• Tidak ada hasil yang ditemukan

Stock split: Sebelum dan Sesudah Tanggal Pengumuman

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Stock split: Sebelum dan Sesudah Tanggal Pengumuman"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 343 Stock split: Sebelum dan Sesudah Tanggal Pengumuman

Tinjauan Perspektif Trading Range Theory

Ratna WIjayanti Daniar Paramita1 STIE Widya Gama Lumajang email : [email protected]

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah tanggal pengumuman stock spit, ditinjau dari perspektif trading range theory. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan melakukan pengatan terhadap dua sampel yang berpasangan . Uji beda pada penelitian ini menggunkan paried sample t test dengan terlebih dahulu menguji normalitas data dengan Kolmogorov – Smirnov test. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 34 perusahaan dari berbagai sektor pada perusahaan yang list di BEI tahun 2013-2016 menunjukkan hasil yang dapat memberikan kesimpulan bahwa stock split memberikan perbedaan terhadap harga saham dan volume perdagagan saham dengan rentang pengamatan 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal pengumuman.

Kata Kunci : trading range theory, stock split, harga saham, volume perdagangan saham

Abstract

The purpose of this study was to determine differences in stock prices and trading volumes before and after the date of announcement of stock spit, viewed from the perspective of the trading range theory.

This research is a quantitative research do pengatan against two sample pairs. Different test in this study using the paried sample t test with prior test data normality with the Kolmogorov - Smirnov test.

Results of research conducted on 34 companies from various sectors of the companies that list on the Stock Exchange in 2012 to 2015 shows the results that can give the conclusion that the stock split makes a difference to the stock price and the volume of trade in shares with a range of observations 5 days before and 5 days after the date announcement.

Keywords : trading range theory, stock split, stock prices trading volume

PENDAHULUAN (Arial, 10, Bold)

Informasi keuangan adalah suatu kebutuhan bagi pemakai laporan keuangan, karena dengan sebuah informasi ini sudah menggambarkan kondisi keuangan perusahaan. Seorang investor dapat memilih dan memutuskan kepada perusahaan mana investor akan menanamkan modalnya, oleh karena itu, perusahaan-perusahaan yang memiliki kualitas yang baik sahamnya akan banyak diminati oleh para investor.

Salah satu yang mempengaruhi kenaikan permintaan saham adalah tingkat harga sebuah saham sendiri, karena apabila harga saham terlalu tinggi maka permintaan akan saham akan mengalami penurunan. Namun jika harga saham rendah maka permintaan akan saham akan mengalami kenaikan. Oleh karena itu perusahaan-perusahaan dalam upaya mempertahankan sahamnya dalam pasar modal, maka beberapa perusahaan memilih untuk melakukan pemecahan saham (stock split).

Pemecahan saham (stock split) adalah perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Pemecahan saham biasanya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi, sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya.

Pada penelitian terdahulu Tiwi Nurjannati Utami (2009) Dari hasil pengujian bahwa baik pada pasangan periode pengujian sebelum-saat, saat-sesudah maupun sebelum-sesudah pengumuman stock split tidak terdapat perbedaan pada aktivitas volume perdagangan saham, hal ini mengidentifikasikan bahwa pengumuman stock split tidak membawa pengaruh terhadap likuiditas saham perusahaan yang bersangkutan. Sementara itu Winda Sari Lubis (2010) yang menunjukkan

(2)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 344 bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan bid-ask spread antara sebelum dan sesudah stock split, dan tidak terdapat perbedaan signifikan Treading Volume Activity antara sebelum dan sesudah stock split. Penelitian yang sama juga pernah dilakukan oleh Togi Lumban Tobing tahun 2014. Dia meneliti sebanyak 30 perusahaan yang melakukan stock split dan menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan secara signifikan pada harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham.

