• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

N/A
N/A
Lailatul Fitria

Academic year: 2023

Membagikan "STRATEGI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Ekonomi Kreatif Dosen Pengampu

Dr. Dwi Yanuarindah Putri, M.Pd

Disusun Oleh :

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI STKIP PGRI LUMAJANG

Lailatul Fitria 212004126

Finurillah 212003976

M. Faris Dwi Yanto 212004021

Shelia Windi Kurniawati 212004068

Siti Khotimah 212004074

(2)

Jl. Pisang Gajih N.02 telp. (0334) 882467 LUMAJANG 2023

1

(3)

DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI ... 1

PEMBAHASAN ... 2

A. Aspek Strategis Dalam Konsep Ekonomi Kreatif...2

B. Hak Atas Kekayaan Intelektual...4

C. Peran Pemerintah...6

D. Model Pendekatan Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif...7

E. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia...8

DAFTAR PUSTAKA...11 PEMBAHASAN

STRATEGI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI KREATIF

A. Aspek Strategis Dalam Konsep Ekonomi Kreatif

Tujuan Pengembangan Ekonomi Kreatif

Pengembangan sektor ekonomi kreatif sengaja didesain untuk suatu tujuan.. Secara um um, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif dalam konsideransn ya mengamanatkan bahwa ekonomi kreatif dikembangkan untuk memberikan nilai tambah s ecara ekonomi atas kekayaan warisan budaya Indonesia bagi kesejahteraan masyarakat. Lebih s pesifik lagi, Peraturan Presiden Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Rencana Induk Pengemba ngan Ekonomi Kreatif Nasional Tahun 2018-2025 menegaskan bahwa tujuan pengembanga n ekonomi kreatif nasional adalah untuk meningkatkan daya saing pelaku kreatif, serta meni ngkatkan kontribusi usaha kreatif bagi perekonomian nasional (Presiden-RI, 2018). Secara um um, Reis (2008) membagi tujuan pengembangan ekonomi kreatif ke dalam sepuluh poin, y aitu:

1. memberi pemahaman kepada masyarakat bahwa berbagai kepentingan dapat dirangkul dalam pengembangan ekonomi kreatif;

2. mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan lintas sektor;

3. menggalang kesepakatan internasional untuk memperoleh manfaat yang a dibagi para pelaku da

(4)

n komunitas kreatif;

4. Menyusun akses pembiayaan yang memadai;

5. Menyusun statistik sektor ekonomi kreatif untuk kebutuhan pengembangan dan penyusunan ke bijakan;

6. Menyediakan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi yang memadai;

7. Menyusun model optimal dalam pengelolaan sektoral;

8. Mengembangkan rantai nilai yang berbasis jaringan kerja profesional yang memberikan nilai tam bah;

9. Memberikan jaminan pendidikan dan pelatihan yang sesuai kebutuhan;

10. Memberikan ekosistem yang menghargai nilai ekonomi dari kreativitas.

Tujuan-tujuan tersebut dapat dicapai apabila terjadi perubahan paradigma dalam pemba ngunan.. Selama ini, pola-pola pembangunan hanya memperhatikan faktor-faktor yang bersif at fisik. Sementara, keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif ditunjukkan dengan transfor masi terhadap aset-aset yang tidak berwujud berupa ide-ide dan kreativitas masyarakat. Denga n demikian, masa depan pengembangan ekonomi kreatif sangat ditentukan dari kemauan pe merintah bersama masyarakat dalam mengubah pola pikirnya.

Analisis Situasi

Dalam menyusun strategi pengembangan ekonomi kreatif, kita perlu mengetahui potens i, kekuatan, kelemahan, serta peluang dan tantangan yang dimiliki sektor ini melalui analisis sit uasi. Potensi ini perlu dipetakan sebagai unsur-unsur dalam menentukan strategi pengembang annya (Agustina et al., 2020). Tidak semua daerah memiliki potensi pengembangan ekonomi kreatif yang sama pada tiap sub sektor. Oleh karena itu, langkah-langkah kebijakan dan strate gi pengembangan yang perlu diambil dapat berbeda antar daerah. Beberapa kelemahan dalam pengembangan ekonomi kreatif juga perlu mendapat perhatian. Davis (2008) telah memetaka n kelemahan yang kerap dialami sektor ekonomi kreatif pada umumnya, yaitu:

