• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERBEDAAN HARGA DAN VOLUME

PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

MELAKUKAN STOCK SPLIT

(

Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk

)

RIRIS KARTIKA

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk) adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Riris Kartika H24114030

(3)

ABSTRAK

RIRIS KARTIKA. Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk). Dibimbing oleh FARIDA RATNA DEWI.

Stock split dilakukan oleh perusahaan yang telah go public dan harga sahamnya tinggi, hal ini dilakukan untuk meningkatkan likuiditas penjualan sahamnya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisa perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, menganalisa perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk, dan menganalisis perbedaan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split. Penelitian ini menggunakan analisis uji beda dan uji wilcoxon. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak adanya perbedaan yang signifikan pada penjualan saham setelah perusahaan melakukan stock split. Uji wilcoxon yang dilakukan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split menunjukkan perusahaan mengalami kenaikan kinerja.

Kata Kunci: kinerja keuangan, saham, stock split.

ABSTRACT

RIRIS KARTIKA. Analysis of Difference Price and Sales Volume of Shares Before And After Doing Stock split (Case Study at PT Semen Indonesia Tbk). Supervised by FARIDA RATNA DEWI.

Stock split was carried out by a company that had been go public with high stock price to increase liquidity of stock sale. The purpose of this study is to analyze differences of price and sales volume before and after the stock split on PT Semen Indonesia Tbk, and analyze financial performance differences PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split. This study uses analysis of different test and Wilcoxon test. Results of this study showed that no significant difference sale of the company stock after stock split. Wilcoxon test is performed on the financial performance of PT Semen Indonesia Tbk before and after stock split to indicate the company had increased their performance.

(4)

PENJUALAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH

MELAKUKAN STOCK SPLIT

(

Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk

)

RIRIS KARTIKA

Skripsi

sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(5)

Judul : Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk)

Nama : Riris Kartika NIM : H24114030

Menyetujui, Dosen Pembimbing

Farida Ratna Dewi, SE, MM Dosen Pembimbing

Mengetahui, Ketua Departemen

Dr Mukhamad Najib, STP, MM Ketua Departemen

(6)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Stock split, dengan judul Analisis Perbedaan Harga dan Volume Penjualan Saham Sebelum dan Sesudah Melakukan Stock split (Studi Kasus pada PT Semen Indonesia Tbk). Skripsi ini merupakan bagian dari syarat yang harus dipenuhi guna mencapai gelar Sarjana Strata-1 di Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini karena tanpa bantuan serta motivasinya penulis tidak dapat membuat skripsi ini dengan baik dan lancar. Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusuan skripsi ini. Oleh karena itu kritik dan saran diperlukan dalam memperbaiki skripsi ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Februari 2014

(7)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

DAFTAR LAMPIRAN vii

PENDAHULUAN 1

Latar belakang 1

rumusan masalah 3

tujuan penelitian 4

manfaat penelitian 4

ruang lingkup 4

TINJAUAN PUSTAKA 4

Investasi 4

Pasar Keuangan 5

Pasar Modal 5

Saham 6

Pelaku Pasar Saham 7

Corporate Action 8

Stock split 8

Penelitian Terdahulu 9

METODE PENELITIAN 11

Kerangka pemikiran 11

Jenis dan sumber data 13

Populasi dan sampel 13

Metode pengolahan dan analisis data 13

Harga pasar saham relatif 13

Kinerja keuangan 14

Uji normalitas 16

Uji beda 17

Uji wilcoxon 17

Volume perdagangan saham 17

HASIL DAN PEMBAHASAN 17

Gambaran umum perusahaan 17

Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan setelah

stock split 21

Analisis perbedaan volume penjualan saham PT semen Indonesia Tbk

(8)

Kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 26 Analisis kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk 37 Persepsi investor terhadap stock split PT Semen Indonesia Tbk 42

SIMPULAN DAN SARAN 43

Simpulan 43

Saran 44

DAFTAR PUSTAKA 44

LAMPIRAN 46

DAFTAR TABEL

1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split. 1 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah 3 3 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk 18

4 Hasil perhitungan uji normalitas 22

5 Hasil uji Wilcoxon 23

6 Perbedaan rata-rata harga saham relatif PT Semen Indonesia Tbk

sebelum dan sesudah stock split 23

7 Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity 24 8 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock split 25 9 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan 26 10 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock 26 11 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 27 12 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 28 13 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 29 14 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 30 15 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun

2003-2012 32

16 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 33 17 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 34 18 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun

2003-2012 35

(9)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 12

2 Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk 23 3 Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 28 4 Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 29 5 Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 30 6 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012 31 7 Grafik Net Profit Margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 32 8 Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 33 9 Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 34 10 Grafik perputara aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 35 11 Grafik perputara total aktiva PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 37

DAFTAR LAMPIRAN

1 Harga pasar saham relative PT Semen Indonesia Tbk selama 90 hari

sebelum dan sesudah melakukan stock split 46 2 Volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk 90 hari sebelum dan

sesudah melakukan stock split 48

3 Hasil uji normalitas harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah

melakukan stock split 50

4 Hasil uji wilcoxon harga saham PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah

melakukan stock split 52

5 Hasil uji normalitas TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah

melakukan stock split 54

6 Hasil uji wilcoxon TVA PT Semen Indonesia sebelum dan sesudah

melakukan stock split 56

7 Hasil uji T TVA PT Semen Indonesia Tbk 58 8 Hasil uji normalitas kinerja keuangan PT Semen Indonesia sebelum dan

sesudah melakukan stock split 58

(10)
(11)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan akan pembiayaan dana yang besar bagi perusahaan membuat pemerintah membentuk pasar modal sebagai tempat bagi perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dana jangka panjang yang diperlukan. Pasar modal akan mempertemukan investor dan perusahaan yang memerlukan dana dengan menjual surat berharga. Penjualan surat berharga pada Pasar Modal akan memberikan imbalan bagi pemilik dana atau investor, sehingga diharapkan perekonomian negara akan meningkat.

Surat berharga yang dapat diperjualbelikan di pasar modal antara lain saham, obligasi, waran, dan reksadana. Saham merupakan tanda penyertaan modal pada Perseroan Terbatas yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Obligasi merupakan surat tanda meminjamkan uang yang memiliki jangka waktu tertentu. Waran merupakan surat berharga yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari suatu perusahaan tersebut dengan harga dan jangka waktu tertentu. Reksadana merupakan lembaga investasi yang dipakai untuk mereka yang tertarik pada investasi saham dan obligasi namun memiliki kelemahan ilmu dalam financial investment, sehingga mempercayakan kepada lembaga reksadana untuk mengelola dan memberikan keuntungan sesuai dengan besarnya investasi yang ditanamnya.

Salah satu surat berharga yang banyak diperjualbelikan di pasar modal adalah saham karena dengan membeli saham, investor mengharapkan keuntungan dari penjualan saham tersebut. Oleh karena itu banyak perusahaan yang menerbitkan saham untuk mencari investor bagi pendanaan perusahaan. Bagi perusahaan dengan kinerja keuangan yang bagus akan menarik banyak investor untuk menanamkan sahamnya di perusahaan tersebut, makin banyaknya investor yang menanamkan saham diperusahaan tersebut akan membuat harga saham perusahaan perlahan-lahan meningkat hingga mencapai nilai yang tinggi. Hal ini dapat membuat investor kecil tidak tertarik membeli saham tersebut dikarenakan harganya yang mahal dan akan menambah resiko bagi pembeli. Sehingga likuiditas penjulan saham menurun, agar saham perusahaan dapat dibeli oleh investor, salah satu cara yang digunakan oleh perusahaan yaitu dengan melakukan stock split atau pemecahan saham.