Secara teori stock split hanyalah peningkatan jumlah saham yang beredar dan stock split tidak menambah suatu nilai perusahaan atau tidak memiliki nilai ekonomis, ini berarti stock split tidak menambah nilai kesejahteraan investor, namun pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa pasar mereaksi adanya stock split. Hal ini menimbulkan ketidakcocokan hasil antara teori dan keadaan yang sebenarnya(Paramita & Rizal, 2015)

Penelitian hanya dibatasi pada pengumuman stock split saja pada periode penelitian yaitu tahun 2013-2016 dan tidak mengeluarkan kebijakan-kebijakan lain seperti stock devident (deviden saham), right issue (hak memesan efek terlebih dahulu), bonus share (saham bonus) atau pengumuman perusahaan lain. Penelitian ini menggunakan data harian saham selama 5 hari sebelum stock split dan 5 hari setelah stock split. Hal ini bertujuan untuk melihat pengaruh pengumuman stock split dalam jangka waktu yang pendek.

Penelitian didasarkan pada perusahaan yang telah melakukan stock split, untuk dilakukan analisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split dengan tinjauan perspektif trading range theory.

KAJIAN PUSTAKA Trading Range Theory

Menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal, dimana saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham dan untuk meningkatkan daya beli investor sehingga tetap banyak orang yang mau memperjual-belikannya yang pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.

Menurut trading range theory, “pemecahan saham digunakan sebagai alat untuk mengatur kembali harga saham pada kisaran harga yang diinginkan sehingga semakin memungkinkan bagi investor untuk membeli dalam jumlah yang banyak. Jika harga pada pre – split tinggi, maka pemecahan saham semakin menguatkan kebenaran akan motif tersebut” (Leung, et al, 2005 ).

“Harga saham yang terlalu tinggi menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan.

Dengan adanya pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga semakin banyak investor bertransaksi” (Marwata:2001). Jogiyanto (2008) “Menyatakan bahwa dengan melakukan pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi sehingga mampu dijangkau oleh calon investor dan pada akhirnya meningkatkan likuiditas saham”. Sehingga menurut trading range theory, perusahaan melakukan stocksplit karena memandang harga sahamnya terlalu tinggi atau bisa juga dikatakan bahwa harga saham yang terlalu tinggi itulah yang mendorong perusahaan melakukan pemecahan saham.

Stock Split

Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham.

harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai perusahaan, atau dengan kata lain, stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. (Jogiyanto:2005:64).

Dalam rangka meningkatkan likuiditas saham emiten, banyak strategi yang dapat dilakukan perusahaan. Strategi tersebut adalah sering disebut dengan corporate action, yang salah satu bentuknya adalah dengan melakukan stock split. Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi nilai nominal yang lebih kecil (Robert Ang, 1997).” Stock split pada prinsipnya tidak mempengaruhi modal disetor penuh, melainkan yang mengalami perubahan hanyalah nilai nominal saham, yaitu nilai nominal setelah stock split menjadi lebih kecil sehingga jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak”. (Hadi Nor,2013).

Pemecahan saham dilakukan karena ada batas harga optimum untuk suatu saham biasa.

Selanjutnya, memindahkan surat beharga dalam batas ini dikatakan dapat membuat perdagangan surat berharga menjadi lebih luas (Weston dan Copeland, 2008). Weston dan Copeland menyebutkan tiga hal yang mendorong mengapa perusahaan melakukan stock split, yaitu:

1. Sebagai upaya agar harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang saham.

(3)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 345 2. Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang

ditargetkan

3. Untuk menyebarkan informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan laba dan deviden kas.

Pemecahan saham banyak dilakukan oleh beberapa perusahaan dengan beberapa alasan, tergantung pada tujuan perusahaan apakah dengan split itu untuk memperbanyak jumlah saham (split-up) yang beredar atau memperkecil jumlah saham beredar (split-down).

Menurut Samsul (2006:190) jenis pemecahan saham dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Pemecahan Naik ( split up )

Tindakan split-up akan meningkatkan jumlah saham yang beredar dengan menurunkan nominal per lembar saham di pasar sehingga terjangkau oleh investor. Pemecahan naik adalah meningkatan jumlah saham yang beredar dengan cara memecah selembar saham menjadi n lembar saham. ( Jogiyanto, 2000 ). Pemecahan naik ini mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan saham dengan split factor 2:1, 3:1, 4:1.

“Pemecahan saham ( split up ) biasanya dilakukan perusahaan pada saat harga saham dinilai sudah terlalu tinggi sehingga mengakibatkan daya beli investor berkurang” ( Ewijaya dalam Muniya Alzeta:2008 ).

