Kajian Kebijakan Inovatif Daerah Untuk Mendorong
Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan
di Provinsi Riau
Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Provinsi Riau
&
Latar Belakang
• Potensi sumberdaya alam yang melimpah danbudaya masyarakat melayu yang kuat.
• Potensi tersebut telah dikembangkan menjadi
produk ekonomi kreatif : KULINER, KERAJINAN, DAN FESYEN.
• Pengusaha ekonomi kreatif berbasis kerakyatan
(UKM/ UMKM) cenderung menghadapi kendala berusaha (industri, teknologi, sumberdaya, institusi, dan lembaga intermediasi).
• Aktor utama dalam pengembangan ekonomi
kreatif (pemerintah, akademisi, dan pelaku usaha) belum bersinergi secara optimal di Provinsi Riau.
• Kondisi tersebut menyebabkan produk-produk
ekonomi kreatif di Provinsi Riau belum berkembang optimal
• Sehingga, disusunlah “Kajian Kebijakan Inovatif
Daerah untuk Mendorong Ekonomi Kreatif Berbasis Kerakyatan di Provinsi Riau Tahun 2014”
Tujuan Penelitian
Mengetahui jenis ekonomi kreatif berbasis kerakyatan yang dapat
dikembangkan di Provinsi Riau
Mengetahui peran pemerintah dalam inovasi
(produk, pasar, dan proses) yang dapat
dikembangkan di Provinsi Riau
Mengetahui peran kebijakan pemerintah
untuk memperkuat kelembagaan ekonomi
kreatif, inovasi (produk, pasar, dan proses)
Menyusun formulasi strategi pengembangan
ekonomi kreatif berbasis kerakyatan di Provinsi Riau
1
2
3
4
Ekonomi kreatif pertama dikemukakan
oleh John Howkins, yaitu “Bagaimana
seseorang menghasilkan uang dari
ide”.
Ekonomi Kreatif
Pengertian Ekonomi Kreatif sama
halnya dengan istilah Industri Kreatif
yang dikemukakan oleh Kementerian
Perindustrian.
Empat kreativitas yang membentuk
ekonomi kreatif
Industry Technology Resource Institution Financial Intermediary
Pilar Utama Model Pengembangan
Ekonomi Kreatif
Teknologi produksi, informasi, &
distribusi
Lembaga penyalur modal
Input
(SDM & SDA)
Peraturan perundang-undangan,
adat istiadat
Produksi, distribusi, dan konsumsi
Model 5 Forces dari Porter
(dalam : Buku Induk Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025)
Konsep Triple Helix
dalam Pengembangan Ekonomi Kreatif
PERAN CENDEKIAWAN
Peran Tri Dharma
PERAN BISNIS
Pelaku usaha, investor, dan
konsumen industri kreatif
PERAN PEMERINTAH
Sebagai katalisator, fasilitator,
advokasi, regulator, investor, dan
urban planner
Triple Helix Model by Etzkowitz & Leydersdorff
(dalam : Buku Induk Rencana Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025)
DESKRIPTIF
KUANTITATIF
1. Variabel strategi dan kebijakan pemerintah
2. Variabel kondisi mikro usaha
• Volume produksi; • Volume bahan baku; • Jumlah tenaga kerja; • Upah tenaga kerja; • Kualitas tenaga kerja; • Penggunaan teknologi; • Harga produk;
• Jenis bantuan yang tekah
diterima; dan
• Kelembagaan.
JENIS PENELITIAN
VARIABEL PENELITIAN
Memaparkan hasil suatu penelitian melalui penjabaran matematik atau
perhitungan angka secara pasti (Sugiyono, 2004)
Metode Penelitian
• Data Primer : Forum Group Discussion (FGD), Wawancara pelaku ekonomi kreatif
• Data Sekunder : BPS Provinsi Riau, Disperindag Provinsi/ Kabupaten atau Kota, Dinas Koperasi & UKM Provinsi
LOKASI PENELITIAN
Metode
Purposive
Sample
Untuk menentukan (Rekomendasi hasil FGD & Disperindag Provinsi, Kabupaten/ Kota)
• Daerah sample ekonomi kreatif
• Lokasi pelaku usaha ekonomi kreatif.