Stock split adalah memecah saham dari 1 (satu) lembar saham menjadi 2 (dua) lembar saham atau dari satu lembar saham bernilai Rp 1.000,- menjadi dua lembar saham bernilai Rp 500,-, berikut adalah beberapa perusahaan yang melakukan stock split:

Tabel 1 Daftar perusahaan yang melakukan stock split.

No Nama Perusahaan Pengumuman stock split

Tanggal Bulan Tahun

1 Global Mediacom Tbk 24 April 2007

(12)

Lanjutan Tabel 1

No Nama Perusahaan Pengumuman stock split

Tanggal Bulan Tahun

3 Aneka Tambang (Persero) Tbk 12 Juli 2007 4 AKR Corporindo Tbk 27 Juli 2007 5 Semen Gresik (Persero) Tbk 07 Agustus 2007 6 Sorini Agro Asia Corporindo Tbk 22 Agustus 2007 7 Hortus Danavest Tbk 10 September 2007 8 Humpuss Intermoda Transportasi Tbk 11 September 2007 9 Pakuwon Jati Tbk 19 September 2007 10 Charoen Pokphand Indonesia Tbk 01 November 2007 11 Jaya Pari Steel Tbk 12 Desember 2007 12 Lippo Karawaci Tbk 26 Desember 2007 13 International Nickel Indonesia Tbk 15 Januari 2008 14 Panin Sekuritas Tbk 21 Januari 2008 15 Bank Central Asia Tbk 28 Januari 2008 16 Panorama Sentrawisata Tbk 11 Februari 2008 17 Delta Dunia Petroindo Tbk 15 April 2008

18 Mitra Rajasa Tbk 30 Mei 2008

19 Berlina Tbk 04 Agustus 2008

20 Timah Tbk 08 Agustus 2008

Sumber : Indonesia Capital Market Directory (2007 - 2009)

Salah satu perusahaan yang memecah sahamnya adalah PT Semen Indonesia Tbk. PT Semen Indonesia Tbk telah mengumumkan pemecahan sahamnya pada tanggal 7 Agustus 2007. PT Semen Indonesia Tbk merupakan pabrik semen terbesar di Indonesia. Didirikan pada tanggal 7 Agustus 1957 dengan nama PT Semen Gresik Tbk dengan kapasitas 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8 Juli 1991 Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. PT Semen Gresik Tbk menjadi perusahaan BUMN pertama yang go public dengan penjualan saham sebanyak 40 juta lembar saham kepada masyarakat. Pada tanggal 20 Desember 2012 PT Semen Gresik Tbk resmi berganti nama menjadi PT Semen Indonesia Tbk. Perubahan nama ini juga diikuti dengan pergantian logo perusahaan. Perubahan ini dilakukan untuk menggambarkan semangat untuk terus berkembang dan membangun fondasi yang kokoh bagi kemajuan ekonomi bangsa.

(13)

Tabel 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah Forbes.

NAMA RANKING LABA ASET KAPITALISASI

TELKOM 684 0.95 8.37 17.74

BCA 796 0.52 22.46 12.65

BANK MANDIRI 796 0.47 32.32 10.03

BRI 843 0.53 22.39 9.49

BNI 1412 0.26 24.07 3.07

BUMI RESOURCE 1533 0.57 5.44 4.56

BANK DANAMON 1802 0.16 10.39 4.62

PGN 1915 0.06 2.34 9.82

SEMEN GRESIK 1977 0.23 0.97 4.87

BUKIT ASAM 1986 0.29 0.83 3.93

Sumber: PT Semen Gresik

Tahun 2007 harga saham PT Semen Gresik Tbk tinggi, yaitu sudah mencapai harga Rp 48.000,- per saham pada penutupan perdagangan sesi I, kamis 28 Juni 2007, membuat likuiditas penjualannya berkurang, oleh karena itu pada tanggal 7 Agustus 2007 perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya dengan perbandingan 1:10, sehingga nilai nominal saham berubah dari Rp 1.000,- per lembar saham menjadi Rp 100,- per lembar saham. Keputusan pemecahan saham tersebut di setujui berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham tahunan dan luar biasa (RUPS dan LB) Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007.

Jumlah saham PT Semen Gresik pada tanggal 28 Juni 2007 yang beredar sebanyak 593.152.000 saham, dengan stock split 1:10, maka saham PT Semen Gresik akan menjadi 5.931.520.000 lembar. Namun hal ini perlu diketahui apakah dengan pemecahan saham tersebut berdampak positif bagi volume perdagangan saham PT Semen Indonesia Tbk.

Rumusan Masalah

PT Semen Indonesia Tbk merupakan Perusahaan Manufaktur yang telah melakukan pemecahan saham menjadi nominal yang lebih kecil. Diharapkan dengan pemecahan saham ini dapat meningkatkan penjualan saham di pasar modal, namun dengan pemecahan saham ini, apakah akan berdampak positif bagi penjualan saham PT Semen Indonesia Tbk. Sehingga berdasarkan latar belakang tersebut dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk?

2. Apakah ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk?

(14)

Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, tujuan dari penelitian adalah :

1. Menganalisis perbedaan harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk.

2. Menganalisis perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah melakukan stock split pada PT Semen Indonesia Tbk.

3. Menganalisis perbedaan pada kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah stock split.

Manfaat Penelitian

Dampak pemecahan saham pada PT Semen Indonesia Tbk ini diharapkan memiliki kegunaan bagi semua pihak antara lain:

1. Sebagai studi literatur bagi pelaku pasar modal dalam pengetahuan pemecahan saham.

2. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam pengambilan keputusan pemecahan saham.

3. Sebagai literatur bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pemecahan saham.

Ruang Lingkup

Penelitian ini terbatas pada perubahan harga dan volume penjualan saham setelah perusahaan melakukan stock split dan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split.

TINJAUAN PUSTAKA

Investasi

Menurut Fabozzi, Modigliani, dan Ferri (1994) Manajemen Investasi adalah proses pengelolaan uang. Sedangakan menurut Krugman dan Obstfeld (1999) investasi merupakan bagian input yang digunakan oleh perusahaan swasta untuk menghasilkan output di masa yang akan datang. Investasi dibedakan dalam dua tipe, yaitu direct investment dan indirect investment. Direct investment yaitu investasi yang dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari emiten yang terdiri dari investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan dan investasi langsung yang dapat diperjualbelikan.

a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan 1. Tabungan

(15)

b. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan 1. Investasi langsung di pasar uang

a) T-bill

b) Deposito yang dapat dinegosiasikan 2. Investasi langsung di pasar modal

a) Surat-surat berharga pendapatan tetap b) Saham-saham

3. Investasi langsung a) Opsi

b) Future contract

Indirect investment adalah investasi yang dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi dengan bantuan broker atau pialang dan pembeli tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan.

Keputusan investasi dilakukan dengan suatu proses yang akan memberikan gambaran pada setiap tahap yang akan tempuh oleh perusahaan. Secara umum proses manajemen investasi meliputi 5 tahap:

a. Menetapkan sasaran investasi. b. Membuat kebijakan investasi. c. Memlih strategi portofolio. d. Memilih asset.

e. Mengukur dan mengevaluasi kinerja.

Pasar Keuangan

Pasar keuangan adalah tempat melakukan berbagai aktivitas keuangan baik dalam bentuk penjualan surat berharga jangka panjang yang dilakukan oleh pasar modal dan juga penjualan mata uang yang dilakukan oleh pasar uang (Fahmi 2012).