2. Pemecahan Turun (split down atau reverse split)

Sedangkan pemecahan turun adalah kebalikan dari pemecahan naik, yaitu peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar. “Reverse Split adalah keputusan untuk menggabungkan kembali saham yang telah dipecah menjadi dua atau tiga bahkan empat untuk disatukan kembali menjadi satu seperti sebelum dilakukan stock split”.

(Fahmi,Irham,2014:363).

Tujuan split-down adalah untuk meningkatkan harga saham di pasar agar image perusahaan meningkat. Split-down dilakukan dengan menarik kembali sejumlah saham beredar dan diganti dengan satu saham baru yang nominalnya lebih tinggi akan tetapi tidak mengubah total modal disetor dan total ekuitas. Misalnya pemecahan turun dengan split factor 1:2, 1:3, 1:4.

Harga Saham dan Pembentukannya

Harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan. Untuk itu investor memerlukan informasi yang berkaitan dengan pembentukan harga saham tersebut dalam pengambilan keputusan untuk menjual ataupun membeli saham (Lorie et. Al dalam sutrisno et. Al,:2000).

Harga saham di bursa sangat ditentukan oleh kekuatan pasar, yang berarti kekuatan permintaan dan penawaran. Karena permintaan dan penawaran atas saham berfluktuasi setiap harinya maka harga saham pun akan mengikuti pola fluktuasi tersebut. Pada kondisi dimana permintaan saham lebih banyak, harga saham akan cenderung meningkat, sedangkan pada kondisi dimana penawaran saham lebih banyak, harga saham akan cenderung menurun.

Harga saham mencerminkan prestasi emiten, pergerakan harga saham searah dengan kinerja emiten. apabila kinerja emiten baik, maka harga sahamnya juga cenderung akan naik. Harga saham dan pergerakannya merupakan faktor yang penting dalam investasi pasar modal. Harga saham juga mencerminkan nilai suatu perusahaan. Semakin tinggi harga saham, maka perusahaan tersebut dinilai semakin tinggi pula. Begitu juga sebaliknya. Melalui penilaian saham inilah para investor akan bisa memutuskan untuk menentukan strategi investasi melalui keputusan untuk membeli, menjual atau mempertahankan sahamnya.

Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham adalah aktivitas perdagangan saham yang terjadi pada waktu tertentu yang diperoleh dengan membandingkan atau membagi antara saham yang diperdagangkan dengan saham yang beredar di bursa efek (Sunur:2006). Perubahan volume perdagangan saham di pasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi investor. Aktivitas volume perdagangan ini digunakan untuk melihat apakah investor individual menilai pengumuman tersebut informatif. Sehingga dapat dikatakan informasi tersebut dapat memengaruhi suatu investasi. Perhitungan aktivitas volume perdagangan dilakukan dengan membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar perusahaan tersebut dalam kurun waktu yang sama.

Volume perdagangan saham salah satu indikator yang digunakan untuk melihat reaksi pasar terhadap kejadian atau informasi yang berkaitan dengan suatu saham. Perubahan volume perdagangan diukur dengan aktivitas volume perdagangan saham yang diukur dengan Trading Volume Activity (TVA). TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham perusahaan yang beredar

(4)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 346 pada periode tertentu. Besar kecilnya perubahan TVA antara sebelum dan sesudah perusahaan melakukan pemecahan saham merupakan ukuran besar kecilnya akibat yang ditimbulkan oleh adanya pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham. Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga saham dinilai tinggi akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan (Weston dan Copeland:2008).

Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham

Pada umumnya pemecahan saham dilakukan setelah terjadi kenaikan harga saham. menurut Fatmawati dan Asri Susanti (2005) “Berpendapat bahwa sebagian besar perusahan melakukan pemecahan saham dengan maksud agar harga saham berada pada optimal trading range sehingga dapat meningkatkan likuiditas pemegang saham”.