1. biasanya terdiri dari bentuk usaha non-formal dengan berbagai kekurangannya;

2. belum ada keterpaduan dalam kebijakan promosi, pendidikan, dan pertumbuhan ekonomi;

3. belum ada kesepakatan internasional yang berkaitan dengan perpajakan, imigrasi, dan perjanjia n perdagangan luar negeri;

4. belum adanya pengembangan pasar dan strategi distribusi yang terpadu;

5. kurangnya perencanaan dan fasilitasi jangka panjang dalam pengembangan produk kreatif;

6. Kurangnya akses dan pilihan pendanaan;

7. kurangnya kontrol terhadap kualitas produk;

8. Kurangnya data empiris secara sektoral;

(5)

9. kurangnya akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi bagi para pelaku;

Di samping kelemahan yang teridentifikasi pada sektor ekonomi kreatif, sektor ini juga memiliki keunggulan dibandingkan sektor-sektor lainnya. Sektor ekonomi kreatif memberikan peluang kerja yang berkelanjutan dan berkualitas yang beragam kepada para pelaku usaha. Su mber daya alam dan budaya yang dimiliki menjadi faktor pendukungnya. Keberlanjutan tidak hanya dari sisi penyediaan lapangan kerja, tetapi juga dari segi pembangunan. Reis (2008) me nyebut ekonomi kreatif sebagai bahan bakar yang terbarukan bagi ekonomi modern. Dengan adanya inovasi dan kreativitas, berbagai pendatang baru tidak membuat sektor ini mengalami kejenuhan pasar seperti sektor usaha pada umumnya.

Digitalisasi

Isu digitalisasi erat kaitannya dengan teknologi. Teknologi memberikan berbagai peluan g-peluang baru dalam hal produksi, distribusi, dan akses pengembangan pasar, di sisi lain perk embangan teknologi justru memunculkan eksklusivitas terhadap akses informasi. Akses teknol ogi yang terbatas pada area tertentu menjadikan pengembangan ekonomi kreatif di tempat lai n mengalami kendala. Namun, sebagian pakar juga mengatakan, bahwa di pedesaan, selama pelestarian, pemanfaatan, dan pengembangan kekayaan budaya dilakukan, ekonomi kreatif ju ga dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi daerah (Fahmi, dkk., 2016 dalam Agustina et a l., 2020). Selain sebagai faktor pendukung pengembangan ekonomi kreatif, teknologi juga me njadi bagian utama dalam beberapa sub sektor. Misalnya, pada sub sektor aplikasi, permainan, dan media digital, teknologi menjadi syarat utama untuk melakukan produksi, distribusi, dan k onsumsi oleh penggunanya. Teknologi juga menjadi katalis dalam mentransformasi perusahaa n-perusahaan kreatif dalam memperluas jaringannya dan berkolaborasi. Teknologi juga membe ntuk struktur kelembagaan dalam perkembangan ekonomi kreatif menjadi unik. Jika pada str uktur organisasi pada umumnya menggunakan hierarki, pada perkembangan sektor ekonomi kreatif sekarang ini, hubungan jaringan antar pelaku berlangsung meluas. Antar pelaku kreatif da n konsumennya bisa menjalin kolaborasi tanpa adanya sekat-sekat organisasi yang membatasi.

Konsekuensinya tentu ada. Semakin kompleksnya rantai nilai dalam sektor ekonomi kreatif a kibat perkembangan teknologi, semakin sulit bagi pemerintah untuk memprediksi arah pengem bangannya.. Sisi baiknya adalah kombinasi perkembangan teknologi dan pengetahuan tradisio nal masyarakat dalam ekonomi kreatif menciptakan keunikan dan pembeda bagi setiap pelak u kreatif. Keunikan tersebut tentunya memberikan nilai tambah yang tidak bisa diduplikasi ol eh pelaku usaha lain, sehingga menjadi hak kekayaan bagi individu-individu yang kreatif.