Pasar Modal

Pasar modal merupakan tempat diperjualbelikannya berbagai instrumen keuangan jangka panjang , seperti utang, ekuitas (saham), instrument derivative, dan instrumen lainnya. Undang-undang nomor 8 tahun 1995, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan umum dan perdagangan efek, perusahaan masyarakat yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

(16)

a. Saham

b. Surat pengakuan hutang c. Surat berharga komersial d. Obligasi

e. Tanda bukti hutang

f. Unit penyertaan kontrak investasi kolektif g. Kontrak berjangka atas efek

h. Setiap derivatif dari efek, seperti bukti right, warrant, dan opsi i. Efek beragun efek

j. Sertifikat penitipan efek Indonesia

Pasar modal di suatu negara dapat dijadikan sebagai salah satu ukuran untuk melihat maju atau mundurnya bisnis yang terjadi dinegara tersebut. Pemerintah yang berperan sebagai sentral dalam membentuk serta mendorong suatu pasar modal yang menjadi pengharapan berbagai pihak, termasuk menciptakan elemen-elemen pendorong pembentukan pasar modal yang tumbuh berkembang sesuai harapan berbagai pihak.

Saham

Saham adalah surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan seseorang atau badan terhadap suatu perusaha. Artinya adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu, dengan demikian kalau seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaa (Haryanto 2012). Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang ditanamkan di perusahaan tersebut.

Alasan perusahaan menjual saham menurut Fahmi (2012) atara lain:

a. Kebutuhan dana dalam jumlah yang besar dan pihak perbankan tidak mampu untuk memberikan pinjaman karena berbagai alasan seperti tingginya resiko yang akan dialami jika terjadi kemacetan.

b. Keinginan perusahaan untuk mempublikasikan kinerja perusahaan secara lebih sistematis

c. Menginginkan harga saham perusahaan terus naik dan terus diminati oleh konsumen secara luas, sehingga akan memberi efek kuat bagi perusahaan seperti rasa percaya diri di kalangan manajemen perusahaan

d. Mampu memperkecil risiko yang timbul karena permasalahan risiko diselesaikan dengan pembagian deviden.

Saham dibedakan menjadi beberapa jenis:

a. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim.

1. Saham biasa (common stock), yaitu saham yang menempatkan pemiliknya paling junior tehadap pembagian deviden, dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

(17)

pendapatan tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan hasil seperti yang dikehendaki investor.

b. Dilihat dari cara peralihannya, saham dapat dibedakan atas;

1. Saham atas unjuk (bearer stock), yaitu saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah dipindahtangankan dari satu investor ke investor lainnya.

2. Saham atas nama (registered stocks), yaitu saham yang ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu.

c. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan atas: 1. Saham unggulan (blue-chip stocks), yaitu saham biasa dari suatu

perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader industry sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar deviden. 2. Saham pendapatan (income stocks), yaitu saham yang dari suatu emiten

yang memiliki kemampuan membayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

3. Saham pertumbuhan (growth stocks-well-known), yaitu saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industry sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam industry namun memiliki ciri growth stock. Umumnya saham ini berasal dari daerah dan kurang popular di kalangan emiten.

4. Saham spekulatif (speculative stocks), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang, meskipun belum pasti.

5. Saham siklikal (counter cyclical stocks), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga saham tetap tinggi, dimana emitenya mampu memberikan deviden yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang dekat dan dibutuhkan oleh masyarakat seperti rokok dan barang-barang kebutuhan setiap hari (consumer goods).

Pelaku Pasar Saham

Perusahaan tidak sendirian dalam sebagai pelaku pasar saham, ada beberapa pelaku dan lembaga penunjang yang terlibat menurut Kasmir (2001), antara lain:

a. Emiten, yaitu Perusahaan yang akan melakukan penjualan surat-surat berharga atau melakukan emisi di bursa (disebut emiten).

(18)

c. Perantara perdagangan efek perantara antara emiten dengan investor dalam jual beli saham.

d. Underwriter atau penjamin, yaitu yang menjamin perusahaan tersebut dalam menjual sahamnya di pasar modal.

Corporate Action

Darmaji dan Fakhrudin (2012) mengemukakan bahwa Corporate Action adalah aktivitas emiten yang berpengaruh terhadap jumlah saham yang beredar dan berpengaruh terhadap harga saham di pasar. Keputusan corporate action harus disetujui dalam suatu rapat umum baik, RUPS (rapat umum pemegang saham) atau RUPSLB (rapat umum pemegang saham luar biasa). Umumnya corporate action mengacu pada aktivitas penerbitan right, pemecaan saham, saham bonus, dan pembagian deviden.

Keputusan emiten melakukan corporate action dilakukan adalah untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti meningkatkan modal perusahaan, meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Pengaruh melakukan corporate action adalah pada jumlah saham yang beredar, komposisi kepemilikan saham, jumlah saham yag akan dipegang oleh pemegang saham, serta pengaruhnya terhadap pergerakan harga saham.

Stock split

Menurut Horne dan Wachowitz (1999) Stock Split merupakan peningkatan jumlah saham beredar dengan mengurangi nilai nominal saham, sebagai contoh nilai nominal suatu saham dibagi menjadi dua, sehingga terdapat dua saham yang masing-masing memiliki nilai nominal setengah dari nilai nominal awal. Sedangkan menurut Fakhruddin dan Darmadji (2012), stock split adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi nominal yang lebih kecil, sebagai contoh nilai nominal Rp 1.000,- persaham menjadi Rp 500,- persaham. Selain itu menurut Khomsiyah dan Sulistyo (2001) mengatakan pemecahan saham merupakan perubahan nilai nominal perlembar saham dan menambah jumlah saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan. Lebih jauh khomsiyah dan sulistyo mengatakan pemecahan saham tersebut tidak akan mengakibatkan perubahan jumlah modal dan tidak mempengaruhi aliran kas perusahaan, karena keputusan pemecahan saham jika dilihat dari segi total keseluruhan dana yang dimiliki tidak akan mengalami perubahan hanya nilainya saja yang dibuat lebih kecil. Berikut adalah contoh perhitungan saham sebelum dan sesudah stock split.

Sebelum melakukan stock split:

(19)

Sesudah melakukan stock split:

Saham biasa (nominal Rp 1.250,- dan 10.000 lembar) = Rp 12.500.000,- Agio saham (capital surplus) = Rp 5.200.000,- Laba ditahan (retained earnings) = Rp 18.400.000,- + Jumlah modal sendiri = Rp 36.100.000,-

Tujuan perusahaan melakukan stock split, secara umum dapat antara lain: a. Untuk menghindari harga saham yang terlalu tinggi sehingga memberatkan

masyarakat yang bermodal kecil untuk membeli saham. b. Agar perdagangan saham menjadi lebih likuid.

c. Menarik investor yang berpotensi lebih banyak guna memiliki saham tersebut. d. Menarik minat investor kecil untuk memiliki saham tersebut dengan haga

yang lebih terjangkau.

e. Menambah jumlah saham yang beredar.

f. Memperkecil risiko yang terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah .

g. Menerapkan diversifikasi investasi.

Secara umum ada suatu bentuk hubungan yang bisa kita lihat antara pemecahan saham dan kinerja keuangan, yaitu:

a. Perusahaan yang melakukan stock split umumnya adalah perusahaan yang cenderung tidak memiliki msalah dalam bidang kinerja keuangan.

b. Bagi masyarakat, perusahaan yang melakukan pemecahan saham dianggap memiliki kinerja keuangan yang baik dimasa lalunya.

c. Keberhasilan kinerja masa lalu menunjukkan kualitas manajemen keuangan suatu perusahaan telah di tangani dengan baik

d. Jika stock split dilihat sebagai gambaran kinerja keuangan yang baik di masa lalu, maka hasil rasio keuangan perusahaan dapat disimpulkan juga berada dalam keadaan yang baik dan feasible.

Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitan yang menganalisa tentang stock split. Penelitian terdahulu tersebut dituliskan untuk mengetahui adanya persamaan, keunggulan, dan kelemahannya. Sehingga dapat menjadi contoh bagi penelitian ini.

(20)

pasar modal kurang responsif terhadap kuputusan BRI dalam melakukan stock split. Hal ini dapat dilihat dari harga saham yang terus menurun hingga 50%.

Ciptaningsih (2010) penelitian berjudul Analisis Pengaruh Harga Saham, Volume Perdagangan, dan Variansi Return Saham terhadap Bid Ask Spread pada Masa Sebelum dan Sesudah Stock Split. Menggunakan metode purposive sampling dengan sampel adalah perusahaan manufaktur yang listing di BEI pada periode 2003-2009 yang melakukan stock split. Adapun jumlah perusahan manufaktur yang melakukan hal tersebut sebanyak 44 perusahaan. Hipotesis ini diuji dengan menggunakan model regresi linier berganda. Data dianalisis dengan menggunakan pengujian asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil model regresi penelitian ini terdistribusi secara normal, bebas multikolinearitas, heterokedastisitas, dan autokorelasi. Hasil pengujian ini secara parsial (uji t) menjelaskan bahwa harga saham memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,185. Volume perdagangan memiliki pengaruh negatif tetapi signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Varian return berpengaruh negatif dan signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,0. Dummy sebelum/ sesudah stock split berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap bid ask spread sebesar 0,239.

Fortuna (2010) membahas tentang Analisis Pengaruh Stock Split terhadap Harga Saham pada Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai dampak pemecahan saham terhadap harga saham relatif. Teknik analisis yang digunakan untik menguji hipotesis adalah Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test)

dengan confident level 95 persen (α = 0,05). Hasil penelitian menunjukkan bahwa

apabila diuji pada total sampel secara keseluruhan stock split tidak membawa pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, namun khusus harga saham yang naik maka pemecahan saham menaikkan harga saham. Sedang untuk harga saham yang turun pemecahan saham menurunkan harga saham.

(21)

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran

Pasar modal menjadi tempat untuk memperjual belikan saham, obligasi, waran dan reksadana. Namun kegiatan jual beli yang utama diperdagangkan dalam pasar modal adalah saham. Karena tujuan utama di dirikannya pasar modal adalah untuk memperjual belikan saham.

Kenaikan harga saham yang tinggi akan membuat likuiditas penjualan saham menurun. Harga saham yang tinggi membuat para pemodal kecil tidak dapat memiliki saham tersebut, selain itu harga saham yang mahal juga membuat jumlah pemegang saham sedikit. Oleh karena itu perusahaan mengambil jalan untuk memecah saham yang dikenal dengan istilah stock split. Keputusan pemecahan saham ini memberikan gambaran pada calon investor bahwa perusahaan tersebut memilik kinerja yang baik karena hanya perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik saja yang dapat melakukan stock split hal ini didasari pada biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mencetak pecahan saham yang baru. Stock split diharapakan akan membuat banyak investor yang tertarik untuk menginvestasikan dananya di PT Semen Indonesia Tbk dan membuat penjualan saham lebih likuid dipasar.

(22)

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Keterangan:

: Berkaitan dengan penelitian : Tidak berkaitan dengan penelitian

Kebutuhan pembiayaan jangka panjang perusahaan yang telah go public

Pasar Modal (Investor)

Saham

PT Semen Indonesia Tbk

Obligasi Waran Reksadana

Harga Saham tinggi

(Volume penjualan sebelum stock split)

Stock Split Saham

Rekomendasi Harga Saham dan Volume Penjualan Sesudah Stock Split

Berdampak Positif

Berdampak Negatif

Uji Normalitas

Normal Tidak Normal

(23)

Jenis dan Sumber Data

Pengumpulan data berasal dari studi literatur dan pendokumentasian. Data yang diambil merupakan data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia, website resmi PT Semen Indonesia Tbk, dan literatur lain yang terkait dengan studi tentang stock split.

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split, yaitu pada tahun 2003 hingga 2007 dan pada tahun 2008 hingga 2012 saat perusahaan sudah melakukan stock split. Data harga tersebut diambil sampel dengan rentang waktu 90 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Exel 2007 dan SPPS 17. Sedangkan alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Uji normalitas, uji wilcoxon dan uji beda. Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam populasi data, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Sedangkan uji beda dan uji wilcoxon dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan dari pemecahan saham tersebut.

Hipotesis yang digunakan antara lain:

H0= tidak adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Ha= adanya perbedaan yang signifikan antara penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split

Harga Pasar Saham Relatif

1. Sebelum Pemecahan Saham

Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham merupakan perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antar nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham stelah melakukan stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk sebelum melakukan stock split.

Rumus perhitungan harga pasar relatif adalah sebagai berikut:

HR= ………..(1)

Keterangan:

HR = Harga Pasar Relatif sebelum pemecahan saham HC = Harga saham sebelum stock split

(24)

Sebelum menghitung harga pasar relatif, terlebih dahulu menghitung faktor stock plit. Rumus faktor stock split adalah perbandingan antara nilai nominal saham sebelum melakukan stock split dengan nilai nominal saham setelah melakukan stock split.

n=

……….………..(2)

Keterangan:

n = Faktor Stock split

nl = Nilai Nominal saham sebelum melakukan stock split nb = Nilain Nominal saham setelah melakukan stock split

2. Setelah Pemecahan Saham

Harga pasar saham relatif setelah stock split merupakan harga yang dibentuk dalam aktivitas perdagangan saham setelah stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk.

Berikut adalah rumus perhitungan harga pasar saham relatif setelah stock split:

HRs=Ps………(3)

Keterangan:

HRs = Harga Pasar Saham Relatif setelah melakukan stock split Ps = Harga saham setelah stock split

Kinerja Keuangan

Laporan kinerja keuangan merupakan suatu ukuran prestasi bagi perusahaan. Kinerja keuangan juga memberikan gambaran dari efisiensi atas penggunaan dana dan hasil dari perolehan keuntungan. Laporan kinerja keuangan dapat dilihar dari 4 rasio keuangan, yaitu rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas.

A. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio untuk mengukur seberapa likuid asset perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar hutangnya yang sudah jatuh tempo. Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasio cepat.

1. Rasio lancar

Rasio ini mengukur likuiditas perusahaan dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar perusahaan. Rumus perhitungan rasio lancar adalah sebagai berikut.

(25)

2. Rasio cepat

Rasio ini mengukur seberapa cepat perusahaan dapat membayar hutang-hutangnya yang sdah jatuh tempo. Rumus perhitungan rasio cepat adalah sebagai berikut.

………..(5)

B. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio solvabilitas terdiri dari total debt to asset ratio dan debt to equity ratio.

1. Total debt to asset ratio

Rasio ini mengukur apakah perusahaan mampu atau tidak dalam pembayaran hutangnya. Rumus perhitungan rasio ini adalah.

...(6)

2. Debt to equity ratio

Perhitungan rasio ini digunakan untuk melihat apakah perusahaan mampu memenuhi seluruh kewajibannya dengan modal yang tersedia. Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini.