Stocksplit merupakan suatu informasi yang positif bagi para investor (Jogiyanto:2008). Hal ini disebabkan dengan adanya stocksplit maka harga saham akan dalam posisi undervalued (di bawah harga wajar). Harga saham yang rendah tersebut diharapkan dalam beberapa waktu kemudian akan mengalami peningkatan. Harga saham sebelum melakukan stocksplit tidak terlalu sering berubah bahkan tidak berubah, lalu dengan adanya stocksplit dimana harga saham menjadi lebih rendah diperkirakan terjadi peningktan volume perdagangan. Tingginya volume perdagangan akan diikuti pula dengan perubahan harga saham, dimana harga saham yang rendah lambat laun akan meningkat seiring dengan peningkatan transaksi suatu saham.

Hipotesis 1: Terdapat perbedaan antara harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split

Pengaruh Stock Split terhadap Volume Perdagangan

Pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham Menurut (Susant:2005) adalah “Pemecahan Saham dapat mempengaruhi volume perdagangan dan jumlah pemegang saham yang dalam hal ini adalah semakin meningkat. Hal ini disebabkan karena jika harga saham yang ditawarkan tidak terlalu tinggi (rendah) maka banyak investor yang tertarik untuk membeli saham tersebut sehingga volume perdagangannya pun akan meningkat karena saham tersebut aktif diperdagangkan”.

Pemecahan saham yang digunakan oleh perusahaan ketika harga sahamnya dinilai terlalu tinggi akan mempengaruhi kemampuan investor untuk membelinya akan mempunyai nilai jika terdapat perubahan dalam volume perdagangan sahamnya. Besar kecilnya pengaruh pemecahan saham terhadap volume perdagangan saham terlihat dari besar kecilnya jumlah saham yang diperdagangkan (Weston dan Copeland:2008). Semakin banyak investor yang akan melakukan transaksi terhadap saham tersebut maka volume perdagangan sahamnya akan meningkat.

Tiwi Nurjannati Utami (2009), Dampak Pengumuman Stock split Terhadap Return,Variabilitas Tingkat Keuntungan dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham, hasil penelitiannya menyatakan bahwa pengumuman stock split tidak terdapat perbedaan pada aktivitas volume perdagangan saham.

Pengumuman ini mengidentifikasikan bahwa pengumuman stock split tidak membawa pengaruh terhadap likuiditas saham perusahaan yang bersangkutan

Iin Indarti (2011), Analisis Perbandingan Harga saham dan Volume, dengan hasil penelitian terdapat perbedaan rata-rata harga saham yang signifikan pada periode sebelum dan sesudah pengumuman pemecahan saham. Dan mengemukakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa pemecahan saham

Togi Lumban Tobing (2014), Analisis Dampak Stock Split Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI, kesimpulan penelitiannya terdapat perbedaan signifikan pada harga saham penutupan (closing price) sebelum dan sesudah dilakukannya pemecahan saham (stock split). Dan mengemukakan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada volume perdagangan saham sebelum dan sesudah dilakukannya pemcahan saham (stock split).

Hipotesis 2: Terdapat perbedaan antara volume perdagangan sebelum dan sesudah dilakukan stock split

Kerangka Pemikiran

Berikut adalah kerangka penelitian menganalaisis adanya perbedaan variable independen yaitu harga saham dan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah terhadap variable dependen yaitu stock split pada perusahaan yang listing di BEI tahun 2013-2016.

(5)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 347 Gambar 1.

Sebelum dan Sesudah Pengumuman Stock Split

METODE PENELITIAN

Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang melakukan stock split yang listing di BEI pada periode 2013-2016 yang bergerak disemua sektor.

Teknik Pengambilan sampel

Teknik pengambilan dilakukan dengan menggunakan jenis purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang repsentatif dengan kriteria sebagai berikut :

1. Perusahaan yang melakukan stock split yang listing di BEI selama tahun 2013-2016

2. Perusahaan tersebut tidak mengeluarkan kebijakan-kebijakan seperti, right issue, pembagian deviden dan pembagian saham bonus.

3. Memiliki data yang dibutuhkan seperti harga saham dan volume perdagangan.

Selanjutnya sampel penelitian ini adalah sebanyak 36 perusahaan.