Sample Kabupaten/ Kota Komoditas Ekonomi Kreatif Kota Pekanbaru
Pastel Ikan Patin dan pengrajin songket
Kabupaten Kampar
Produk olahan ikan patin “Negeri Patin”, keripik nenas dan nangka, kerajinan pandai besi
Kabupaten Indragiri Hilir
Kerajinan anyaman pandan, nata de coco, songket dan batik
Kabupaten Bengkalis
Lempuk durian
ANALISIS CROSSTAB (TABULASI SILANG)
ANALISIS DATA
STRENGTH-WEAKNESS-OPPORTUNITY-THREAT (SWOT)
Gambaran Objek Penelitian
Berdasarkan Data Primer dan Sekunder
81,3% 59,5% 22,4% 28,6%
Persentase
jumlah produksi
pertanian
(bahan baku) di
daerah sample :
Indragiri Hilir,
Kampar,
Bengkalis
Pertumbuhan
jumlah UKM
berdasarkan
sektor di Provinsi
Riau (2010-2013)
11% 10% 8% 19 % 1,9 1,5 -1,6 3,1%
Jumlah UKM
Kabupaten/
Kota (2013)
Pertumbuhan
jumlah UKM
setiap
Kabupaten/
Kota
(2010-2013)
Potensi
Produk Kuliner
•
Potensi produksi hasil pertanian (ikan
patin, buah nenas, kelapa, dan durian)
•
Pelaku usaha kuliner memiliki inovasi
pada produk
•
Adanya program bantuan CSR
perusahaan
•
Disperindag memberikan bantuan
pelatihan dan pemasaran
•
Potensi modal sosial antara produsen dan
penuedia bahan baku
•
Pemasaran produk masih
terbatas
•
Sulit terpenuhinya syarat modal
bank
•
Adanya pengenaan pajak
•
Ancaman perubahan lahan
pertanian
•
Adanya ancaman plagiasi
•
Kurang optimalnya pelayanan
jalan dan air bersih
Produk Kerajinan
•
Potensi lahan untuk menanam bahan
baku kerajinan
•
Kreativitas pengrajin cukup tinggi
(nilai budaya Melayu)
•
Disperindag memberikan bantuan
pelatihan, alat, dan pemasaran
•
Sulitnya memperoleh tenaga kerja
terampil
•
Kurang optimalnya pelayanan jalan
dan air bersih
•
Adanya ancaman produk sejenis
dari negara lain
•
Adanya ancaman plagiasi
•
Belum adanya inovasi baru untuk
produk pandai besi
•
Sulitnya memperoleh bahan baku
besi
•
Adanya inovasi corak songket dan
dipadukan dengan kain batik
•
Adanya kreasi busana kombinasi batik
dan songket
•
Adanya kebijakan pemerintah untuk
membudayakan pengenaan songket
•
Disperindag memberikan bantuan
pelatihan, alat, dan pemasaran
•
Pemasaran produk masih
terbatas
•
Biaya bahan baku tinggi karena
harus mengimpor dari daerah lain
•
Sumberdaya manusia pengrajin
belum mampu
mengoperasionalkan alat canggih
•
Adanya ancaman plagiasi
Produk Fesyen
Hasil Analisis Data
Berdasarkan Data Primer dan Sekunder
Kapasitas
Produksi
•
71% memiliki
volume produksi
<5 ton/bulan
•
50% produksi
memproduksi <
10 lembar/ bulan
•
50% produksi
memproduksi <
100 buah/ bulan
•
86% memiliki
jumlah tenaga
kerja <5 orang
•
50% memiliki
jumlah tenaga
kerja <5 orang
•
50% memiliki
jumlah tenaga
kerja <5 orang
•
86% memiliki
modal usaha
>100 juta
•
50% memiliki
modal usaha
>100 juta
•
50% memiliki
modal usaha
>100 juta
•
86% alat manual
+ mekanik
•
50% alat manual
+ mekanik
•
50% alat manual
+ mekanik
Tenaga
Kerja
Modal
Usaha
Alat
Produksi
Jenis Kuliner
Jenis Kerajinan
Jenis Fesyen
Usaha ekonomi kreatif cenderung memiliki skala usaha kecil menengah dengan
penggunaan alat yang mulai memanfaatkan mekanik
Kemudahan
memperoleh
tenaga kerja
14% mengalami
kesulitan
100% mengalami
kesulitan
50% mengalami
kesulitan
100% tidak
mengalami
kesulitan
50% tidak
mengalami
kesulitan
14% mengalami
kesulitan
100% tidak
mengalami
kesulitan
100% tidak
mengalami
kesulitan
71% mengalami
kesulitan
100% mengalami
kesulitan
50% tidak
mengalami
kesulitan
Kemudahan memperoleh modal Kemudahan memperoleh bahan baku Kemudahan pemasaran14% mengalami
kesulitan
57% memiliki
rencana inovasi
50% memiliki
rencana inovasi
50% memiliki
rencana inovasi
Rencana inovasi produkJenis Kuliner
Jenis Kerajinan
Jenis Fesyen
Bantuan
Modal
57% tidak
mendapat
bantuan
50% tidak
mendapat bantuan
100% mendapat
bantuan
100% tidak
mendapat bantuan
100% tidak
mendapat
bantuan
71% tidak
mendapat
bantuan
100% tidak
mendapat bantuan
100% tidak
mendapat
bantuan
86%
mendapatkan
bantuan
100% tidak
mendapat bantuan
100% tidak
mendapat
bantuan
Bantuan tenaga kerja Bantuan pemasaran Bantuan alat86%
mendapatkan
bantuan
Jenis Kuliner
Jenis Kerajinan
Jenis Fesyen
Bantuan yang banyak diterima dari pemerintah adalah bantuan modal untuk jenis
kerajinan
Berdasarkan Analisis Strategi
Analytical
Hierarchy
Process
Prioritas alternative yang dipilih dalam
pengembangan ekonomi kreatif adalah
“Pengembangan Inovasi Proses, Produk,
dan Pasar
SWOT
KULINER :
Rapid growth strategy
KERAJINAN :
Rapid growth strategy
Peran Pemerintah dalam Inovasi
(Produk, Proses, Pasar)
Katalisator, fasilitator dan
advokasi yang memberi
rangsangan, tantangan,
dorongan, agar ide-ide
produk kreatif bergerak ke
tingkat kompetensi yang
lebih tinggi.