...(7)

C. Rasio Profitabilitas

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam mengahsilkan laba. Rasio profitabilitas terdiri dari net profit margin, return on equity dan return on asset.

1. Net profit margin

Rasio ini mengukur apakah dengan strategi penentuan harga yang dilakukan oleh perusahaan, dapat menghasilkan penjualan yang tinggi bagi perusahaan. Perhitungan rasio ini dapat dilihat di bawah ini.

...(8)

2. Return on equity

(26)

...(9)

3. Return on asset

Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan laba dari asset yang dimiliki. Rumusnya adalah sebagai berikut.

...(10)

D. Rasio aktivitas

Rasio yang mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini terdiri dari rasio perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva.

1. Perputaran aktiva tetap

Merupakan rasio yang mengukur efektifitas penggunaan dana pada asset. Berikut adalah rumus perhitungan perputaran aktiva tetap.

……….(11)

2. Perputaran total aktiva

Merupakan rasio untuk mengukur kecepatan perputaran asset dalam suatu periode. Rumus perhitungan total aktiva dapa dilihat dibawah ini.

………..…(12)

Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan sebagai langkah awal dalam mengolah data secara statistik, terutama dalam menentukan statistik yang digunakan apakah menggunakan statistik parametrik atau non parametrik. Uji normalitas data awal tersebut menggunakan rumus Chi-kuadrat Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut.

Ho : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal Ha : data pada sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal.

(27)

Uji Beda

Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya perbedaan antara rata-rata volume penjualan saham antara sebelum dan sesudah melakukan pemecahan saham.

Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon digunakan untuk menganalisa hasil penelitian yang berpasangan dari dua data untuk mengetahui apakah ada perbedaan atau tidak dari data tersebut setelah diolah. Uji wilcoxon digunakan pada data yang berbentuk internal atau rasio yang tidak terdistribusi normal. Jika hasil pengujian

menunjukkan α < 0,05 maka terdapat perbedaan pada data sebelum dan sesudah

melakukan stock split namun jika hasil pengujian menunjukkan α > 0,05 maka tidak terdapat prbedaan data sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Volume Perdagangan Saham

Volume perdagangan saham merupakan jumlah saham yang diperdagangkan dalam periode tertentu. Volume perdagangan saham dilakukan dengan Trading Volume Activity (TVA) dengan membandingkan jumlah saham yang beredar pada waktu tertentu. Lalu rata-rata volume perdagangan saham sebelum dan sesudah pemecahan saham dihitung untuk mengetahui besarnya perbedaan saham saat sebelum dan setelah melakukan stock split.

Rumus perhitungan Tading Volume Activity adalah:

TVA =

……(13)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

(28)

September 1995 Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas I (Right Issue I), yang mengubah komposisi kepemilikan saham menjadi Negara RI 65% dan masyarakat 35%. Tanggal 15 September 1995 PT Semen Gresik berkonsolidasi dengan PT Semen Padang dan Semen Tonasa, yang kemudian dikenal dengan nama Semen Gresik Group (SGG). Total kapasitas terpasang SGG sebesar 8.5 juta ton semen per tahun. Tanggal 17 September 1998.

Tanggal 18 Desember 2012 perusahaan melakukan penandatanganan transaksi final akuisisi 70% saham Thang Long Cement. Thang Long Cement merupakan perusahaan semen terkemuka Vietnam yang memiliki kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun. Akuisisi Thang Long Cement Company ini sekaligus menjadikan Perusahaan sebagai BUMN pertama yang berstatus multi national corporation, juga mengukuhkan posisi sebagai perusahaan semen terbesar di Asia Tenggara dengan kapasitas sampai tahun 2012 sebesar 28,5 juta ton per tahun. Nilai kapitalis per 31 Desember 2012 Rp 94 triliun.berikut adalah 10 besar pemegang saham PT Semen Gresik Tbk.

Tabel 3. 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk

No Nama Jumlah

Saham

Persentase Kepemilikan Saham

1 Pemerintah RI, cq. Menteri Keuangan RI 3,025,406,000 51.01 % 2 Blue Valley Holdings Pte Ltd. 1,476,948,480 24.90 % 3 Deutsche Bank AG, London – 7 Reksa Dana Schroder Dana Prestasi Plus 39,728,500 0.67 % 8 The Northern Trust S/A AVFC 37,979,260 0.64 % 9 JPMorgan Chase Bank NA RE Norbax Inc 31,999,000 0.54 % 10 RD Fortis Infrastruktur Plus 29,853,000 0.50 %

Total 5,009,837,850 84.46

1,512 Pemegang Saham Lainnya 921,682,150 15.54

Total Keseluruhan 5,931,520,000 100.00

Sumber: Annual Report PT Semen Gresik Tbk (2007)

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perseroan pada tanggal 20 Desember 2012 memutuskan bahwan PT Semen Gresik (Persero) Tbk berganti nama menjadi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. Penggantian nama tersebut merupakan langkah awal dari upaya untuk mensinergikan seluruh kegiatan operasional dan memaksimalkan seluruh potensi yang dimiliki untuk menjamin dicapainya kinerja operasional maupun keuangan yang optimal.

Visi

(29)

Misi

1. Memproduksi, memperdagangkan semen dan produk terkait lainnya yang berorientasikan kepuasan konsumen dengan menggunakan teknologi ramah lingkungan.

2. Mewujudkan manajemen berstandar internasional dengan menjunjung tinggi etika bisnis dan semangat kebersamaan dan inovatif.

3. Meningkatkan keunggulan bersaing di domestic dan internasional.

4. Memberdayakan dan mensinergikan sumber daya yang dimiliki untuk meningkatkan nilai tambah secara berkesinambungan.

5. Memberikan kontribusi dalam peningkatan para pemangku kepentingan (stakeholders).

(30)

Ga

mbar

2.

S

truktur or

g

anisasi P

T Seme

n Gr

(31)

Analisis Perbedaan Harga Saham PT Semen Indonesia Sebelum dan Setelah

Stock split

Analisis perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melukan stock split dilakukan dengan menghitung harga pasar relatif sebelum dan sesudah melakukan stock split, lalu kemudian dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data saham yang digunakan tersebar normal atau tidak. Jika hasil yang didapat tersebar normal, maka untuk mengetahui besarnya perbedaan harga saham PT Semen Indonesia Tbk dilakuka dengan uji beda. Sedangkan jika data tidak tersebar normal, maka uji yang dilakukan menggunakan wilcoxon.

A. Perhitungan Harga Pasar Relatif

Harga pasar saham relatif sebelum pemecahan saham adalah perbandingan antara harga saham sebelum stock split dengan hasil perbandingan antara nilai nominal saham sebelum stock split dengan nilai nominal saham tersebut setelah stock split. Harga saham yang digunakan adalah closing price harian PT Semen Indonesia Tbk yang melakukan pemecahan saham selama 90 hari sebelum dan sesudah pemecahan saham. Berikut adalah perhitungan harga pasar relatif sebelum dan sesudah stock split:

1. Sebelum Stock split

Harga pasar relatif dihitung berdasarkan aktivitas yang terjadi di bursa saham setiap harinya. Walaupun penelitian ini mengambil jangka waktu lima tahun sebelum melakukan stock split, namun untuk sampel menggunakan data aktifitas saham yang terjadi pada kurun waktu 90 hari sebelum stock split. Hal ini dilakukan untuk mendapat data yang aktual. Berikut adalah contoh perhitungan harga pasar relatif tiga hari sebelum PT Semen Indonesia Tbk melakukan stock split.

; dengan

2. Setelah Stock split

(32)

Perhitungan harga pasar saham relatif hingga 90 hari closing price tersebut dapat dapat dilihat pada lampiran 1.

B. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam penentuan statistik akan menggunakan statistik parametik atau nonparametik, jika α > 0,05 maka sample berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji dengan uji beda, sedangkan α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 4. Hasil perhitungan uji normalitas

Periode Uji Significance α Keterangan Alat Analisis

(33)

C. Uji Wilcoxon

Uji wilcoxon digunakan ketika membandingakan dua sampel yang berhubungan untuk mengetahui apakah sampel tersebut terdapat perbedaan atau tidak. Uji ini dilakukan jika populasi tidak terdistribusi dengan normal, jika α > 0,05 maka tidak terdapat perbedaan pada saat saham sebelum dan sesudah stock split, namun jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan sebelum dan sesudah stock split.

Tabel 5 Hasil uji Wilcoxon

Periode Statistik

uji significance α Keterangan

10 hari -1.784 0.074 0.05 Tidak Berbeda

Tabel 5 menunjukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada harga saham sebelum dan sesudah melakukan stock split pada periode 10 hari dan 40 hari. Sedangkan untuk periode 20 hari, 30 hari, 50 hari, 60 hari, 70 hari, 80 hari, dan 90 hari terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat terjadi karena adanya penurunan atau kenaikan harga saham relatif pada PT Semen Indonesia Tbk. Perbedaan harga tersebut dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini.

(34)

Analisis perbedaan Volume Penjualan Saham PT Semen Indonesia Tbk Sebelum dan Setelah Stock split

Analisis perbedaan volume penjualan saham dilakukan dengan menghitung Trading Volume Activity untuk mengetahui jumlah saham yang beredar pada periode tertentu, setelah mengetahui jumlah saham yang beredar, selanjutnya dilakukan uji normalitas untuk mengetahui apakah data volume saham yang diperdagangkan tersebar normal atau tidak, jika data saham tersebar normal, maka dilakukan dengan uji beda sedangkan jika tidak tersebar normal maka selanjutnya diuji dengan pengujian wilcoxon. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara volume penjualan saham sebelum dan setelah melakukan stock split.

A. Perhitungan Trading Volume Activity

Trading volume activity merupakan perbandingan antara jumlah saham yang beredar dalam selang waktu yang sama. Adapun rumus Trading volume activity pada h-1 hingga h+1 dapat dilihat dibawah ini.

Perhitungan tersebut dilakukan pada saat 90 hari sebelum dan sesudah stock split. Hasil perhitungan tersebut dapat terlihat pada lampiran 2.

B. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan sebelum uji beda trading volume activity untuk mengetahui alat analisis apa yang akan dipakai, dan seperti pada uji normalitas pada harga saham sebelum dan sesudah stock split, jika α > 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi normal yang kemudian di uji dengan uji beda, sedangkan jika α < 0,05 maka sampel berasal dari populasi yang terdistribusi tidak normal yang kemudian di uji dengan wilcoxon dua sampel berpasangan. Pengujian menggunakan SPSS 17 dengan rentang 90 hari sehari sebelum dan 90 hari sesudah stock split, hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Hasil uji normalitas pada Trading Volume Activity

Periode uji Significance α Keterangan Alat analisis

H-10 0.154 0.05 Normal

(35)

Lanjutan Tabel 7

Periode uji Significance α Keterangan Alat analisis

H-20 0.008 0.05 Tidak normal Uji wilcoxon dua menggunakan uji beda karena populasi terdistribusi normal. Sedangkan untuk hari ke 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 menggunakan uji wilcoxon dua sample berpasangan karena populasi pada sample tidak terdistribusi normal.

C. Uji Beda Volume Penjualan Saham Sebelum Dan Sesudah Stock split

Uji ini digunakan untuk mengetahui ada perbedaan yang signifikan atau tidak antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split,

jika α > 0,05 maka tidak ada perbedaan volume penjualan sebelum dan sesudah stock split, sedangkan jika α < 0,05 maka terdapat perbedaan volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split. Pengujian menggunakan SPSS 17. Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat pada tabel 10 dibawah ini.

Tabel 8 Hasil uji beda volume penjualan saham sebelum dan sesudah Stock Split

T-Value Significance Α Keterangan

0,304 0.768 0.05 Tidak Berbeda

Tabel 8 menjelaskan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada volume penjualan saham sebelum dan sesudah melakukan stock split karena α < 0,05, yakni 0.001.

D. Uji Wilcoxon Dua Sampel Berpasangan

(36)

Tabel 9 Hasil uji Wilcoxon dua sampel berpasangan

Periode Statistik uji Significance Α Keterangan

20 hari -1.307 0,191 0,05 Tidak Berbeda terdapat pada hari ke 30 dan 40, sedangkan untuk hari ke 20, 50, 60, 70, 80, dan 90 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara volume penjualan saham sebelum dan sesudah stock split, untuk dapat mengetahui apakah perbedaan tersebut berupa penurunan atau kenaikan dalam volume penjualan saham pada PT Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada table 10 dibawah ini.

Tabel 10 Perbedaan TVA PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah Stock Split

30 hari 0.0000377 0.0000236 -0.0000141 Menurun 40 hari 0.0000138 0.0000115 -0.0000023 Menurun

Table 10 menunjukkan bahwa pada hari ke 30, dan 40 terdapat penurunan dalam penjualan saham. Hal ini tidak sejalan dengan harapan perusahaan, bahwa dengan melakukan stock split likuiditas penjualan saham akan lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum melakukan stock split, namun jika dilihat dari keadaan ekonomi di Indonesia, hal ini terjadi karena hari ke 30 dan 40 yang dijadikan sampel jatuh pada pertengahan tahun 2007, dimana pada pertengahan tahun 2007 ekonomi Indonesia terjadi kenaikan harga minyak dunia dan gejolak pasar uang internasional yang dipicu oleh krisis surat utang subprime mortgage di Amerika yang mulai terjadi di akhir juli 2007. Krisis ini berpengaruh pada menurunnya penjualan saham dipasaran karena penarikan dana investasi asing dari pasar keuangan Indonesia, namun apakah penurunan penjualan saham ini hanya dipengaruhi oleh keadaan eksternal perusahaan saja atau terdapat faktor internal juga, maka harus dilihat pula kondisi internal perusahaan sebelum dan sesudah melakukan stock split dengan membandingkan kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk pada saat sebelum dan sesudah terjadi pemecahan saham.

Kinerja Keuangan PT Semen Indonesia Tbk

(37)

stock split, dan tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 setelah stock split. Penilaian ini dilakukan dengan menganalisis rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas. Analisis ini akan memberikan keterangan bagaimana kinerja keuangan PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split, apakah menunjukkan penurun atau kenaikan pada setiap tahunnya.

A. Rasio Likuiditas

Rasio ini menganalisa kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban hutang jangka pendek. Rasio likuiditas PT Semen Indonesia yang telah go public akan memberikan informasi bagi investor seberapa mampu perusahaan untuk membayar kewajiban atau hutang jangka pendeknya yang sudah jatuh tempo. Mengukur likuiditas perusahaan dapat dilakukan dengan menganalisa rasio lancar dan rasio cepat dari laporan keuangan PT Semen Indoensia Tbk tahun 2003 hingga 2012.

1. Rasio lancar

Rasio lancar merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Rasio lancar dapat memberikan informasi pada perusahaan sejauh mana aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat menutupi kewajiban jangka pendeknya. Umumnya perusahaan yang dapat dikatakan lancar dalam pembayaran hutangnya adalah perusahaan yang memiliki nilai rasio lancar di atas satu, sedangakan jika nilainya rendah atau dibawah satu, maka perusahaan tersebut tidak dapat membayar hutang-hutangnya, sehingga perusahaan dapat dikatakan tidak sehat. Rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk sebelum dan sesudah melakukan stock split dapat dilihat pada table 11 dan gambar 3 di bawah ini.