Variabel Penelitian Definisi Konseptual Variabel 1. Stock Split (Y)

Pemecahan saham (stock split) adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham.

harga per lembar saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya. Dengan demikian, sebenarnya stock split tidak menambah nilai perusahaan, atau dengan kata lain, stock split tidak mempunyai nilai ekonomis. (Jogiyanto Hartono:2005).

2. Harga Saham (X1)

Harga saham dalam penelitian ini adalah harga saham yang tercatat setiap akhir periode setelah penutupan (closing price) untuk perusahaan yang melakukan stock split. Menurut Ahmad (2003) harga saham adalah harga yang dibentuk dari interaksi para penjual dan pembeli saham yang dilatarbelakangi oleh harapan mereka terhadap profit perusahaan .

3. Volume Perdagangan (X2)

Volume perdagangan saham sebelum pengumuman pemecahan saham menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham mengalami likuiditas perdagangan saham yang lebih rendah dari pada perusahaan yang tidak melakukan pemecahan saham. (Sriwidharmanely:2006) Definisi Operasional Variabel

Variabel operasional dalam penelitian ini adalah volume perdagangan saham, dan harga saham. Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi operasional variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini :

1. Harga saham

1) Harga Pasar Saham Relatif Sebelum Pengumuman Pemecahan saham

Harga saham sebelum stock split (5 hari sebelum

pengumuman )

Volume perdagangan sebelum stock split (5 hari

sebelum pengumuman)

Harga saham sesudah stock split (5 hari sesudah

pengumuman )

Volume perdagangan sesudah stock split (5 hari

sesudah pengumuman)

STOCK

SPLIT

(6)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 348 HR =

( )

Keterangan :

HR = Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham P = Harga sebelum pemecahan saham

Nt = Nilai nominal saham sebelum pemecahan saham Nt+1 = Nilai nominal saham setelah pemecahan saham Skala: Ratio

2) Harga Pasar Saham Relatif Setelah Pengumuman Pemecahan saham

HRs = Ps

Keterangan :

HRs = Harga pasar saham relatif setelah pemecahan saham Ps = Harga saham setelah pemecahan saham

Skala: Ratio

2. Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham adalah jumlah saham j yang diperdagangkan pada hari t dengan jumlah saham j yang beredar pada hari t. Volume perdagangan saham ditukar dengan Tranding Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu.

Skala: Ratio

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini mengutamakan pada uji normalitas data, apabila data berdistribusi normal maka uji yang digunakan adalah uji parametrik Paired Sample t Test.

1. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis untuk menguji perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham pada periode sebelum dan sesudah pemecahan saham. Uji beda dilakukan untuk membuktikan terdapat tidaknya dampak signifikan stock split terhadap harga saham dan volume perdagangan pada sebelum dan sesudah stock split. Uji ini dilakukan dengan cara Paired Sample t Test.

Paired Sample t Test digunakan jika data berdistribusi normal. Dasar pengambilan keputusan adalah berdasar nilai probabilitas adalah jika signifijasi < 0,05 (tingkat signifikasi 5%) maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah stock split.

HASIL DAN PEMBAHASAN (Arial, 10, Bold) Hasil Penelitian

Perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI yang melakukan stock split selama periode waktu 2013-2016 adalah pada tahun 2013 ada sebanyak 8 perusahaan, pada tahun 2014 ada sebanyak 9 perusahaan yang melakukan stock split. Sedangkan pada tahun 2015 ada sebanyak 5 perusahaan yang melakukan stock split. Dan pada tahun 2016 ada sebanyak 14 perusahaan yang melakukan stock split.

Uji Normalitas data.

Hasil uji normalitas data harga saham sebelum dan sesudah dilakukan stock split menghasilkan nilai absolud (D) = 0,235 utk harga saham sebelum stock split dan nilai absolud (D) = 0,128 utk harga saham sesudah stock split. Nilai D tabel adalah 0,242 pada 34 sampel dengan α = 0,05. Nilai KS Z = 1,373 utk harga saham sebelum stock split dan Z = 0,744 harga saham sesudah stock split, artinya nilai Z di bawah 1,97 maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empiric, sehingga dapat disimpulkan distribusi data normal.