B. Hak Atas Kekayaan Intelektual

(6)

Dalam ekonomi kreatif, ide yang berlimpah sebenarnya merupakan sumber daya tak terbatas yang memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Oleh karena itu, pemerintah mengimbau masyarakat, khususnya pelaku ekonomi kreatif (ekraf), untuk sadar akan pentingnya hak kekayaan intelektual (HKI). Hak Kekayaan Intelektual (HKI) adalah hak yang timbul atas hasil olah pikir otak manusia yang menghasilkan suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia. Seluruh subsektor ekonomi pasti akan bersinggungan dengan HKI. Perlindungan HKI digunakan agar produk dan/atau jasa dari pelaku industri kreatif tidak dapat disalahgunakan oleh pihak lain. Dalam perlindungan HAKI di Indonesia, ada instansi yang berwenang dalam mengelola Hak Kekayaan Intelektual yang dalam hal ini disebut dengan Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (Ditjen HKI) yang berada di bawah Departemen Kehakiman dan HAM Republik Indonesia.

Namun kenyataannya pentingnya HKI tidak diiringi dengan kepemilikan HKI oleh pelaku ekonomi kreatif. Hanya 11,05% unit usaha ekonomi kreatif yang memiliki HKI pada tahun 2016 (BPS, 2017). Permasalahan ini disebabkan karena sulitnya akses untuk melakukan pendaftaran HKI ke Kementerian Hukum dan HAM. Permasalahan pertama adalah terbatasnya informasi mengenai HKI beserta konsekuensi hukum yang ada di dalamnya. Selanjutnya, pendaftaran HKI membutuhkan biaya yang tidak sedikit, terutama bagi UMKM. Pendaftaran HKI berkisar antara Rp. 400.000 hingga Rp. 2.000.000 tergantung pada jenis HKI yang akan didaftarkan. Oleh sebab itu pelaku ekonomi kreatif perlu dibantu dalam bentuk fasilitasi pendaftaran HKI. Pemerintah sendiri telah membentuk lembaga yang khusus menangani sektor ekonomi kreatif yang disebut Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), lembaga non kementerian yang dibentuk pada tanggal 20 Januari 2015 berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015.

Fasilitasi pendaftaran HKI adalah insentif pembayaran biaya permohonan HKI. Permohonan yang telah diajukan melalui Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi Bekraf selanjutnya akan didaftarkan ke Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Program ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi unit usaha ekonomi kreatif. Kebijakan fasilitasi pendaftaran HKI ditetapkan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas) sebagai prioritas nasional sejak tahun 2016. Bappenas juga menetapkan sektor kuliner, fesyen, dan kriya sebagai sektor unggulan serta film,

(7)

aplikasi, dan musik sebagai sektor prioritas (Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 9 Tahun 2018 Tentang Rancangan Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2019). adapun manfaat dari pendaftaran HKI bagi berbagai pi hak adalah :

 Bagi dunia usaha: ada perlindungan dari penyalahgunaan atau pemalsuan karya intelektual dari pihak lain, baik di dalam maupun luar negeri.

Perusahaan juga akan memperoleh citra positif jika memiliki perlindungan hukum bidang HAKI.

 Bagi inventor: menjamin kepastian hukum entah itu individu atau kelompok, dan terhindar dari kerugian karena pemalsuan atau kecurangan pihak lain.

 Bagi pemerintah: pemerintah yang menerapkannya akan mendapat citra positif di tingkat WTO (World Trade Organization) atau Organisasi Perdagangan Dunia.

 Di samping itu juga ada penerimaan devisa dari pendaftaran atas hak kekayaan intelektual.

 Kepastian hukum untuk pemegang hak dalam melakukan usaha tanpa gangguan pihak lain.

 Pemegang hak bisa memberi izin kepada pihak lain.

C. Peran Pemerintah

Pemerintah berperan besar dalam proses pertumbuhan dan perkembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Salah satu peran pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia adalah sebagai regulator dan fasilitator. Yang dimaksud regulator adalah peran pemerintah dalam membentuk kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk memudahkan dan melindungi para pelaku industri kreatif. Sedangkan fasilitator adalah peran pemerintah dalam menyediakan fasilitas-fasilitas penunjang ekonomi kreatif.