Regulator yang
menghasilkan
kebijakan-kebijakan yang berkaitan
dengan
people
, industri,
insititusi, intermediasi,
sumber daya, dan
teknologi.
Konsumen, investor
bahkan
entrepreneur
Inovasi
∗
Pengembangan sistem kelembagaan untuk meningkatkan
kualitas kelembagaan Ekonomi Kreatif sehingga memiliki
peran yang tinggi dalam peningkatan ekonomi Pelaku
Usaha Kreatif dan masyarakat disekitarnya.
1.
Lembaga pemerintahan
2.
Lembaga keuangan
3.
Lembaga modal sosial masyarakat
Pengembangan Sistem Kelembagaan Ekonomi
Kreatif
TUJUAN :
∗
Meningkatkan partisipasi
∗
Meningkatkan produktivitas, daya
saing dan pangsa pasar
∗
Meningkatkan akses terhadap sumber
daya produktif;
∗
Meningkatkan akses permodalan;
∗
Meningkatkan jiwa kreativitas;
∗
Meningkatkan kemitraan dan Jaringan
Usaha Kreatif; dan
∗
Meningkatkan peran ekonomi Kreatif
(tangguh, professional dan mandiri)
∗
Memberikan perlindungan terhadap
usaha ekonomi kreatif yang berbasis
lokal.
Langkah Pengembangan Ekonomi Kreatif
Memerlukan Payung Hukum yang Mengikat
ASPEK KONDUSIVITAS IKLIM
USAHA:
∗
Persaingan sehat
∗
Srana & prasarana memadai
∗
Informasi usaha
∗
Perijinan usaha
∗
Promosi dagang
Grand Strategi Kebijakan Pemerintah
Grand
Strategy
Growth Strategy
Inovasi Produk dan Proses :
Strategi integrasi ke
belakang (
backward
)
penguatan rantai pasokan
bahan baku
Inovasi Pasar :
strategi intensif melalui
penetrasi pasar, penguatan
pemasaran pada pasar yang
sudah ada
Inovasi Produk Inovasi Proses Inovasi Pasar1.
Optimalisasi peran pelaku usaha untuk terus melakukan inovasi dan
mengembangkan usaha;
2.
Peningkatan kemampuan desain produk para pelaku usaha kreatif;
3.
Pemberian pelatihan dan bimbingan dari kalangan akademisi kepada
pelaku usaha tentang metode serta teknologi produksi yang berhasil
ditemukan untuk meningkatkan produktivitas usaha;
4.
Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan
kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk
mendukung pengembangan ekonomi kreatif;
5.
Optimalisasi bantuan pemerintah untuk pembuatan Hak Kekayaan
Intelektual (HKI) setiap produk ekonomi kreatif potensial; dan
6.
Penyediaan modal yang lebih mudah untuk pengusaha kreatif dari
lembaga perbankan daerah, koperasi, maupun lembaga keuangan
lainnya.