Hasil uji normalitas data volume perdagangan sebelum dan sesudah dilakukan stock split menghasilkan nilai absolud (D) = 0,137 utk volume perdagangan sebelum stock split dan nilai absolud (D) = 0,145 utk volume perdagangan sesudah stock split. Nilai D tabel adalah 0,242 pada 34 sampel dengan α = 0,05. Nilai KS Z = 0,796 utk harga saham sebelum stock split dan Z = 0,847 harga saham

(7)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 349 sesudah stock split, artinya nilai Z di bawah 1,97 maka dapat dikatakan tidak ada perbedaan antara distribusi teoritik dan distribusi empirik, sehingga dapat disimpulkan distribusi data normal.

Uji Hipotesis

Nilai paired sample correlation diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka 0,600 pada tingkat signifikasi 0,000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi harga saham sebelum dan sesudah stock split berhubungan secara nyata karena nilai probabilitas < 0,05.

Nilai t harga saham = 11,371 pada signifikasi 0,000 (p-value = 0,05) maka dapat disimpulkan harga saham sebelum dilakukan stock split berbeda nyata dengan sesudah stock split. Artinya stock split yang dilakukan telah memberikan perbedaan terhadap harga saham secara signifikan.

Nilai paired sample correlation diperoleh hasil korelasi antara kedua variabel menghasilkan angka 0,852 pada tingkat signifikasi 0,000. Hal ini menyatakan bahwa korelasi volume perdagangan saham sebelum dan sesudah stock split berhubungan secara nyata karena nilai probabilitas < 0,05.

Nilai t volume perdagangan saham = 2,245 pada signifikasi 0,032 (p-value = 0,05) maka dapat disimpulkan volume perdagangan saham sebelum dilakukan stock split berbeda nyata dengan sesudah stock split. Artinya stock split yang dilakukan telah memberikan perbedaan terhadap volume perdagangan saham secara signifikan.

Pembahasan

Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 34 perusahaan dari berbagai sektor pada perusahaan yang list di BEI tahun 2013-2016 menunjukkan hasil yang dapat memberikan kesimpulan bahwa stock split memberikan perbedaan terhadap harga saham dan volume perdagagan saham dengan rentang pengamatan 5 hari sebelum dan 5 hari sesudah tanggal pengumuman.

Trading Range Theory memberikan penjelasan bahwa stock split meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, manajemen menilai harga saham terlalu tinggi sehingga kurang menarik diperdagangkan. Manajemen berupaya untuk menata kembali harga saham pada rentang harga tertentu yang lebih rendah dibandingkan sebelumnya. Hal ini diharapkan semakin banyak partisipan pasar yang akan terlibat dalam perdagangan. Dengan adanya stock split, harga saham akan turun sehingga akan banyak investor yang mampu bertransaksi.

Trading Range Theory menyatakan bahwa manajemen melakukan stock split didorong oleh perilaku praktisi pasar yang konsisten dengan anggapan bahwa dengan melakukan stock split dapat menjaga harga saham tidak terlalu mahal. Di mana selanjutnya nilai nominal saham dipecah karena ada batas harga yang optimal untuk saham. Tujuan dari pemecahan nilai nominal saham adalah untuk meningkatkan daya beli investor sehingga akan tetap banyak pelaku pasar modal yang mau memperjualbelikan saham yang bersangkutan. Kondisi ini pada akhirnya akan meningkatkan likuiditas saham.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Togi Lumban Tobing (2014) dan Iin Indarti (2011).

Lebih lanjut dengan pemecahan saham maka harga saham akan lebih rendah, sehingga lebih banyak investor individual terdorong untuk membeli saham dan diharapkan likuiditas saham tersebut meningkat.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Hasil Penelitian ini memberikan kesimpulan:

a) Terdapat perpebedaan harga saham sebelum dan sesudah pengumuman stock spit.

b) Terdapat perpebedaan volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pengumuman stock spit

Implementasi

Terdapat perbedaan harga saham dan volume perdagangan saham sebagai dampak dilakukan stock split oleh perusahaan menunjukkan bahwa terdapat implikasi yang nyata dari Trading Range Theory. Artinya bahwa perusahaan dengan harga saham yang tinggi perlu melakukan stock split dengan tujuan dapat menurunkan harga saham dan meningkatkan volume perdagangan saham.