Salah satu kebijakan yang telah dikeluarkan pemerintah adalah mensahkah RUU Hak Cipta menjadi Undang-Undang Hak Cipta. Hal ini diharapkan agar UU Hak Cipta dapat berkontribusi mengoptimalkan perkembangan industri kreatif yang bermanfaat bagi pertumbuhan perekonomian bangsa. Selain itu UU Hak Cipta juga berfungsi untuk melindungi produk-produk kreatif yang telah ada dengan jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini dibuktikan dengan adanya perlindungan terhadap 16 subsektor industri kreatif di Indonesia. Perlindungan yang diberikan oleh pemerintah akan meminimalisir terjadinya pembajakan

(8)

produk. Dengan demikian maka masyarakat merasa lebih aman dan merasa lebih dihargai dalam menciptakan produk-produk kreatif. Hal ini tentunya akan membawa dampak dalam hal memunculkan inovasi-inovasi baru dalam dunia industri kreatif karena para pelaku industri kreatif merasa karyanya dihargai dan diakui oleh masyarakat luas. Pengakuan dan perlindungan yang dilakukan oleh pemerintah terhadap produk-produk kreatif terbukti ampuh dalam menaikkan pendapatan nasional. Untuk mengembangkan industri kreatif, pemerintah juga berperan sebagai fasilitator. Dalam hal ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah saling bekerja sama. Kerjasama yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan peran daerah dalam meningkatkan produk kreatif yang memiliki nilai guna dan dampak bagi pendapatan ekonomi nasional. Peran pemerintah daerah dalam mendukung ekonomi kreatif adalah dengan mempromosikan produk dari hasil industri kreatif ke berbagai daerah dan mancanegara. Dilansir dari www. cnn. com peran pemerintah sebagai fasilitator dibuktikan dengan cara memberikan sedikit tempat di pusat-pusat perbelanjaan yang dikhususkan untuk para pelaku Usaha Kecil dan Menengah untuk menjajakan barang-barang kreatif mereka. Produk yang dijual pun bermacam-macam, mulai dari fashion, dekorasi rumah, mebel, cinderamata, dll yang dibuat dengan memadukan bahan-bahan asli Indonesia seperti rotan, kayu, dan bambu. Cara ini bertujuan untuk mendorong para pelaku industri kreatif untuk terus berkarya dan berinovasi agar produk- produk mereka makin berkembang dan dapat bersaing dengan produk-produk dari luar negeri. Selain itu, hal ini juga membantu para pelaku industri kreatif yang memiliki keterbatasan modal agar dapat ikut memamerkan produknya di pusat perbelanjaan yang bergengsi.

D. Model Pendekatan Dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif

Strategi pengembangan ekonomi kreatif dapat disusun berdasarkan beberapa model pendekata n. Model-model pendekatan tersebut terbagi dari aspek produk, ekosistem, proses, inovasi, integ rasi, dan lokalitas. Masing-masing model memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri.

Pendekatan Industri Global

Dari sudut pandang pembangunan industri global, konsep budaya dan kreativitas tidak diangg ap sebagai solusi terhadap masalah-masalah ekonomi. Industri kreatif hanyalah sebuah bagian d ari rantai nilai dalam proses produksi. Sama halnya dengan industri lainnya, industri kreatif merup akan sebuah proses permintaan, penawaran, dan pelatihan. Kalaupun ada pengelompokan, itu lebi h karena faktor efisiensi dalam produksi. Pendekatan industri semacam ini, pada akhirnya akan

(9)

memaksa pemerintah untuk menyusun prioritas sub sektor yang akan diunggulkan dan akan di korbankan berdasarkan kontribusinya terhadap perekonomian. Pada masa sekarang ini, pendek atan industri global mulai ditinggalkan oleh para pembuat kebijakan di dunia karena sifatnya yang terlalu berpihak pada nilai ekonomis sebuah industri (Reis, 2008).

Pendekatan Transformasi Ekonomi

Pendekatan transformasi ekonomi melihat kreativitas sebagai objek sekaligus subjek dalam pe ningkatan nilai tambah. Dengan dukungan teknologi yang memadai, kreativitas dalam diolah menjadi suatu bentuk baru aktivitas ekonomi yang memberikan nilai ekonomi.

Pendekatan Klaster Kreatif

Ide pengembangan klaster kreatif berawal dari adanya perkembangan industri kreatif di kota-k ota besar. Hal ini memunculkan konsep kota kreatif. Konsep ini menyatakan bahwa aktivitas bu daya kreatif tidak terpisahkan dengan fungsi ekonomi dan sosial sebuah kawasan. Pada umumnya kota-kota yang memiliki infrastruktur budaya kreatif yang memadai memiliki tingkat pengang guran yang lebih rendah dan menarik investasi lebih banyak (Suhendra, 2017).