Tabel 11 Perhitungan rasio lancar PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012.

No Tahun Aktiva lancar Kewajiban

lancar Rasio lancar

(38)

Gambar 3. Grafik rasio lancar PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012

Gambar 3 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split pada tahun 2007, hanya pada tahun 2009 saja, perusahaan mampu meningkatkan rasio lancarnya, namun setelah itu rasio lancar perusahaan terus mengalami penurunan. Hal ini terjadi dikarenakan pada tabel 13 bahwa hutang perusahaan terus meningkat lebih tinggi dari pada peningkatan aktiva perusahaan. Sehingga perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya dengan aset lancar yang dimiliki oleh perusahaan, namun hal ini belum dapat menentukan apakah rasio ini lebih rendah dibandingkan dengan saat perusahaan belum melakukan stock split. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian perbandingan rasio lancar sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.

2. Rasio Cepat

Rasio cepat merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Aktiva cepat menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar atau jangka pendek. Persediaan diabaikan pada perhitungan rasio cepat karena persediaan dianggap memerlukan waktu yang lama untuk dapat diubah menajdi uang. Aktiva cepat suatu perusahaan dapat dikatakan baik jika memiliki nilai lebih dari satu. Perhitungan aktiva cepat PT Semen Indoensia Tbk dapat dilihat pada tabel 12 dan gambar 4 dibawah ini.

Tabel 12 Perhitungan rasio cepat PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

No Tahun Aktiva lancar Persediaan Kewajiban

lancar

Rasio cepat

1 2003 2,462,718,466.00 769,902,944 1,848,137,873.00 0.92 2 2004 2,823,535,197.00 919,561,236 1,720,657,971.00 1.11 3 2005 3,740,622,983.00 1,040,199,087 2,165,374,197.00 1.25 4 2006 4,153,262,738.00 1,025,981,780 1,460,082,635.00 2.14 5 2007 5,267,911,660.00 1,047,871,704 1,455,874,275.00 2.90 6 2008 7,083,421,705.00 1,637,853,000 2,090,588,965.00 2.60 7 2009 8,207,041,215.00 1,407,577,516 2,294,842,315.00 2.96 8 2010 7,345,867,929.00 1,624,219,125 2,517,518,619.00 2.27 9 2011 7,646,144,851.00 2,006,660,281 2,889,137,195.00 1.95 10 2012 8,231,297,105.00 2,284,905,292 4,825,204,637.00 1.23

(39)

0.92 1.11 1.25

Gambar 4. Grafik rasio cepat PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012

Gambar 4 menunjukkan persamaan dengan rasio lancar perusahaan, karena pada rasio cepat perusahaan mengalami penurunan setelah perusahaan melakukan stock split. Penurunan ini juga karena adanya peningkatan hutang perusahaan dari pinjaman bank dibandingkan dengan aktiva setelah dikurangi persediaan perusahaan, sehingga perusahaan belum dapat membayar hutang-hutangnya saat jatuh tempo, agar dapat diketahui apakah benar rasio cepat ini lebih rendah jika dibandingkan dengan sebelum perusahaan melakukan stock split, maka perlu dilakukan perbandingan rasio sebelum dan sesudah perusahaan melakukan stock split.

B. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh perusahaan dengan dana yang dipinjam dari pihak luar. Rasio ini untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang. Rasio ini menunjukkan tingkat keamanan dari para pihak luar yang meminjamkan dananya, dimana dengan rasio ini pemegang saham dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar hutang jangka panjangnya pada pihak luar. Mengetahui solvabilitas perusahaan dapat dilakukan dengan perhitungan Total Debt to Asset Ratio dan Debt to Equity Ratio.

1. Total Debt to Asset Ratio

Rasio ini merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur solvabilitas perusahaan. Rasio ini merupakan perbandingan total hutang dengan jumlah seluruh aktiva diketahui, jika nilai rasio ini tinggi, maka perusahaan tidak mampu untuk membayar kewajibannya, karena rasio yang tinggi akan membuat perusahaan lebih banyak mengalokasikan pendapatannya untuk membaya hutang-hutangnya terlebih dahulu. Berikut adalah perhitungan dan grafik Total Debt to Asset Ratio PT Semen Indonesia tahun 2003 sampai dengan tahun 2012.

Tabel 13 Perhitungan DAR PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

No Tahun Total

Hutang Total Aktiva DAR

(40)

Lanjutan Tabel 13

No Tahun Total

Hutang Total Aktiva DAR

4 2006 1,915,242,938 7,496,419,127 25.55 5 2007 1,795,640,393 8,515,227,431 21.09 6 2008 2,429,248,657 10,602,963,724 22.91 7 2009 2,633,214,059 12,951,308,161 20.33 8 2010 3,423,246,058 15,562,998,946 22.00 9 2011 5,046,505,788 19,661,602,767 25.67 10 2012 8,414,229,138 26,579,083,786 31.66

Gambar 5. Grafik DAR PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012

Gambar 5 menunjukkan bahwa setelah perusahaan melakukan stock split rasio DAR terus mengalami kenaikan. Hal ini dapat diartikan bahwa hutang yang dimiliki oleh perusahaan semakin meningkat setiap tahunnya, tidak sebanding dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, untuk melihat apakah peningkatan ini lebih besar dibandingkan saat perusahaan sebelum melakukan stock split, maka harus dilihat perbandingan rasio DAR sebelum dan sesudah perusahaan mengumumkan pemecahan sahamnya.

2. Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas untuk mendanai perusahaan. Rasio ini menunjukkan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin rendah DER suatu perusahaan, maka semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Namun jika semakin tinggi DER Suatu perusahaan, maka akan semakin tinggi resiko yang akan dihadapi oleh perusahaan. Berikut adalah perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk.

Tabel 14 Perhitungan DER PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

No Tahun Total

Hutang Total Ekuitas DER

(41)

Lanjutan Tabel 14

No Tahun Total

Hutang Total Ekuitas DER

5 2007 1,795,640,393 6,627,262,565 27.09 6 2008 2,429,248,657 8,069,585,873 30.10 7 2009 2,633,214,059 10,197,679,028 25.82 8 2010 3,423,246,058 12,139,752,888 28.20 9 2011 5,046,505,788 14,615,096,979 34.53 10 2012 8,414,229,138 18,164,854,648 46.32

Gambar 6 Grafik DER PT Semen Indonesia dari tahun 2003-2012

DER perusahaan pada gambar 6 menandakan bahwa hutang perusahaan masih lebih besar dibandingkan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan, dengan arti bahwa kegiatan perusahaan masih bergantung pada pinjaman dari pihak luar dan belum dapat dibiayai oleh modal sendiri yang miliki oleh perusahaan.

C. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga semakin tinggi nilai profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin baik pula perusahaan tersebut dalam memanfaatkan fasilitas perusahaan. Rasio profitabilitas penting untuk diketahui oleh pemegang saham dan perusahaan emiten wajib untuk memberikan informasi mengenai profitabilitas pada pemegang saham, karena dengan mempublikasikan laporan profitabilitas investor dapat mengetahui apakah perusahaan tersebut dapat memberikan keuntungan jika menginvestasikan dananya di perusahaan tersebut. Profitabilitas perusahaan dapat dihitunga dengan beberapa cara, yaitu dengan menghitung net profi margin, Return on Equity, dan Return on Asset.