Prioritas Strategi Pengembangan Seluruh Jenis
Produk Ekonomi Kreatif Adalah Pengembangan
Rencana Aksi
Kuliner Kerajinan FesyenInovasi Produk & Proses
Penciptaan produk kereatif yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dan International Organization for Standardization (ISO)
agar dapat masuk pasar ekspor √ √ √
Optimalisasi sumberdaya manusia pelaku usaha untuk mengembangkan
kemasan produk menjadi lebih inovatif dan menarik √ √ √ Optimalisasi peran pelaku usaha untuk melakukan inovasi dan
mengembangkan usaha secara terus-menerus √ √ √
Optimalisasi peran masyarakat untuk mencegah perubahan lahan pertanian menjadi perkebunan sawit, sehubungan dengan kelangsungan
penyediaan bahan baku √ √
-Pembaruan bentuk kemasan dan produk secara berkala √ √ -Pembuatan kontrak legal antara pelaku usaha dengan pemasok bahan
baku √ √ √
Optimalisasi keberadaan akademisi dalam pengembangan jenis inovasi produk baru dan metode produksi yang efektif efisien melalui Reaserch
& Development √ √ √
Rencana Aksi dari Grand Strategi
Inovasi Produk & Proses
Rencana Aksi
Kuliner Kerajinan FesyenInovasi Produk & Proses
Optimalisasi keberadaan akademisi untuk menciptakan teknologi terbaru yang mampu meningkatkan dan menciptakan produk kuliner yang lebih
higenis melalui Reaserch & Development √ -
-Pemberian pelatihan dan bimbingan oleh kalangan akademisi kepada pelaku usaha tentang metode serta teknologi produksi untuk
meningkatkan produktivitas usaha √ √ √
Optimalisasi pengolahan sumberdaya alam (pertanian) menjadi beragam jenis produk kuliner yang inovatif, bernilai ekonomi tinggi, dan berdaya
saing √ -
-Optimalisasi pengolahan sumberdaya alam (pertanian) menjadi beragam jenis produk kuliner yang inovatif, bernilai ekonomi tinggi, dan berdaya saing
√ -
-Peningkatan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pendidikan untuk mendukung pengembangan ekonomi kreatif
√ √ √
Optimalisasi program-program CSR dalam bentuk pembinaan kepada seluruh pelaku usaha kreatif dan memberikan “reward” kepada perusahaan pemberi bantuan CSR tersebut
√ √ √
Optimalisasi bantuan pemerintah untuk produk kreatif dalam pembuatan
Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) √ √ √
Optimalisasi peran pemerintah dalam sertivikasi halal pada seluruh produk
kreatif √ -
-Optimalisasi peran pemerintah untuk melakukan pembinaan kapada
Rencana Aksi
Kuliner Kerajinan FesyenInovasi Produk & Proses
Penghapusan atau pengkajian ulang tentang pajak √ -
-Penyediaan modal yang lebih mudah untuk pengusaha kreatif dari lembaga
perbankan daerah, koperasi, maupun lembaga keuangan lainnya √ √ √ Optimalisasi pengolahan sumberdaya alam (pertanian) menjadi beragam
jenis produk kuliner yang inovatif, bernilai ekonomi tinggi, dan berdaya saing
√ -
-Optimalisasi peran lembaga perbankan untuk membantu dan
menginformasikan syarat-syarat pinjaman kepada pelaku usaha kuliner √ √ √ Optimalisasi peran CSR perusahaan swasta dalam bentuk bantuan modal
untuk seluruh produk kreatif potensial √ √ √
Optimalisasi peran pemerintah dalam penyediaan bahan baku - √ √
Optimalisasi peran pemerintah dalam penyediaan tenaga kerja - √ √
Pembuatan kebijakan untuk menciptakan tenaga terampil dan berbasis
budaya melalui kurikulum pendidikan kejuruan √ √ √
Optimalisasi peran lembaga perbankan untuk membantu dan
Rencana Aksi
Kuliner Kerajinan FesyenInovasi Pasar
Pemberian bimbingan dari kalangan akademisi kepada pelaku usaha
kreatif tentang metode pemasaran yang menarik dan optimal. √ √ √ Penyediaan sentra penjualan produk kreatif pada lokasi strategis di setiap
daerah yang ditunjang fasilitas memadai √ √ √
Pembuatan kebijakan perhotelan untuk ikut memasarkan produk-produk
kreatif lokal √ √ √
Pembuatan kebijakan untuk mempermudah penjualan produk kreatif di
pasar swalayan √ √ √
Optimalisasi peran pelaku usaha pariwisata dan Dinas Pariwisata melalui kebijakan pemerintah untuk proses promosi serta pemasaran produk kreatif di setiap destinasi pariwisata potensial
√ √ √
Pembuatan kebijakan yang bekerja sama dengan Dinas Priwisata tentang menjadikan sentra kerajinan sebagai salah satu destinasi wisata di Provinsi Riau
√ √ √
Pengoptimalan peran masyarakat untuk melestarikan kain songket dan batik dengan budaya melayu melalui pemanfaatan busana dengan desain yang dikompetisikan melalui event-eventtertentu.
- - √