Pendekatan Daya Saing Nasional

Pendekatan daya saing nasional bertumpu pada anggapan bahwa faktor manusia merupakan fundamental dalam inovasi dan kreativitas. Oleh karena itu, pengembangan sumber daya man usia yang berdaya saing menjadi kunci keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif.

Global Versus Universal

Model pengembangan global versus universal memiliki titik berat dari sisi pengembangan pr oduk. Model ini mencoba menyelesaikan permasalahan identitas lokal di tingkat global. Di tin gkat global, batas-batas wilayah dalam hal identitas produk sering kali tidak terlalu jelas. Merek global yang berbau barat, sering kali justru berasal dari negara-negara Asia. Sementara, produk yang memiliki identitas lokal yang kuat malah mengalami marginalisasi di daerahnya sendiri.

Model ini mencoba membentuk konsep produk yang universal. Sifat universal sebuah produk ak an membuat produk tersebut lebih mudah untuk bersaing secara global.

Pengembangan Ekosistem

Pengembangan ekosistem adalah bagaimana menghubungkan rantai nilai dalam ekonomi krea tif sehingga dapat memberikan nilai tambah dan berdaya saing. Model pengembangan ekosistem diawali dengan riset sebagai fondasi awal. Hasil riset tersebut kemudian disebarluaskan melal ui pendidikan. Selanjutnya, pemerintah akan memberikan fasilitasi dalam hal pendanaan, pem biayaan, pengembangan infrastruktur, pemasaran, insentif, serta perlindungan terhadap kekaya an intelektual.

Sinergitas Gaya Hidup, Lingkungan, dan Estetika

(10)

Model sinergitas gaya hidup, lingkungan, dan estetika tumbuh dari industri kreatif di India. M odel pengembangan ini mencoba mencari jalan tengah antara gaya hidup masyarakat, lingku ngan, dan aspek keseimbangan. Model ini menggunakan pendekatan budaya tradisional dalam pengembangan produknya, tentunya dengan inovasi dan model bisnisnya. Perkembangan yoga d i dunia adalah contoh sukses model ini dari segi gaya hidup. Pada awalnya yoga adalah aktivitas keseharian pada masyarakat India. Namun sekarang, banyak orang di dunia ikut melakukann ya sebagai gaya hidup mereka karena ada nilai-nilai positif bagi dirinya dan lingkungannya.

E. Strategi Pengembangan Ekonomi Kreatif di Indonesia

Strategi pemerintah dalam melaksanakan pengembangan ekonomi kreatif ada lima, yaitu:

1. Memberikan Insentif Pada Pelaku Usaha

Insentif adalah bonus atau kompensasi yang diberikan pihak tertentu. Dalam upaya meningkatkan ekonomi kreatif, pemerintah perlu memberikan insentif. Tujuannya adalah mempermudah pelaku usaha dalam mengembangkan kegiatannya. Insentif yang diberikan antara lain berupa perlindungan produk, dana pengembangan, fasilitas pemasaran, pertumbuhan pasar domestik dan internasional, mendapatkan informasi tren dalam negeri dan luar negeri serta penyediaan sarana dan prasarana.

2. Membuat Roadmap Ekonomi Kreatif

Pembuatan roadmap ekonomi kreatif melibatkan lembaga pemerintah dan kalangan swasta. Tugas pemerintah adalah menyiapkan sebuah roadmap supaya ekonomi kreatif dapat berjalan dengan baik dan menuju kearah yang maju dan berkembang. Roadmap dibuat dengan cara menyusun program komprehensif untuk menggerakkan ekonomi kreatif ke arah pengembangan.

Dengan menyusun roadmap, mulai dari sumber daya manusia, desain, kualitas, pasar dapat terbangun dan bergerak dengan tujuan yang jelas dan terarah.

3. Mengadakan Pelatihan Ekonomi Kreatif

(11)

Tujuan penyelenggaraan pelatihan ekonomi kreatif adalah untuk memberi bekal berupa pemahaman dan pendidikan tentang ekonomi kreatif. Sehingga, para pelaku usaha dapat mengembangkan ide dengan baik dan tepat sasaran.