1. Net Profit Margin

(42)

perusahaan dalam melaksanakan operasionalnya. Perhitungan rasio net profit margin PT Semen Indonesia Tbk, dapat dilihat pada tabel dan grafik dibawah ini.

Tabel 15 Perhitungan net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003- 2012 6 2008 2,523,544,472 12,209,846,050 20.67 7 2009 3,326,487,957 14,387,849,799 23.12 8 2010 3,659,114,098 14,344,188,706 25.51 9 2011 3,955,272,512 16,378,793,758 24.15 10 2012 4,926,639,847 19,598,247,884 25.14

Gambar 7. Grafik net profit margin PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003- 2012

Tabel 15 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa setiap tahunnya PT Semen Indonesia Tbk dapat terus meningkatkan Net Profit Mariginnya karena pada setiap tahunnya perusahaan mampu untuk meningkatkan penjualannya. Peningkatan penjualan ini didapat dari adanya peluang perusahaan dalam memasarkan produknya yang tinggi di pulau jawa. Kebutuhan akan semen yang terus meningkat didasari oleh banyaknya pembangunan yang terjadi di dalam dan di luar pulau jawa. Perusahaan dapat menjual semen lebih banyak juga karena perusahaan masih menguasi pangsa pasar semen di Indonesia.

2. Return On Equity (ROE)

(43)

Tabel 16 Perhitungan ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 7 2009 3,326,487,957 10,197,679,028 32.62 8 2010 3,659,114,098 12,139,752,888 30.14 9 2011 3,955,272,512 14,615,096,979 27.06 10 2012 4,926,639,847 18,164,854,648 27.12

Gambar 8. Grafik ROE PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

Return on Equity PT Semen Indonesia Tbk menunjukkan peningkatan setiap tahunnya. Hal ini baik, karena perusahaan mampu memberikan pengembalian yang terus meningkat setiap tahunnya. Puncaknya adalah pada tahun 2009 dimana ROE mencapai 32,62%. Hal ini memberikan informasi bahwa harga saham PT Semen Indonesia Tbk setiap tahunnya dapat meningkat, sehingga pembagian deviden untuk pemegang saham pun meningkat, namun pada tahun 2010 dan tahun 2011 ROE perusahaan mengalami penurunan, walau tidak terlalu jauh penurunan yang terjadi.

3. Return On Asset (ROA)

ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. ROA dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas yang digunakan, jika ROA bernilai positif, artinya dengan total aktiva yang digunkan, perusahaan dapat menghasilkan laba. Namun sebaliknya jika ROA bernilai negatif, artinya perusahaan tidak dapat memanfaatkan aktiva yang ada sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian, hal ini dapat berdampak bagi pertumbuhan perusahaan yang akan mengalami hambatan. Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat pada gambar 9 dan tabel 17 dibawah ini.

(44)

Tabel 17 Perhitungan ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012 6 2008 2,523,544,472 10,602,963,724 23.80 7 2009 3,326,487,957 12,951,308,161 25.68 8 2010 3,659,114,098 15,562,998,946 23.51 9 2011 3,955,272,512 19,661,602,767 20.12 10 2012 4,926,639,847 26,579,083,786 18.54

Gambar 9. Grafik ROA PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

Tabel 17 dan Gambar 9 memberikan informasi bahwa tahun 2003 hingga tahun 2009 perusahaan terus mengalami peningkatan ROA, hal ini berdampak positif bagi perusahaan, karena dengan ini perusahaan dapat meningkatkan pertumbuhan bagi perusahaan setiap tahunnya, namun pada tahun 2009 hingga tahun 2012 perusahaan terus mengalami penurunan ROA yang disebabkan oleh peningkatan aktiva oleh perusahaan dan belum dapat diikuti oleh kenaikan laba bersih bagi perusahaan, sehingga perusahaan perlu meningkatkan pertumbuhan laba bersihnya.

D. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya. Rasio ini berguna untuk menilai seberapa efisien perusahaan dapat memanfaatkan dan mengelola sumberdayanya. Rasio ini juga sebagai ukuran untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari seperti penjualan, pengelolaan persediaan, pengelolaan modal kerja, dan pengelolaan seluruh aktiva. Rasio ini berguna untuk mengetahui berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini dapat berputar dalam satu periode, sehingga perusahaan dapat mengetahui efektif atau tidak kegiatan penagihan dalam perusahaan. Rasio aktivitas ini, investor juga dapat melihat berapa kali dana yang ditanamkan oleh investor dapat berputar dalam satu periode, artinya berapa penjualan yang yang dapat dicapai

(45)

oleh perusahaan dari setiap modal yang ditanamkan oleh investor. Rasio aktivitas terdiri dari perputaran aktiva tetap dan perputaran total aktiva.

1. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Asset Turnover)

Perputaran aktiva tetap merupakan perbandingan antara penjualan dengan aktiva tetap. Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada aktiva tetap perusahaan seperti pabrik dan peralatannya. Hal ini dimaksudkan untuk mengukur berapa rupiah yang dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan untuk aktiva tetap. Rasio ini juga berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam penggunaan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan pendapatan bagi perusahaan, jika perputarannya rendah, maka dapat diartikan bahwa perusahaan belum efektif dalam memanfaatkan aktivanya. Begitu pula sebaliknya, jika perputarannya tinggi, maka perusahaan mampu untuk memanfaatkan aktivanya secara efektif. Rasio ini memberikan informasi bagi pemegang saham atau investor dapat melihat apakah dengan modal yang ditanamnya pada perusahaan tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan atau tidak. Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk dapat dilihat pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 18 Perhitungan perputaran aktiva tetap PT Semen Indonesia Tbk tahun 2003-2012

No Tahun Penjualan Aktiva Tetap Fixed Asset

Turnover 9 2011 16,378,793,758 11,640,692,117 1.41 10 2012 19,598,247,884 16,794,115,433 1.17

Gambar

Tabel 2 Daftar perusahaan-perusahaan besar dunia tahun 2012 versi majalah  Forbes.
Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian
Tabel 3. 10 Besar pemegang saham mayoritas pada PT Semen Gresik Tbk
Gambar 2. Struktur organisasi PT Semen Gresik Tbk
+7

Referensi

Dokumen terkait

Komputer sebagai alat pemrosesan dan penyimpanan data yang handal, sangat tepat jika digunakan sebagai alat bantu dalam mengelola data persediaan pada gudang. Penulisan Ilmiah

Rakernas bertujuan antara lain untuk mensosialisasikan kebijakan administrasi kependudukan khususnya bidang pencatatan sipil yang didasarkan pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006

Sedangkan untuk aplikasi pembantunya menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash MX yang digunakan untuk pembuatan animasi didalam halaman web, sehingga halaman web menjadi

[r]

Penulisan Ilmiah ini menjelaskan mengenai komputerisasi sistem transaksi dari sebuah catering yang mempunyai tiga prosedur, yaitu pemesanan, transaksi (pembayaran) dan

Aplikasi ini dibangun dengan menggunakan perangkat lunak Macromedia Flash MX yang digunakan untuk pembuatan animasi didalam aplikasi, sehingga aplikasi menjadi lebih menarik.

Hasil dari eksperimen untuk mengenali pola motif pada sasirangan memiliki tingkat akurasi sebesar 83.33% dari data uji sebanyak 30 citra kain sasirangan dan masih

Secara spesifik, resiko honeypots adalah ketika dia dapat diambil alih oleh penyerang atau orang yang bermaksud tidak baik untuk digunakan menyerang sistem yang lain.. Resiko ini