Kelemahan Penelitian

Esensi Trading Range Theory mengganggap harga pasar saham selalu tinggi, oleh sebab itu perlu kiranya mengkaji lagi implikasi stock split dengan tinjauan perseptif grand teory yang lain.

(8)

Progress Conference Vol. 1, No. 1, Agustus 2018 | 350 DAFTAR PUSTAKA

Agus Subekti,Dwi.2014.Pengaruh Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Volume Perdagangan saham (2001-2013).

Didit.2013.Pemecahan Saham (stock Split).(diditnote.blogspot.co.id).diakses 2 Maret 2016

Fahmi,Irham.2014.Manajemen Keuangan Perusahaan dan Pasar Modal.Mitra Wacana Media:Jakarta.

Hadi, Nor.2013.Pasar Modal.Edisi Pertama.Grahailmu:Yogyakarta.

Hartono, Jogiyanto.2005.Pasar Efisien Secara Keputusan.PT.Gramedia Pustaka Umum:Jakarta.

Hasna Rizki F, Chotyahani.2010.Analisis Pengaruh Stock Split Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Publik.Universitas Diponegoro.Semarang

Hendrawijaya,Michel.2009.Analisis Perbandingan Harga Saham , Volume Perdagangan dan Abnormal Return Saham Sebelum dan Sesudah Pemecahan Saham.

Indarti, Iin.2011.Analisis Perbandingan Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split.STIE Widya Manggala.Semarang.

Karnadjaja, Agustino.dkk.2008.Smart Investment For Mega Profit.PT.Alex Media Komputindo:Jakarta.

Kusumawardani,Santi.2014.Pengaruh Kebijakan Pemecahan Saham Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan Saham Pada Perusahaan Go Publik di Bursa Efek Indonesia.STIE Ekuitas.Bandung.

Lumban Tobing, Togi.2014.Analisis Dampak Stock Split Terhadap Harga Saham dan Volume Perdagangan pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI.

Nurjannati Utami,Tiwi.2009.Dampak Pengumuman Stock Split Terhadap Variabilitas Tingkat Keuntungan dan Aktivitas Volume Perdagangan Saham.

Paramita, R. W. D., & Rizal, N. (2015). Internet Financial Report: Respons Pasar Sebelum dan Sesudah Tanggal Publikasi. Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (KOPERTIS) Wilayah VII, 68.

Prasetya,ferry.2012.Teori Informasi Asimetri.Universitas Brawijaya.Malang

Shobarianti Darminto,Ikrima.2012.Pengaruh Harga Saham,Volume Perdagangan saham dan Varian Return Terhadap Bid Ask Spread di Seputar Pengumuman Stock Split.Universitas Brawijaya.Malang.

Widiastutu,Destry.2015.Dampak Stock split Terhadap Likuiditas Saham.Universitas Negri Yogyakarta.Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini tidak sejalan dengan harapan perusahaan, bahwa dengan melakukan stock split likuiditas penjualan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum melakukan

Tidak terdapat perbedaan likuiditas dan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman reverse split menunjukkan bahwa pengumuman reverse split merupakan informasi yang tidak

menyatakan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada trading cost , volume perdagangan saham, dan abnormal return saham pada saat sebelum dan sesudah pengumuman stock split.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan return saham sebelum dan sesudah pengumuman stock split pada perusahaan yang terdaftar di Bursa

perusahaan yang melakukan reverse stock split pada periode 2001 sampai dengan Juni 2009, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan.. likuiditas

Hasil penelitian Han menyebutkan bahwa reverse stock split menyebabkan terjadinya peningkatan likuiditas saham di mana terjadi penurunan signifikan dari bid-ask spread,

Analisis Pengaruh Pengumuman Pemecahan Saham (Stock Split) terhadap harga saham, volume perdagangan saham dan likuiditas saham yang diukur dengan Bid-ask Spread pada

ANALISIS UJI BEDA SEBELUM DAN SESUDAH REVERSE STOCK SPLIT TERHADAP ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS PERDAGANGAN SAHAM SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah satu Syarat Untuk Memperoleh