Beberapa contoh pelatihan dan dukungan pemerintah sebagai upaya mengembangkan ekonomi kreatif diantaranya:

 Peningkatan penggunaan teknologi melalui program kemitraan, program ini bertujuan untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi.

 Mengadakan pekan produk kreatif indonesia atau PPKI. PPKI terdiri dari tiga kegiatan yaitu pameran, konvensi, dan gelar seni.

 Mengadakan festival ekonomi kreatif.

4. Memberikan Perlindungan Hukum Untuk Produk Ekonomi Kreatif.

Produk ekonomi kreatif merupakan produk yang rawan ditiru oleh orang lain. Hal ini karena produk yang dihasilkan bersumber dari kreativitas, ide, inovasi, dan pengetahuan manusia. Oleh karena itu, pemerintah memberikan bentuk perlindungan hukum melalui hak atas kekayaan intelektual atau HaKI.

5. Mempersiapkan Investor Untuk Pengembangan

Mempersiapkan investor merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengembangkan ekonomi kreatif. Sektor-sektor yang ada di dalam ekonomi kreatif lebih cepat berkembang apabila terdapat investor yang siap membantu mengembangkan usahanya. Untuk menarik investor, pemerintah melakukan strategi promosi usaha di bidang ekonomi kreatif secara intensif.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Acerforindonesia.id. 2020. Strategi Pemerintah Dalam Pengembangan Ekonomi Kreat if. Di akses pada 21 September 2023 melalui https://acerforindonesia.id/artik el/strategi-dalam-pengembangan-ekonomi-kreatif/.

Kompasiana.com. 2020. Peran Pemerintah dan Masyarakat Dalam Mengembangkan I ndustri Kreatif di Tanah Air. Diakses pada 21 September 2023 melalui https:

//www.kompasiana.com/bonifaciusputro3235/5fe2e4e48ede48735d03c7a2/p eran-pemerintah-dan-masyarakat-dalam-mengembangkan-industri-kreatif-di- tanah-air

Novi , Aisyah. 2022. HAKI: Pengertian ,Kepanjangan, Fungsi, Manfaat dan jenisnya . Di akses pada 20 September 2023 melalui https://www.detik.com/edu/detikp edia/d-6199429/haki-pengertian-kepanjangan-fungsi-manfaat-dan-jenisnya.

Ananda, Dzaki Yudi. Yudhistira, M. Halley. 2021. Kepemilikan Hak Kekayaan Intele ktual dan Kinerja Sektor Ekonomi Kreatif di Indonesia. Di akses pada 20 Se ptember 2023 melalui : https://scholarhub.ui.ac.id/jke/vol16/iss1/2.

Sartika, Sri Hadiyati dkk. 2022. Ekonomi Kreatif. Tasikmalaya. Yayasan Kita Menuli s.

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan subsektor peternakan diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga dapat memberikan peran

Skripsi dengan judul ANALISIS PERAN EKONOMI KREATIF PADA MASYARAKAT DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA MELALUI BUDIDAYA TANAMAN BIOFARMAKA DALAM

∗ Pengembangan sistem kelembagaan untuk meningkatkan kualitas kelembagaan Ekonomi Kreatif sehingga memiliki peran yang tinggi dalam peningkatan ekonomi Pelaku Usaha Kreatif

Target kinerja dalam rangka peningkatan pangsa pasar produk ekonomi kreatif nasional dituangkan dalam Dokumen Perjanjian Kinerja yang merupakan perjanjian tertulis

Arah pengembangan ekonomi kreatif dijabarkan berdasarkan tujuan pengembangan ekonomi kreatif, meliputi 7 tujuan utama, yaitu: (1) terciptanya sumber daya manusia kreatif di industri

Ekonomi kreatif adalah merupakan pengembangan konsep yang berlandaskan sumber aset kreatif yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan potensi

Pengembangan usaha melalui ekonomi kreatif diharapkan mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah Provinsi Banten, maupun Kemitraan industri dan akademis bersama Perusahaan Daerah

Ini mencakup berbagai sektor seperti seni, budaya, desain, dan industri kreatif lainnya yang menciptakan nilai ekonomi.. Selain itu, ekonomi kreatif juga dapat menciptakan lapangan