi Wilayah Barat dan Timur Provinsi Sumatera Utara serta Kaitannya dengan Perencanaan Wilayah.

Gambar

Gambar 1.1 produksi tebu menurut provinsi tahun 2018                                  Sumber: Statistik tebu diindonesia,2018 (diolah)
Gambar 1.2 Produksi Tanaman Tebu di kabupaten Provinsi Lampung Tahun 2018  Sumber: BPS Kabupaten Way Kanan (diolah)
Gambar  1.3  luas  lahan  dan  produksi  komoditi  Tebu  dikabupaten  Way  Kanan   Sumber : Badan Pusat Statistik kab.Way Kanan (diolah)
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

Subsektor pertanian tersebut, walaupun mempunyai nilai PDRB Kabupaten Keerom lebih tinggi dibandingkan subsektor perikanan, tetap tidak mampu meningkatkan pertumbuhan

Tenaga kerja subsektor Kehutanan, investasi Pemerintah sektor Kehutanan serta sektor Industri secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Pertumbuhan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, peran kepala madrasah sebagai supervisor dalam pengelolaan profesionalisme guru di MA GUPPI Banjit kabupaten Way

Beberapa ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Way Kanan Nomor 8 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pencalonan, Pemilihan, Pelantikan, Pemberhentian

Laporan Akuntabilitas Kinerja (LKjIP) Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Way Kanan Tahun 2019 ini disusun untuk mengukur tingkat keberhasilan atau kegagalan dalam

Nilai LQ subsektor perkebunan Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2013 lebih dari pada satu (LQ>1), disebabkan besarnya kemampuan subsektor perkebunan Kabupaten

Subsektor pertanian tersebut, walaupun mempunyai nilai PDRB Kabupaten Keerom lebih tinggi dibandingkan subsektor perikanan, tetap tidak mampu meningkatkan pertumbuhan

yang positif terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara, ceteris paribus. j) Nilai produksi komoditi perkebunan, luas lahan perkebunan tahun t-4, kurs,. ekspor